Materi ELearning Keamanan Pangan Segar Dalam rangka Pra

  • Slides: 41
Download presentation
Materi E-Learning “Keamanan Pangan Segar” Dalam rangka: Pra Uji Kompetensi Analis Ketahanan Pangan Badan

Materi E-Learning “Keamanan Pangan Segar” Dalam rangka: Pra Uji Kompetensi Analis Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan

PENGETAHUAN UMUM TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR

PENGETAHUAN UMUM TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR

Keamanan Pangan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,

Keamanan Pangan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi 3 Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) • Dapat dikonsumsi langsung • Dapat menjadi bahan baku

Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) • Dapat dikonsumsi langsung • Dapat menjadi bahan baku pangan olahan • Mengalami pengolahan minimal, antara lain: – Dicuci, dikupas, didinginkan, dibekukan – Dipotong, dikeringkan, digarami, dicampur – Digiling atau proses lain tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id 4

CEMARAN BIOLOGIS PADA PANGAN SEGAR • • Terdiri atas parasit (protozoa dan cacing), virus,

CEMARAN BIOLOGIS PADA PANGAN SEGAR • • Terdiri atas parasit (protozoa dan cacing), virus, dan bakteri patogen yang dapat tumbuh dan berkembang di dalam bahan pangan, sehingga dapat menyebabkan infeksi dan keracunan pada manusia E. coli merupakan bakteri indikator sanitasi, karena secara umum terdapat dan hidup pada usus manusia. Kontaminasi bakteri patogen E. coli enterohemoragik (strain baru) pada kecambah segar yang terjadi di Eropa tahun 2011 FDA menemukan apel yang diproduksi oleh Bidart Bros, yaitu Granny Smith dan Gala, terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di 12 negara bagian di Amerika dengan 35 korban Bakteri Salmonella spp banyak ditemukan pada produk susu, telur, daging, dan olahannya Bahaya utama pada makanan kaleng adalah tumbuhnya bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan makanan atau botulisme. Upaya pencegahan dapat dilakumeng. Ciri pangan yang tercemar bakteri ini Bakteri Bacillus cereus banyak ditemukan pada pangan segar jenis serealia seperti beras Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id 5

STERILISASI • Salah satu metode pemanasan yang bertujuan untuk memperpanjang keawetan produk pangan dengan

STERILISASI • Salah satu metode pemanasan yang bertujuan untuk memperpanjang keawetan produk pangan dengan membunuh mikroba pembusuk dan patogen, memperbaiki mutu sensori, melunakkan produk, meningkatkan daya cerna protein dan karbohidrat, dan menghancurkan komponen-komponen yang tidak diperlukan • Suhu sterilisasi standar yang digunakan adalah 121, 1 o. C (250 o. F), (Kusnandar, 2006) Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

KEMATIAN MIKROBIA Kematian mikrobia tidak terjadi sekaligus, tetapi melalui tahap logaritmik • Setiap menit,

KEMATIAN MIKROBIA Kematian mikrobia tidak terjadi sekaligus, tetapi melalui tahap logaritmik • Setiap menit, jumlah mikrobia berkurang 10 x (sepuluh kali) • Suatu perubahan 10 x dari jumlah awal disebut peubah 1 log cycle • Dari tabel dia atas, setelah 6 menit pemanasan, mikrobia yang hidup dari 1. 000 menjadi 1, artinya mengalami penurunan jumlah mikrobia sejumlah 6 log cycle Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

NILAI D • Laju kematian mikroorganisme (m. o) disebut dengan istilah harga D (desimal)

NILAI D • Laju kematian mikroorganisme (m. o) disebut dengan istilah harga D (desimal) • Nilai D adalah waktu pemanasan (dalam menit) yang diperlukan pada suhu tertentu untuk mengurangi populasi mikroorganisme (m. o) atau spora sebanyak 90% dari jumlah awal (satu log cycle). • Contoh: Nilai D 80°C untuk mikrobia B. cereus = 2, 45 menit. Untuk membunuh 90% atau 1 log cycle dari jumlah B. cereus yang ada, diperlukan pemanasan pada suhu 80°C selama 2, 45 menit • D = t/ (log No – log N) Keterangan No = jumlah spora bakteri awal (koloni/ml) t = lama pemanasan (menit) N = jumlah spora yang masih hidup setelah pemanasan Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

CEMARAN KIMIA PADA PANGAN SEGAR • • • Mikotoksin Residu Pestisida Logam berat Residu

CEMARAN KIMIA PADA PANGAN SEGAR • • • Mikotoksin Residu Pestisida Logam berat Residu hormon Antibiotik Zat/bahan berbahaya atau dilarang (contoh: formalin, pewarna tekstil, dll) Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id 9

1) Mikotoksin • Mikotoksin adalah metabolit sekunder berupa toksin/racun yang dihasilkan oleh jamur/cendawan. •

1) Mikotoksin • Mikotoksin adalah metabolit sekunder berupa toksin/racun yang dihasilkan oleh jamur/cendawan. • Menurut data WHO, sebanyak 25% komoditas pangan bijian di dunia terkontaminasi mikotoksin, contohnya beras, jagung, dan kacang-kacangan • Khususnya pada beras, mikotoksin dihasilkan oleh jamur/cendawan Aspergillus flavus, Aspergillus paraciticus, Penicillium citrinum, Aspergillus niger, Fusarium verticillioides, Fusarium prolifratum, Aspergillus ochraceus, Aspergillus carbonarius, Penicillium verrucosum, dll • Jenis mikotoksin : aflatoksin, okratoksin, fumonisin, citrinin, ergot alkaloid, patulin, trich dan zearalenone • Faktor yang mempengaruhi produksi mikotoksin oleh jamur/cendawan adalah kadar air bahan, suhu dan kelembaban udara ruang penyimpanan • Mikotoksin diproduksi oleh jamur/cendawan secara optimal pada pangan yang memiliki kadar air 14 -17% dan kondisi lingkungan lembab, yaitu pada suhu 28 -37 o. C dan Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian kelembaban udara 92 -96% http: //bkp. pertanian. go. id

BAHAYA KESEHATAN YANG DIAKIBATKAN OLEH MIKOTOKSIN Mikotoksin berbahaya bagi kesehatan manusia. • Karsinogenik (memicu

BAHAYA KESEHATAN YANG DIAKIBATKAN OLEH MIKOTOKSIN Mikotoksin berbahaya bagi kesehatan manusia. • Karsinogenik (memicu kanker) • Mutagenik (merusak gen) • Hepatotoksik (merusak fungsi hati) pada manusia • Immunosupresif atau menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Sample of corn with level of AFB 1> 400 ppb Aspergillus flavus, dengan spora

Sample of corn with level of AFB 1> 400 ppb Aspergillus flavus, dengan spora berwarna hijau kekuningan Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Upaya pencegahan cemaran aflatoksin pada jagung 1. Pemanenan : dilakukan sesuai umur panen, jagung

Upaya pencegahan cemaran aflatoksin pada jagung 1. Pemanenan : dilakukan sesuai umur panen, jagung hasil panen tidak diletakkan langsung di atas tanah 2. Pengeringan: hindari penundaan pengeringan, pengeringan dilakukan hingga kadar air 14% 3. Penyimpanan: dalam bentuk tongkol lebih tahan lama, gunakan kemasan permeabel yang memungkinkan perpindahan uap air ke udara, kelembaban udara < 70%, gudang dilengkapi penghisap udara untuk mencegah penumpukan uap air, dilakukan upaya pencegahan hama gudang Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

2) RESIDU PESTISIDA Residu pestisida mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan manusia dalam jangka

2) RESIDU PESTISIDA Residu pestisida mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan manusia dalam jangka panjang. Dapat menyebabkan kanker dan cacat kelahiran dan merusak atau mengganggu sistem syaraf, endokrin, reproduktif dan kekebalan, ganggunan reproduksi/alat kelamin pria, memicu kelainan seksual pada pria maupun wanita (LGBT) Beberapa jenis bahan aktif pestisida bersifat sebagai Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs) Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian hipothiroidism. Contoh : klorpirifos http: //bkp. pertanian. go. id Golongan bahan aktif residu • pestisida • Organofosfat • Organoklorin • • Karbamat • Piretroid Potensi terjadinya pencemaran: • Penggunaan pestisida tidak tepat sasaran/waktu/dosis/cara pada tahapan budidaya, • panen dan pascapanen

3) LOGAM BERAT Jenis cemaran logam berat pada pangan yang diatur dalam SNI 7387:

3) LOGAM BERAT Jenis cemaran logam berat pada pangan yang diatur dalam SNI 7387: 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan • Arsen (As) • Cadmium (Cd) • Merkuri (Hg) • Timbal (Pb) Potensi terjadinya pencemaran : kontak bahan dengan lingkungan pada proses distribusi dan pemasaran Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

CEMARAN BENDA LAIN PADA PANGAN SEGAR • • Pecahan kaca Batu/kerikil/kotoran Rambut Jarum/peniti Potensi

CEMARAN BENDA LAIN PADA PANGAN SEGAR • • Pecahan kaca Batu/kerikil/kotoran Rambut Jarum/peniti Potensi terjadinya pencemaran : kurangnya higiene dan sanitasi baik personel, proses, dan lingkungan pada tahapan panen dan pascapanen, distribusi, dan pemasaran Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Proses terjadinya kontaminasi cemaran pada pangan segar • Kontaminasi langsung (direct contamination) yaitu adanya

Proses terjadinya kontaminasi cemaran pada pangan segar • Kontaminasi langsung (direct contamination) yaitu adanya bahan pemcemar yang masuk ke dalam makanan secara langsung karena ketidaktahuan atau kelalaian baik disengaja maupun tidak disengaja. Contoh potongan rambut masuk ke dalam nasi, penggunaan zat pewarna kain dan sebagainya. • Kontaminasi silang (cross contamination) yaitu kontaminasi yang terjadi secara tidak langsung sebagai akibat ketidaktahuan dalam pengolahan makanan. Contohnya makanan mentah bersentuhan dengan makanan masak, makanan bersentuhan dengan pakaian atau peralatan kotor, misalnya piring, mangkok, pisau atau talenan. • Kontaminasi ulang (recontamination) yaitu kontaminasi yang terjadi terhadap makanan yang telah di masak sempurna. Contoh nasi yang tercemar dengan debu atau lalat karena tidak dilindungi dengan tutup.

Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

DASAR HUKUM PENANGANAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN

DASAR HUKUM PENANGANAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN

UU NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN Pasal 68 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah

UU NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN Pasal 68 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keamanan Pangan di setiap rantai Pangan secara terpadu. Pasal 71 (2) Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan wajib: § memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan § menjamin Keamanan Pangan dan/atau Badan Ketahanan Pangan – keselamatan Kementerian Pertanian manusia http: //bkp. pertanian. go. id

Pengawasan keamanan pangan segar “from farm to table” Meja/Konsumen Kebun/Produsen QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS)

Pengawasan keamanan pangan segar “from farm to table” Meja/Konsumen Kebun/Produsen QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) Instalasi Penanganan Sarana Pengolahan Kebun Produksi GAP/GFP GHP GMP Pendistribusian Pasar GDP GRP Konsumen GCP Panen Pra Panen GAP/GFP = Good Agricultural Practices GHP = Good Handling Practices GMP = Good Manufacturing Practices Pasca Panen GDP = Good Distribution Practices GRP = Good Retailing Practices GCP = Good Consumption Practices Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

LANDASAN HUKUM PP Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan Pasal 2 ayat (1)

LANDASAN HUKUM PP Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan Pasal 2 ayat (1) dan (2) Keamanan pangan diselenggarakan melalui, diantaranya : • Pemberian jaminan keamanan pangan dan mutu pangan • Pengawasan Pasal 38 ayat (2) Setiap Pangan Segar asal tumbuhan yang diedarkan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproduksi di dalam negeri atau diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan berlabel wajib memiliki nomor pendaftaran Pasal 58 ayat (1) dan (2) Dalam angka pengawasan terhadap keamanan pangan, mutu pangan dan gizi pangan dilaksanakan surveilan keamanan pangan berdasarkan profil risiko Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

KEWENANGAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR PANGAN OLAHAN KEMENTAN BPOM PENGAWASAN

KEWENANGAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR PANGAN OLAHAN KEMENTAN BPOM PENGAWASAN PRODUK SEGAR ASAL TUMBUHAN OLEH OKKP-P & OKKP-D PENGAWASAN PRODUK OLAHAN BPOM & BBPOM Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan, yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan, atau pangan yang mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian, pengupasan, pengeringan, penggilingan, pemotongan, penggaraman, pembekuan, pencampuran, blansir dan tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) kecuali pelilinan CONTOH KOMODITAS Beras, Buah-Buahan, Sayur-Sayuran, Rempah-Rempah (dalam bentuk utuh sampai bubuk yang diproses tanpa bahan tambahan pangan), Dikecualikan segala macam tepung (tepung mocaf, tepung beras, tepung pisang dll) Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id 24

Adalah unit kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota yang sesuai tugas dan fungsi

Adalah unit kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota yang sesuai tugas dan fungsi diberikan kewenangan melakukan pengawasan keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan /PSAT OKKP-P : Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat OKKP-D : Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Permentan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) Pasal

Permentan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) Pasal (4) s. d (6) tentang Keamanan PSAT Pelaku usaha yang menyelenggarakan kegiatan produksi, pengangkutan, penyimpanan, peredaran PSAT tidak mengandung cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang melebihi ambang batas WAJIB memenuhi persyaratan keamanan PSAT tidak menggunakan bahan penolong yang dilarang penggunaannya • Diperoleh melalui penerapan persyaratan dasar dan/atau sistem jaminan keamanan pangan (GAP, GHP, GDP, GRP) • Dilakukan dengan penerapan manajemen keamanan pangan berdasarkan sistem (HACCP) Mengacu pada Persyaratan keamanan pangan atau bila belum disebutkan dapat mengacu SNI dan/atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM)

Permentan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)……lanjutan Pasal

Permentan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)……lanjutan Pasal (7) s. d (8) tentang Mutu PSAT Pelaku usaha yang menyelenggarakan kegiatan produksi, pengangkutan, penyimpanan, peredaran PSAT HARUS memenuhi persyaratan mutu PSAT Mengacu kepada SNI PTM Standar Nasional Indonesia Persyaratan teknis minimal Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id Penerapan pemenuhan persyaratan Mutu PSAT dilakukan secara bertahap melalui penerapan sistem jaminan Mutu PSAT dengan memperhatikan analisa manfaat dan risiko Standar yg diakui secara nasional, regional dan internasional

Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT Berdasarkan Analisis Risiko mengetahui potensi terjadinya bahaya, konsekuensi terjadinya

Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT Berdasarkan Analisis Risiko mengetahui potensi terjadinya bahaya, konsekuensi terjadinya bahaya, dan derajat ketidakpastiannya. Ada 4 tahapan: identifikasi bahaya, karakterisasi bahaya, penilaian risiko keterpaparan, karakterisasi risiko Kajian Risiko memberikan pilihan kebijakan yang paling baik dalam mengurangi atau mengeliminasi potensi terjadinya bahaya Manajemen Risiko Kategorisasi risiko PSAT Kategorisasi risiko pelaku usaha Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id Komunikasi Risiko memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat dan pengambil keputusan mengenai risiko

Kategorisasi Risiko PSAT dan Kriterianya Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Rendah Risiko PSAT 1)

Kategorisasi Risiko PSAT dan Kriterianya Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Rendah Risiko PSAT 1) 1) mengandung mikrobia patogen tapi p. H dan Aw tidak mendukung pertumbuhannya tidak mengandung mikrobia patogen tapi mendukung terbentuknya toksin/racun tidak 2) mengandung mikrobia patogen 2) p. H dan Aw tidak mendukung pertumbuhan mikrobia patogen 3) tidak mengandung bahan. Pangan kimia Badan Ketahanan – Kementerian Pertanian berbahaya http: //bkp. pertanian. go. id 1) mengandung mikrobia patogen 2) mendukung terbentuknya toksin/racun 3) p. H dan Aw mendukung pertumbuhan mikrobia patogen 4) mengandung bahan kimia berbahaya

Kategorisasi Risiko Pelaku Usaha dan Kriterianya Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah Risiko Pelaku

Kategorisasi Risiko Pelaku Usaha dan Kriterianya Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah Risiko Pelaku Usaha PSAT 1) 1) 1) Produksi pangan segar atau olahan, tetapi bukan siap saji Dapat dikonsumsi langsung atau dengan pengolahan Metode pengolahan dapat menghilangkan bahaya keamanan pangan dan bersifat kritis 2) Produksi pangan segar 2) atau olahan, tetapi bukan siap saji 2) Dapat dikonsumsi 3) 3) langsung atau dengan pengolahan 3) Metode pengolahan dapat menghilangkan bahaya keamanan pangan tapi tidak Badanbersifat Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian kritis http: //bkp. pertanian. go. id Produksi PSAT risiko tinggi atau siap saji Metode pengolahan berisiko terhadap kelompok konsumen rentan (bayi, ibu hamil, orang tua, atau penderita sakit) Tidak ada proses lanjut yang dapat menghilangkan bahaya keamanan pangan

Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT Berbasis Analisis Risiko Pengawasan Sebelum Beredar (Pre-Market) q Pengawasan

Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT Berbasis Analisis Risiko Pengawasan Sebelum Beredar (Pre-Market) q Pengawasan produk hasil pertanian (segar dan olahan primer) melalui skema : 1. Sertifikasi (Prima, GAP, GHP, GMP, dll), 2. Pendaftaran/ Registrasi Produk (PD, PL), 3. Pendaftaran Rumah Kemas, 4. Health certificate (HC) q Pengawasan konsistensi pemenuhan persyaratan registrasi, sertifikasi melalui surveilen. Pengawasan Setelah Beredar (Post-Market) q q Pengawasan pangan segar di peredaran/ pengawasan reguler; dilakukan untuk mengawasi aspek keamanan pangan (residu pestisida, logam berat dan mikroba termasuk penggunaan nomor registrasi, logo sertifikasi) produk pangan hasil pertanian yang beredar di pasar; Pengawasan case by case/emergency; dilakukan untuk merespon bila ada issue keamanan pangan di masyarakat/publik. Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Implementasi Manajemen Risiko dan Komunikasi Risiko Keamanan Pangan 1. BKP sbg lembaga pengawas melakukan

Implementasi Manajemen Risiko dan Komunikasi Risiko Keamanan Pangan 1. BKP sbg lembaga pengawas melakukan monitoring 4. Merumuskan /update standard mikotoksin, deseminasi COP CODEX 2. Menyampaikan hasil monitoring kpd instansi pembina Tanaman Pangan 3. Ditjen Teknis meningkatkan pembinaan kepada petani/kelompok tani utk penerapan good practices 5. Sosialisasi kepada masyarakat PSAT yang telah diregistrasi/ sertifikasi melalui http: //keamananpangan. bkp. pertanian. go. id/ Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

PENGETAHUAN UMUM TENTANG KERJASAMA KEAMANAN PANGAN SEGAR

PENGETAHUAN UMUM TENTANG KERJASAMA KEAMANAN PANGAN SEGAR

STANDAR DAN REGULASI INTERNASIONAL Adopsi Adaptasi Internasional Indonesia Sebagai acuan dalam perdagangan internasional serta

STANDAR DAN REGULASI INTERNASIONAL Adopsi Adaptasi Internasional Indonesia Sebagai acuan dalam perdagangan internasional serta membantu negara anggota dalam mengembangkan regulasi nasional tentang keamanan dan mutu pangan Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id 34

Adalah organisasi antar pemerintah yang dibentuk oleh FAO/WHO yang memiliki peranan dalam penyusunan Standar

Adalah organisasi antar pemerintah yang dibentuk oleh FAO/WHO yang memiliki peranan dalam penyusunan Standar Codex yang dapat berupa standar, pedoman, code of practice atau prosedur operasional baku/POB, dan rekomendasi lain • Standar Codex merupakan acuan dalam perdagangan internasional yang diakui dalam perjanian SPS dan TBT WTO. • Disusun berdasarkan bukti ilmiah Membership of CODEX: • 188 Member Countries • 1 Member Organization (EU) • 229 Observers (56 IGOs; 156 NGOs; 16 UN) • Sekretariat Codex Alimentarius Committee: FAO Headquarters, Roma

Komite Nasional Codex Indonesia Tujuan Codex • Melindungi Kesehatan Konsumen • Menjamin Praktek yang

Komite Nasional Codex Indonesia Tujuan Codex • Melindungi Kesehatan Konsumen • Menjamin Praktek yang Jujur Dalam Perdagangan Pangan Internasional • Koordinasi Standarisasi Pangan yang Dilakukan Organisasi Internasional lain Komite Nasional • Kebijakan Makro Penanganan Codex Indonesia • Kebijakan Dalam Penetapan Posisi Indonesia • Kebijakan Dalam Penetapan Program Kerja • Kebijakan Dalam Penetapan/Peruba han Mirror Comittee Teks Yang Ditetapkan • Standar • Guideline atau Pedoman • Code of Practice atau standar operasional prosedur (SOP) • Rekomendasi lain

Struktur Organisasi Codex Indonesia Komite Nasional Codex Indonesia Kelompok Kerja Codex Indonesia Sekretariat Codex

Struktur Organisasi Codex Indonesia Komite Nasional Codex Indonesia Kelompok Kerja Codex Indonesia Sekretariat Codex Contact Point (Dit. Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal, BSN) Koordinator MC CCRVDF, CCPR, CCFFV, CCSCH, TFAMR, (Kementan) MC CCPFV, MC CCS, MC CCNMW, MC CCMMP, MC CCFO, MC CCCPL, (Kemenperin) MC CCFICS (Kemendag) MC CCGP, CAC, Exec, CCASIA, ATFC, CCMAS (BSN) MC CCFFP, (KKP) MC CCFA, CCCF, CCFL, CCNFSDU (BPOM) MC CCFH (Kemenkes)

Penanganan Codex di Kementerian Pertanian Komite Codex (aktif) di bawah Kementerian Pertanian: • Codex

Penanganan Codex di Kementerian Pertanian Komite Codex (aktif) di bawah Kementerian Pertanian: • Codex Committee on Residue Veterinary Drugs in Food (CCRVDF) • Codex Committee on Pesticide Residues (CCPR) • Codex Committee on Fresh Fruits and Vegetables (CCFFV) • Codex Committee Spices and Culinary Herbs (CCSCH) • Task Force on Antimicrobial Resistance (TFAMR) Koordinator Mirror Committee: Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan substansinya terkait dengan hampir seluruh unit teknis Kementerian Pertanian, termasuk Badan Litbang untuk penyediaan data ilmiah Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Penanganan Codex di Kementerian Pertanian Komite Codex lain yang substansinya terkait dengan Kementerian Pertanian

Penanganan Codex di Kementerian Pertanian Komite Codex lain yang substansinya terkait dengan Kementerian Pertanian • • Codex Committee on Food Hygiene (contoh: Code of Hygienic Practice for Fresh Fruits and Vegetables) Codex Committee on Contaminants in Foods (contoh: cemaran arsenic pada beras, Co. P tentang 3 -MCPDE pada kelapa sawit, cadmium pada kakao) Codex Committee on Food Import and Export Inspection and Certification System (contoh: panduan sistem ekspor impor pangan) Codex Committee on Food Labelling: (contoh: panduan tentang pangan organik) Kementerian Pertanian mempunyai peran strategis dalam kegiatan Codex serta pemanfaatan standar Codex untuk peningkatan daya saing produk pertanian Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

World Food Safety Day Hari Keamanan Pangan Dunia Dalam sidang WHO di bulan Desember

World Food Safety Day Hari Keamanan Pangan Dunia Dalam sidang WHO di bulan Desember 2018, World Food Safety Day ditetapkan untuk diperingati setiap tanggal 7 Juni di seluruh dunia. Hari Keamanan Pangan Dunia digunakan sebagai momen untuk menggaungkan kepedulian seluruh pihak terhadap Keamanan Pangan dan menginspirasi upaya peningkatan Keamanan Pangan Nasional. Badan Ketahanan Pangan – Kementerian Pertanian http: //bkp. pertanian. go. id

Pangan aman dan bermutu untuk investasi masa depan yang lebih baik Terima kasih Contact

Pangan aman dan bermutu untuk investasi masa depan yang lebih baik Terima kasih Contact Us: Powered By: Food Security Agency Ministry of Agriculture 021 – 7806708 www. bkp. pertanian. go. id bidang_kps@yahoo. co. id