METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF Sekolah Tinggi Injili Abdi Allah
METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF Sekolah Tinggi Injili Abdi Allah
METODE KUANTITATIF dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Disebut metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Disebut metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dikembangkan berbagai Iptek baru.
Disebut METODE KUANTITATIF karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
METODE PENELITIAN KUANTITATIF yaitu penyelidikan dengan menggunakan metode ilmiah, ilmiah yaitu prosedur langkah demi langkah dalam memecahkan masalah atas dasar pengamatan empiris.
1. Melakukan observasi awal Mencari dan mengumpulkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan untuk melatarbelakangi penelitian yang sedang dibuat. Sumber didapat dari: majalah, buku, jurnal, internet, dll.
2. Melakukan identifikasi masalah Permasalahan harus menarik, jangan terlalu luas dan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode eksperimen
3. Merumuskan hipotesis HIPOTESIS adalah suatu ide atau dugaan sementara dalam menyelesaikan masalah yang diambil. Hipotesis harus diuji coba. Apabila hasil uji coba tidak sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan, tidak berarti bahwa hipotesis salah atau sia-sia.
4. Melaksanakan eksperimen atau percobaan Setelah hipotesis dirumuskan maka dilakukan uji coba Hipotesis diuji dengan menggunakan rancangan eksperimen yang sudah direncanakan terlebih dahulu. Dalam eksperimen, perhatikan variabel bebas dan variabel terikat.
5. Menarik KESIMPULAN dari hasil eksperimen yang dilakukan
METODE KUANTITATIF, terdiri atas: (1) Metode Survei (2) Metode Eksperimen
METODE SURVEI: Digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau sekarang tentang hubungan variabel dan menguji hipotesis yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
METODE EKSPERIMEN: Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhedap variabel dependen dalam kondisi yang dikendalikan (tidak terpengaruh variabel lain).
PROSES PENELITIAN Sekolah Tinggi Teologi Injili Abdi Allah
VARIABEL PENELITIAN Adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
JENIS VARIABEL a. VARIABEL INDEPENDEN: Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b. VARIABEL DEPENDEN: Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karea adanya variabel bebas.
POPULASI Yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
POPULASI bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu.
SAMPEL yaitu sebagian dari kelompok unsur yang lebih luas atau populasi. Ada juga penelitian pupulasi karena jumlah populasi kecil. Jika populasi besar, maka penelitian yang akan dilakukan mahal dan tidak praktis. Untuk mengatasi hal itu dilakukan sampling.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi (karena keterbatasan waktu, dana, tenaga), maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
TEKNIK SAMPLING Merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian Sampel dipilih harus benar-benar mewakili populasi bukan karena kemudahannya. Sampel dipilih dengan metode random (pengacakan), yaitu memberi kesempatan yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
TEKNIK SAMPLING Non Probability Sampling 1. Simple random sampling 2. Proportionate stratified random sampling 3. Disproportionate stratified random sampling 4. Area sampling/Cluster Sampling (sampling menurut daerah) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sampling sistematis Sampling kuota Sampling incidental Purposive Sampling jenuh Snowball sampling
PROBABILITY SAMPLING Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
a. Simple Random Sampling: Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
b. Proportionate Stratified Random Sampling. Dilakukan jika populasi mempunyai angota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling area digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Dilakukan dalam 2 tahap, yaitu (1) menentukan sampel daerah (2) menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
NONPROBABILITY SAMPLING Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Sampling Sistematis Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut Misal ada 100 anggota populasi dan diberi nomor 1 -100, yang dipilih menjadi sampel yang nomor ganjil saja atau genap saja.
b. Sampling Kuota Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Insidental Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Misalnya penelitian tentang kualitas makanan maka sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Snowball Sampling Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena data yang diberikan belum lengkap maka peneliti mencari orang lain yang lebih tahu dan dapat melengkapi data. Demikian seterusnya. Misal penelitian mencari siapa provokator kerusuhan.
e. Sampling Jenuh Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ini membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampai jenuh ada, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel.
MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum)
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahgan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
CURRY, 1982. Jika populasi 100> Sampel 10% Jika populasi 101 -1000 Sampel 5% Jika populasi 5001 -10. 000 Sampel 3% Jika populasi 10. 000< Sampel 1%
GAY, 1987 10% sampel untuk populasi yang besar 20% sampel untuk populasi yang kecil
GAY DAN DIEHL (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya.
Jika penelitiannya bersifat deskriptif: sampel minimum 10% dari populasi Penelitianya korelasional: sampel minimum 30 subjek Penelitian Kausal Perbandingan: sampel sebanyak 30 subjek per group Penelitian eksperimental: Sampel minimum 15 subjek per group
SKALA PENGUKURAN Merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang -pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
SKALA LIKERT Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. SS = R = TS = Sangat Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju diberi skor 5 diberi skor 4 diberi skor 3 diberi skor 2 diberi skor 1
SKALA GUTTMAN Akan didapat jawaban yang tegas: ya-tidak; pernah-tidak pernah; positif-negatif; dll. Data yang diperoleh berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Skala Guttman digunakan jika ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Bisa dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau check list.
SEMANTIC DEFFERENSIAL Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun check list, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ‘sangat positif’ terletak di bagian kanan garis, dan jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Beri nilai gaya kepemimpinan manajer anda Bersahabat Tepat janji Bersaudara Memberi pujian Mempercayai 5 5 5 4 4 4 3 3 3 2 2 2 1 Tidak bersahabat 1 Lupa janji 1 Memusuhi 1 Mencela 1 Mendominasi
RATING SCALE Dari ketiga skala pengukuran di atas, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Dengan rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. (lihat contoh)
PENGUMPULAN DATA Angket digunakan bila responden jumlahnya besar, dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil.
Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Gabungan ketiganya digunakan bila ingin mendaatkan data yang lengkap, akurat dan konsisten.
- Slides: 51