MISI ASURANSI SYARIAH DALAM PEMBERDAYAAN UMAT oleh Zulfia
MISI ASURANSI SYARIAH DALAM PEMBERDAYAAN UMAT oleh Zulfia Artiza Area Manager Sumatera PT Asuransi Takaful Keluarga Disampaikan pada RAKORDA XIV MUI Sumatera tanggal 11 Desember 2011 di Hotel Madani, Medan
Mengapa Harus Asuransi Syariah Konvensional Konsep Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung Syariah Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah 1. Prinsip Asuransi : Sekumpulan orang yang saling membantu, saling menjamin, dan bekerja sama dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru Konvensional Dari masyarakat babylonia 4000 -3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi. Dan tahun 1668 M di Coffe House London berdirilah Llyod Of London sebagai cikal bakal asuransi konvensional. Syariah 2. Asal Usul : Dari Al-Aqilah, kebiasaan suku Arab jauh sebelum Islam datang. Kemudian disahkan oleh Rasulullah menjadi hukum Islam dan tertuang dalam konstitusi Madinah
Konvensional Bersumber dari pikiran manusia dan kebudayaan. Berdasarkan hukum positif, hukum alami, dan contoh sebelumnya Syariah Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah 3. Sumber Hukum Bersumber dari wahyu Ilahi. Sumber hukum dalam syariah islam adalah Al Qur’an, Sunnah atau kebiasaan rasul , Ijma, fatwa sahabat, Qiyas, Istihsan, Tradisi dan mashalih Mursalah Konvensional Tidak selaras dengan syariah Islam karena adanya Maisir, Gharar, dan Riba : hal yang diharamkan dalam muamalah Syariah 4. “Maghrib” ( Maisir, Gharar, dan Riba) : Bersih dari adanya praktek Gharar, Maisir dan Riba
Konvensional Tidak ada sehingga dalam banyak prakteknya bertentangan dengan kaidah-kaidah syara’. Syariah Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah 5. DPS ( Dewan Pengawas Syariah ) : Ada, yang berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan agar terbebas dari praktek-praktek muamalah yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Syariah Konvensional 6. Akad : Akad Jual Beli Akad Tabarru dan akad Tijarah (mudharabah, wakalah, wadiah , syirkah, dan sebagainya )
Syariah Konvensional Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah 7. Jaminan / Risk (Resiko ) : Transfer of Risk, dimana terjadi transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung Sharing of Risk, dimana terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya. Konvensional Tidak ada pemisahan dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus (untuk produk saving-life) Syariah 8. Pengelolaan Dana : Pada produk-produk saving (life) terjadi pemisahan dana, yaitu dana tabarru ‘derma’ dana peserta, sehingga tidak mengenal istilah dana hangus. Sedangkan untuk term insurance (life) dan general insurance semuanya bersifat tabarru’.
Syariah Konvensional Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah 9. Investasi : Bebas melakukan investasi dalam batas-batas ketentuan perundang -undangan, dan tidak terbatasi pada halal dan haram-nya objek atau system investasi yang digunakan. Dapat melakukan investasi sesuai ketentuan perundang-undangan, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bebas dari riba dan tempat-tempat investasi yang terlarang. Syariah Konvensional 10. Kepemilikan Dana : Dana yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan. Perusahaan bebas menggunakan dan menginvestasikan kemana saja. Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk kontribusi , merupakan milik peserta (shohibul mal), asuransi syariah hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam mengelola dana tersebut.
Konvensional Unsur Premi terdiri dari : table mortalita, bunga , biaya-biaya asuransi Syariah Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah 11. Unsur Premi : Iuran atau kontribusi terdiri dari unsur tabarru , dan tabungan ( yang tidak mengandung unsur riba). Tabarru juga dihitung dari table mortalita, tapi tanpa perhitungan bunga teknik. Syariah Konvensional 12. Sumber Pembayaran Klaim : Sumber biaya klaim adalah dari rekening perusahaan , sebagai konsekwensi penaggung terhadap tertanggung. Murni bisnis dan tidak ada nuansa spiritual Sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru’, dimana peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta tidak mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung bersama resiko tersebut.
Syariah Konvensional Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah 13. Sistem Akuntansi : Menganut konsep akuntansi accrual basis, yaitu proses akuntansi yang mengakui terjadinya peristiwa atau keadaan nonkas. Dan mengakui pendapatan, peningkatan asset, expense, liabilities dalam jumlah tertentu yang baru akan diterima dalam waktu yang akan datang. Menganut konsep akuntansi cash basis. Mengakui apa yang benar telah ada, sedangkan accrual basis dianggap bertentangan dengan syariah karena mengakui adanya pendapatan harta, beban atau utang yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sementara apakah itu benar-benar dapat terjadi hanya Allah yang tahu. Syariah Konvensional 14. Keuntungan (Profit) Keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi seluruhnya adalah keuntungan perusahaan. Profit yang diperoleh dari surplus underwriting , komisi reasuransi, dan hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan , tetapi dilakukan bagi hasil (mudharabah) dengan peserta.
Konvensional Secara garis besar misi utama dari asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi sosial. Syariah 15. Visi dan Misi : Misi yang diemban dalam asuransi syariah adalah misi aqidah , misi ibadah (ta’awun), misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat (sosial ).
10 nilai yang mendasar dalam pengelolaan asuransi syariah 1. Prinsip Tauhid 2. Prinsip Keadilan 3. Prinsip Tolong Menolong 4. Prinsip Kerjasama 5. Prinsip Amanah 6. Prinsip Saling Ridha (‘An Taradhin) 7. Prinsip Menghindari Riba 8. Prinsip Menghindari Maisir 9. Prinsip Menghindari Gharar 10. Prinsip Menghindari Risywah
Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut : (Ife, 1996: 59) 1. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, transformasi struktural secara fundamental, dan eliminasi struktural atau sistem yang operesif. 2. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya seseorang atau sekelompok orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain dalam suatu ’rule of the game’ tertentu. 3. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi dengan elit-elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan terhadap praktek-praktek dan struktur yang elitis. 4. Post-Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus serta menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas sosial
3 Pilar Pemberdayaan : 1. Pemungkinan (enabling) agar berkembang 2. Penguatan (strengthening) agar kompeten/unggul 3. Perlindungan (protecting) agar tidak tereksploitasi (makin termarjinalkan) Asuransi Syariah berperanan dalam mengisi ke tiga pilar tersebut Pembangunan esensinya adalah pemberdayaan (enabling, strengthening, protecting) yang harus membawa manusia/ masyarakat miskin : • semakin mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, • lebih berdaya menolong dirinya sendiri, • semakin berperan dalam memperkuat kohesi sosial dalam tatanan masyarakat yang lebih baik, • semakin berdaya saing dalam tatanan masyarakat ekonomi yang lebih maju. 12
Misi Pemberdayaan Umat Asuransi Syariah • Mengemban beban sosial : Produk yang khusus dirancang untuk mengarah kepada kepentingan sosial dan pemberdayaan umat • Menyangga kehidupan ekonomi bagi masyarakat yang sangat rentan terkena musibah dan kematian untuk tidak jatuh miskin atau semakin terpuruk, melalui produk berjangka • Memperkuat jaringan ekonomi umat bersama-sama dengan Bank Syariah, BPRS, BMT, Pinbuk, dan lembaga ekonomi syariah lainnya seperti leasing, modal ventura, obligasi, pegadaian, reksadana dan koperasi syariah
Perkembangan Asuransi Syariah Industri asuransi Syariah tumbuh pesat saat ini, hal ini ditunjukkan dengan adanya indikasi tren peningkatan jumlah perusahaan asuransi Syariah. • Menurut laporan Karim Bisnis Consulting, setiap tahun muncul 6 sd 8 perusahaan asuransi yg memberikan layanan Syariah • Pada Tahun 2010 total asuransi syariah dan reasuransi Syariah di Indonesia 46 perusahaan terdiri atas 3 asuransi jiwa syariah, 2 asuransi kerugian syariah, 18 Unit Usaha syariah, 20 asuransi kerugian Syariah dan 3 Unit reasuransi Syariah
Kontribusi Asuransi Syariah dalam Pertumbuhan Ekonomi • Menurut studi di Info. Dev, kenaikan kontribusi asuransi syariah, selama th 2003 hingga 2009, tumbuh rata-rata 68, 7 $% per tahun. Tren peningkatan tersebut juga terjadi tahun 2010, Menurut data dari Biro Perasuransian BAPEPAM dan LK (Bapepam LK). Jumlah kontribusi asuransi syariah, tahu 2010 mencapai Rp 3, 9 T naik dari tahun 2009 yg nilainya 2, 34 T. • Pada Asuransi Takaful : Performa jumlah aset tahun 2009 berjumlah 698, 86 M, tahun 2010 840, 98 M, dari semua aset tersebut Takaful berhasil mengasilkan zakat sebanyak 2, 52 M Rupiah.
Kontribusi Takaful dalam Penyerapan TK dan peningkatan sumber penghasilan masyarakat : • Di seluruh Sumatera pada bulan Juli 2010 terdapat 488 marketing , pada Juli 2011 meningkat menjadi 1000 agen dan pada awal Des 2011 diprediksi terdapat 1300 agen, penghasilan agen asuransi Takaful di Sumatra tertinggi 30 juta/ bulan dan rata 2 penghasilan 2 -3 juta/bulan • Di seluruh Indonesia pada tahun 2009 terdapat 2200 orang agen, sedangkan tahun 2010 menjadi 3000 orang agen, dengan penghasilan tertinggi 66 juta/bulan Maraknya jumlah produksi asuransi syariah pada tahun belakangan karena ditunjang oleh banyaknya dibuka produk baru asuransi syariah berbasis Link antara lain : Takaful Link Salam Cendikia, Takaful Link Alia, Takaful Link Istiqomah+Mizan.
- Slides: 16