Metode Penelitian Paradigma Teori dan Tipe Penelitian Sosial

  • Slides: 33
Download presentation
Metode Penelitian Paradigma, Teori dan Tipe Penelitian Sosial Prof. Dr. Erwin, M. Si Bahan

Metode Penelitian Paradigma, Teori dan Tipe Penelitian Sosial Prof. Dr. Erwin, M. Si Bahan diskusi S 2 Ilmu Komunikasi

Metode Penelitian Metode penelitian merupakan (1) cara ilmiah untuk mendapatkan (2) data dengan (3)

Metode Penelitian Metode penelitian merupakan (1) cara ilmiah untuk mendapatkan (2) data dengan (3) tujuan atau kegunaan tertentu. 1. Cara Ilmiah mempunyai makna bahwa kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan: Rasional, empiris dan sistematis.

Cara Ilmiah (1) a. Rasional, kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga

Cara Ilmiah (1) a. Rasional, kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. b. Empiris, cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga memungkinkan orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara yg digunakan. c. Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian mengikuti langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Data (2) Data diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (hasil pengataman, observasi, kuesioner, dll)

Data (2) Data diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (hasil pengataman, observasi, kuesioner, dll) yang valid. Valid artinya menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti Data valid artinya data dapat diuji reliabilitas dan objetivitasnya Reliabilitas derajat konsistensi atau keajegan data Objektivitas, menggambarkan kondisi apa adanya. Data yang valid adalah data yang reliabel dan objektiv

Tujuan atau Kegunaan (3) Tujuan penelitian dpt dikelompokkan atas: 1. Penemuan artinya data yang

Tujuan atau Kegunaan (3) Tujuan penelitian dpt dikelompokkan atas: 1. Penemuan artinya data yang diperoleh dalam penelitian adalah yang betul-betul baru 2. Pembuktian artinya data yang diperoleh digunakan untuk pembuktian teori atau keraguan terjadap pengetahuan tertentu 3. Pengembangan artinya data yang diperoleh untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah ada.

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif 1. Historis 2. Paradigma

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif 1. Historis 2. Paradigma

Historis : A. Comte (1798 -1857) Pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap; 1. Tahap

Historis : A. Comte (1798 -1857) Pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap; 1. Tahap teologis, pemikiran manusia sangat dipengaruhi oleh keyakinan bahwa kekuatan adikodrati menjadi dasar segala sesuatu yang ada didunia. Dunia fisik dan sosial ciptaan Tuhan (Polyteisme dan monoteisme). Keteladanan kemanusiaan menjadi dasar 2. Tahap metafisik, ditandai bahwa keyakinan thd kekuatan adikodrati menjadi dasar segala sesuatu yang ada didunia, mulai dipertanyakan. 3. Tahap positivistik, ditandai oleh keyakinan terhadap ilmu pengetahuan. Memusatkan perhatian terhadap alam fisik dan dunia sosial agar dapat menemukan hukum-hukum yang mengaturnya.

 Comte: Course de Philosophi Positive. Metodologi Ilmiah harus diterapkan untuk semua ilmu pengetahuan

Comte: Course de Philosophi Positive. Metodologi Ilmiah harus diterapkan untuk semua ilmu pengetahuan yang ada. H. Spencer (1820 -1903), Analogi organis: Seluruh isi alam, non-organis, organis dan super organis akan berevolusi karena di dorong oleh kekuatan mutlak, yang disebut evolusi universal.

Berikan pendapat atau komentar sdr. . .

Berikan pendapat atau komentar sdr. . .

Paradigma Penelitian Sosial Paradigma Menurut Thomas Khun merupakan Kerangka referensi yang menjadi dasar keyakinan

Paradigma Penelitian Sosial Paradigma Menurut Thomas Khun merupakan Kerangka referensi yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan teori. Menurut Patton (1975) merupakan cara pandang untuk mengurai kompleksitas dunia nyata.

Paradigma (lanjutan) Bogdan Biklen (1982); Paradigma kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yg dipegangbersama, konsep

Paradigma (lanjutan) Bogdan Biklen (1982); Paradigma kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yg dipegangbersama, konsep dan preposisi yg mearahkan dlm penelitian. Denzin&Lincoln (1994), prdgma mrpkn sistem keyakinan mendasar berdasarkan asumsi ontologi, epistimologi dan aksiologi. Cuba(1990), Paradigma dpt dicirikan oleh respon thd pertanyaan mendasar, ontologi, epistimolog dan aksiologi. George Ritzer(1975), merupakan gambaran fundamental tentang pokok permasalahan dalam ilmu pengtahuan (mendefinisikan dan menghubungkan eksemplar, teori, metode dan intrumen yg ada di dalamnya).

Paradigma (lanjutan) Adalah kumpulan tatanilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya,

Paradigma (lanjutan) Adalah kumpulan tatanilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya, sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang mengenai realita, dan akan menentukan bgmana seseorang memahami realitas. Adalah sistem keyakinan atau cara pandang si peneliti yg membimbing peneliti dlm memilih metode dan cara mendasar yg bersifat ontologi dan epistimologi.

Pendekatan dalam Penelitian Komunikasi 1. Pendekatan Positivistic atau empiris 2. Pendekatan Interpretatif atau Hermeneutik

Pendekatan dalam Penelitian Komunikasi 1. Pendekatan Positivistic atau empiris 2. Pendekatan Interpretatif atau Hermeneutik 3. Pendekatan Kritis ( Critical Approach )

Critical Approach atau Critical theory Menolak klaim bebas nilai dari positivisme. Pengetahuan bukanlah sesuatu

Critical Approach atau Critical theory Menolak klaim bebas nilai dari positivisme. Pengetahuan bukanlah sesuatu yg netral, baik secara moral dan politik. Pengetahuan mencerminkan kepentingan pengamatnya atau penguasa. Bochner (1985) ilmu tidak mungkin ada tanpa ideologi. Orang yang mempunyai kekuasaan berusaha untuk terus berkuasa.

Paradigma menawarkan cara pandang tentang komunikasi antar manusia Subject Matter: Individu dan Organisasi atau

Paradigma menawarkan cara pandang tentang komunikasi antar manusia Subject Matter: Individu dan Organisasi atau perilaku komunikasi individu atau organisasi Teori merupakan penjelasan yang lebih spesifik terhadap aspek tertentu dari perilaku komunikasi.

 Paradigma 1. 2. penelitian Sosial: Positivistic (ilmiah-kuantitatif) Post positivistic (alamiahkualitatif)

Paradigma 1. 2. penelitian Sosial: Positivistic (ilmiah-kuantitatif) Post positivistic (alamiahkualitatif)

Paradigma Positivistic (Ilmiah) • • • Positivistic, dunia sosial dpt dipelajari dg cara yg

Paradigma Positivistic (Ilmiah) • • • Positivistic, dunia sosial dpt dipelajari dg cara yg objektif dan bebas nilai. Manusia sama dg makhluk lainnya, produk evalusi yang terjadi secara kebetulan. Pradgm ini memandang manusia dari satu aspek atau satu dimensi saja: 1. dimensi kesadaran atau ketidak sadaran; 2. dimensi luar tingkah laku yang dapat diamati. Kebenaran objektif dapat dicapai melalui proses penelitian yang bebas nilai.

Paradigma Positivistic (Ilmiah) Filsafat positifisme memandang realitas atau gejala sosial, relatif tetap, kongkrit, terukur

Paradigma Positivistic (Ilmiah) Filsafat positifisme memandang realitas atau gejala sosial, relatif tetap, kongkrit, terukur dan hubungan antar gejala bersifat sebab akibat. Penelitian bersifat deduktif, rumusan masalah terikat pada teori dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Hipotesis diuji melalui pengumpulan data lapangan Sampel ditarik secara probabilitas dari populasi, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dari sampel yang diambil. Aksioma (pandangan dasar) tentang realitas: hubungan antara peneliti dengan yang diteliti; hubungan variabel; generasliasi dan bebas nilai.

Paradigma Positivistic (Ilmiah) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Paham positivisme memecahkan masalah bertitik

Paradigma Positivistic (Ilmiah) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Paham positivisme memecahkan masalah bertitik tolak pada teori dan hukum yang mungkin saja tidak relevan dengan situasi sosial yang khas pada masyarakat. Tujuan penelitian untuk verifikasi teori, sehinggga manfaat terapan untuk memahami perubahan sosial sangat terbatas. Penalaran deduktif, sulit untuk menghasilkan teori baru Peneliti mencari fakta-fakta atau sebab-sebab dari gejala sosial dari masyarakat tampa memperhatikan keadaan individu secara utuh. Metode positivisme menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dlaksanakan pada waktu tertentu. Responden dibagi ke dalam katagori-katagori tertentu. Analisis dilakukan setelah data dikumpulkan, ada umumnya menggunakan analisis kuantitatif.

Paradigma Post Positivisme (alamiah) Post positivisme: menolak ide-ide bahwa dunia sosial dpt dipelajari dgn

Paradigma Post Positivisme (alamiah) Post positivisme: menolak ide-ide bahwa dunia sosial dpt dipelajari dgn cara objektif dan bebas nilai. Peneliti dengan objek atau realitas bersifat interaktif. Kebenaran dipahami sebagai sesuatu yang bersifat subjektif dan diciptakan oleh pelaku. Peneliti ikut terlibat untuk dapat memahami makna subjektif dari pelaku. melalui teknik trianggulasi.

Paradigma Post positivisitic (alamiah) Ketidakpuasan terhadap cara kerja Positivisme 1. 2. 3. 4. 5.

Paradigma Post positivisitic (alamiah) Ketidakpuasan terhadap cara kerja Positivisme 1. 2. 3. 4. 5. 6. Paham positivisme memecahkan masalah bertitik tolak pada teori dan hukum yang mungkin saja tidak relevan dengan situasi sosial yang khas pada masyarakat. Tujuan penelitian untuk verifikasi teori, sehinggga manfaat terapan untuk memahami perubahan sosial sangat terbatas. Penalaran deduktif, sulit untuk menghasilkan teori baru Peneliti mencari fakta-fakta atau sebab-sebab dari gejala sosial dari masyarakat tampa memperhatikan keadaan individu secara utuh. Metode positivisme menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dlaksanakan pada waktu tertentu. Responden dibagi ke dalam katagori-katagori tertentu. Analisis dilakukan setelah data dikumpulkan, ada umumnya menggunakan analisis kuantitatif.

Paradigma Post positivisitic: asumsi dasar Hakikat realitas sosial (Ontologi): wholeness, holistic Hubungan peneliti dengan

Paradigma Post positivisitic: asumsi dasar Hakikat realitas sosial (Ontologi): wholeness, holistic Hubungan peneliti dengan masyarakat yang diteliti: Menyatu, Tidak Dualistik Pandangan tentang hubungan antar berbagai aspek atau gejala: Sebab juga dapat sebagai Akibat Pengutamaan kontekstual yang berbatas ruang, waktu dan relativisme kebudayaan: Tidak bertujuan mengutamakan generalisasi Terikat nilai: Tidak bebas nilai

Karateristik metode kualitatif Metode Kualitatif memiliki ciri-ciri yang sama dengan dan merupakan kontinuitas dari

Karateristik metode kualitatif Metode Kualitatif memiliki ciri-ciri yang sama dengan dan merupakan kontinuitas dari Metode Etnografi Actor based Native’s point of view Mengutamakan pendekatan emic Mengutamakan pengumpulan data primer hasil wawancara tidak terstruktur, wawancara mendalam, observasi langsung, observasi partisipasi, FGD, others of participatory approach Thick description

Critical Approach atau Critical theory Menolak klaim bebas nilai dari positivisme. Pengetahuan bukanlah sesuatu

Critical Approach atau Critical theory Menolak klaim bebas nilai dari positivisme. Pengetahuan bukanlah sesuatu yg netral, baik secara moral dan politik. Pengetahuan mencerminkan kepentingan pengamatnya atau penguasa. Bochner (1985) ilmu tidak mungkin ada tanpa ideologi. Orang yang mempunyai kekuasaan berusaha untuk terus berkuasa.

Landasan Teori Metode Kualitatif 1. Teori Interaksionisme Simbolik Menekankan pada perilaku manusia dalam hubungan

Landasan Teori Metode Kualitatif 1. Teori Interaksionisme Simbolik Menekankan pada perilaku manusia dalam hubungan inter-personal. Perilaku manusia dapat dipahami melalui simbol dan makna dari simbol yang ditampilkannya. Peneliti berusaha untuk menemukan makna. Asumsi dasar dari teori interaksionisme simbolik: a. Perilaku manusia mempunyai makna dibalik yang menggejala. b. Makna kemanusiaan dicari pada interaksi sosial manusia. c. Masyarakat manusia berkembang secara holistik dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

Interaksionisme Simbolik: Manusia dibekali kemampuan utk berpikir Kemampuan berpikir dibentuk dari interaksi sosial Dalam

Interaksionisme Simbolik: Manusia dibekali kemampuan utk berpikir Kemampuan berpikir dibentuk dari interaksi sosial Dalam interaksisosial manusia mempelajari arti dan simbol-simbol Makna dan simbol memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus dan berinteraksi Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka terhadap sistuasi.

Interaksionisme Simbolik Manusia mampu membuat kebijakan modifikasi dan perubahan, sebagian , karena kemampuan mereka

Interaksionisme Simbolik Manusia mampu membuat kebijakan modifikasi dan perubahan, sebagian , karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, yang memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif, dan memilih satu diantara serangkaian peluang tindakan. Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat

Etnometodologi ( Harold Garfinkel) v v Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan

Etnometodologi ( Harold Garfinkel) v v Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Manusia dipandang rasional, tetapi dalam menyelesaikan kehidupan sehari-hari, mereka menggunakan penalaran praktis. Studi tentang” kumpulan pengetahuan berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur dan pertimbangan yang digunakan masyarakat untuk memahami dan mencari tahu dan bertindak berdasarkan situasi dimana mereka menemukan dirinya sendiri. Fakta sosial menurut Garfinkel adalah realitas objektif, produk masyarakat yang diciptakan diorganisir secara alamiah, terus menerus dan tidak ada peluang untuk menghindar, bersembunyi. Berbeda dengan Durkheim fakta sosial ( berada di luar dan memaksa individu). Pakar Etnometodologi melihat tindakan aktor dilakukan secara rutin dan relatif tanpa pikir. Namun mereka menolak memperlakukan aktor sebagai si tolol yang memberikan peringatan.

Etnometodologi ( Harold Garfinkel) Pendapat Garfinkel mengenai Etnometodologi, penjelasan para aktor dapat dijelaskan secara

Etnometodologi ( Harold Garfinkel) Pendapat Garfinkel mengenai Etnometodologi, penjelasan para aktor dapat dijelaskan secara reflektif. Cara aktor mendeskripsikan, mengkritik dan mengidelisasikan suatu keadaan tertentu. Pakar Etnometodologi memberikan perhatian bagaimana menganalisis penjelasan aktor maupun cara-cara penejelasan diberikan diterima (ditolak) oleh orang lain. Pakar Etnometodologi memberikan perhatian pada analisis terhadap percakapan.

Contoh (Mhs menjelaskan kegagalannya kepada Ortu) 1. 2. Mahasiswa mencoba mengemukakan pemikirannya mengenai suatu

Contoh (Mhs menjelaskan kegagalannya kepada Ortu) 1. 2. Mahasiswa mencoba mengemukakan pemikirannya mengenai suatu peristiwa kepada Ortu. Pakar Etnometodolog tertarik pada sifat dasar dari penjelasan yang diberikan mhs serta alasan-alasannya, sehingga Ortu menerima atau menolak. Analisis diarahkan pada penjelasan mhs dan bagaimana mhs menjelaskan tindakannya.

Landasan Teori Metode Kualitatif 1. v v v Perspektif Kebudayaan Perilaku individu merupakan hasil

Landasan Teori Metode Kualitatif 1. v v v Perspektif Kebudayaan Perilaku individu merupakan hasil interpretasi individu terhadap sistem nilai budaya dan sistem sosial. Kebudayaan berfungsi sebagai mekanisme yang mengarahkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan (lingkungan pisik dan lingkungan sosial). Kebudayaan digunakan oleh individu untuk menata struktur yang ada dalam kehidupannya dan menentukan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada menurut jenis dan sifatnya. Kebudayaan bertujuan untuk menata kehidupan masyarakat agar lebih baik, lebih teratur dan lebih dinamis.

Tugas dan bahan diskusi: Perbedaan Metode Kuantitatif dan Kualitatif 1. Aksioma (pandangan mendasar tentang

Tugas dan bahan diskusi: Perbedaan Metode Kuantitatif dan Kualitatif 1. Aksioma (pandangan mendasar tentang realitas ) 2. Karakteristik penelitian 3. Proses Penelitian

 TERIMA KASIH

TERIMA KASIH