METODE PENGUMPULAN DAN PENCATATAN DATA OBSERVASI KELOMPOK 3
METODE PENGUMPULAN DAN PENCATATAN DATA OBSERVASI KELOMPOK 3 http: //www. free-powerpoint-templates-design. com
KELOMPOK 3 2 3 4 Aprilia Anggela Putri 178600321 Ica Agusdina 188600107 Ichsani Ilaika Putri 188600109 Indriani Milleni Sari S 188600105 Mika Florida Siahaan 188600135 Nicholas Haritama 188600177 Scyndy Nur Harunny P 188600102
A. Mereduksi Subjektivitas
• • • Subjektivitas adalah masalah kronis dalam metode observasi. Akibatnya, sejumlah prosedur khusus telah dibuat untuk meningkatkan objektivitas dan ketepatan dari observasi. Maksud dari mereduksi subjektivitas adalah membuat pengurangan mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Columns Style Insert the title of your subtitle Here
Cara- cara yang tepat dalam mereduksi subjektivitas adalah : • observasi mencatat yang dari pada secara retrospektif (mengingat-ingat kembali). • Video, • audio(tape recorder), merupakan cara yang baik. Dan satu teknik terbaru yang dikembangkan adalah computer-assisted observation yang tidak hanya membantu dalam mencatat dan merekan kejadian-keajdian namun dengan peralatan yang tepat dapat mentransfer data dari lembaran penilaian (coding sheets) ke computer, menganalisis dan menginterpretasikan hasilnya (Arken, 1996). Columns Style
B. Metode Pencatatan
Metode Pencatatan 4. Data Frekuensi 3. Checklist 2. Data Videotape 1. Data Narasi 5. Durasi 6. Pencatatan Interval 7. Rating
1. • • • Data narasi terdiri dari suatu bentuk data 'mentah' yang hanya memiliki makna setelah Di terjemah ke dalam kategori Kategori atau bentuk numerik. Biasa nya narasi ditunjukkan untuk menyajikan kejadian perilaku dalam bentuk tertulis dengan cara yang sama, dana dalam urutan yang sama, sebagai mana yang sesungguhnya terjadi, seringkali tanpa makna interpretatif, pada kenyataan nya, obsever bersifat selektif dalam observasi nya sehingga tidak semua kejadian dapat di catat dan banyak peneliti menemukan bahwa tanpa kesimpulan, interpretasi data narasi menjadi sulit di analisis. Biasanya narasi di gunakan untuk menggambarkan berbagai episode khusus ketika hal itu di mulai, di pertengahan pada akhirnya. Sebelumnya kita harus sudah membuat keputusan mengenai pertanyaan apa yang ingin diteliti, ukuran dari unit perilaku. Dalam mencatat laporan haruslah selengkap mungkin. Semakin banyak yang bisa dicatat akan semakin baik. Detail dari setting juga harus dimasukkan disebutkan kapan di mana perilaku terjadi dan dalam kondisi yang bagai mana. Laporan harus seobjektif dan seakurat mungkin. Lebih baik mengatakan 'dia meninggalkan ruang mengembalikan tangan dan menggerakkan rahang, membanting pintu di belakang nya dengan berbisik' dari pada mengatakan 'dia meninggalkan ruangan dengan marah' terkadang lebih sulit untuk mengkomunikasikan mkna tanpa label- label penilaian
2. Data videotape • Dengan perkembangan kamera yang sekarang terdapat di mana, banyak peneliti yang menggunakan kamera yang dapat di putar ulang sehingga memungkinkan analisis pada level yang lebih detail dan reliabel. • Akan tetapi ada sejumlah faktor yang harus di pertimbangkan jika ingin menggunakan video-recording. • Para subjek sering bergerak kecuali jika seluruh duduk atau dalam situasi, seperti rapat, dimana kita dapat mengantisipasi bahwa mereka akan tetap duduk. • Dalam situasi alami orang lain mungkin akan berada di antara kamera dan subjek sehingga kemungkinan akan kehilangan informasi penting.
3. Checklist • • • Checklist digunakan untuk mengukur dan mengklasifikasikan frekuensi dan/atau durasi dari perilaku selama periode observasi dan juga dapat digunakan untuk menkonversi materi dari video-recorder menjadi data. Checklist biasanya berisi jumlah unit perilaku atau kategori-kategori deskripsi yang jelas untuk setiap unitnya. Selanjutnya, tergantung pada karakteristik dari unit perilaku dan apa yang peneliti ketahui, observer dapat mencatat keberadaan dan ketiadaan dari perilaku dengan cara checlist, dapat menghitung jumlah kejadian dari perilaku (frekuensi) atau dapat mengambil berbagai pengukuran dari perilaku dengan melihat lamanya kejadian (durasi) dalam hubungannya dengan perilaku yang ingin diteliti. Jika yang ingin dilihat adalah moral, pengukuran frekuensi dan durasi dapat dibuat secara langsung dari observasi. Dengan unit molekular, seperti pandangan sekilas atau perubahan posisi tubuh, akan lebih mudah jika observasi direkam dengan videotape. Hal ini juga memberi keuntungan karena memungkinkan untuk memberi kode pada berbagai periode perilaku (Wilkinson, 1995).
4. Data Frekuensi • Data frekuensi diproleh dengan menghitung jumlah dari waktu terjadinya suatu perilaku selama periode observasi. • Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk satuan permenit, perjam, atau perhari sehingga memungkinkan untuk membandingkan antara satu periode observasi dengan periode observasi lainnya dalam waktu yang berbeda. • Pengukuran frekuensi dapat dicatat dengan alat penghitung mekanik sederhana dan relatif mudah dilakukan terutama karena kita memiliki definisi yang jelas dan tidak ambigu. • Jika kita tidak dapat mengidentifikasi ketika suatu perilaku dimulai, maka kita tidak dapat mengkodekannya secara reliabel • Akan tetapi, pengukuran frekuensi tidak dapat memberi informasi mengenai durasi, indetifikasi maupun kualitas dari perilaku (Wilkinson, 1995).
5. Durasi • • • Ketika suatu perilaku terjadi dalam rangkaian waktu yang lebih panjang, seperti misalnya respon terhadap pertanyaan-pertanyaan atau perilaku ‘gugup’ seperti menarik-narik rambut, maka hal itu akan lebih baik jika menggunakan pengukuran durasi. Seperti halnya frekuensi, kita harus dapat mengatakan kapan suatu perilaku dimulai da 11 kapan perilaku itu berhenti. Respor 1 pengukuran durasi dapat ditransformasikan ke dalam data frekuensi, presentasi dari total waktu dan rata-rata lamanya respon tersebut. Sebagai tambahan dari pengukuran terhadap durasi dan respon itu sendiri, kita dapat juga mengukur waktu antara stimulus spesifik dengan respon atau disebut juga periode ‘laten’. Sebagai contoh, waktu antara akhir dari suatu pertanyaan dan awal suatu respon, atau disebut juga waktu antar respon (inter-response time). Pengukur waktu (stop watch) atau jam pada videotape dapat digunakan untuk mengukur durasi waktu (Wilkinson, 1995).
6. Pencatatan Interval • • • Pengukuran dengan frekuensi dan durasi sering kali tidak memberi informasi tentang kapan kejadian tersebut terjadi kecuali jika kita merekam atau mencatat waktu yang berlalu selama dan antara respons-respons. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan sistem intervalrecording (perekaman interval). Dengan cara ini, periode observasi dibagi ke dalam interval waktu yang relatif singkat, katakanlah 10 detik, yang diindikasikan melalui alat seperti alarm. Dalam pencatatan keseluruhan (whole interval), perilaku dicatat hanya jika hal itu terjadi selama inteval pengamatan; dan dalam partial interval jika perilaku terjadi selama suatu bagian dari interval. Frequency within interval (frekuensi diantara interval) adalah dimana perilaku terjadi di dalam setiap interval dihitung; dan dalam momentary timesampling, perilaku dicatat hanya jika hal itu terjadi dalam momen khusus dalam interval, biasanya pada awal atau akhir (Wilkinson, 1995). Ada beberapa keuntungan dengan sistem pencatatan interval ini, yaitu dapat menambahkan gagasan mengenai rangkaian perilaku yang terjadi, memungkinkan untuk mengobservasi beberapa perilaku dalam waktu yang sama, dan dapat digunakan untuk mencatat perilaku-perilakuyang tidak jelas kapan munculnya atau berakhirnya; seperti misalnya gerakan-gerakan kepala dan bagian tubuh atas yang sering terjadi selama percakapan.
7 Ranting • Observer hanya membuat penilaian apakah suatu perilaku tertentu termasuk dalam kategori yang telah ditentukan atau tidak, sedangkan rating membutuhkan kemampuan observer untuk melakukan evaluasi subjektif mengenai perilaku yang dianalisi. • Ada sejumlah cara untuk mengurangi subjektivitas dari rating, yaitu dengan menentukan suatu kontinum evaluasi dalam batasan penilaian.
C. Contoh Pencatatan Observasi
• Dari keseluruhan metode pencatatan observasi, tampaknya data narasi merupakan data awal yang paling sering digunakan. • Contoh mengenal pencatatan narasi pada kasus anak, dengan mengembangkan hubungan antara Antecendents, behavior, dan consequencess. • Menurut Barton dan Ascione pada tahun 1996, suatu sistem observasi berlangsung akan lebih baik dikembangkan dengan merujuk 3 terminologi hubungan dari Antecendents, behavior, dan consequencess (A-B-C) • Antecendents, behavior, dan consequencess merupakan kejadian tunggal atau rangkaian kejadian. • Behavior mungkin berhubungan dengan respon tunggal atau suatu konstelasi dari berbagai respon. • Consequencess berupa perubahan-perubahan lingkungan yang sederhana atau kompleks. Berdasarkan kerangka kerja tugas pertama adalah menentukan pilihan dari kategori (A-B-C) yang harus
Pencatatan Narasi I. Pencatatan Awal Billy menyususn sebuah menara dengan legonya. Ia berhenti untuk melihat permainan Tom dengan balok kayu. Ia berlari menuju Tom dan mencoba merebut semua balok-balok itu. Kedua anak itu mulai berteriak dan saling meninju. Billy menang dan mengambil semua balok ke tempat permainannya semula dan melanjutkan membangun dengan balok-balok. Joan mendatangi Billy dan menanyakan apakah Ia dapat bermain dengan balok tersebut. Billy berteriak “tidak” dan mendorong Joan menjauhi balok-balok tersebut melanjutkan menyusun bangunannya.
II. Penyusunan Kembali Pencatatan Antecendents Behavior Pengajian lego Bermain dengan lego Tom bermain dengan Melilihat, berlari, balok mengambil balok-balok Tom bertahan Penyajian balok Joan meminta beberapa balok Consequencess Membangun menara Mengambil beberapa balok Berteriak, meninju Tom Mengambil semua balok Bermain denganbalok Menyusun bangunan balok Berteriek “tidak”, Mempertahankan semua mendorong Joan balok
• Dari observasi tersebut, terlihat bahwa masalah utama Billy adalah bukan berkelahi melainkan kurangnya kemampuan untuk berbagi. • Secara lebih spesifik, tampaknya Billy tidak tahu atau gagal untuk berbagi dengan orang lain. • Dengan demikian, analisis A-B-C dari pencatatan narasi merupakan metode yang sangat bermanfaat.
KESIMPULAN • • • Subjektivitas adalah masalah kronis dalam metode observasi. Maksud dari mereduksi subjektivitas adalah membuat pengurangan mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya Metode Pencatatan Meliputi: data narasi, data videotape, checklist, data frekuensi, durasi, pencatatan interval dan rating. Menurut Barton dan Ascione pada tahun 1996, suatu sistem observasi berlangsung akan lebih baik dikembangkan dengan merujuk 3 terminologi hubungan dari Antecendents, behavior, dan consequencess (A-B-C)
TERIMAKASIH
- Slides: 21