Mobilitas dan Indikator Sosial KULIAH 4 MATA KULIAH
Mobilitas dan Indikator Sosial KULIAH 4 MATA KULIAH STRATIFIKASI SOSIAL PROGRAM STUDI SARJANA SOSIOLOGI FISIP UI MATERI KULIAH, HARAP TIDAK DIKUTIP 1
Pendahuluan (1) * Setelah kuliah-kuliah sebelumnya pembahasan mengenai teori klasik dan modern yang membahas anatomi stratifikasi, maka perlu mengetahui konsep-konsep dalam mobilitas sosial. *Konsep-konsep stratifikasi sosial ini digunakan dalam analisis kuantitatif dan kualitatif. 2
Pendahuluan (2) 3 Dalam analisis kuantitatif (survey) konsep-konsep ini dioperasionalkan (indikator) sehingga dapat diketahui dan diukur besarnya kekuatan dan pengaruh hubungan antar variabel, misalnya “Okupasi ayah” dengan “Okupasi anak. ” Dalam analisis kualitatif (studi kasus), konsep-konsep ini seringkali digunakan tanpa pengukuran yang rinci, misalnya novel tentang ciri-ciri (gaya hidup) kelas menengah (misalnya, kelompok profesional). Dalam analsis mobilitas vertikal penting melihat faktor pendorong dan penghambat serta peran pemerintah.
4 Definisi Mobilitas Sosial ØThe movement, usually of individuals or groups, from one social position to another within the socially stratified system in any societies. ØGiddens: “the movement of individuals and groups between different socioeconomic” (Giddens: 2001, 300). ØPosisi tersebut dapat berupa posisi yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Ø(BPS: Rumah Tangga Pemilikan lahan dan strata kota-desa, tetapi tanpa analisis mobilitas, lihat tabel berikut)
STRATA INDONESIA (RUMAH TANGGA, 2000, BPS) * BURUH TANI * PETANI (< 0. 5 HA) * PETANI (0. 5 – 1. 0 HA) * PETANI (> 1. 0 HA) * NON TANI- STRATA BAWAH * NON TANI-STRATA ATAS * KOTA- STRATA BAWAH * KOTA- STRATA ATAS 15. 1% 18. 9% 6. 4% 4. 8% 14. 6% 6. 5% 14. 8% 8. 5% 5
6
7 Signifikansi Studi Mobilitas Sosial(1) Isu equal opportunity society o Mobilitas sosial mengindikasikan apakah sebuah masyarakat memiliki struktur dan sistem sosial masyarakat yang menerapkan kesamaan kesempatan (equal opportunity society). o Bagaimana dengan realitas sosial di Indonesia? Masih terdapat kelompok-kelompok yang menghadapi kondisi ketidaksetaraan dakam memperoleh hak-hak sosial (social rights) mereka (Kelompok Minoritas adat, suku terasing, petani, buruh) 1.
2. Signifikansi Studi Mobilitas Sosial (2) Isu degree of openess masyarakat § Mobilitas sosial memperlihatkan tingkat keterbukaan (degree of openess) suatu masyarakat. § Semakin terbuka suatu masyarakat semakin memungkinkan seseorang mencapai posisi sosial yang lebih tinggi melalui usaha/prestasinya (achievement). § Keterbukaan ini juga memperlihatkan seberapa jauh seseorang bisa melakukan mobilitas sosial. Sistem meritokrasi adalah sistem yang mendasarkan pada prestasi (Achieved vs Ascribed Status) 8
Signifikansi Studi Mobilitas Sosial (3) 9 3. Isu social justice (keadilan sosial) o Terkait dengan isu keadilan yang diperoleh kelompok-kelompok dalam masyarakat, khususnya kelompok yang terpinggirkan/marginal. o Keadilan sosial terkait erat dengan kesamaan kesempatan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. o Keadilan sosial merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam dasar negara Indonesia.
Signifikansi Studi Mobilitas Sosial (4) 10 q Presiden Sukarno: “keadilan sosial merupakan suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan” (Tjamkan Pantja Sila! Pancasila Dasar Falsafah Negara, 2001: 170). q Keadilan Vertikal (Kelas atas-menengah-bawah), SARAG (Horizontal) dan Regional/pusat daerah) Persepsi keadilan yang berbeda-beda dan sumber konflik.
Martin Lipset dan Hans Zetterberg (1) 11 A. Penyebab mobilitas sosial Adanya supply dari posisi status yang tidak terisi. Terjadinya pergantian ranking. Interchange mobility secara luas dapat terjadi jika orang-orang dari posisi sosial bawah diberi cara/saluran untuk berkompetisi untuk menaikkan posisi mereka.
Martin Lipset dan Hans Zetterberg (2) 12 B. Dimensi mobilitas sosial: 1. Ranking okupasi. § Okupasi merupakan indikator umum dalam stratifikasi sosial. § Pendapat para peneliti: pekerjaan merupakan salah satu faktor penting yang membedakan keyakinan, nilai, norma, kebiasan dan kadang-kadang ekspresi emosional seseorang (Tumin, 1970: 436). 2. Ranking konsumsi § Merujuk pada aspek gaya hidup. § Orang-orang yang memiliki gaya hidup dan prestise yang kurang lebih sama dapat dikatakan berada dalam kelas konsumsi yang sama. § Cara yang paling tepat dalam menghitung indeks konsumsi kelas dari penghasilan yang dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang prestigious dan bersifat kultural (Bendix, 1966: 563).
Martin Lipset dan Hans Zetterberg (3) 3. Kelas Sosial Seorang individu dikatakan berada dalam kelas sosial yang sama individu lain jika mereka menerima individu lain secara sama dan memiliki kedekatan hubungan. 4. Ranking kekuasaan üMerujuk pada hubungan peran berupa hubungan otoritas atau kekuasaan, yang melibatkan posisi subordinat disatu sisi dan superordinat di sisi lain. üKekuasaan merupakan kendaraan mobilitas sosial. 13
Ralph Turner (1) 14 ØTurner mengkaitkan sistem pendidikan di Amerika dan Inggris dengan mobilitas vertikal di kedua negara tersebut. ØAsumsi pemikiran: dalam sistem kelas yang terbuka, dengan dibukanya sekolah-sekolah umum, membuka peluang bagi lahirnya mobilitas sosial vertikal. ØTemuan penelitian: terdapat dua jenis mobilitas berdasarkan norma masyarakat yang terorganisir: 1. Mobilitas sponsor (sponsored mobility) 2. Mobilitas kontes (contest mobility).
Ralph Turner (2) 1. 15 Mobilitas kontes: “a system in which elite status is the prize in an open contest and is taken by the aspirants own efforts” (Tumin, 1970: 296). Dalam kontes, para peserta mempertarungkan kemampuan, strategi, determinasi mereka Persaingan bersifat adil (dengan asumsi aspirants relatif sama posisinya). 2. Mobilitas sponsor: penentuan kelompok elite dipilih, dan status elite diberikan berdasarkan pada kualifikasi tertentu.
Ralph Turner (3) 16 ØKedua jenis mobilitas sosial tersebut merupakan tipe ideal digunakan untuk menganalisis penelitian mengenai sistem stratifikasi dan pendidikan. ØDalam kenyataannya, mobilitas sosial vertikal yang terjadi di seluruh masyarakat mengandung kedua jenis mobilitas kontes maupun dan sponsor, walaupun dengan kadar yang berbeda-beda. (misalnya, kuota di fakultas kedokteran di Jakarta/Jawa bagi putra daerah yang juga mempunyai kompetensi)
Pitirim Sorokin Ø Definisi Ø Fokus 17 mobilitas sosial: perpindahan orang dalam ruang sosial (social space). perhatian o Perpindahan posisi sosial individu-individu o Konsekuensi dari perpindahan tersebut bagi kelompok-kelompok sosial dan struktur sosial secara keseluruhan. o Melihat mobilitas sosial sebagai mobilitas kolektif dan tidak melihatnya sebagai fenomena individual. (“sociological imagination”/peran struktur dan kelompok, bukan kompetensi individu/biografi).
Mobilitas Vertikal Perpindahan orang dari satu strata sosial ke strata sosial lain. Mobilitas vertikal berupa: § Mobilitas vertikal ke atas (upward mobility) § Mobilitas vertikal ke bawah (downward mobility) 18
Mobilitas Horisontal Perpindahan dari satu posisi sosial ke posisi sosial lain dalam tingkat yang sama 19
Saluran Mobilitas 20
Mobilitas Antar Generasi § “Intergenerational mobility examines the relationship between people's current circumstances and those in which they originated” (Breen, 2004: 3). § Tipe mobilitas ini menguji hubungan status sosial dari satu generasi ke generasi lain dari generasi orang tua ke generasi anak. 21
Mobilitas Intra Generasi § “Intragenerational mobility looks at the change in circumstances during an individual's own (working) life” (Breen, 2004: 3). § Pola yang paling lazim digunakan adalah dengan menganalisis hubungan antara kelas sosial dari pekerjaan pertama seseorang dengan pekerjaan sekarang. Penelitian ini mengkaji “jalur” karir” atau riwayat pekerjaan seseorang secara rinci. 22
Analisis Mobilitas Sosial (1) 1. “Class origin refers to the class of the respondent’s father when the respondnet was growing up” (Ishida & Miwa, 2005: 6) Class origin merujuk pada kelas ayah responden ketika responden menginjak usia dewasa. Ketika peneliti melakukan studi, pertama-tama ia harus mengidentifikasi dan menentukan kelas sosial orang tua (dalam definisi ini disebutkan kelas sosial ayah) dari responden yang akan diteliti. Kelas orang tua merupakan kelas darimana responden berasal. 23
Analisis Mobilitas Sosial (2) 2. 24 “Class destination refers to the respondent’s current class” (Ishida & Miwa, 2005: 6). Class destination dapat dipahami sebagai kelas sosial responden pada saat penelitian dilakukan. Identifikasi dan penentuan ini mutlak diperlukan dengan maksud untuk melihat ada atau tidaknya perubahan kelas sosial dari orang tua ke responden.
Analisis Mobilitas Sosial (3) 25 Analisis mobilitas antar generasi dilakukan dalam: üMobilitas absolut. § “Absolute mobility analysis is understood simply as movement between origins and destinations” (Breen, 2004: 4). § Mobilitas absolut dipahami sebagai pergerakan antara kelas asal dan kelas tujuan. üMobilitas relatif. § “Relative mobility or social fluidity concerns the relationship between class origins and current class position: specifically it is based on the comparison, between people of different class origin, of their chances of being found in one destination class rather than another” (Breen, 2004: 4).
Analisis Mobilitas Sosial (5) 26 q Breen: “the degree of social fluidity is generally taken as indicator of societal openess” – tingkat kecairan sosial biasanya dianggap sebagai indikator keterbukaan masyarakat (Breen, 2004: 4). q Berbicara mengenai kecairan sosial tidak dapat lepas dari perhatian kita pada konsep kekakuan (rigidity). q Sistem stratifikasi dikatakan sangat kaku, jika pendapatan, kekuasaan, atau prestise seseorang dapat secara akurat diprediksi berdasarkan status masa lalu mereka atau status orang tua mereka.
27
28
Referensi (1) Breen, 29 Richard. 2004. Social Mobility in Europe. Oxford: Oxford University Press. Coser, Lewis A. 1977. Masters of Sociological Thoughts. Ideas in Historical and Social Context. 2 nd edition. USA: Harcourt Brace Jovannovich, Inc. Giddens, Anthony. 2009. Sociology. 6 th edition. Cambridge: Polity Press. Grusky, David B. “Social Stratication”, paper pada Departemen of Sociology and Center for the Study of Inequality, Cornell University.
Referensi (2) Tjamkan Pantja Sila! Pancasila Dasar Falsafah Negara. 2001. Jakarta: Yayasan Kepada Bangsaku. Haralambos & Holborn. 2004. Sociology, Themes and Perspectives. 6 th edition. London: Harper. Collins Publishers Limited. Tumin, Melvin M (editor). 1970. Readings on Social Stratification. Engelwood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Lipset, Seymour & Reinhard Bendix. 1966. Class, Status, and Power. 2 nd edition. New York: The Free Press. 30
- Slides: 30