METODOLOGI BERPIKIR SISTEM OLEH MULYO WIHARTO Metodologi Berfikir
METODOLOGI BERPIKIR SISTEM OLEH : MULYO WIHARTO
Metodologi Berfikir Sistem Who When What 5 W + 1 H How Why Where Hester & Adams (2015, hal. 80)
“Who” dalam Berfikir o “Who” merupakan pertanyaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan sistem (stakeholder analysis) o Stakeholder pada organisasi bisnis = – Customers/Users/Clients/pelanggan/pasien – Suppliers/pemasok/distributor/pedagang besar – Employees/pegawai/karyawan – Regulators/pemerintah/penentu kebijakan – Team members/anggota tim Hester & Adams (2014, hal. 81)
Analisis Pemangku Kepentingan (Stakeholder analysis): 1. Brainstorming (bertukar pendapat) 2. Classification (pengelompokkan) 3. Attitude evaluation (evaluasi sikap) 4. Engagement priority (menentukan prioritas ikatan) 5. Develop stakeholder management plan (mengembangkan rencana pengelolaan pemangku kepentingan) 6. Management (pengelolaan) Hester & Adams (2014, hal. 51 -52)
Brainstorming stakeholders o Bertujuan: mengetahui berbagai hal yang dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan terhadap sistem o Contoh hasil brainstorming stakeholder mengenai pencegahan HIV/Aids dengan metode kondom di lokalisasi: – Pihak Dinas Kesehatan ingin: angka prevalensi HIV berkurang – Pihak Dinas Sosial ingin: masalah sosial pada WPS berkurang, tidak menganggur, dan memiliki keterampilan Hester & Adams (2014, hal. 51 -52)
– Pihak tokoh agama ingin: para WPS berhenti dan kembali ke jalan yang benar – Pihak tokoh masyarakat ingin: ketenteraman dan ketertiban wilayah terjaga – Pihak LSM HIV Aids ingin: tidak ada stigma negatif terhadap penderita Aids – Pihak LSM Kewanitaan ingin: ada perlindungan terhadap para WPS – Pihak Puskesmas ingin: program Promkes dan layanan pengobatan HIV-Aids berjalan lancar – Pihak Lokalisasi ingin: kesejahteraan WPS (termasuk pengelola) terpenuhi – Pihak Produsen kondom ingin: produknya terjual dengan cara-cara yang etis – Dan sebagainya. . . Hester & Adams (2014, hal. 51 -52)
Classify stakeholders • Bertujuan: mengetahui seberapa besar tingkat perhatian pemangku kepentingan oleh organisasi • Menurut Mitchell dkk, ada tiga unsur penting untuk menilai stakeholder: 1. Power (kekuasaan) yaitu kemampuan stakeholder membina hubungan dengan pihak lain, namun pihak lain tersebut tidak dapat melakukannya. Misalnya: si A mampu membina hubungan dengan B, namun si B tidak dapat. 2. Legitimacy (legitimasi) yaitu persepi atau asumsi orang lain tentang aktivitas stakeholder yang dapat diterima, sesuai atau selaras dengan norma-norma, kepercayaan, dan pemahaman dalam sistem. 3. Urgency (prioritas) yaitu tingkat perhatian stakeholder terhadap masalah-masalah penting Hester & Adams (2014, hal. 51 -52)
Power Legitimacy Urgen -cy Klasifikasi stakeholder Ya Tidak Latent (Tersembunyi) Discretionary Tidak Ya Tidak Latent (Tersembunyi) Demanding Tidak Ya Latent (Tersembunyi) Dominant Ya Ya Tidak Expectant (Ada harapan) Dangerous Ya Tidak Ya Expectant (Ada harapan) Dependent Tidak Ya Ya Expectant (Ada harapan) Ya Ya Ya Definitive (Sesungguhnya) Tidak Dormant POWER Dormant (terabaikan) Stakeholder Demanding Discretionary (penuntut) (bijaksana) stakeholder Definitive Non-stakeholder URGENCY LEGITIMACY Undefined (Bukan stakeholder)
• Bertujuan: menentukan strategi untuk “mengikat” pemangku kepentingan Potensi stakeholder mengancam organisasi Potensi stakeholder bekerjasama dengan organisasi Evaluate stakeholders attitudes (mengevaluas sikap pemangku kepentingan) Mixed (gabungan) Supportive (mendukung) Nonsupportive (tidak mendukung) Marginal (tersisihkan)
Evaluate stakeholders attitudes (mengevaluas sikap pemangku kepentingan) • Bertujuan: menentukan strategi untuk “mengikat” pemangku kepentingan • Menurut Savage dkk, ada dua kriteria untuk mengevaluasi sikap stakeholder: 1. Potential for threat (potensi stakeholder yang mengancam organisasi) 2. Potential for cooperation (potensi stakeholder untuk bekerjasama dengan organisasi)
• Strategi untuk melibatkan stakeholder: • Bagi Supportive stakeholder = strategi involve (melibatkan) yaitu melibatkan dalam aktivitas organisasi yang penting dengan memanfaatkan hubungan dan jaringan stakeholder • Bagi Mixed stakeholder = strategi Collaborate (kolaborasi) yaitu melibatkan dalam kemitraan, bila perlu diberi edukasi • Bagi Non-supportive stakeholder = strategi Defend (bertahan) yaitu berusaha mengurangi ketergantungan terhadap stakeholder • Bagi Marginal stakeholder = strategi Monitor (mengawasi) yaitu berusaha memperolah informasi dan melakukan observasi terhadap stakeholder
Stakeholder Attitudes Strategi pendekatan berdasarkan Sikap dan Jenis Stakeholder (Mitchell dkk) Stakeholder Classification Undefined Latent Expectant Definitive Supportive No Action Involve Mixed No Action Defend Collaborate Involve Non-supportive No Action Defend Collaborate Marginal No Action Monitor Defend Keterangan: 1. No Action = tidak melakukan apapun 2. Involve = melibatkan secara aktif dengan memanfaatkan jaringan dan hubungan stakeholder 3. Defend = berusaha menghindari ketergantungan dengan stakeholder 4. Collaborate = melibatkan dalam kemitraan, bila perlu diberikan edukasi 5. Monitor = mengawasi, mencari informasi, dan mengobservasi tentang stakeholder Hester & Adams (2014, hal.
“What” dalam Berfikir Sistem o Fokus dalam pertanyaan “What” adalah atribut dari masalah yang berusaha untuk dipahami o Taksonomi Problem (masalah) – Problem situasi yang tidak diinginkan atau masalah yang tidak dapat diselesaikan yang berpengaruh signifikan terhadap individu/kelompok, dan ada keinginan untuk ditangani/selesaikan – Outcome karakteristik yang tidak terlihat dari suatu masalah yang harus dicapai oleh pemangku kepentingan – Ouput karakteristik yang jelas terlihat dan terukur untuk mengukur kinerja sistem – Goal sekumpulan target yang harus dicapai berdasarkan output Problem Outcome Output Goal
Menentukan/mendefinisikan outcomes: • Berdasarkan literatur yang relevan pada masalah yang sama • Berdasarkan studi analitik • Mengobservasi proses pengambil keputusan individual • Berkonsultasi dengan ahli Outcome sulit dievaluasi karena terdiri dari bermacam output, misalnya Kualitas Desain terdiri dari output biaya, penjadwalan, dan kinerja) Hester & Adams (2014, hal.
Karakteristik OUTPUT yang baik: 1. Complete (lengkap, meliputi seluruh aspek masalah) 2. Operational (dapat dioperasionalisasikan dapat dianalisis) 3. Decomposable (dapat dipecah-pecah menjadi output yang lebih kecil) 4. Nonredundant (tidak ada duplikasi dampak) 5. Minimal (dimensi masalah seminimal mungkin) Karakteristik OUTPUT menurut Doran SMART 1. 2. 3. 4. 5. Specific Measurable Assignable Realistic Time physical mechanism-related
“Why” dalam Berfikir Sistem o Pertanyaan “Why” berusaha mendapatkan: –Alasan dan tujuan dalam menjalankan suatu hal (Motivasi) –Hubungan sebab akibat antara kejadian dengan aktivitas seseorang Pict: biomatrixtheory. com
“Where” dalam Berfikir Sistem o Pertanyaan “Where” tidak hanya berhubungan dengan lokasi, namun juga menerangkan: 1. 2. 3. 4. 5. Ruang lingkup Faktor-faktor Kondisi Nilai-nilai Pola-pola Yang melingkupi masalah, yang disebut dengan KONTEKSTUAL
Kontekstual dalam Sistem Konteks Perspektif Bidang studi Individu Motivasi, kepribadian Psikologi Kelompok Perilaku organisasi, pengawasan, keuangan, dan lain-lain Sosiologi, Manajemen Politik Kekuasaan, kebijakan, dll Ilmu Politik Penelitian Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, Metodologi, dll Ilmu Filsafat Rekayasa/Teknik Metodologi berdasarkan sistem, Model Daur Hidup, dll Ilmu Sistem, Rekayasa sistem Ilmu Pengetahuan Logika, Hirarki, Termodinamika, dll Matematika, Fisika, Kimia, Biologi
- Slides: 18