MENDORONG REFORMA AGRARIA DALAM MAKSUD YANG SEBENARNYA Refleksi
MENDORONG REFORMA AGRARIA DALAM MAKSUD YANG SEBENARNYA Refleksi Atas TAP MPR IX/2001 tentang PA dan PSDA, Perubahan Kebijakan dan Situasi Agraria Saat Ini Dewi Kartika Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria
BABAK MENDORONG PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN KONSOLIDASI GERAKAN RAKYAT UNTUK PEMBARUAN AGRARIAN (PA/RA) Jali Merah 2001 2000 1997 - 1999 2002 - 2003 2004 - 2019 Satu Dekade SBY Jokowi-JK Jokowi-Ma’aruf Amin (? )
PEMBARUAN AGRARIA DALAM SEJARAH PERJUANGAN TAP MPR IX/2001 19971999 • KPA berkonfrontasi dgn BPN yg ingin mengubah UUPA 1960 dan membuka skema kebijakan pasar tanah melaui program administrasi pertanahan (LAP) yg diutangi Bank Dunia. • Puncak reklaiming, okupasi tanah scr terbuka oleh petani, OR terbentuk. • Kejatuhan Soeharto dan babak Reformasi. KPA memandangnya sbg momentum politik utk mendorong kebijakan reforma agraria menjadi salah satu agenda reformasi. • Seminar, diskusi dan terbitan dengan tema PA/RA sbg agenda yg inklusif dgn reformasi total. Puncaknya, konferensi pembaruan agraria di UGM yg melahirkan resolusi pembaruan agraria. • Resolusi diadopsi sbg bagian dari keputusan Munas II KPA di Kaliurang Yogyakarta 1999. • Resolusi inilah dokumen cikal bakal ide TAP MPR ttg pembaruan agraria. Naskah tipis berisi pointer arah kebijakan pembaruan agraria ini dipublikasikan luas dan jadi panduan advokasi, kampanye dan penguatan organisasi rakyat. • Menyelenggarakan seminar di Jakarta, menyambut Sidang Umum MPR 1999 dgn tema mendorong Ketetapan MPR ttg Pembaruan Agraria. Hadir perwakilan MPR dari berbagai partai. • KPA bersama sejumlah CSO mengusulkan diterbitkan TAP MPR yg isinya dikembangkan dari resolusi pembaruan agraria hasil konferensi nasional pembaruan agraria 1999 di UGM. • Usulan CSOs belum dipenuhi MPR krn agenda SU MPR hanya pemilihan presiden dan wapres. Agenda-agenda lain dijanjikan beberapa tokoh MPR akan dibahas dlm Sidang Tahunan MPR tahun 2000.
Pembaruan Agraria Dalam Sejarah Perjuangan TAP MPR IX/2001 2000 • KPA kembali mendorong TAP MPR melalui Konferensi Nasional Reforma Agraria dan Hak Asasi Petani bersama SPI dan Komnas HAM. • Salah satu resolusi konferensi ini adalah dorongan ttg TAP MPR ttg Pembaruan Agraria. Diikuti 500 -an peserta aktivis gerakan petani dan NGO se-indonesia. • Substansi lain konferensi ini mewarnai UU Perlindungan Hak Petani dan deklarasi hak asasi petani di PBB yg diprakarsai SPI. • Secara khusus, bersama serikat tani melakukan aksi-aksi utk TAP MPR dlm Sidang Tahunan MPR tahun 2000. Selain aksi petani juga aksi mogok makan dan mogok bicara aktivis mendesak MPR menetapkan Pembaruan Agraria sbg ketetapan. • MPR kembali tidak menetapkan RA sbg TAP. Beberapa anggota MPR berkomitmen utk membahasnya dlm Sidang Tahunan MPR 2001.
PEMBARUAN AGRARIA DALAM SEJARAH PERJUANGAN TAP MPR IX/20012002/2003 • KPA dkk mendorong TAP PA, dan WALHI dkk mendorong TAP PSDA. Lewat diskusi intensif akhirnya disepakati bahwa PA dan PSDA jadi satu TAP. • Untuk memudahkan advokasi dibentuk Pokja Ornop PA-PSDA • Dilakukan seminar nasional di Bandung menyusun naskah rancangan TAP MPR bersama Komite II MPR. Di sela-sela seminar tsb digelar aksi ribuan petani dari Priangan Timur yg tertahan di Jalan Baru Ciclengka. • Utusan MPR dan panitia seminar mendatangi massa dan menjanjikan akan meneruskan aspirasi petani yg menuntut PA jadi TAP MPR akan diteruskan ke MPR. • Akhirnya, Sidang Tahunan MPR tahun 2001 menetapkan Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam sbg TAP IX/2001. • KPA dkk merespon positif dan mengawal pelaksanaan TAP ini. Namun SPI dkk menolak TAP MPR ini karena dianggap mencampuradukan dgn isu PSDA yg dicap neolib. GWR juga memberi catatan kritis thd definisi “secara berkelanjutan” dalam konsep RA TAP MPR • TAP MPR digunakan KPA bersama Anggota sebagai tonggak baru perjuangan reforma agraria di Indonesia, setelah UUPA 1960; juga sbg alat baru utk memperkuat dan memperluas gerakan pendudukan tanah oleh rakyat. Misalnya di Priangan Timur oleh SPP, dan oleh serikat tani di sekitar Taman Nasional Lore Lindu (sekarang kab Sigi, Sulteng), dll. • Arah kebijakan PA-PSDA yg pokok diantaranya: Review peraturan perundang-undangan terkait agrarian dan SDA, penyelesaian konflik agraria, redistribusi penguasaan dam pemilikan tanah, dsb. • Ketika 2002 ada keputusan MPR yg menghapuskan TAP MPR dari hirarki peraturan perundangan, mendesakkan bahwa TAP MPR IX/2001 termasuk ketetapan yg masih tetap berlaku sampai agenda-agendanya dilaksanakan oleh Presiden dan DPR. • Tap MPR tahun 2002 dan/atau 2003 ada sejumlah RUU yg dimandatkan dengan memberi saran dan masukan utk Presiden dll, termasuk RUU RA dan RUU penyelesaian konflik. Sampai sekarang (2019) keduanya belum ada, sehingga TAP MPR ini masih relevan. .
PENYELESAIAN KONFLIK AGRARIA DALAM KERANGKA REFORMA AGRARIA Bukan KNu. PKA/UKP 2 K A TPPKA KSP 2002 -2003 2016 - sekarang 2014 - 2015
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR IX/MPR/2001 TENTANG PEMBARUAN AGRARIA DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM WALHI, AMAN, Hu. Ma, RMI Jakarta, 11 September 2019
POSISI DAN PENGERTIAN • Landasan peraturan perundangan mengenai pembaruan agraria (PA) dan pengelolaan sumber daya alam (PSDA). • PA mencakup suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria, dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. • PSDA yang terkandung di daratan, laut dan angkasa dilakukan secara optimal, adil, berkelanjutan dan ramah lingkungan.
ARAH KEBIJAKAN PEMBARUAN AGRARIA ADALAH: a. Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundangan yang berkaitan dengan agraria dalam rangka sinkronisasi kebijakan antar sektor demi terwujudnya peraturan perundang-undangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip PA-PSDA (Pasal 4) b. Melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (landreform) yang berkeadilan dengan mempertahankan kepemilikan tanah untuk rakyat. c. Menyelenggarakan pendataan pertanahan melalui inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara komprehensif dan sistematis dalam rangka pelaksanaan landreform. d. Menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan sumber daya agraria yang timbul selama ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakkan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip PA-PSDA. e. Memperkuat kelembagaan dan kewenangannya dalam rangka mengemban pelaksanaan pembaruan agraria dan menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan sumber daya agraria yang terjadi. f. Mengupayakan dengan sungguh-sungguh pembiayaan dalam melaksanakan program pembaruan agraria dan penyelesaian konflik-konflik sumber daya agraria yang terjadi.
ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM ADALAH: a. Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan antarsektor yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 4 Ketetapan ini. b. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber daya alam melalui identifikasi dan inventarisasi kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai potensi pembangunan nasional. c. Memperluas pemberian akses informasi kepada masyarakat mengenai potensi sumber daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya tanggung jawab sosial untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan termasuk teknologi tradisional. d. Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumber daya alam dan melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sumber daya alam tersebut. e. Menyelesaikan konflik-konflik pemanfaatan sumber daya alam yang timbul selama ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 4 Ketetapan ini. f. Mengupayakan pemulihan ekosistem yang telah rusak akibat eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. g. Menyusun stategi pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada optimalisasi manfaat dengan memperhatikan potensi, kontribusi, kepentingan masyarakat dan kondisi daerah maupun nasional.
REFLEKSI TAP IX MPR PASCA PUTUSAN MK • Pada masa awal Reformasi Tap MPR masih kuat karena Presiden masih mandataris MPR (Habibie, Gus Dur dan Megawati). • Setelah presiden dipilih langsung (2004), berimplikasi pada system ketatanegaraan, hierarki TAP MPR tidak lagi kuat karena Presiden bukan mandataris MPR. • Sistem ketatanegaraan sudah berubah • Putusan MK No. 75/PUU-XII/2014: TAP MPR berlaku sepanjang berbentuk kebijakan dan harus diperkuat dengan perundang-undangan. • TAP MPR IX masih relevan.
PERUBAHAN KEBIJAKAN RA SATU DEKADE SBY • Cara advokasi berubah: Presiden adalah mandataris rakyat • Intervensi program Capres-Cawapres sebelum mendaftar ke KPU • KPA dkk merumuskan usulan Pembangunan Pertanian dan Pembaruan Agraria, usulan ini dibawa melalui Brighten Institute • BUKU PUTIH SBY-JK mencakup usulan tsb, dalam kebijakan menjadi Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) dan Layanan Rakyat untuk Sertifikasi tanah (Larasita) • Hasilnya: menyempit menjadi sertifikasi tanah, program Jasela, perombakan struktur agrarian dan konflik agrarian structural tidak disentuh.
PERUBAHAN KEBIJAKAN RA 5 TAHUN JOKOWI • Sama seperti cara advokasi masa SBY • KNRA-KNPA merumuskan Buku Putih Reforma Agraria • Intervensi rencana program kerja Capres-Capres (Nawacita) melalui pertemuan lobi, diskusi, rapat Bappenas, Rumah Transisi • RPJMN 2015 -2019 dan RKP I: Reforma Agraria sebagai prioritas nasional, namun RA masih di bawah kedaulatan pangan; terdapat kelemahan sejak RPJMN • Melalui KSP mengarahkan RA menjadi prioritas tersendiri • Perumusan Perpres RA melalui Kementerian ATR/BPN: berusaha meluruskan RA • Global Land Forum dan HTN 2018: mengingatkan kembali janji RA dan mendesakkan Ran. Perpres RA untuk ditandatangani. Perpres RA ditandatangani. • RA kembali menyempit menjadi sertifikasi (PTSL); perombakan struktur agraria dan konflik agraria struktural belum juga disentuh. • Selalu ada orang/kelompok yang merubah orientasi kebijakan RA.
MASYARAKAT SIPIL MENDORONG KEBIJAKAN POLITIK DAN REALISASI REFORMA AGRARIA (2014 - 2017) “Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia”, diantaranya akan dicapai melalui “…peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong landreform dan kepemilikan lahan seluas 9 juta hektar…”. LPRA merespon kebijakan TORA Nawa Cita, Agenda ke-5 dalam 9 prioritas Jokowi -JK KNPA, 2014 -2017: janji politik kandidat Presiden – Nawa Cita – Kantor Transisi – RPJMN – Stra. Nas PRA – Perpres 45/2016 – RKP 2017 – SK Tim RA
PEMBARUAN AGRARIA KE DEPAN • Pasar politik selalu bekerja, advokasi kebijakan tidak bekerja di ruang hampa, seoptimal mungkin menghindari pragmatisme. • Meluruskan dan mempercepat pelaksanakan reforma agraria (secara utuh). • RUU Pertanahan dibatalkan, diganti dengan kebijakan pembaruan agraria. • Membentuk badan khusus penyelesaian konflik agraria (struktural) • Rumusan pandangan CSOs atas Keputusan 2 MK terkait agraria/SDA untuk pembaruan hukum ke depan bagi proses legislasi DPR ke depan • Inisiasi terdekat: 1) HTN 2019; 2) Refleksi atas pelaksanaan RA; 3) Mendorong Konsensus Nasional Reforma Agraria.
- Slides: 15