METODE PENELITIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN Nadra Fakultas Ilmu Budaya

METODE PENELITIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN Nadra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas UAD Yogyakarta 26 Oktober 2019

LINGUISTIK KEBUDAYAAN ↕ merupakan bidang ilmu interdisipliner yang mempelajari hubungan antara bahasa dan kebudayaan di dalam suatu masyarakat

n Pola pikir dan perilaku budaya: tidak terlepas dari bahasa (seperti: ragam/langgam, diksi, tekanan) yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang.

BAHASA → masalah 1. Masalah pengertian bahasa a. Pendapat umum b. Pandangan linguistik

2. Masalah yang berhubungan dengan pemakai bahasa a. Manusia dalam hidup bermasyarakat terikat oleh kebangsaan, ras, agama, kebudayaan tertentu. b. Manusia sebagai pribadi terikat pula oleh keadaan jasmani dan rahohani.

3. Masalah yang berhubungan dengan suasana pemakaian bahasa a. Dari yang sangat biasa s. d. yang sangat luar biasa/aneh. b. Percakapan dalam keluarga, tetangga, jual beli, rapat, diskusi ilmiah, khotbah, lawak, drama, dsb.

4. Masalah yang berhubungan dengan alat yang digunakan untuk membentuk bahasa a. Bahasa yang diucapkan →menggunakan mulut → bahasa lisan. b. Bahasa yang dituliskan → bahasa tulis. c. Bahasa yang menggunakan gerak gerik anggota tubuh tertentu (mimik) → bahasa sikap. d. Bahasa yang menggunakan benda-benda tertentu, seperti bendera, asap, lampu, genderang → bahasa isyarat.

Objek Linguistik n n n Bahasa manusia yang normal Yang dipakai secara wajar Menggunakan mulut/alat ucap Berupa deretan bunyi, kata, dan sejenisnya (jelas identitas lingualnya)

Variasi Istilah untuk Linguistik Kebudayaan n n n Foley (1997): linguistik antropologi’ Duranti (1997): linguistik antropologi = antropologi linguistik Eropa: etnolinguistik Amerika: antropologi linguistik Alisjahbana: linguistik kebudayaan Bagus: linguistik kebudayaan

Linguistik Antropologi n adalah disiplin ilmu yang bersifat interpretatif yang lebih jauh mengupas bahasa untuk menemukan pemahaman budaya (cultural understanding). (Foley)

n n Linguistik kebudayaan yang dimaksudkan di sini sepadan dengan konsep Foley tentang linguistik antropologi, yakni sebagai bagian dari linguistik. Sementara, antropolinguistik dimaksudkan sebagai bagian dari kajian antropologi.

n n Wierzbicka (1994: 1): “Mengapa setiap kelompok etnik menggunakan bahasa ataupun ragam yang berbeda, dan dengan cara yang berbeda? ” Penjelasan itu terkait dengan pemaknaan sebuah tuturan, padangan penuturnya terhadap dunia (Palmer, 1996: 113).

Contoh n n Urutan: bahasa Cina bahasa Indonesia Arah mata angin: bahasa Inggris bahasa Jawa bahasa Minangkabau

n n Bahasa → alat untuk memahami budaya (baik yang sekarang ada maupun yang telah diawetkan, dan yang akan datang (dengan cara mewariskannya) Tanpa bahasa tak akan ada budaya (Djajasudarma, 2002)

Contoh: 'Tempat Memasak' n tungku → kompor minyak tanah → kompos gas → magic com Ungkapan dalam bahasa Minangkabau: Tigo tungku sajarangan 'sistem kepemimpinan di Minangkabau yang terdiri atas: pimpinan adat, ulama, dan ilmuwan'

n Basilang kayu dalam tungku, makonyo nasi ka masak 'ada perbedaan pendapat, didiskusikan untuk menghasilkan suatu kesepakatan yang terbaik' (bersilang kayu di dalam tungku, barulah nasi akan masak').

Istilah Khusus dalam Bahasa Minangkabau n o mamak (bahasa Minangkabau) → om paman kamanakan (bahasa Minangkabau) → ponakan

n Putra Yadnya (2004) mengatakan bahwa bahasa bisa dipandang sebagai suatu sumber daya untuk menyingkap misteri budaya → mulai dari perilaku berbahasa, identitas, dan kehidupan penutur, pendayagunaan dan pemberdayaan bahasa sampai dengan pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya.

n n Bahasa dalam hal ini, membungkus “sesuatu” di balik penggunaanya. Secara substansial, “sesuatu” yang dimaksud adalah makna dan nilai.

Linguistik Kebudayaan: dipandang sebagai suatu studi tentang bentuk, makna, dan nilai bahasa yang membentuk fenomena, gejala, dan peristiwa kebudayaan

Contoh: n n n Pongek longkok ‘nama sejenis gulai yang bahannya terdiri atas sembilan puluh sembilan macam dedaunan’ Makna dari penamaan pongek longkok termasuk dalam makna konseptual sebab arti, maksud, maupun tujuannya tergambar dalam kata yang diungkapkan. Merujuk pada sembilan puluh sembilan nama kebesaran Tuhan. Makanan untuk acara tamat kaji atau khatam Alquran Nilai yang terkandung dalam pongek longkok adalah nilai keagamaan, sebab dapat mengingatkan orang yang ikut dalam acara khatam Alquran tersebut akan sembilan puluh sembilan nama Tuhan.

Hierarki (Tataran) Bahasa Fonologi Fonetik Fonemik Morfologi Sintaksis Wacana tidak bermakna pembeda makna bermakna (Semantik)

Objek Kajian n Bahasa → abstrak ↳ objek materia n Aspek tertentu bahasa → konkret ↳ objek forma

METODE PENELITIAN (LAPANGAN) LINGUISTIK KEBUDAYAAN Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan n n

Data merupakan bahan pokok dalam sebuah penelitian (Sudaryanto menyebutnya “bahan jadi penelitian”) ↓ Data tidak akan ada kalau tidak dilakukan usaha untuk memerolehnya

n n Oleh karena begitu pentingnya data, perlu diperhatikan bagaimana cara untuk mendapatkannya Kualitas hasil penelitian salah satunya tergantung pada cara pemerolehan datanya

Cara untuk Mendapatkan Data ↓ Metode ↓ Teknik

Sumber Data ↓ 1. sumber substansional data 2. sumber lokasional data ↓ tempat/lokasi

LAPANGAN merupakan salah satu wadah atau tempat data berada ↓ 1. Penetapan daerah penelitian 2. Perancangan isnstrumen atau daftar pertanyaan 3. Pemilihan informan

Penetapan Daerah Penelitian A. Cara penentuan daerah penelitian 1) Keadaan geografis daerah penelitian 2) Keadaan kependudukan daerah penelitian 3) Tinjauan sejarah daerah penelitian 4) Keadaan kebahasaan daerah penelitian B. Lokasi tanya jawab/pengamatan

Keadaan Geografis Daerah Penelitian n Perlu diperhatikan untuk menyusun daftar pertanyaan Keadaan alam membentuk dan mempengaruhi kegiatan dan kebiasaan penduduk Hal itu berhubungan dengan kosakata, istilah, atau bahasa yang digunakan

Keadaan Kependudukan Daerah Penelitian n n Masalah etnik Budaya Agama Sosial

n n Daftar pertanyaan untuk masyarakat Minang berbeda dengan masyarakat Sunda dan masyarakat lainnya Pertanyaan yang mengandung konsep budaya tidak akan dipahami oleh informan yang berbeda budaya Agama yang dianut penduduk daerah penelitian perlu pula diketahui oleh peneliti Apabila sebagian besar beragama Islam, daftar pertanyaan bisa menyangkut sekitar agama dan kebiasaan pemeluk agama tersebut

Tinjauan Sejarah Daerah Penelitian n Pemunculan suatu kata erat kaitannya dengan sejarah pada waktu kata itu muncul Peneliti dapat mengecek bahasa apa saja yang ikut mempengaruhi isolek daerah penelitian Temuan penelitian di bidang sejarah akan memberi informasi tentang kedatangan sekelompok masyarakat ke suatu tempat

Keadaan Kebahasaan Daerah Penelitian n n Perlu diperhatikan untuk melihat kekhususan/kekhasan isolek setempat Pertimbangan ini akan menuntun peneliti dalam menyusun daftar pertanyaan

Lokasi Tanya Jawab di rumah n di lapangan n di ladang n di kantor desa n di balai adat Lokasi tidak termasuk penghambat dalam penelitian. Suasana penelitianlah yang sangat menentukan kelancaran pemerolehan data n

Observasi ke Lapangan & Studi Pustaka untuk memperoleh informasi tentang keadaan alam, kependudukan, dan situasi kebahasaan daerah penelitian

Daftar Pertanyaan n n Disiapkan sebelum ke lapangan (bisa dikebangkan di lapangan) Diibaratkan sebagai jala untuk menjaring data

Isi Daftar Pertanyaan n Pertanyaan tentang daerah penelitian Pertanyaan tentang informan Petanyaan untuk menjaring data bahasa sesuai dengan objek penelitian

Tahap Pelaksanaan n n Mengurus izin penelitian Mendatangi daerah penelitian Mencari informan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Menetapkan lokasi/tempat tanya jawab/penyimakan Melaksanakan penelitian/ penjaringan data

Pengumpulan Data Langsung ke Lapangan n Peneliti berada langsung di lapangan untuk mengumpulkan data Peneliti sendirilah yang mengajukan pertanyaan kepada informan Peneliti mencatat langsung jawaban yang diberikan dan merekamnya

KELEBIHANNYA n n Kesahihan data terjamin Peneliti secara langsung merasakan keadaan geografis, budaya, dan situasi kebahasaan masyarakat yang bersangkutan

Metode Pengumpulan Data 1. Metode simak ↓ Teknik sadap ↓ 2. Metode cakap ↓ Teknik pancing (daftar pertanyaan/ instrumen penelitian) ↓ Teknik SLC Teknik SBLC Teknik CS Teknik rekam/ Teknik catat

Teknik Cakap Semuka n n n Pada dasarnya, teknik ini sama dengan teknik wawancara Instrumen yang akan ditanyakan itu sudah disiapkan dapat dikembangkan di lapangan. Teknik ini dilaksanakan dengan cara tanya jawab antara informan dan peneliti

Teknik Rekam n n Teknik ini digunakan untuk melengkapi teknik lain, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Perekaman dilakukan pada waktu si peneliti mewawancarai informan. Sebelum rekaman dimulai, hendaknya peneliti memperkenalkan alat tersebut kepada informan. Kegunaan rekaman juga perlu dijelaskan agar informan tidak gugup menjawab pertanyaan karena kehadiran alat tersebut.

REKAMAN n n n Rekaman itu dapat diputar kembali apabila muncul keraguan dalam transkripsi data. Rekaman sangat berarti bagi si peneliti yang jarak tempat tinggalnya berjauhan dengan lokasi penelitian. Dengan adanya rekaman, pengecekan data tidak perlu dilakukan di lapangan. Untuk kembali ke lapangan, diperlukan biaya tambahan. Oleh karena itu, persiapan rekaman perlu diperhatikan betul. Pengecekan itu perlu dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan dalam analisis data.

Teknik Catat n n n Teknik ini dilaksanakan bersamaan dengan teknik rekam. Jawaban informan dicatat langsung pada bagian yang sudah disediakan di sebelah pertanyaan. Catatan ini sangat penting (merupakan bahan utama) untuk proses selanjutnya, yaitu analisis data.

Pendekatan Linguistik Kebudayaan: a. Pendekatan struktural: analisis pemakaian bahasa dalam dimensi budaya mencakup: bentuk, fungsi, makna, dan nilai. b. Pendekatan semiotik: studi tentang tanda dan makna komunikasi melalui tanda-tanda. c. Pendekatan etik vs emik: menganut prinsip bahwa yang paling mengetahui budaya suatu kelompok etnik adalah kelompok etnik itu sendiri. d. Pendekatan etnografi dan wacana: pemakaian bahasa dalam konteks. Berdasarkan pendekatan etnografi, pemakaian bahasa dipandang sebagai bagian dari ekspresi budaya. Konteks dimaksud adalah konteks linguistik dan konteks nonlinguistik (termasuk di dalamnya konteks sosial dan budaya).

Te rim a Ka s ih