MENGAPA KHILAFAH BELUM TEGAK Oleh Hafidz Abdurrahman AlAllamah
MENGAPA KHILAFAH BELUM TEGAK? Oleh: Hafidz Abdurrahman
ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ، ﺃﻦ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺨﻠﻴﻔﺔ ﺍﻟﻤﺒﺎﻳﻊ ﻣﺴﺘﻜﻤﻼ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻧﻌﻘﺎﺩ ﺍﻟﺨﻼﻓﺔ : ﺭﺍﺑﻌﻬﺎ ﻷﻦ ﺍﻟﻌﺒﺮﺓ ﺑﺸﺮﻭﻁ ﺍﻹﻧﻌﻘﺎﺩ؛ ، ﻳﻜﻦ ﻣﺴﺘﻮﻓﻴﺎ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻷﻔﻀﻠﻴﺔ Al-’Allamah Syaikh ‘Abd al-Qadim Zallum menyatakan tentang wilayah yang berhasil menegakkan Khilafah harus memenuhi 4 syarat: Pertama, kekuasaan wilayah tersebut bersifat independen, hanya bersandar kepada kaum Muslim, bukan kepada negara Kafir, atau di bawah cengkraman kaum Kafir. Kedua, keamanan kaum Muslim di wilayah itu di tangan Islam, bukan keamanan Kufur, dimana perlindungan terhadap ancaman dari dalam maupun luar, merupakan perlindungan Islam bersumber dari kekuatan kaum Muslim sebagai kekuatan Islam murni. Ketiga, memulai seketika dengan menerapkan Islam secara total, revolusioner dan menyeluruh, serta siap
Keempat, Khalifah yang dibai’at harus memenuhi syarat pengangkatan Khilafah (Muslim, laki-laki, baligh, berakal, merdeka, adil dan mampu), sekalipun belum memenuhi syarat keutamaan. Sebab, yang menjadi patokan adalah syarat in’iqad (pengangkatan). (al-’Allamah Syaikh ‘Abd al. Qadim Zallum, Nidzam al-Hukmi fi al-Islam, 59 -60)
Khilafah Masalah Nashrullah q. Kapan, di mana, dan kepada siapa Nashrullah diberikan adalah otoritas Allah SWT. . q. Nashrullah diberikan oleh Allah, setelah kita menolong-Nya, dengan mengupayakan hukum sebab akibat: ﻭﻓﺴﺮ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ ﻓﺠﻌﻞ ﻧﺼﺮﻧﺎ ﻟـﻪ ﻣﻘﺪﻣ ﻋﻠﻰ ،﴾ ﴿ﻥ ﻧﻭﺍ ٱﻠ ﻧ : ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ . ﻧﺼﺮﻩ ﻟﻨﺎ Allah berfirman: “Jika kalian menolong Allah, maka Dia pasti akan menolong kalian. ” (Q. s. Muhammad: 7). Ar-Razi menafsirkan, “Dia menjadikan pertolongan kita kepada-Nya harus diberikan lebih dulu agar Dia memberikan
ﺃﻨﻪ ﻻ ﺍﻣﺘﻨﺎﻉ ﻓﻲ ﺃﻦ ﻳﺼﺪﺭ ﻋﻦ : )ﻭﺍﻟﺠﻮﺍﺏ : ﻭﺃﻀﺎﻑ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ ﻗﺎﺋﻼ ﺛﻢ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻋﻨﺎ ﻳﻨﺴﺎﻕ ، ﻓﻴﺼﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﺳﺒﺒ ﻟﺼﺪﻭﺭ ﻓﻌﻞ ﻋﻨﺎ ، ﺍﻟﺤﻖ ﻓﻌﻞ ﻓﺈﻥ ﺃﺴﺒﺎﺏ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ ﻭﻣﺴﺒﺒﺎﺗﻬﺎ ، ﺇﻟﻰ ﻓﻌﻞ آﺨﺮ ﻳﺼﺪﺭ ﻋﻦ ﺍﻟﺮﺏ ﻣﺘﺴﻠﺴﻠﺔ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﺗﻴﺐ ﻋﺠﻴﺐ ﻳﻌﺠﺰ ﻋﻦ ﺇﺩﺭﺍﻙ ﻛﻴﻔﻴﺘﻪ ﺃﻜﺜﺮ ﺍﻟﻌﻘﻮﻝ ( ﺍﻟﺒﺸﺮﻳﺔ Ar-Razi menambahkan, “Jawabannya, bahwa tidak ada larangan jika perbuatan itu lahir dari al. Haq (Allah), sehingga itu menjadi alasan mengapa kita harus melakukan perbuatan. Lalu, perbuatan kita diselaraskan dengan perbuatan lain yang datang dari Allah, karena sebab-sebab berbagai peristiwa dan akibatnya selalu terkait dengan urutan yang menakjubkan, yang tidak mampu dijangkau kaifiyahnya oleh akal manusia. ” (ar-Razi, Tafsir ar-Razi, Juz XXXII, hal. 349)
Hukum Sebab-Akibat Agar Prasyarat itu Terwujud? q. Umat yang terdidik (al-ummah almutatsaqqafah) hingga mempunyai kesadaran umum tentang Islam, dan kesadaran politik. q. Kesadaran umum tentang Islam (al-wa’yu al’am ‘an al-Islam): Umat paham sistem pemerintahan Islam, sistem ekonomi Islam, sistem sosial Islam, sistem pendidikan Islam, sistem sanksi hukum, politik luar negeri, dsb. q. Kesadaran politik (al-wa’yu as-siyasi): Umat paham kondisi, konstalasi dan peta dunia dari perspektif Islam.
Siapa yang Harus Menyiapkan? q. Partai politik ideologis (hizbun siyasi mabda’i); q. Partai yang mempunyai master plan (rancangan induk perubahan), atau attsaqafah al-mutabannat (konsep yang diadopsi dan diperjuangkan) yang menjadi fikrah-nya: Sistem pemerintahan Islam, sistem ekonomi Islam, sistem sosial Islam, sistem pendidikan Islam, sistem sanksi, politik luar negeri, dsb. q. Partai yang mempunyai road map (peta
Bagaimana Caranya? q Satu-satunya metode yang sahih untuk mendapatkan kekuasaan dan mendirikan Khilafah adalah thalab an-nushrah. q Metode thalab an-nushrah dijelaskan oleh al’Allamah Syaikh Muhammad Khair Haikal: ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻨﺼﺮﺓ ﺑﻌﺪ ﺍﺷﺘﺪﺍﺩ ﺍﻷﺬﻯ؛ ü ﻋﺮﺽ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻧﻔﺴﻪ ﻋﻠﻰ ﺯﻋﻤﺎﺀ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﻞ ü ﻭﺫﻭﻱ ﺍﻟﺸﺮﻑ ، ﺣﺼﺮ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻨﺼﺮﺓ ﺑﻴﻦ ﺯﻋﻤﺎﺀ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﻞ ü ﻭﺍﻟﻤﻜﺎﻧﺔ؛
ü Thalab an-nushrah dilakukan setelah meningkatnya penganiayaan; ü Rasul menawarkan sendiri kepada para pemuka kabilah; ü Thalab an-nushrah hanya dilakukan kepada pemuka kabilah, serta pihak-pihak yang mempunyai posisi dan kedudukan; ü Meyakini dakwah menjadi syarat bagi orang yang bisa diterima nushrah-nya. ü Thalab an-nushrah untuk dua kepentingan: Pertama, melindungi penyampaian dakwah; Kedua, menerima tampuk kekuasaan dan pemerintahan.
ü Menolak jaminan apapun kepada kekuatan yang siap memberikan nushrah, misalnya memberikan kekuasaan dan pemerintahan kepada tokohnya sebagai kompensasi. ü Orang yang memberikan nushrah disyaratkan harus mampu menghadapi musuh dakwah, ketika negara berdiri. ü Orang yang memberikan nushrah disyaratkan negerinya tidak terikat dengan perjanjian internasional yang tidak bisa dilepaskan, sesuatu yang nota bene bertentangan dengan dakwah. . (al-’Allamah Syaikh Muhammad Khair Haikal, al-Jihad wa al-Qital fi as-Siyasah as. Syar’iyyah, Juz I, hal. 406 -413)
Kapan Khilafah Berdiri? q. Ketika umat yang mempunyai kekuasaan telah mempunyai kesadaran umum tentang Islam, dan kesadaran politik yang benar; q. Kekuatan mereka dipimpin oleh partai politik ideologis yang menjadi lisan alumah; q. Kekuatan yang dipimpin oleh partai ideologis tersebut dikonsolidasikan dengan kekuatan ahl an-nushrah. q. Saat itulah, Khilafah dengan izin Allah
- Slides: 14