Media dalam konteks Ekonomi Politik Sosial dan Budaya
Media dalam konteks Ekonomi, Politik, Sosial dan Budaya Bacaan: Potter, James W. , Media Literacy 4 th Edt, Sage Publications, 2008 Morissan, Teori Komunikasi, 2013 Media Now, Straubhaar
Manajemen Media l Manajemen media adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan seluruh proses manajemennya dilakukan, baik terhadap media sebagai industri yang bersifat komersial maupun sosial, media sebagai institusi komersial maupun sebagai insitusi sosial. l Media dipelajari secara lengkap karakteristiknya, posisi dan peranannya dalam lingkungan dan sistem ekonomi, sosial, politik tempat media itu berada. Termasuk di sini mempelajari perkembangan teknologi yang memengaruhi dan harus diantisipasi oleh manajemen media. Manajemen Media Di Indonesia, Penyunting Diyah Hayu Rahmitasari, Yayasan Obor, 2017
Peran media dari perspektif ekopolsosbud l Peran media massa dalam ekonomi terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industri media, diversifikasi media massa dan konsolidasi kekuatan media massa di masyarakat l Dari perspektif politik, media massa telah menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena menyediakan arena dan saluran bagi debat publik, menjadikan calon pemimpin politik dikenal luas masyarakat dan berperan menyebarluaskan berbagai informasi dan pendapat (Mc. Quail, Mass Communication Theory) l Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media massa memberikan gambaran atas realitas sosial. Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan an menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang.
ECONOMIC GAME Goals Players Rules Economic Game
4 type of players 1. Consumer (audience): want to exchange time and money with satisfaction 2. Advertisers: Want to get access to their target audience for the lowest cost possible 3. Media companies: Want to bring money, message and audience to the game, to compete in: talent market, audience market, advertising market 4. Media Employees: want to get income and benefits by working in industries.
Nature of Competition l Banyak orang yang terlibat l Persaingan sangat ketat l Produk relatif serupa l Advertising as the engine Kunci persaingan adalah meyakinkan kastemer bahwa produk yang ditawarkan berbeda dan memiliki keunikan tersendiri. >>>Biasanya dikomunikasikan melalui tagline
Kekhasan Industri Media l Industri media digerakkan oleh tenaga 2 kreatif dengan keahlian khusus. l Aktivitas perusahaan khususnya dalam produksi content, memiliki ketergantungan yang tinggi pada ‘pihak’ eksternal. Produk jurnalistik butuh narsum, data pelengkap. Produk entertainment butuh artis, penulis skenario, dsb. l Institusi media memiliki peran sosial dan politik. (menurut Albaran, 2006)
Sifat Produk Media l Dual product marketplace; industri media memproduksi content untuk dijual kepada audience dan menjual audience kepada pengiklan. l Menuntut kreativitas dan keahlian spesifik, harus memenuhi selera konsumen yg variatif sekaligus mematuhi perundangan yang berlaku. l Produk kreatif yang memberikan suatu pengalaman kepada audience. l Tuntutan tinggi terhadap originalitas gagasan, sehingga isu kekayaan dan hak intelektual sangat sensitif. l Creative services yang memfasilitasi kepentingan industri yang lain seperti periklanan, film. l Content dapat dikonsumsi berulang-ulang. l Public good yang pengelolaannya harus memperhatikan kepentingan publik. Misal penggunaan frekuensi siaran tv, radio.
Pola Konsumsi Media l Konsumen cenderung mengakses beragam media sesuai kebutuhannya l Penerimaan produk media dipengaruhi faktor budaya.
Strategi Industri Media l Memaksimalisasi profit dengan cara: 1. Meningkatkan arus pemasukan 2. Menekan biaya. l Membangun audience dengan cara membidik segmentasi spesifik dan membuat audience loyal. l Meminimalisasi Risiko: Riset, cek ombak
MEDIA LIFE CYCLE Innovation Stage (Birth) Penetration Stage (growth) Peak Stage (maturity) Decline Stage Adaptation Stage
Innovation Stage l Ada teknologi baru l Ada inovasi di bidang teknologi l Ada inovasi di bidang marketing l Ada peluang bisnis yang lahir karena munculnya teknologi baru Contoh: Industri film muncul karena penemuan motion picture camera dan projector.
Penetration Stage l Penerimaan orang terhadap inovasi tersebut lebih besar l Reaksi/penerimaan orang terhadap ‘makhluk’ baru tersebut ditentukan oleh kemampuannya memuaskan kebutuhan orang atau memunculkan keinginan baru. Contoh: tahun 1940 -an orang sudah terhibur dengan radio atau film. Kemudian muncullah televisi dengan segala keunggulannya sehingga menciptakan keinginan baru.
Peak Stage l Medium mendapatkan puncak perhatian dan menghasilkan pendapatan lebih dibanding media lain. Contoh: Broadcast TV mencapai puncak kejayaan tahun 1960 -an setelah melibas radio & Film. Terus bertahan hingga akhir 90 -an. Apa yang terjadi setelah era internet?
Decline Stage l Muncul pesaing baru l Audience mulai beralih l Keuntungan mulai berkurang
Adaptation Stage l Media melakukan repositioning dengan mendefinisikan kembali posisinya di percaturan bisnis. l Mulai mencari celah atau berkelit untuk survive. Contoh: sadar bahwa nggak bisa bersaing dengan televisi, radio mulai mengambil strategi: Mengkhususkan diri sebagai media musik, membidik segmen yang lebih spesifik dan menyajikan konten yang sesuai dengan segmen tadi.
Note l Meskipun life cycle ini cukup baik menggambarkan siklus media, namun tidak semua media mengalami siklus tersebut. Contohnya industri buku, majalah dan rekaman tidak pernah mengalami siklus puncak (peak). Bukan berarti media tersebut tidak penting, hanya saja tidak pernah menjadi yang dominan.
- Slides: 18