Materi 9 Populasi dan Sampel Populasi dan Sampel

  • Slides: 132
Download presentation
Materi 9 Populasi dan Sampel

Materi 9 Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel �POPULASI adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang memiliki karakteristik

Populasi dan Sampel �POPULASI adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang ditetapkan oleh peneliti. �SAMPEL adalah bagian dari populasi yang memiliki karakter sama dengan populasinya.

Alasan Menggunakan Sampel 1. Mengurangi kerepotan 2. Jika populasinya terlalu besar maka akan ada

Alasan Menggunakan Sampel 1. Mengurangi kerepotan 2. Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati 3. Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien 4. Mudah dalam pengumpulan data 5. Seringkali tidak mungkin dilakukan penelitian dengan populasi

PERMASALAHAN DALAM SAMPEL 1. Berapa jumlah sampel yang akan diambil 2. Bagaimana teknik pengambilan

PERMASALAHAN DALAM SAMPEL 1. Berapa jumlah sampel yang akan diambil 2. Bagaimana teknik pengambilan sampel

Pertimbangan Dalam Menentukan Sampel 1. Seberapa besar keragaman populasi 2. Berapa besar tingkat keyakinan

Pertimbangan Dalam Menentukan Sampel 1. Seberapa besar keragaman populasi 2. Berapa besar tingkat keyakinan yang kita perlukan 3. Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima 4. Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan 5. Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti

Prosedur Penentuan Sampel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Identifikasi populasi target Memilih

Prosedur Penentuan Sampel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Identifikasi populasi target Memilih Kerangka sampel Menentukan Metode Pemilihan Sampel Merencanakan Prosedur Pemilihan Unit Sampel Menentukan ukuran Sampel Menentukan unit sampel Pelaksanaan Kerja Lapangan

Teknik Pengambilan Sampel Probability Sampling Non Probability Sampling �Simple Random �Sistimatis �Proportionate �Quota stratified

Teknik Pengambilan Sampel Probability Sampling Non Probability Sampling �Simple Random �Sistimatis �Proportionate �Quota stratified �Disproportionate stratified �Cluster �Aksidental �Purposive �Snowball

Simple Random Sampling (1) �Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan

Simple Random Sampling (1) �Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel. �Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah: �Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen �Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

Simple Random Sampling (2)

Simple Random Sampling (2)

PROPORTIONATE STRATIFIED

PROPORTIONATE STRATIFIED

DISPROPORTIONATE

DISPROPORTIONATE

Cluster (1) �Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Hanya yang

Cluster (1) �Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Hanya yang membedakan adalah jika pada stratified anggora populasi dalam satu strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster bersifat heterogen

CLUSTER (2)

CLUSTER (2)

Aksidental Sampling �Sampel aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang

Aksidental Sampling �Sampel aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel.

Purposive Sampling �Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

Purposive Sampling �Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

Quota Sampling �Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok,

Quota Sampling �Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing kelompok terpenuhi maka peneltian beluam dianggap selesai.

Snowball Sampling (1) Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin

Snowball Sampling (1) Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.

Ukuran Sampel �n = Sampel �N = Populasi �e = Nilai Kritis

Ukuran Sampel �n = Sampel �N = Populasi �e = Nilai Kritis

ni Ni N n = Jumlah sampel minimal setiap sub populasi ke-i = Ukuran

ni Ni N n = Jumlah sampel minimal setiap sub populasi ke-i = Ukuran populasi secara keseluruhan = Jumlah sampel dari populasi

Materi 7 Skala Pengukuran Variabel

Materi 7 Skala Pengukuran Variabel

�Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif

�Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti akan menjadi instrumen karena dalam penelitian kualitatif peneliti akan menjadi key instrument. �Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, oleh karena itu setiap instrumen harus mempunyai skala.

Skala Pengukuran Variabel �Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari

Skala Pengukuran Variabel �Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel.

Macam-macam skala pengukuran (1) 1. Skala Nominal Penelitian dengan instrument penelitian skala nominal, sebenarnya

Macam-macam skala pengukuran (1) 1. Skala Nominal Penelitian dengan instrument penelitian skala nominal, sebenarnya tidak melakukan pengukuran tetapi lebih pada mengkategorikan, memberi nama, dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti. Contoh: Peneliti dapat mengkategorikan: pegawai pria dan wanita, suku Sunda, Jawa, Batak dan lain-lain.

Macam-macam skala pengukuran (1) • Skala nominal akan menghasilkan data yang disebut data nominal

Macam-macam skala pengukuran (1) • Skala nominal akan menghasilkan data yang disebut data nominal atau data diskrit, yaitu data yang diperoleh dari mengkategorikan, memberi nama dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diobservasi.

Macam-macam skala pengukuran (2) 2. Skala Ordinal • Skala ordinal adalah skala yang berjenjang

Macam-macam skala pengukuran (2) 2. Skala Ordinal • Skala ordinal adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan skala ini disebut data ordinal yaitu data berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama. • Contoh: golongan gaji pegawai.

Macam-macam skala pengukuran (3) 3. Skala Interval Skala interval adalah skala yang jarak antara

Macam-macam skala pengukuran (3) 3. Skala Interval Skala interval adalah skala yang jarak antara satu data dengan data lain sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut (nol yang berarti tidak ada nilainya) 4. Skala Ratio Skala ratio adalah skala yang jarak antara satu data dengan data lain mempunyai jarak yang sama tetapi mempunyai nilai nol (0) absolut.

Skala menurut fenomena sosial yang diukur • Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan

Skala menurut fenomena sosial yang diukur • Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian. Contoh: skala sikap, skala moral, test karakter, skala partisipasi sosial. • Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Contoh: skala untuk mengukur status sosial ekonomi, lembaga 2 sosial, kemasyarakatan, kondisi kerumahtanggaan.

Skala Sikap �Skala likert �Skala Guttman �Rating Scale �Semantic Defferensial �Skala Thurstone

Skala Sikap �Skala likert �Skala Guttman �Rating Scale �Semantic Defferensial �Skala Thurstone

Skala Likert (1) • Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

Skala Likert (1) • Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. • Dengan skala likert , maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian subvariabel dijabarkan menjadi komponen 2 yang dapat terukur (indikator). Indikator ini kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.

Skala Likert (2) • Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi

Skala Likert (2) • Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain: üSangat Setuju (sangat positif) üSetuju (Positif) üRagu-ragu (netral) üTidak setuju (negatif) üSangat tidak setuju (sangat negatif)

Skala Likert (3) • Untuk keperluan analisis secara kuantitatif (untuk • • • pernyataan

Skala Likert (3) • Untuk keperluan analisis secara kuantitatif (untuk • • • pernyataan positif), maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: Sangat Setuju / Sangat positif diberi skor 5 Setuju / Positif diberi skor 4 Ragu-ragu / Netral diberi skor 3 Tidak setuju / negative diberi skor 2 Sangat tidak setuju / sangat negatif diberi skor 1

Skala Guttman (1) �Skala ini didapat jawaban yang tegas, yatidak, benar-salah, positif-negatif, pernahtidak pernah.

Skala Guttman (1) �Skala ini didapat jawaban yang tegas, yatidak, benar-salah, positif-negatif, pernahtidak pernah. Penelitian dengan menggunakan skala Guttman bila ingin mendapat jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist.

Skala Guttman (2) �Jawaban diberi skor tertinggi 1 dan terendah nol. Misal untuk jawaban

Skala Guttman (2) �Jawaban diberi skor tertinggi 1 dan terendah nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor 0. Contoh: Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda? a. Tidak pernah b. Pernah

Semantic Defferensial Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga

Semantic Defferensial Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak checklist atau pilihan ganda, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya teletak dibagian kanan garis, dan jawaban sangat negative terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

Rating Scale Dari ketiga skala pengukuran, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang

Rating Scale Dari ketiga skala pengukuran, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dll.

Materi 10 Instrumen Penelitian

Materi 10 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulan data, agar

Instrumen Penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Jenis-jenis Instrumen Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kuisioner/angket Pedoman wawancara Pedoman

Jenis-jenis Instrumen Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kuisioner/angket Pedoman wawancara Pedoman Observasi Pedoman Dokumentasi Test Chekl-list Peneliti

Instrumen dan Metode �Instrumen untuk metode test adalah test atau soal tes �Instrumen untuk

Instrumen dan Metode �Instrumen untuk metode test adalah test atau soal tes �Instrumen untuk metode angket atau kuisioner adalah angket atau kuisioner �Instrumen untuk metode observasi adalah check-list �Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau bisa juga chek-list

Yang mempengaruhi Pemilihan Metode dan Instrumen 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tujuan penelitian

Yang mempengaruhi Pemilihan Metode dan Instrumen 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tujuan penelitian Sampel penelitian Lokasi Pelaksana Biaya dan Waktu data

Rancangan Penyusunan (Kisi-kisi) instrumen Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel

Rancangan Penyusunan (Kisi-kisi) instrumen Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode dan instrumen yang mungkin dapat dipakai. 2. Kisi-kisi khusus yaitu kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sesuatu instrumen. 1.

Manfaat dari rancangan penyusunan instrumen (1) Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang

Manfaat dari rancangan penyusunan instrumen (1) Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun. 2. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir. 3. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butirnya. 1.

Manfaat dari rancangan penyusunan instrumen (2) 4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek

Manfaat dari rancangan penyusunan instrumen (2) 4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulan datanya, darimana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil. 5. Peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen. 6. Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.

Prosedur dalam pengadaan instrumen yang baik 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perencanaan Penulisan

Prosedur dalam pengadaan instrumen yang baik 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perencanaan Penulisan butir soal Penyuntingan Uji coba Penganalisaan hasil Mengadakan Revisi

Kriteria Instrumen Yang Baik 1. 2. 3. 4. 5. Reliabilitas Validitas Sensitivitas Objektivitas Fisibilitas

Kriteria Instrumen Yang Baik 1. 2. 3. 4. 5. Reliabilitas Validitas Sensitivitas Objektivitas Fisibilitas

Uji Coba Instrumen 1. Uji coba untuk tujuan manajerial dan substansial 2. Uji coba

Uji Coba Instrumen 1. Uji coba untuk tujuan manajerial dan substansial 2. Uji coba untuk tujuan keandalan instrumen

Keampuhan Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu: 1. Valid 2. Reliabel

Keampuhan Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu: 1. Valid 2. Reliabel

Menyusun instrumen Operasionalisasi Variabel � Variabel yang dipertanyakan dalam Rumusan Masalah dan dinyatakan dalam

Menyusun instrumen Operasionalisasi Variabel � Variabel yang dipertanyakan dalam Rumusan Masalah dan dinyatakan dalam Hipotesis dioperasionalkan menjadi dimensidimenasi dan indikator-indikator yang ditampilkan dalam Matrik/Tabel Operasionalisasi Variabel � Mengoperasionalkan variabel menjadi dimensi-dimensi didasarkan pada konsep teoritis yang dikemukakan dalam Kerangka Pemikiran � Merinci dimensi menjadi indikator bisa didasarkan pada konsep teoritis yang relevan dan pada informasi empirik � Setiap indikator harus kongkrit dan terukur bukan berupa pernyataan yang bersifat deskriptif atau bersifat relatif � Fungsi utama Opersionalisasi Variabel untuk menjadi dasar penyusunan instrumen penelitian (Daftar Pertanyaan) Jumlah pertanyaan yang disusun berdasarkan jumlah indikator yang dirinci dalam Operasionalisasi Variabel

INDIKATOR DIMENSI INDIKATOR VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

INDIKATOR DIMENSI INDIKATOR VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

VARIABEL Partisipasi Masyarakat (cressell: 2003: 10 2) DIMENSI 1. Ikut serta dalam perencanaan 2.

VARIABEL Partisipasi Masyarakat (cressell: 2003: 10 2) DIMENSI 1. Ikut serta dalam perencanaan 2. Ikut serta dalam pelaksanaan 3. Pemanfaatan hasil 4. Pengawasan dan evaluasi 1. Produktivitas Efektivitas Pembangunan Desa 2. Efisiensi 3. Kepuasan masyarakat INDIKATOR 1. Mengikuti pertemuan 2. Memberikan masukan 3. Turut membahas 4. Menyetujui 1. Terjun secara fisik 2. Menyumbang uang 3. Membantu material 1. 1. Memperoleh materi 2. Perolehan imaterial 3. Penggunaan hasil 1. Ikut menilai 2. Pemeliharaan 3. Saran perbaikan 1. Jumlah hasil 2. Kualitas hasil 1. Waktu penyelesaian 2. Tenaga yg digunakan 3. Besarnya biaya 1. Pelayanan umum 2. Respon / tanggapan 3. Persepsi / opini

Materi 11 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Materi 11 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

�Hasil penelitian yang valid dan reliabel berbeda dengan instrumen yang valid dan reliabel. �Hasil

�Hasil penelitian yang valid dan reliabel berbeda dengan instrumen yang valid dan reliabel. �Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang terjadi pada obyek yang diteliti. �Hasil penelitian reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda

�Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

�Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. �Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Skema tentang Instrumen dan cara-cara Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Skema tentang Instrumen dan cara-cara Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pengujian Validitas Instrumen �Pengujian Validitas isi �Pengujian validitas eksternal

Pengujian Validitas Instrumen �Pengujian Validitas isi �Pengujian validitas eksternal

Pengujian reliabilitas instrumen �Test-retest �Ekuivalen �Gabungan �Internal consistency

Pengujian reliabilitas instrumen �Test-retest �Ekuivalen �Gabungan �Internal consistency

Pertemuan 12 -13 Teknik Pengumpulan Data Kuesioner/Angket, Wawancara, Observasi, Dokumentasi

Pertemuan 12 -13 Teknik Pengumpulan Data Kuesioner/Angket, Wawancara, Observasi, Dokumentasi

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya ataupun halhal yang ia ketahui.

Kuesioner dipandang dari cara menjawab 1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk

Kuesioner dipandang dari cara menjawab 1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri 2. Kuesioner tertutup, yang disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

Kuesioner dipandang dari jawaban 1. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya 2. Kuesioner

Kuesioner dipandang dari jawaban 1. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya 2. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain

Kuesioner dipandang dari bentuknya Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

Kuesioner dipandang dari bentuknya Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. 2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka 3. Check-list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai 4. Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. 1.

Keuntungan Kuesioner 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak

Keuntungan Kuesioner 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden 3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab 5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar sama

Kelemahan Kuesioner 1. 2. 3. 4. 5. Responden seringtidak teliti dalam menjawab sehingga ada

Kelemahan Kuesioner 1. 2. 3. 4. 5. Responden seringtidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab. Seringkali sukar dicari validitasnya Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak jujur. Seringkali tidak kembali, terutama jika lewat pos. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama

Pedoman Pembuatan Kuesioner (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tentukan

Pedoman Pembuatan Kuesioner (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tentukan sasaran Bagaimana akan diterapkan Buat kata pengantar Urutan pertanyaan Tipe pertanyaan Jawaban yang mungkin dijawab responden Pikirkan bagaimana data akan diolah Kaitkan pertanyaan dengan masalah penelitian Buat pertanyaan yang sifatnya netral

Pedoman Pembuatan Kuesioner (2) 10. Perhatikan nilai-nilai yang berlaku pada diri responden 11. Dibuat

Pedoman Pembuatan Kuesioner (2) 10. Perhatikan nilai-nilai yang berlaku pada diri responden 11. Dibuat dengan cara menjabarkan lebih lanjut dari variabel - sub variabel – indikator -pertanyaan kuesioner 12. Hindari membuat ringkasan kata yang tidak dimengerti responden 13. Hindari kata-katta yang tidak umum 14. Buat pertanyaan sependek mungkin

Pedoman Pembuatan Kuesioner (3) 15. Buat pertanyaan yang sangat spesifik 16. Pastikan pertanyaan dan

Pedoman Pembuatan Kuesioner (3) 15. Buat pertanyaan yang sangat spesifik 16. Pastikan pertanyaan dan jawaban tidak bertentangan 17. Hindari pertanyaan negatif 18. Buatlah responden menjawab secara mudah 19. Perbaiki kalimat dan urutan pertanyaan dan susun kembali 20. Hindari salah ketik

Panduan/Pedoman wawancara �Panduan wawancara digunakan untuk menggali sumber informasi secara mendalam untuk responden yang

Panduan/Pedoman wawancara �Panduan wawancara digunakan untuk menggali sumber informasi secara mendalam untuk responden yang jumlahnya relatif terbatas. �Cara membuat panduan wawancara yaitu dijabarkan dari Variabel-sub variable-indikator-pertanyaan wawancara.

2 Macam Pedoman Wawancara Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat

2 Macam Pedoman Wawancara Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. 2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list 1.

Wawancara hasilnya tergantung pada: 1. Pewawancara 2. Teknik wawancara 3. Tipe responden – Manusia

Wawancara hasilnya tergantung pada: 1. Pewawancara 2. Teknik wawancara 3. Tipe responden – Manusia pembual – Manusia Analis – Reportasi – Jaksa – Manusia sok tahu

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara: • Situasi wawancara – Waktu – Tempat –

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara: • Situasi wawancara – Waktu – Tempat – Kehadiran orang ke-3 – Sikap masyarakat • Responden – Karakteristik social – Kemampuan menangkap pertanyaan – Kemampuan menjawab pertanyaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara: • Pewawancara – Karakteristik pewawancara – Keterampilan –

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara: • Pewawancara – Karakteristik pewawancara – Keterampilan – Motivasi – Rasa aman • Isi Pertanyaan – Sukar/mudah – Tingkat minat – Sumber/jenis

Pewawancara • Pewawancara – Netral, tidak mengarahkan – Adil, tidak memihak – Ramah –

Pewawancara • Pewawancara – Netral, tidak mengarahkan – Adil, tidak memihak – Ramah – Santai tapi serius – Sopan dan hormat • Kualitas pewawancara – Menguasai materi yang akan diwawancarai – Memiliki rasa percaya diri sehingga menimbulkan kepercayaan dari responden

Peranan pewawancara �mampu menciptakan hubungan baik dengan responden. �Memperbaiki semua pertanyaan dengan baik dan

Peranan pewawancara �mampu menciptakan hubungan baik dengan responden. �Memperbaiki semua pertanyaan dengan baik dan tepat. �Mencatat dan merekam jawaban isian. �Dapat menggali informasi tambahan dari responden apabila diperlukan.

Persiapan wawancara • Latih dan kuasai hal-hal sbb: – Penjelasan tujuan penelitian – Penjelasan

Persiapan wawancara • Latih dan kuasai hal-hal sbb: – Penjelasan tujuan penelitian – Penjelasan tugas pewawancara – Penjelasan tiap nomor pertanyaan – Cara mencatat/merekam.

Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara: 1. Wawancara tatap muka (Personal atau face to

Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara: 1. Wawancara tatap muka (Personal atau face to face interviews) 2. Wawancara dengan telepon (Telephone interviews)

Wawancara tatap muka Kelebihan: �menghasilkan lebih banyak data. �Kontak langsung dengan responden, sehingga peneliti

Wawancara tatap muka Kelebihan: �menghasilkan lebih banyak data. �Kontak langsung dengan responden, sehingga peneliti dapat menanyakan masalah yang lebih kompleks, sensitive, atau controversial. �Tingkat partisipasi responden relatif lebih sedikit.

Wawancara tatap muka Kelemahan: �memungkinkan terjadinya bias pewawancara �Memerlukan biaya dan waktu yang relatif

Wawancara tatap muka Kelemahan: �memungkinkan terjadinya bias pewawancara �Memerlukan biaya dan waktu yang relatif namyak jika jumlah responden (sample) relatif besar dan secara geografis letaknya terpencar.

Wawancara via telepon Kelebihan: �Waktu pengumpulan data responden relatif cepat dengan tenaga dan biaya

Wawancara via telepon Kelebihan: �Waktu pengumpulan data responden relatif cepat dengan tenaga dan biaya yang relatif lebih sedikit. �memperoleh tanggapan segera dari responden setelah pewawancara dapat menghubunginya lewat telepon.

Wawancara via telepon Kelemahan: �Pewawancara tidak dapat mengamati ekspresi responden saat memberi tanggapan. �Responden

Wawancara via telepon Kelemahan: �Pewawancara tidak dapat mengamati ekspresi responden saat memberi tanggapan. �Responden setiap saat dapat menolak untuk menanggapi pertanyaan dengan memutus hubungan telepon. �Durasi wawancara terbatas. �Responden bukan merupakan sample yang representatif yang mewakili semua lapisan masyarakat.

Petunjuk membuat pertanyaan: • Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Contoh: Bagaimana status

Petunjuk membuat pertanyaan: • Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Contoh: Bagaimana status perkawinan Bapak? Sebaiknya: Apakah Bapak beristri? • Pertanyaan jelas dan khusus. Contoh: Berapa orang di sini? (rumah, kelas, dll)

Petunjuk membuat pertanyaan: �Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian. Contoh: Apakah saudara

Petunjuk membuat pertanyaan: �Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian. Contoh: Apakah saudara mau mencari pekerjaan di kota? Sebaiknya: Apakah saudara mencari pekerjaan.

Petunjuk membuat pertanyaan: • Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. Contoh: Pada waktu senggang apakah

Petunjuk membuat pertanyaan: • Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. Contoh: Pada waktu senggang apakah saudara mendengarkan radio atau melakukan yang lain? Sebaiknya : Apakah yang saudara lakukan pada waktu senggang?

Observasi adalah mengamati secara intensif dengan menggunakan panca indra, berbagai gejala atau peristiwa guna

Observasi adalah mengamati secara intensif dengan menggunakan panca indra, berbagai gejala atau peristiwa guna memperoleh fakta yang obyektif. Unsur yang diamati : 1. Pelaku 2. Tempat 3. Kegiatan

Alasan observasi 1. Ingin mencari makna 2. Ingin memperoleh gambaran yang konstektual 3. Ingin

Alasan observasi 1. Ingin mencari makna 2. Ingin memperoleh gambaran yang konstektual 3. Ingin memperoleh gambaran yang menyeluruh

Manfaat observasi 1. Memperoleh pandangan yang holistik 2. Dapat melihat hal-hal yang kurang tertangkap

Manfaat observasi 1. Memperoleh pandangan yang holistik 2. Dapat melihat hal-hal yang kurang tertangkap oleh orang lain 3. Menemukan hal baru 4. Menemukan kesan pribadi

Membuat Panduan Observasi 1. Tentukan peristiwa/gejala apakh yang akan diambil 2. Perkirakan actor-aktor yang

Membuat Panduan Observasi 1. Tentukan peristiwa/gejala apakh yang akan diambil 2. Perkirakan actor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut 3. Perkirakan tempat terjadinya peristiwa tersebut 4. Perkirakan kegiatan-kegiatan apakah yang akan terjadi 5. Buatlah dalam bentuk matriks dan analisis

Penggolongan Observasi Pengamatan berperanserta (participant observation) dan pengamatan tidak berperan serta (non participant observation)

Penggolongan Observasi Pengamatan berperanserta (participant observation) dan pengamatan tidak berperan serta (non participant observation) 2. Pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup 3. Pengamatan pada latar alamiah (tak terstruktur) dan Pengamatan pada latar buatan (terstruktur) 4. Pengamatan eksperimental dan non eksperimental 1.

Participant Observation dan Non Participant Observation �Participant observation (pengamatan berperan serta), disini pengamat melakukan

Participant Observation dan Non Participant Observation �Participant observation (pengamatan berperan serta), disini pengamat melakukan dua peranan yaitu sebagai pengamat dan sekaligus sebagai anggota resmi dari kelompok yang diamati. �Non participant Observation (pengamatan tidak berperanserta), dimana pengamat hanya melakukan satu fungsi saja yaitu pengamatan

Pengamatan Terbuka dan Pengamatan Tertutup • Pengamatan terbuka adalah pengamatan dimana pengamat secara terbuka

Pengamatan Terbuka dan Pengamatan Tertutup • Pengamatan terbuka adalah pengamatan dimana pengamat secara terbuka diketahui oleh subyek, sedangkan sebaliknya para subyek menyadari apabila sedang diamati dan dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi. • Pengamatan tertutup, pengamat melakukan pengamatan tanpa diketahui oleh para subyeknya.

Pengamatan pada latar alamiah dan Pengamatan pada latar buatan • Pengamatan pada latar alamiah,

Pengamatan pada latar alamiah dan Pengamatan pada latar buatan • Pengamatan pada latar alamiah, tidak digunakan panduan yang disiapkan sebelumnya, sebab apa yang diobservasi tidak dapat dispesifikasikan sebelumnya. • Pengamatan pada latar buatan, dilakukan pada situasi yang dibuat atau dikontrol. Aturan-aturan dikenakan baik pada orang atau gejala yang diamati, maupun pengamatnya sendiri.

Pengamatan Eksperimental dan Pengamatan Non Eksperimental �Pengamatan eksperimental, dimana pengamat bersikap aktif terhadap situasi

Pengamatan Eksperimental dan Pengamatan Non Eksperimental �Pengamatan eksperimental, dimana pengamat bersikap aktif terhadap situasi dan kehidupan obyek serta berusaha mengendalikannya. �Pengamatan non eksperimental, dimana pengamatan dilakukan seperti layaknya pengamatan pada umumnya dan pengamat tidak berpartisipasi dalam kehidupan obyek.

Dokumenter • Metode dokumenter adalah tehnik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan

Dokumenter • Metode dokumenter adalah tehnik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. �Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia. Data yang diperoleh disebut dokumen.

Bahan dokumen Otobiografi Surat-surat pribadi, buku atau catatan harian Surat kabar Dokumen-dokumen pemerintah Cerita

Bahan dokumen Otobiografi Surat-surat pribadi, buku atau catatan harian Surat kabar Dokumen-dokumen pemerintah Cerita roman atau cerita rakyat (walaupun tidak otomatis siap untuk digunakan), 6. dan lain-lain 1. 2. 3. 4. 5.

Keuntungan dokumentasi �Keuntungan bahan dokumentasi adalah bahwa bahan ini sudah ada, sudah tersedia, dan

Keuntungan dokumentasi �Keuntungan bahan dokumentasi adalah bahwa bahan ini sudah ada, sudah tersedia, dan siap pakai. Menggunakan bahan ini akan banyak yang dapat diperoleh bila bahan tersebut dianalisis dengan cermat yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.

Materi 14 Analisis Data

Materi 14 Analisis Data

Analisis Data Penelitian Kuantitatif Editing Data �Editing data disebut juga tahap pemeriksaan data. Pada

Analisis Data Penelitian Kuantitatif Editing Data �Editing data disebut juga tahap pemeriksaan data. Pada umumnya editing dilakukan pada kuesioner yang disusun secara berstruktur. �Sebelum data yang terkandung dalam kuesioner dioleh dalam suatu proses yang disebut koding, kuesioner tersebut harus diedit dulu.

Editing data Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. Lengkapnya pengisian 2. Kejelasan tulisan 3. Kejelasan

Editing data Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. Lengkapnya pengisian 2. Kejelasan tulisan 3. Kejelasan makna jawaban 4. Konsistensi atau keajegan dan kesesuaian antar jawaban 5. Relevansi jawaban 6. Keseragaman kesatuan data

Koding Data �Koding adalah usaha mengklasifikasi jawaban responden menurut macamnya guna mempermudah analisa data.

Koding Data �Koding adalah usaha mengklasifikasi jawaban responden menurut macamnya guna mempermudah analisa data. �Manfaat dari simbol angka atau kode terhadap kategori atau nilai variabelnya yaitu: 1. Mempermudah dan mempercepat analisa 2. Mempermudah penyimpanan data � Sistem pengkodean didasarkan pada jenis pertanyaan.

Cleaning data �Kegiatan ini adalah kegiatan yang dimaksudkan agar data dapat dipakai sebagai data

Cleaning data �Kegiatan ini adalah kegiatan yang dimaksudkan agar data dapat dipakai sebagai data yang mudah dianalisa dengan meringkas data. �Dalam proses cleaning data, kode-kode yang telah diberikan atau disimbolkan pada data mulai kita jalankan dengan proses yang selektif artinya kita mengklasifikasikannya secara lebih ketat dan disesuaikan dengan instrumen penghitungan data yang digunakan.

Recording Data �Kegiatan perekaman atau pengkoleksian data dalam sebuah wahana yang dapat memaparkan hasil

Recording Data �Kegiatan perekaman atau pengkoleksian data dalam sebuah wahana yang dapat memaparkan hasil penelitian kita. Wahana tersebut dapat secara manual dan lewat komputer (SPSS).

Penerapan data �Penelitian deskriptip : persentase dan komparasi dengan kriteria yang telah ditentukan. �Penelitian

Penerapan data �Penelitian deskriptip : persentase dan komparasi dengan kriteria yang telah ditentukan. �Penelitian komparasi: dengan berbagai tehnik korelasi sesuai dengan jenis data �Penelitian eksperimen : diuji hasilnya dengan t-test

Penyajian data �Setelah data sudah selesai diolah, maka tahap selanjutnya adalah menampilkan data tersebut

Penyajian data �Setelah data sudah selesai diolah, maka tahap selanjutnya adalah menampilkan data tersebut dalam bentuk laporan. Dalam penyajian datanya, kita bisa menyajikan dalam 2 cara, yaitu dengan menggunakan angka-angka yang dibuat dalam tabel frekuensi atau bisa juga dengan menampilkan grafik. Tabel frekuensi ini bisa menyajikan tabel univariat, tabel bivariat, dan tabel multivariat.

Statistik Deskriptif �Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

Statistik Deskriptif �Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Yang termasuk statistik deskriptif �Penyajian data melalui tabel �Grafik �Diagram lingkaran �Pictogram �Modus �Median

Yang termasuk statistik deskriptif �Penyajian data melalui tabel �Grafik �Diagram lingkaran �Pictogram �Modus �Median �Mean �Desil �Persentil �Rata-rata �Standar deviasi �prosentase

�Mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi �Melakukan prediksi dengan analisis regresi �Membuat

�Mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi �Melakukan prediksi dengan analisis regresi �Membuat perbandingan dengan membandingkan rata -rata data sampel atau populasi Tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi

Statistik Inferensial �Terbagi menjadi statistik parametris dan nonparametris �Tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis

Statistik Inferensial �Terbagi menjadi statistik parametris dan nonparametris �Tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. �Cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan tehnik pengambilan sampel seara random.

Statistik Parametris dan Nonparametris �Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio

Statistik Parametris dan Nonparametris �Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio �Statistik nonparametris digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal �Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif, yang harus diperhatikan yaitu macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan.

MACAM DATA BENTUK HIPOTESIS PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIS DAN NONPARAMETRIS UNTUK MENGUJI HIPOTESIS Nominal Deskriptif

MACAM DATA BENTUK HIPOTESIS PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIS DAN NONPARAMETRIS UNTUK MENGUJI HIPOTESIS Nominal Deskriptif (satu Variabel atau Satu Sampel)** Komparatif (dua sampel) Komparatif (lebih dari dua sampel) Asosiatif (hubungan) Related Independen Binomial X 2 satu sampel Mc Nemar Fisher Exact Probability Cochran Q X 2 untuk k sampel Contingency Coefficient C Friedman Two-Way Anova Median Extension Spearman Rank Correlation X 2 dua sampel Ordinal Run Test Sign test Wilcoxon matched pairs Median Test Mann-Whitney Utest Kolomogorov Smirnov Kruskal-Wallis One Way Anova Kendall Tau Wald-Woldfowitz Interval Rasio t-test* t-test of Related t-test* Independent One-Way Anova* Two-Way Anova* Korelasi Product Moment* Korelasi Parsial* Korelasi Ganda* Regresi Sederhana & Ganda*

�Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel (unisampel) bila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik

�Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel (unisampel) bila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik Binomial dan Chi kuadrat satu sampel. �Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel bila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik Run Test. �Untuk menguji hipotesis deskriptif satu variabel (univariabel) bila datanya berbentuk interval atau ratio, maka digunakan t-test satu sampel.

�Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan tehnik

�Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan tehnik statistik Mc. Nemar �Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal digunakan tehnik statistik Sign Test dan Wilcoxon Matched Pairs �Untuk menguji Hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval atau ratio, digunakan t-test dua sampel

�Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik

�Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik Fisher exact probability dan Chi Kuadrat Dua Sampel. �Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik Median Test, Mann-Whitney U Test, Kolmogorov Smirnov, dan Wald-Wolfowitz �Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk interval dan ratio digunakan t-test independent

�Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik

�Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik Chocran Q �Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik Friedman Two Way Anova �Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval atau ratio digunakan analisis varians satu jalan maupun dua jalan (one way dan two way anova)

�Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik

�Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik Chi Kuadrat k sampel �Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik Median extension dan Kruskal. Wallis One Way Anova �Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen bila datanya berbentuk interval atau ratio digunakan analisis varians satu jalan maupun dua jalan (one way dan two way anova)

�Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk nominal, digunakan teknik statistik koefisien Kontingensi

�Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk nominal, digunakan teknik statistik koefisien Kontingensi �Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk ordinal, digunakan teknik statistik Korelasi Spearman Rank, dan Korelasi Kendal Tau �Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk interval atau ratio, digunakan teknik statistik: a. Korelasi Product Moment yaitu untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu dependen

b. Korelasi ganda bila untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel independen atau lebih

b. Korelasi ganda bila untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel independen atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen c. Korelasi parsial digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih bila terdapat variabel yang dikendalikan d. Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi)

Materi 15 Penyusunan Usulan Penelitian Kuantitatif Fisip Unikom

Materi 15 Penyusunan Usulan Penelitian Kuantitatif Fisip Unikom

Aturan Penulisan (1) �Penelitian adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang dibuat harus mengikuti

Aturan Penulisan (1) �Penelitian adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang dibuat harus mengikuti aturan-aturan penulisan karya ilmiah, yaitu: 1. Penulis laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan. 2. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti kegiatan proses penelitian. Namun dalam hal ini pelapor mengajar orang lain untuk mengikuti apa yang telah ia lakukan.

Aturan Penulisan (2) 3. peneliti menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman dan minat pembaca

Aturan Penulisan (2) 3. peneliti menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman dan minat pembaca laporan tidaklah sama. 4. Laporan penelitian merupakan elemen yang pokok dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu dalam menulis laporan penelitian yang dipentingkan adalah jelas dan meyakinkan.

Kapan menulis laporan? �Menulis hasil penelitian akan jauh lebih efisien apabila pekerjaan menulis itu

Kapan menulis laporan? �Menulis hasil penelitian akan jauh lebih efisien apabila pekerjaan menulis itu dimulai dengan mempersiapkan segala sesuatunya sejak penelitian dimulai. �Untuk dapat memulai proses penulis dari awal penelitian, maka terlebih dahulu peneliti merancang sebuah garis besar laporan, bersamaan waktunya dengan pada waktu ia mengajukan usulan penelitian.

Format Laporan �Banyak sekali format laporan yang dapat digunakan, yang sebenarnya yang dicakupnya sama.

Format Laporan �Banyak sekali format laporan yang dapat digunakan, yang sebenarnya yang dicakupnya sama. �Yang menyebabkan adanya perbedaan adalah: 1. Urutan penyajian 2. Penekanan materi yang dilaporkan 3. Pandangan perlu tidaknya suatu bagian disampaikan kepada pembaca.

�Sehubungan dengan format yang berbeda, maka perbedaan format bukanlah hal penting untuk dimasalahkan, yang

�Sehubungan dengan format yang berbeda, maka perbedaan format bukanlah hal penting untuk dimasalahkan, yang penting diperhatikan adalah: 1. Bahwa pembaca dapat memahami dengan jelas apa yang telah dilakukan oleh peneliti, apa tujuannya, dan bagaimana hasilnya. 2. Bahwa langkah dan medannya jelas sehingga pembaca dapat mengulangi proses penelitian itu apabila ia menghendaki.

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI (KUANTITATIF) FISIP UNIKOM 1. Bagian Awal: � Halaman Judul � Lembar

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI (KUANTITATIF) FISIP UNIKOM 1. Bagian Awal: � Halaman Judul � Lembar Persembahan (jika ada) � Lembar Pernyataan � Abstrak � Abstract � Kata Pengantar � Daftar Isi � Daftar Tabel (jika ada) � Daftar Gambar (jika ada) � Daftar Grafik (jika ada) � Daftar Diagram (jika ada) � Daftar Bagan (jika ada) � Daftar Lampiran (jika ada)

2. Bagian Isi :

2. Bagian Isi :

3. Bagian Akhir: DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

3. Bagian Akhir: DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Teknik Penulisan Skripsi �Bahan �Pengetikan (lay out kertas, cara pengetikan, penggunaan spasi, kutipan) �Tajuk

Teknik Penulisan Skripsi �Bahan �Pengetikan (lay out kertas, cara pengetikan, penggunaan spasi, kutipan) �Tajuk �Abstrak dan abstract �Penomoran bab, anak bab dan paragraf �Penomoran halaman (halaman bagian awal, bagian inti, bagian akhir) �Sampul luar

Cover: Times New Roman 16 Times New Roman 12 Times New Roman 14

Cover: Times New Roman 16 Times New Roman 12 Times New Roman 14

Referensi Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta Bailey, Kenneth

Referensi Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta Bailey, Kenneth D, 1995. Methods of Social Research. New York : The Free Press Cresswell, John W. 2013. Research Besign Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nasution. 2000. Metode Research. Bandung: Yemmars Neuman, W. Lawrence. 2003. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach. New York Riduwan, 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta Singarimbun, Masri & Effendi, Sopian. 2000. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP 3 ES Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung 2008 Surakhmad, Winarno. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito Saefullah Djaja, Bahan Kuliah Metode Penelitian Sosial, Unpad: Bandung