Metodologi dan Disain Penelitian Oleh Prof Dr Edy

  • Slides: 46
Download presentation
Metodologi dan Disain Penelitian Oleh : Prof. Dr. Edy Meiyanto, Msi. , Apt http:

Metodologi dan Disain Penelitian Oleh : Prof. Dr. Edy Meiyanto, Msi. , Apt http: //edymei. blog. ugm. ac. id

SELAMAT IEDUL FITRI MAAF LAHIR BATHIN YA. . 2

SELAMAT IEDUL FITRI MAAF LAHIR BATHIN YA. . 2

MATERI-1 PENGANTAR: KONSEP ILMU DINAMIKA RISET ETIKA ILMU JENIS-JENIS RISET FARMASI PENGUKURAN DATA DAN

MATERI-1 PENGANTAR: KONSEP ILMU DINAMIKA RISET ETIKA ILMU JENIS-JENIS RISET FARMASI PENGUKURAN DATA DAN JENISNYA VALIDITAS DAN RELIABILITAS DATA 3

MATERI-2 TEKNIK SAMPLING DISAIN PENELITIAN-1 DISAIN PENELITIAN-2 STATISTIKA DAN TEKNIK ANALISIS DATA-1 STATISTIKA DAN

MATERI-2 TEKNIK SAMPLING DISAIN PENELITIAN-1 DISAIN PENELITIAN-2 STATISTIKA DAN TEKNIK ANALISIS DATA-1 STATISTIKA DAN TEKNIK ANALISIS DATA-2 TEKNIK PENULISAN LAPORAN ILMIAH PLAGIARISM 4

PENGANTAR : KONSEP ILMU

PENGANTAR : KONSEP ILMU

KONSEP ILMU ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI DAN ESKATOLOGI 6

KONSEP ILMU ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI DAN ESKATOLOGI 6

ONTOLOGI ILMU BEING, WHAT, WHO BICARA MENGENAI HAKEKAT, MENJELASKAN EKSISTENSI secara teoritik Mendasari FILSAFAT:

ONTOLOGI ILMU BEING, WHAT, WHO BICARA MENGENAI HAKEKAT, MENJELASKAN EKSISTENSI secara teoritik Mendasari FILSAFAT: Ilmu tentang kebijaksanaan atau ilmu untuk mencari kebijaksanaan Usaha untuk mendapatkan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan sejelas mungkin 7

EPISTEMOLOGI ILMU PENGERTIAN: episteme = pengetahuan, logos = ilmu ---- teori ilmu pengetahuan Fokus

EPISTEMOLOGI ILMU PENGERTIAN: episteme = pengetahuan, logos = ilmu ---- teori ilmu pengetahuan Fokus pembahasan: 1. sumber pengetahuan 2. sifat pengetahuan (real vs abstrak) 3. validitas pengetahuan 8

5 kategori filsafat Ilmu 1. 2. 3. 4. 5. Ontology/Metaphysical – Study of existence.

5 kategori filsafat Ilmu 1. 2. 3. 4. 5. Ontology/Metaphysical – Study of existence. Anything abstruse and highly theoretical. Epistemology – Study of Knowledge Ethics – Study of Action / Study of Value Politics- Study of Force Esthetic – Study of Arts

Three component of knowledge Justification (pembuktian) Truth (kebenaran) Belief (keyakinan) Epistemologist umumnya tertuju pada

Three component of knowledge Justification (pembuktian) Truth (kebenaran) Belief (keyakinan) Epistemologist umumnya tertuju pada pemahaman proposisi yang diyakini benar Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari suatu realita, biasanya menghubungkan faktor penyebab dg faktor lainnya

Philosophy of Science 2 Terms 1. Epistemology – philosophy of knowledge 2. Methodology- metoda

Philosophy of Science 2 Terms 1. Epistemology – philosophy of knowledge 2. Methodology- metoda yang digunakan untuk memahami dengan lebih baik

Philosophy of Research Philosophy and Epistemology differ from Research. Philosophy adalah sistem pemahaman tentang

Philosophy of Research Philosophy and Epistemology differ from Research. Philosophy adalah sistem pemahaman tentang sesuatu (dasar ilmu pengetahuan) Epistemology – Bagaimana cara mengetahui. Research – menemukan penjelasan yang logik

Philosophy & Research Philosophy : - . . Ilmu tentang kebijaksanaan atau ilmu untuk

Philosophy & Research Philosophy : - . . Ilmu tentang kebijaksanaan atau ilmu untuk mencari kebijaksanaan. (sering dianggap sebagai sumber kebenaran) Research is defined as: . . systematic investigation towards increasing the sum of knowledge.

Science is defined as: - . . pengetahuan yang diperoleh melalui observasi, eksprerimen, pengujian

Science is defined as: - . . pengetahuan yang diperoleh melalui observasi, eksprerimen, pengujian secara kritis, sistematik, dengan prinsip-prinsip ilmiah Sains berkembang sesuai dengan perkembangan temuan secara dinamis

Science, Philosophy & Research Filsafat mengunakan riset untuk menguji ide 2 yang sudah mapan

Science, Philosophy & Research Filsafat mengunakan riset untuk menguji ide 2 yang sudah mapan dan mengidentifikasi keterbatasannya sehingga memberikan formula baru dalam penjelasan ilmu pengetahuan dan menemukan kebenaran baru Science memberikan cara dan mekanisme untuk melaksanakan riset dan menjawab masalah kehidupan.

ESKATOLOGI ILMU TUGAS ILMU DAN PENELITIAN: 1. MENCANDRA (DESKRIPSI) 2. MENERANGKAN 3. MENYUSUN TEORI

ESKATOLOGI ILMU TUGAS ILMU DAN PENELITIAN: 1. MENCANDRA (DESKRIPSI) 2. MENERANGKAN 3. MENYUSUN TEORI 4. MEMPREDIKSI 5. MENGENDALIKAN/MENGARAHKAN 6. MENINGKATKAN KEIMANAN 16

Two School of Thoughts Positivist 1. • • Rejection of the metaphysical and they

Two School of Thoughts Positivist 1. • • Rejection of the metaphysical and they stick to what we can observe and measure The goal of knowledge is simply the phenomena that we experience. Cause and Effect Law The world is directly knowable. What you see is what you get. Uncover the truth Post-Positivist 2. • • • Shift in the mid 20 th century – Critical Realist Scientific reasoning and common sense reasoning are essentially the same thing All observation is fallible and has error. Theory is revisable Multiple measures and observations

PARADIGMA PERTUMBUHAN ILMU I FILSAFAT ANTROPOSENTRISME DIFERENSIASI ILMU SEKULAR 18 Filsafat rasionalisme, mengagungkan rasio

PARADIGMA PERTUMBUHAN ILMU I FILSAFAT ANTROPOSENTRISME DIFERENSIASI ILMU SEKULAR 18 Filsafat rasionalisme, mengagungkan rasio manusia sebagai sumber kebenaran manusia sebagai pusat etika, kebenaran, kebijaksanaan. Manusia sebagai pencipta, dan sekaligus konsumen Kebenaran ilmu dipisahkan dari kebenaran agama Mengaku dirinya obyektif dan bebas nilai

PARADIGMA PERTUMBUHAN ILMU II AGAMA TEOANTROPOSENTRISME DEDIFERENSIASI ILMU INTEGRALISTIK 19 Agama sebagai dasar ilmu,

PARADIGMA PERTUMBUHAN ILMU II AGAMA TEOANTROPOSENTRISME DEDIFERENSIASI ILMU INTEGRALISTIK 19 Agama sebagai dasar ilmu, etika, dan kebijaksanaan dan sebagai dasar pengembangan filsafat Suber ilmu ada 2 yaitu agama dan pikiran manusia Kebenaran rasio dirujuk dengan kebenaran agama Sains dan agama disatukan untuk memecahkan masalah 2 kehidupan

DINAMIKA RISET

DINAMIKA RISET

KARAKTERISTIK RISET Dimulai dengan adanya pertanyaan/masalah Memerlukan rencana Perumusan masalah yang jelas Berhubungan dengan

KARAKTERISTIK RISET Dimulai dengan adanya pertanyaan/masalah Memerlukan rencana Perumusan masalah yang jelas Berhubungan dengan problem utama melalui subproblem Memerlukan hipotesis Berhubungan dengan fakta dan interpretasi Bersifat melingkar

HOW WE KNOW WHAT WE KNOW AND HOW WE KNOW?

HOW WE KNOW WHAT WE KNOW AND HOW WE KNOW?

Jawaban pertanyaan dapat diperoleh dari: 1. Pemegang otoritas Ada 2 jenis: - otoritas karena

Jawaban pertanyaan dapat diperoleh dari: 1. Pemegang otoritas Ada 2 jenis: - otoritas karena posisinya - otoritas karena pengetahuannya 2. Riset: mengumpulkan data sendiri

Kapan Riset dilakukan? Otoritas Tidak dapat menjawab pertanyaan 2 otoritas dalam bidang yang sama

Kapan Riset dilakukan? Otoritas Tidak dapat menjawab pertanyaan 2 otoritas dalam bidang yang sama berbeda pendapat Tidak ada otoritas Otoritas tidak siap menjawab Tidak puas dengan jawaban Tidak ditemukan di leteratur

Penelitian (research) Definisi : re =kembali; search =mencari (tindak pengingatan ulang—tadzakkur, recognition) : Penyelidikan

Penelitian (research) Definisi : re =kembali; search =mencari (tindak pengingatan ulang—tadzakkur, recognition) : Penyelidikan yg hati 2, sistematik & kritis dalam mencari fakta & prinsip 2 : Pencarian fakta menurut metode objektif yg jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil/hukum 25 Pelatihan Metodologi Penelitian, 15 -30 Agustus 2008

 RESEARCH IS LOGICAL REASONING Riset selalu diasumsikan sebagai riset ilmiah. Sains adalah pencarian

RESEARCH IS LOGICAL REASONING Riset selalu diasumsikan sebagai riset ilmiah. Sains adalah pencarian (riset), tetapi tidak setiap pencarian adalah sains. Sains adalah pengetahuan umum bukan karena isinya tetapi karena metodenya. Sains adalah pencarian yang terkontrol (untuk mendapatkan jawaban yang benar) tetapi pengetahuan umum tidak.

Ada 2 metoda dalam logika berpikir: 1. Berpikir Deduktif Berpikir menyempit Berhubungan dengan uji

Ada 2 metoda dalam logika berpikir: 1. Berpikir Deduktif Berpikir menyempit Berhubungan dengan uji hiptesis 2. Berpikir Induktif Berpikir meluas Kajian eksploratif dari tahap awal

Deductive; Dari General menuju ke hal yang spesifik Pendekatan Top – down 1. Theory

Deductive; Dari General menuju ke hal yang spesifik Pendekatan Top – down 1. Theory Hypothesis Observation Confirmation

2. Inductive Specific Observations Broader Generalizations Bottom - Up approach Theory Tentative Hypothesis Pattern

2. Inductive Specific Observations Broader Generalizations Bottom - Up approach Theory Tentative Hypothesis Pattern Observation

Riset umumnya berproses melingkar antara observasi dan penemuan teori: Theory Observation

Riset umumnya berproses melingkar antara observasi dan penemuan teori: Theory Observation

summary ETHICS ONTOLOGI FILSAFAT ILMU Usaha untuk mendapatkan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan

summary ETHICS ONTOLOGI FILSAFAT ILMU Usaha untuk mendapatkan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan sejelas mungkin RISET EPISTEMOLOGI PROSES DINAMIKA PENGEMBANGAN ILMU Fokus pembahasan: 1. sumber pengetahuan 2. sifat pengetahuan (real vs abstrak) 3. validitas pengetahuan ESKATOLOGI TUGAS ILMU DAN PENELITIAN: 1. 2. 3. 4. 5. 6. MENCANDRA (DESKRIPSI) MENERANGKAN MENYUSUN TEORI MEMPREDIKSI MENGENDALIKAN/ MENGARAHKAN KEIMANAN 31

Kegunaan dan Peranan Riset Menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set

Kegunaan dan Peranan Riset Menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus Penelitian dikelompokkan : a. Penelitian Dasar/murni Krn keingintahuan thdp suatu aktivitas ≠ berpikir ujung praktis/titik terapan Ex. penelitian ttg gen, nukleus, dsb. 32 b. Penelitian Terapan sistematik, terus menerus thdp suatu masalah untuk keperluan tertentu hasil berupa aplikasi dari penelitian yg telah ada → berguna bagi masyarakat (ekonomi, politik, sosial).

1. 2. 3. 4. Kriteria penelitian 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4. Kriteria penelitian 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 33 Kesadaran masyarakat Cukup sarana dan biaya Hasil penelitian harus diterapkan Kebebasan meneliti Kualifikasi peneliti (harus memenuhi syarat) Adanya masalah Orisinalitas Pandangan “ingin tahu” Asumsi “fenomena mempunyai hukum dan pengaturan” Menemukan generalisasi/dalil Studi sebab-akibat Pengukuran akurat Teknik Syarat berhasilnya penelitian (Somers, 1959)

PENGUKURAN

PENGUKURAN

PENGERTIAN UMUM PENELITIAN—OBSERVASI—PENGUKURAN OBSERVASI: ILMIAH VS NON ILMIAH Observasi ilmiah: sistematik, obyektif, langsung Observasi

PENGERTIAN UMUM PENELITIAN—OBSERVASI—PENGUKURAN OBSERVASI: ILMIAH VS NON ILMIAH Observasi ilmiah: sistematik, obyektif, langsung Observasi ilmiah melibatkan proses pengukuran PENGUKURAN: Proses kuantifikasi pd observasi dalam unit yang baku/dimensi --- data Konsep pengukuran dan alat ukur? 35

SKALA PENGUKURAN A. KATEGORIKAL: 1. Nominal 2. Ordinal B. NUMERIK 1. Interval 2. Rasio

SKALA PENGUKURAN A. KATEGORIKAL: 1. Nominal 2. Ordinal B. NUMERIK 1. Interval 2. Rasio 36

SKALA PENGUKURAN DAN STATISTIK YANG SESUAI SKALA PENGUKURAN SIFAT VARIABEL CONTOH STATISTIK YANG SESUAI

SKALA PENGUKURAN DAN STATISTIK YANG SESUAI SKALA PENGUKURAN SIFAT VARIABEL CONTOH STATISTIK YANG SESUAI KEKUATAN NOMINAL Bukan peringkat Gol darah, jenis kelamin Jumlah, X 2, risiko relatif Rendah ORDINAL Peringkat dengan interval yang tidak dapat diukur Derajad penyakit, status sosial (tinggi, sedang, rendah) Median, korelasi eringkat Rendah KATEGORIKAL NUMERIK INTERVAL Peringkat dengan Suhu tubuh, interval yang dapat koefisien diukur, tetapi tidak intelegensi memiliki nilai 0 alamiah Mean, simpangan baku, uji t, anova, regresi, korelasi Kuat RASIO Sama interval, punya nilai 0 alamiah Sama dengan skala interval kuat 37 Kadar gula darah, berat badan

VARIASI PENGUKURAN SUMBER VARIASI: SUMBER KETERANGAN VARIASI PENGUKURAN 1. Instrumen Alat dan cara pengukuran

VARIASI PENGUKURAN SUMBER VARIASI: SUMBER KETERANGAN VARIASI PENGUKURAN 1. Instrumen Alat dan cara pengukuran 2. Pemeriksa Kecermatan orang yang mengukur VARIASI BIOLOGIS 38 1. Pada satu subyek Perubahan variabel karena waktu dan keadaan 2. Antar subyek Perbedaan biologis dari satu subyek ke subyek lainnya

MACAM DATA Data DISKRIT (NOMINAL) Ex. golongan darah, data histologis Data KONTINU ORDINAL Ex.

MACAM DATA Data DISKRIT (NOMINAL) Ex. golongan darah, data histologis Data KONTINU ORDINAL Ex. tingkat pendidikan INTERVAL Ex. suhu RASIO Ex. konsentrasi 39

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN

VALIDITAS Valid: - tepat ukur → spesifik dan sensitif dan - teliti, cermat →

VALIDITAS Valid: - tepat ukur → spesifik dan sensitif dan - teliti, cermat → reliabel • Validitas penelitian ada 2: 1. Validitas dalam (internal validity) Perubahan yg diamati hanya terjadi krn perlakuan yg diberikan, bukan krn faktor lain 2. Validitas luar (external validity) Penelitian menggambarkan kejadian yg sesungguhnya; dapat dilakukan generalisasi; Alat ukur menentukan validitas luar. 41 Histori-maturasi-proses testing-instrumen-statistik-seleksimortalitas-interaksi antar variabel

 • Faktor Penentu validitas penelitian 1. 2. 3. Validitas pengukuran Adekuatitas rancangan penelitian

• Faktor Penentu validitas penelitian 1. 2. 3. Validitas pengukuran Adekuatitas rancangan penelitian Analisis data 42 1. Validitas Pengukuran a. Faktor-faktor: 1. Alat ukur Menentukan kevalidan 2. Metode ukur pengukuran 3. Pengukur/peneliti b. Jenis Validitas Pengukuran: 1. Validitas Isi → tingkat representativitas isi sesuai definisi variabel operasional alat ukur sesuai substansi/topik? soal ujian 2. Validitas kriterium/prediksi → korelasi keterandalan instrumen pengukuran (prediktor) vs kemampuan subjek tertentu (kriterium) tes kecerdasan 3. Validitas kontruk → ketepatan pengukuran sehubungan dengan hipotesis yg melatarbelakangi unsur 2 yg ikut menentukan

 Sumber Invaliditas 1. Definisi operasional variabel Kecocokan instrumen pengukuran vs definisi operasional variabel

Sumber Invaliditas 1. Definisi operasional variabel Kecocokan instrumen pengukuran vs definisi operasional variabel Reliabilitas pengukuran 2. 3. • RELIABILITAS 1. 2. 3. Konsisten/stabilitas Ketepatan Akurasi) Ketelitian (presisi) Harus dikendalikan peneliti RELIABEL BLM TENTU VALID, VALID PASTI RELIABEL !!! 43

PROSES PENELITIAN bersifat MELINGKAR / SIKLIS Dimulai dengan PERTANYAAN pernyataan PROBLEMA dan TUJUAN penyusunan

PROSES PENELITIAN bersifat MELINGKAR / SIKLIS Dimulai dengan PERTANYAAN pernyataan PROBLEMA dan TUJUAN penyusunan HIPOTESIS pengumpulan DATA interpretasi DATA PEMECAHAN MASALAH/KESIMPULAN timbul PERTANYAAN BARU dst 44

KERANGKA ILMIAH Telaah Referensi Rumusan Masalah Hipotesis Latar blk Masalah Rancangan Penelitian Analisis data

KERANGKA ILMIAH Telaah Referensi Rumusan Masalah Hipotesis Latar blk Masalah Rancangan Penelitian Analisis data Kesimpulan Data eksperimen 45

KERANGKA ILMIAH Telaah Referensi Rumusan Masalah Hipotesis Latar blk Masalah Rancangan Penelitian Analisis data

KERANGKA ILMIAH Telaah Referensi Rumusan Masalah Hipotesis Latar blk Masalah Rancangan Penelitian Analisis data Kesimpulan Data eksperimen 46