MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PENGUATAN
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN PENGUATAN KELUARGA Prof. Fasli Jalal, Ph. D Disampaikan pada DIALOG KEBANGSAAN KONTRIBUSI PEREMPUAN UNTUK INDONESIA BERKEMAJUAN, PP AISYIAH, Yogyakarta, 22 April 2016
Prediksi Mc. Kinsey (2012) 2
Transisi Demografi akan menciptakan Peluang BONUS DEMOGRAFI pada 2012 -2045 3 Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA Ph. D Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011
Pengertian Bonus Demografi (demographic dividend) l Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang (Wongboonsin, dkk. 2003). l Bonus Demografi terjadi karena peningkatan usia produktif akibat penurunan kelahiran yang dalam jangka panjang sehingga menurunkan proporsi penduduk muda yang memungkinkan investasi untuk pemenuhan kebutuhannya berkurang dan sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga (John Ross, 2004). 4
Rasio ketergantungan dan Bonus Demografi 1971 2000 2010 2020 -2030 Windows of Opportunity >2045 86 54 51 44 >50 Anak dan lansia per 100 usia produktif Naik terus karena naiknya proporsi lansia Berdasarkan proyeksi SP 2010 Window of Opp menyempit dan Angka ketergantungan tidak lagi serendah yang diharapkan Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA Ph. D Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011 2028 -2031 >2045 47 >50 Anak dan lansia per 100 usia produktif Naik terus karena naiknya proporsi lansia. 5
6
Tabel 1. Ranking IPM Beberapa Negara Tahun 2012 Negara Ranking IPM Jepang 10 5 87. 9 Korea Sel. 12 16 79. 3 Singapura 18 3 83. 8 Malaysia 64 29 74. 0 Sri Langka 97 60 75. 9 Thailand 103 48 73. 9 Indonesia 121 359 71. 6 Angka Kematian ibu Usia Harapan Hidup 7
TANTANGAN BIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT 8
Transisi Epidemiologi • Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat • Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll) Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990 -2015 1990 2000 Cedera 7% 2010 Cedera 8% Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular 56% 37% Cedera 9% Penyakit Menular 43% 2015 Penyakit Tidak Menular 49% 33% Cedera 13% Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular 30% 58% Penyakit Tidak Menular 57% Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014) Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur 9
Perubahan Beban Penyakit • Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll) menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar • Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) • Tanpa upaya kuat, tren peningkatan PTM ke depan masih terjadi Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014) Peringkat Tahun 1990 Tahun 2015 1 ISPA 1 Stroke 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin 3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik 4 Stroke 4 Diare 4 Kanker 5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus 6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis 7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA 8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi Asfiksia dan Trauma Kelahiran 13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi Kronis Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
50. 0 20. 0 Kep. Riau DIY DKI Kaltim Babel Bali Banten Sulut Jabar Jatim Sumsel Jateng Riau Indonesia Jambi Kalbar Gorontalo Sumbar Bengkulu Papua Maluku Sulsel Malut Sulteng Kalteng Aceh Sumut Sultra Lampung Kalsel Pabar NTB Sulbar NTT Prevalensi Anak Balita Stunting (Pendek) Tahun 2007 -2013 Per Propinsi 70. 0 60. 0 37. 2 40. 0 36. 8 10. 0 2007 2010 2013
12
PREVALESNI STROKE Tahun 2007 dan 2013 13
14
(ditampilkan visual) BELUM TERCAPAI Dari 67 indikator MDGs: a. 48 Tercapai b. 19 Belum Tercapai GOAL 1 GOAL 5 KEMISKINAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) ASUPAN KALORI GOAL 6 GOAL 7 AIR MINUM PERDESAAN HIV DAN AIDS SANITASI LAYAK PERDESAAN 15
(ditampilkan visual) Jumlah Kematian Ibu Tahun 2014 (Dit Ibu, Kemkes RI) 16
(ditampilkan visual) Sumber: Susenas/Badan Pusat Statistik, 2015 17
PENDEWASAAN USIA KEHAMILAN Pendewasaan usia kehamilan menurunkan kejadian stunting, bayi berat lahir rendah dan angka kematian bayi
Isu-Isu yang belum terselesaikan • Penurunan kematian bayi dan kematian balita • Penurunan kekurangan gizi • Penanggulangan penyakit TB, Malaria • Penanggulangan Penyakit Stroke dan hipertensi • Peningkatan akses air minum dan sanitasi yang layak • Perilaku merokok masih tinggi dan masih rendahnya aktivitas fisik 19
Kebutuhan, Perkiraan Lulusan dan Kekurangan/Kelebihan Tenaga Kesehatan Tahun 2014 No Jenis Tenaga Atrisi (2, 5%/ tahun) Kekuranga n/ Kelebihan Kebutuhan 2014 Ketersediaan 2013 Lulusa n 29. 452 20. 602 366 515 8. 999 117. 808 85. 405 6. 939 2. 135 27. 599 26. 998 28. 772 1. 675 719 (2. 730) 1 Dokter Spesialis 2 Dokter Umum 3 Dokter Gigi 4 Perawat 387. 785 427. 243 28. 835 10. 681 (57. 612) 5 Bidan 184. 075 217. 016 18. 545 5. 425 (46. 061) 6 Perawat Gigi 39. 269 37. 897 1. 085 947 1. 235 7 Apoteker 29. 452 31. 076 3. 946 777 (4. 793) 8 Asisten Apoteker 58. 904 53. 293 4. 864 1. 332 2. 080 9 SKM 29. 452 35. 424 6. 174 886 (11. 260) 10 Sanitarian 36. 815 26. 631 1. 685 666 9. 165 11 Gizi 58. 904 44. 364 1. 812 1. 109 13. 837 12 Keterapian Fisik 14. 726 10. 816 730 270 3. 450 13 Keteknisan Medis 22. 089 25. 036 4. 107 626 (6. 428)
TANTANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN 21
F. Jadwal & Organisasi Skenario Pemenuhan Kebutuhan Mencapai Komposisi INDONESIA MALAYSI A OECD 22 Diolah dari: Encyclopedia of Nations, http: //www. nationsencyclopedia. com/ diakses Januari 2011
23
Hasil Indonesia PISA 2012 600 Rerata Matematika 550 Rerata Membaca Rerata Sains 500 450 400 350 Peru Indonesia Qatar Malaysia Thailand Finlandia Jepang Korea Hongkong China Singapore 300
Refleksi dari Hasil PISA 2009 ap an Sh Level 2 Level 1 b sia nd ne do In ai Th ip Ta se ne la ei a re Ko Below Level 1 Ch i in a Ch n Ho n g. K on g- na pa Ja ap Sh an Level 4 Level 3 ng Si Si ng Level 5 Bahasa Level 2 Level 1 Level 6 or 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% gh e ai -C hi na Ho Ja ng Ko pan ng -C hi na Ko Ch re in a es e Ta ip ei Th ai la nd In do ne sia Sh an gh ai -C Si hina Ch nga p i Ho nes ore ng e T Ko aip ng ei -C hi na Ko re a Ja p Th an ai l In and do ne sia 0% Level 3 IPA hi Matematika 20% Level 4 -C 40% Level 5 e 60% Level 6 ai 80% or 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% gh 120% Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman penyesuaian kurikulum 25
Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional Indonesia Advance Morocco High Saudi Arabia Thailand Malaysia Turkey Intermediate Japan Low Korea, Rep. of Singapore 100%Very Low 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Chinese Taipei Saudi Arabia Morocco Advance Indonesia High Iran Malaysia Thailand Turkey Intermediate Japan Low Singapore Korea, Rep. of Chinese Taipei 100%Very Low 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2011 Iran 2007 26
Rerata Skor Matematika dan GDP Singapore Vietnam Qatar Indonesia
Trend Hasil Matematika Indonesia
How is that going to happen? Country Average (of these countries) Peru Indonesia Colombia Tunisia Argentina Jordan Brazil Uruguay Malaysia Mexico Costa Rica Thailand Average score across Reading, Mathematics and Science (OECD average=500) 404 375 384 393 397 398 402 413 417 426 437 Average annual Years to move progress in from country points per year average to 500 across the three at current domains averge pace 0. 9 2. 5 0. 4 1. 9 3. 0 0. 7 -0. 7 Forever 2. 5 -1. 8 Forever -0. 3 Forever 1. 7 -0. 9 Forever 2. 0 91 50 317 55 35 155 39 49 31 Acceleration to Progress in reach learning points per year goal of average to reach 500 in PISA of 500 in 25 years 3. 8 5. 0 4. 6 4. 3 4. 1 3. 9 3. 5 3. 3 3. 0 2. 5 2. 9 2. 5 4. 3 2. 4 1. 1 3. 5 4. 8 1. 4 5. 3 3. 8 1. 6 3. 9 0. 5
Mutu Pendidikan Dasar-Menengah & Kesejahteraan Quality basic education → equal opportunity → inclusive growth
1 Kebutuhan Kompetensi Abad 21
21 st Century Skills Bernie & Charles, 2011
Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia 33
Output Person Output person Per cent of United States output person
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional UU No. 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Fungsi Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Tujuan Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 36
Pendidikan Komprehensif: Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif ex plo r ing –s SMP PAUD /SD g gtre ng the nin in te gr as i SMA rin Pendidikan AKADEMIK DSB we PT em po & pe m bi as aa n “…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagianbagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. . ” (Ki Hajar Dewantoro) Pendidikan KARAKTER 37 37
VI. Pembentukan Karakter keluarga masyarakat sekolah Tata nilai Pengetah uan Karakter agama sosial Perilaku media masa
Akhlak Terpuji: • • • 1) Takut Kepada Allah 2) Berharap (rajaa’) & Cinta (hubb) kepada Allah 3) Bersandar atau tawakal kepada Allah 4) Sabar 5) Syukur 6) Kembali kepada Allah (inadah) 7) Berbuat baik (ikhsan) 8) Teguh pendirian (istiqomah), jujur, dan Adil 9) Terpercaya (amanah), pemaaf, dan lapang dada 10) Silaturahmi dan Islah/ perdamaian 11) Meminta ijin dan membaca salam 12) Berkata baik dan benar 39
Akhlak tercela • 1) Sombong (Takabbur) • 2) Berbuat kerusakan (fasad) • 3) Ingkar janji • 4) Makar, khianat, riya, dan bermuka dua • 5) Kikir (bakhil) • 6) Berlebihan, foya-foya, dan bermegah-megahan • 7) Mencela, menghina dan mengolok-olok • 8) Su’uzhon, tajassus, ghibah, dan namimah • 9) Iri (Hasud), fitnah (buhtan) 40
Pilar-pilar karakter • • • Honesty Responsibility Trustworthiness Respect Courage Fairness/Justice Diligence Caring Integrity Citizenship • • • Kejujuran Tanggung-jawab Amanah Rasa hormat Keberanian Adil Tekun Setiakawan Integritas Kebangsaan
• Karena pendidikan karakter merupakan suatu habit, maka pembentukan karakter seseorang itu memerlukan communities of character yang terdiri dari keluarga, sekolah, institusi keagamaan, media, pemerintahan dan berbagai pihak yang mempengaruhi nilai-nilai generasi muda. Semua communities of character tersebut hendaknya memberikan suatu keteladanan, intervensi, pembiasaan yang dilakukan secara konsisten, dan penguatan. Dengan perkataan lain, pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan. 42
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah 43 43
Faktor Perkembangan Karakter Keluarga Tetangga Sekolah Teman Lingk Kerja Media Komunikasi Lingk Sosial/b udaya Figur/To koh
Pembangunan Karakter • “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter …kalau tidak dilakukan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli!” [Soekarno] • Keprihatinan (tak hanya di Indonesia): Modern educators have placed more emphasis on competence than character [Huitt, et. al. , 2000]
Semailah karakter • “Sow a thought and you • “Semailah pikiran kan reap an action; kau panen perbuatan; sow an act and you reap a semailah perbuatan kan habit; kau panen kebiasaan; sow a habit and you reap semailah kebiasaan kan a character; kau panen karakter; sow a character and you semailah karakter kan kau reap a destiny. " panen takdirmu. " Ralph Waldo Emerson (1803 - 1882)
Persiapan Pelaksanaan SDGs Apa yang dimaksud dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)? q SDGs adalah Pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga berkelanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya q Periode pelaksanaan SDGs selama 15 tahun, yaitu tahun 2015 -2030 dengan 17 Goals, 169 Target dan sekitar 241 Indikator. q SDGs disepakati oleh para Kepala Negara pada sidang umum PBB September 2015 untuk menyempurnakan MDGs sehingga lebih komprehensif, memperluas sumber pendanaan, menekankan pada hak asasi manusia, inklusif, melibatkan masyarakat madani, targetnya lebih tinggi, dan tidak hanya membuat goals tetapi memuat tentang sarana pelaksanaan.
SDGs Untuk Menyempurnakan MDGs 1 Lebih komprehensif disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan tujuan yang universal untuk negara maju dan berkembang 2 5 6 7 Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta 3 Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam penanggulangan kemiskinan dalam segala dimensinya 4 Inklusif, secara spesifik menyasar kepada mereka yang cacat dan rentan Indikator SDGs memungkinkan pelibatan masyarakat madani (OMS) MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah”, SDGs menargetkan untuk menuntaskan seluruh indikator ”Zero Goals” Tidak hanya memuat Goals tetapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of Implementation)
Goal, Target dan Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs Indonesia 17 Goals, 169 Target, 241 Indikator Pilar Sosial 6 Goals, 55 Target, 88 Indikator Goal 1: Penghapusan Kemiskinan; Goal 2: Penghapusan Kelaparan; Goal 3: Kesehatan dan Kesejahteraan; Goal 4: Pendidikan Berkualitas; Goal 5: Kesetaraan Gender; Goal 6: Air Bersih dan Sanitasi; Pilar Ekonomi 5 Goals, 45 Target, 61 Indikator Goal 7: Energi Bersih & Terjangkau; Goal 8: Pertumbuhan Ekonomi & Pekerjaan Layak; Goal 9: Infrastruktur Tangguh, Industri Inklusif & Inovatif; Goal 10: Penurunan Kesenjangan; Goal 11: Kota Inklusif & Berkelanjutan Pilar Lingkungan 4 Goals, 38 Target, 44 Indikator Pilar Pembangunan Berkeadilan & Cara Pelaksanaan 2 Goals, 31 Target, 48 Indikator Goal 12: Konsumsi & Produksi Berkelanjutan; Goal 13: Perubahan Iklim & Pengurangan Risiko Bencana; Goal 14: Pelestarian & Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Laut; Goal 15: Pelestarian & Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Darat; Goal 16: Perdamaian, Keadilan & Kelembagaan yg Kokoh, Goal 17: Kemitraan untuk Semua Tujuan Pembangunan
Peran dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan • Penetapan Indikator • Kebijakan & Program • Persiapan Data dan Informasi • Sosialisasi/Diseminasi, Komunikasi dan Advokasi • Pemantauan & Evaluasi dan Pelaporan • Dukungan Regulasi dan Anggaran • Advokasi Pelaku Usaha • Fasilitasi Program • Peningkatan Kapasitas • Dukungan Pendanaan IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN • Peningkatan Kapasitas • Pemantauan dan Evaluasi • Policy Paper/Policy Brief sebagai dasar Policy Formulation • Diseminasi dan Advokasi • Fasilitasi Program • Membangun pemahaman publik • Diseminasi dan Monitoring
Pemanfaatan Bonus Demografi : Dengan Meningkatkan Kualitas Penduduk Investasi pendidikan dgn skill dan kompetensi serta ETOS yg tinggi utk penyerapan tenaga kerja Menurunnya angka kelahiran, meningkatnya penduduk usia kerja Pekerja sehat produktif dimulai dari kecukupan pangan dan gizi, kespro Bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi Good governance kondusif utk investasi penciptaan lapangan kerja Peningkatan peluang kerja perempuan dan tabungan Kebijakan ekonomi kondusif utk penciptaan lapangan kerja dan kredit mikro Source: SM Adioetomo, diadaptasi dari Population Reference Bureau (PRB), 2013
Thank You Together We Can HPEQ DIKTI
- Slides: 52