MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH OLEH NI PUTU SASMIKA
MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH OLEH: NI PUTU SASMIKA DEWI S. S. , M. Si 198311192015132003
Peraturan Kelas !!! • Bersikap sopan dan santun dalam dan diluar kelas • HP boleh digetar tapi tidak boleh ada diatas meja • 3 x tidak masuk tanpa surat keterangan tidak diijinkan ikut UTS & UAS • Tidak ada perbaikan nilai • Tugas dikumpulkan maks. 1 minggu setelah dikeluarkan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Pengertian Manajemen & Sekolah 1. Pengertian Manajemen merupakan seni mengelola organisasi dengan memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain, yang dikerjakan dengan perencanaan yang matang, pengorganisasian, dan pengawasan untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien
2. Pengertian Sekolah Lembaga pendidikan, yaitu lingkungan tempat terjadinya berbagai aktivitas pendidikan, baik proses pembelajaran maupun evaluasi pendidikan
Menurut Redja Mudyahardjo, manajemen sekolah mencakup beberapa komponen, yaitu: a. Perencaanaan b. Sistem pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan & aspek-aspek pengembangan c. Organisasi d. Administrasi e. Keuangan f. Pemasokan tenaga pendidik g. Sistem evaluasi, dan h. Penelitian
Menurut Douglas (1963: 13 -17), prinsip-prinsip manajemen sekolah, yaitu: a. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan mekanisme kerja b. Mengoordinasikan wewenang dan tanggung jawab c. Memberikan tanggung jawab kepada personel sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya d. Mengenal dengan baik faktor-faktor psikologis manusia e. Relativitas nilai
• Menurut Drucker (1954), prinsip manajemen sekolah yang berdasarkan sasaran menempatkan kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas serta stakeholders untuk merumuskan visi, misi, dan objektif dinas pendidikan yang diterapkan di sekolah. • Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah
• Adapun rencana strategis tersebut dibahas dengan mengembangkan tujuh langkah manajemen sasaran yaitu : a. Menentukan hasil akhir yang ingin dicapai sekolah b. Menganalisis hasil akhir yang berkaitan dengan tujuan sekolah c. Musyawarah menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan d. Menetapkan kegiatan yang tepat untuk mencapai sasaran e. Menyusun tugas untuk mempermudah mencapai sasaran f. Menentukan batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan g. Melakukan monitoring dan membuat laporan
B. Beberapa Peran Manajer Sekolah • Henry Mintzberg (1973) mengelompokan peran manajer ke dalam tiga kelompok yaitu: 1. Peran antarpribadi (sebagai figur untuk bawahan, pemimpin dan penghubung) 2. Peran informasional (sebagai pemantau, penyebar informasi, serta juru bicara) 3. Peran pengambilan keputusan (sebagai wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya dan negosiator)
• Menurut Robert L. Katz (1970 -an), setiap manajer membutuhkan beberapa keterampilan berikut, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Keterampilan konseptual Keterampilan berhubungan dengan orang lain Keterampilan teknis Keterampilan manajemen waktu Keterampilan membuat keputusan TUGAS KELOMPOK: Cari tahu mengenai masing-masing keterampilan diatas. (waktu 10 menit)
C. Fungsi Manajemen • Secara umum fungsi manajemen dibagi menjadi sepuluh bagian, yaitu: 1. Forecasting 2. Planning and budgeting 3. Organizing 4. Staffing or Assembling Resources 5. Directing or commanding 6. Leading 7. Coordinating 8. Motivating 9. Controlling 10. Reporting
D. Fungsi Pokok Manajemen Sekolah • Adapun fungsi pokok manajemen sekolah adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Perencanaan sekolah Pelaksanaan manajemen sekolah Pengawasan pendidikan di sekolah Pembinaan sekolah Sistem organisasi sekolah
BAB 2 SEKOLAH SEBAGAI SISTEM KEMASYARAKATAN
A. Wacana • Sebagai sebuah sistem kemasyarakatan yang terbuka, sekolah tidak terlepas dari keadaan yang terjadi dalam masyarakat. Pendidikan adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Artinya, keberadaan institusi pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat dalam berlangsungnya suatu komunitas. • Lemahnya pendidikan mengakibatkan kebodohan, sedangkan kebodohan akan mengakibatkan kemiskinan. Kemiskinan yang ditanggung oleh bangsa dan negara akan menyengsarakan bangsa dan negara tersebut.
• Sekolah sebagai pendidikan formal harus: 1. Lebih menekankan pada proses belajar mengajar 2. Diorganisasikan dalam struktur yang fleksibel 3. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri 4. Senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya • Jadi dapat dikatakan pendidikan merupakan suatu proses yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dinamika masyarakat.
B. Hakikat dan Pengertian Sistem Kemasyarakatan 1. Pengertian sistem kemasyarakatan § sistem berasal dari bahasa Yunani yang berarti a. keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. b. hubungan yang berlangsung antarsatuan komponen secara teratur § Sosial berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang atau sekelompok yang didalamnya mencakup struktur, organisasi, nilai sosial dan aspirasi hidup.
§ Sistem kemasyarakatan merupakan kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian (elemen atau komponen), yaitu: a. orang dan/atau kelompok beserta kegiatannya b. hubungan sosial, termasuk didalamnya norma dan nilai-nilai yang mengatur hubungan antar orang atau kelompok tersebut § Sistem kemasyarakatan memengaruhi perilaku manusia karena dalam suatu sistem sosial tercakup pula nilai dan norma yang merupakan aturan prilaku anggota masyarakat § Jadi, hakikat sistem kemasyarakatan adalah kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan yg sama
2. Unsur-unsur sistem kemasyarakatan § Sistem kemasyarakatan memiliki sepuluh unsur penting, yaitu: a) Keyakinan (pengetahuan b) Perasaan (sentimen) c) Cita-cita atau tujuan d) Norma e) Peranan/posisi f) Kekuasaan g) Tingkatan h) Sanksi i) Sarana j) Tekanan ketegangan
3. Prasyarat fungsional sistem kemasyarakatan § Menurut Parsons, sistem kemasyarakatan akan bekerja secara normal apabila memiliki empat kondisi dasar sebagai alternatif atau empat masalah yang harus diselesaikan § Empat kondisi dasar ini adalah: 1. Adaptasi 2. Pencapaian tujuan 3. Integrasi 4. Pemeliharaan pola
4. Ciri-ciri Sistem Kemasyarakatan § Ciri-ciri sistem kemasyarakatan menurut Parsons (Ranjabar, 2006: 11), yaitu dua orang atau lebih saling mempengaruhi, dalam bertindak mereka memperhitungkan cara orang lain bertindak, dan kadang-kadang mereka bertindak bersama untuk mencapai tujuan bersama. § Sedangkan menurut Margono Slamet (Ranjabar, 2006: 12) menyatakan bahwa masyarakat sebagai sistem sosial dipengaruhi oleh hal-hal berikut: 1. 2. 3. 4. Ekolog Demografi Kepribadian Sejarah
§ Sistem kemasyarakatan yang dapat dipengaruhi lingkungannya merupakan ciri utama dari sistem sosial yang memiliki sikap terbuka, yang dapat menerima unsur-unsur dari luar sistem. § Menurut Alvin I. Bertrand (Ranjabar, 2006: 13 -16) sistem sosial terdiri atas proses sebagai berikut: 1. Komunikasi 2. Memelihara tapal batas 3. Penjalinan sistem 4. Sosialisasi 5. Pengawasan sosial 6. Pelembagaan 7. Perubahan sosial
5. Gerak Sistem Kemasyarakatan § Sistem kemasyarakatan memiliki gerak sosial yang terdiri atas: 1. Subsistem sosial budaya 2. Subsistem sosial 3. Subsistem kepribadian 4. Subsistem organisasi perilaku 6. Perbedaan Sistem Kemasyarakatan dan Sistem Budaya § Sistem kepribadian adalah aspek-aspek kepribadian manusia yang memiliki kesan terhadap tingkah laku para individu § Sistem budaya meliputi kepercayaan
§ Sistem kemasyarakatan merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. § Secara luas sistem kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang berakar pada nalurinya sehingga hanya bisa dicetuskan oleh manusiasetelah melalui proses belajar.
C. Sekolah Sebagai Organisasi Pendidikan dan Sebagai Sistem sosial § Organisasi adalah sebuah entitas sosial yang terdiri atas sekumpulan manusia. § Organisasi sebagai suatu sistem terbuka melibatkan tiga ciri utama: 1. Input dari lingkungan 2. Perubahan 3. Output/keluaran pada lingkungan sekitar § Organisasi pendidikan adalah sistem terbuka yang mengambil struktur dan proses yang memerlukan input dari lingkungan sekitar sekolah menukarnya dengan pengeluaran/output
§ Organisasi pendidikan adalah sistem yang memiliki interaksi sosial. § Organisasi pendidikan seperti sekolah dan universitas mengamalkan sistem sosial karena dalam organisasi ini terdapat sekumpulan manusia yang berinteraksi antara satu dan yang lain, bekerja sama ke arah tujuan yang sama, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. § Organisasi pendidikan memiliki ciri-ciri sistem sosial seperti bagian-bagian yang saling bergantung antara satu dan yang lain, populasi yang jelas, lingkungan yang berbeda, dll
§ Dalam organisasi pendidikan, manusia terdiri atas siswa, guru, para pegawai dalam lembaga pendidikan orang tua, dan pihak-pihak yang berinteraksi dengannya secara formal ataupun tidak. § Sebagai sistem sosial, organisasipendidikan terdiri atas berbagai bagian yang berinteraksi satu sama lain. Jika salah satu bagian tersebut bermasalah, maka ia akan mengganggu keseluruhan bagian lain di dalam organisasi. § Organisasi pendidikan sebagai sistem sosial berfungsi mengorientasikan tujuan.
§ Sistem organisasi pendidikan memiliki beberapa elemen yang bertujuan untuk mempengaruhi tingkah laku manusia untuk bekerja ke arah tujuan yang telah ditetapkan. § Elemen-elemen tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. Struktur, Individu Budaya Politik § Elemen-elemen tersebut dalam menguruskan sistem sosial organisasi pendidikanmerupakan keseimbangan dalam organisasi.
§ Sistem sosial sekolah sebagai organisasi memiliki peraturan untuk membentuk tingkah laku yang baik dan berkesan. § Semua sistem sosial memiliki kegiatan dan fungsi yang bertujuan untuk keseimbangan organisasi § Pendidikan bertujuan memupukpola pikir dan pola tindakan anak didik § Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah organisasi yang memiliki sistem sosial yang terbuka untuk berinteraksi dengan masyarakat
BAB 3 PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Pengertian Lingkungan § Lingkungan adalah ruang dan waktu yang menjadi tempat eksistensi manusia. § Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah dalam tubuh anak, seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar endokrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmani. § Secara psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu sejak dalam konsepsi, kelahiran, sampai pada kematian.
§ Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang merangsang siswa untuk belajar dan menikmati suasana yang indah dan terjaga dari hal-hal yang merusaknya. § Lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain.
B. Pembinaan Lingkungan § Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya pendidikan sangat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. § Lingkungan yang harus dibina dengan konsep pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat § Pembinaan lingkungan keluarga dilakukan pertama kali oleh ayah terhadap anak-anaknya. Ayah harus menjadi pemimpin yang bijaksana dan menjunjung tinggi asa demokrasi dalam keluarga.
1. Lingkungan Keluarga § Keluarga merupakan lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia. § Keluarga juga merupakan lingkungan pertama manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. § Pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama karena keluarga tempat meletakan dasar-dasar kepribadian anak. § Keluarga dalam perspektif pendidikan memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup seseorang. § Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik buruknya pelaksanaan pendidikan dalam keluarga
§ Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Keluarga sebagai institusi sosial 2. Keluarga sebagai institusi pendidikan 2. Lingkungan Sekolah § Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberikan pendidikan yang terikat pada tata aturan formal berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas, serat memiliki struktur kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi
§ Sifat lembaga pendidikan sekolah adalah tumbuh sesudah keluarga. Artinya sekolah sebagai pendidikan formal bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal. § Sekolah mempunyai bentuk (forum) yang jelas, artinya memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi. § Fungsi sekolah yaitu: 1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan 2. Spesialisasi 3. sosialisasi
§ Sekolah merupakan pusat pendidikan formal § Sekolah lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektifitas dalam pemberian pendidikan kepada warga masyarakat § Oleh karena itu fungsi sekolah terikat pada target atau sasaran-sasaran yang dibutuhkan oleh masyarakat § Sekolah menanggung kewajiban fungsional terhadap kelangsungan dan perkembangan hidup masyarakat, yaitu dengan jalan penyiapan dan pembinaan warga masyarakat sehingga memiliki kemampuan dan pribadi yang diharapkan. § Sekolah dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak.
3. Lingkungan Masyarakat § Lembaga pendidikan masyarakat adalah lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah § Lingkungan masyarakat adalah lingkungan pendidikan yang sangat luas dibandingkan dengan lingkungan pendidikan lain, yaitu keluarga dan sekolah. § Dilingkungan masyarakat ada beberapa hal yang dapat membentuk kepribadian anak, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Organisasi pemuda Perserikatan Perkumpulan kepanduan Perkumpulan olahraga, seni dll kepanitian
C. Lembaga-Lembaga Pendidikan • Kelembagaan pendidikan dapat dikembangkan di masyarakat tanpa terpaku oleh lembaga yang bersifat formal. • Pengembangan kelembagaan ini akan mempermudah masyarakat menerima dan menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tipologi Lingkungan Pendidikan • Bentuk-bentuk pendidikan merupakan tempat atau lingkungan anak dapat menerima sesuatu yang berada di luar diri mereka. • Pendidikan nonformal yang terdapat di masyarakat meliputi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Pendidikan kecakapan hidup Pendidikan anak usia dini Pendidikan kepemudaan Pendidikan keaksaraan Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
BAB 4 PENGELOLAAN ALAT-ALAT SEKOLAH
A. Pengertian Alat sekolah § Alat berarti perangkat atau media yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan. § Secara umum alat-alat sekolah disebut juga dengan alat-alat pendidikan, yang tidak hanya perangkat dalam bentuk benda, tetapi dapat pula abstrak, misalnya metode pendidikan, pendekatan pendidikan, teknik dan strategi pendidikan dan pengelolaan kelas.
§ Alat-alat sekolah yang penting digunakan dalam pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Pendidik 2. Lembaga pendidik 3. Anak didik 4. Sarana dan prasarana pendidikan 5. Perpustakaan 6. Kecakapan atau kompetensi pendidik 7. Metodelogi pendidikan dan pendekatan sistem ajar 8. Manajemen pendidikan 9. Strategi pembelajaran 10. Evaluasi pendidikan dan evaluasi belajar 11. Pelatihan
B. Macam-Macam Alat Sekolah dalam Pendidikan § Alat-alat dalam pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan tertentu dalam lembaga pendidikan atau sekolah. § Alat pendidikan yang abstrak, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pembiasaan Pengawasan Perintah Larangan Ganjaran Hukuman
§ Alat bantu dalam sekolah dapat berupa pengembangan teknik belajar mengajar, seperti: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mengajar dengan teknik kuis Pertanyaan lisan dikelas Tugas individu Tugas kelompok Ulangan semester Ulangan kenaikan Laporan kerja praktik lapangan Responsi atau ujian praktik yang dipakai untuk mata pelajaran yang memiliki kegiatan praktikum.
1. Media Pembelajaran dan Macamnya § Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan pembelajaran § Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat, yaitu meningkatkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar. § Secara lebih khusus, manfaat media adalah: 1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan 2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas, menarik, interaktif 3. Efisiensi dalam waktu dan tenaga 4. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa 5. Memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
6. Menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses belajar 7. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif produktif § Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. § Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. § Ada beberapa alat bantu, yaitu sebagai berikut: 1. Media animasi 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
C. Fungsi Media Pembelajaran § Fungsi media dapat diketahui berdasarkan kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran § Secara umum fungsi media dalam pembelajaran: 1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau 2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi 3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sulit diamati secara lagsung 4. Mendengar suara yang sukar ditangkap telinga
5. Mengamati binatang-binatang yang sulit diamati secara langsung karena sulit ditangkap. 6. Mengamati peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati 7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sulit diawetkan 8. Dengan mudah membandingkan sesuatu 9. Melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat 10. Melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat 11. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sulit diamati secara langsung
12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat 13. Melihat ringkasan dari rangkaian pengamatan yang panjang/lama 14. Dapat menjangkau audiens yang berjumlah besar 15. Belajar sesuai kemampuan, minat dan temponya masing-masing § Media pembelajaran dikelompokan menjadi berikut 1. Media visual 2. Media audio 3. Media audio-visual 4. Media grafis
D. Ciri-Ciri Media Pembelajaran § Terdapat tiga ciri media pembelajaran yaitu: 1. Fiksatif 2. Manipulasi 3. Distributif
E. Klasifikasi Media dan Sumber Belajar § Baik media maupun sumber belajar secara garis besarnya terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Dirancang (by design) 2. Dimanfaatkan (by utilization)
F. Kriteria Pemilihan Media dan Sumber Belajar § Kriteria dalam memilih media pembelajaran ada enam poin yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Access Cost Technology Interactivity Organization Novelty § Disingkat dengan ACTION
G. Metode Pembelajaran sebagai Bagian dari Alat-alat Sekolah § Terdapat beberapa macam metode pembelajaran yang merupakan alat-alat sekolah, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Metode seminar Metode kerja kelompok Metode kerja lapangan Metode sumbang saran Metode unit teaching Metode penemuan Metode eksperimen
8. Metode sosiodrama dan bermain peran 9. Metode kasus 10. Metode demonstrasi 11. Metode inquiry 12. Metode microteaching 13. Metode simulasi 14. Metode problem solving 15. Metode karya wisata 16. Metode latihan/drill 17. Metode dialog 18. Metode mengajar nondirektif 19. Metode tanya jawab 20. Metode katekesmus
21. Metode prileksi 22. Metode proyek 23. Metode penyajian sistem regu 24. Metode mengajar berprogama 25. Metode musyawarah 26. Metode ceramah 27. Metode diskusi 28. Metode widyawisata 29. Metode pameran 30. Metode permainan 31. Metode cerita 32. Metode studi mandiri 33. Metode pembelajaran terprogram
34. Metode latihan bersama teman 35. Metode studi kasus 36. Metode insiden 37. Metode simposium 38. Metode tutorial 39. Metode deduktif 40. Metode computer assisted learning (CAL) 41. Metode student tearn achievment divisions (STAD) 42. Metode jigsaw 43. Metode group investigation 44. Metode quantum 45. Metode perancangan (project method) 46. Metode resistasi
47. Metode pemecahan masalah 48. Metode bercerita 49. Metode penampilan
BAB 5 PEMEGANG OTORITAS SEKOLAH
A. Pengertian Otoritas Sekolah § Otorita atau otoritas merupakan bentuk kekuasaan seseorang atas diri orang lain. § Otoritas merupakan hak atau kuasa justifikasi untuk memerintah, menegakkan hukum, bahkan mengadili yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi atau memerintah orang lain. § Ada berbagai macam otoritas, yaitu: 1. Otoritas garis (line authority) 2. Otoritas staf § Otoritas sekolah adalah wewenang yang dimiliki pihak tertentu dalam memimpin dan mengelola sekolah
B. Sumber-Sumber Otoritas Sekolah § Sumber-sumber kekuasaan atau otoritas sekolah dapat berasal dari beberapa cara: 1. Kekuasaan balas jasa 2. Kekuasaan paksaan 3. Kekuasaan sah § Wewenang dalam manajemen sekolah, antara lain: 1. Teori formal 2. Teori penerimaan 3. Tingkatan manajemen
C. Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan § Tujuan supervisi: 1. Mengendalikan penyelanggaran bidang teknis edukatif disekolah, sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang ditetapkan. 2. Menjamin agarkegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga berjalan lancar dan mendapat hasil yg optimal 3. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya 4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi prose pembelajaran
5. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah sehingga dapat mencegah kesalahan yang lebih jauh. 6. Mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. § Dapat dikatakan supervisi pendidikan bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku para petugas sekolah, khususnya guru-guru agar mampu menjalankan tugasnya di sekolah sebagai tenaga kependidikan yang profesional.
D. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan § Ruang lingkup utama supervisi pendidikan adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pelaksanaan kurikulum Ketenagaan atau personel sekolah Ketatausahaan atau administrasi sekolah Sarana dan prasarana pendidikan Hubungan sekolah dengan masyarakat Kerjasama pengembangan penyelenggaraan pendidikan dengan semua pihak yang bersifat menguntungkan bagi peningkatan pembelajaran
E. Tata Cara Pelaksanaan Supervisi Pendidikan § Pelaksanaan supervisi pendidikan berkaitan dengan jenis-jenis supervisi, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Supervisi umum Supervisi pengajaran Supervisi klinis Pengawasan melekat Pengawasan fungsional § Pelaksanaan supervisi pendidikan secara operasional dituntun oleh pedoman supervisi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
BAB 6 SISTEM PERENCANAAN SEKOLAH
A. Pengertian Perencanaan § Perencanaan adalah serangkaian proses atau seperangkat kegiatan yang dikerjakan secara sistematis untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu. § Perencanaan merupakan alat atau cara untuk mencapai tujuan yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif. § Perencanaan juga merupakan teknik atau metode proses identifikasi masalah sejak dini berdasarkan asumsi, fakta yang ada dalam rangka membuat pilihan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
§ Perencanaan sekolah berkaitan dengan dua hal, yaitu: 1. Perencanaan yang berkaitan dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan. 2. Perencanaan sekolah berkaitan dengan pendidikan, yaitu proses merumuskan program yang dilakukan sekolah pada masa yang akan datang.
B. Bentuk Perencanaan Sekolah § Ada lima cara mengklasifikasikan rencana yang menentukan isi dan cara perencanaan yaitu: 1. Bidang fungsional, mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan dan personalia. 2. Tingkatan organisasional, mencakup organisasi atau satuan-satuan kerja organisasi 3. Karakteristik rencana 4. Waktu 5. Unsur-unsur rencana
§ Dalam organisasi sekolah, rencana diperinci oleh tingkatan-tingkatan yang membentuk hirarki dan paralel dengan organisasi. § Ada dua tipe utama rencana sekolah, yaitu: 1. Rencana strategis 2. Rencana-rencana oprasional § Langkah-langkah perencanaan berbasis sekolahyang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah: 1. Forecasting 2. Objectives 3. Policy 4. Programming 5. Procedure
§ langkah-langkah operasional perencanaan sekolah yang menggunakan pendekatan problem solving meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Identifikasi masalah Identifikasi alternatif penyebab Identifikasi alternatif pemecahan masalah Identifikasi faktor pendukung Identifikasi faktor penghambat Penentuan alternatif pilihan Rapat kerja perumusan rencana Jadwal pembiayaan
BAB 7 PENGORGANISASIAN SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
A. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian § Organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai maksud dan tujuan yang bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab manusia sebagai anggota organisasi tersebut. § Pengorganisasian adalah mengatur atau menyusun bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang tiap bagian mempunyai tugas khusus dan saling terkait. § Mengorganisasikan adalah proses menghubungkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi tertentudan menyatupadukan tugas serta fungsinya dalam organisasi.
§ Fungsi dari organisasi adalah: 1. Memberi struktur 2. Menetapkan hubungan antar orang 3. Alat untuk mempersatukan usaha-usaha untuk menyelesaikan pekerjaan § Organisasi yang baik memiliki ciri atau sifat sebagai berikut: 1. Memiliki tujuan yang jelas 2. Setiap anggota memahami dan mengerti tujuan tersebut 3. Adanya kesatuan arah 4. Adanya kesatuan perintah 5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab setiap anggota
6. Adanya pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan anggota 7. Pola organisasi harus permanen dan memiliki struktur yang sederhana 8. Ada jaminan keamanan dalam bekerja 9. Adanya gaji dan insentif yang sesuai dengan pekerjaan 10. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab jelas tergambar.
B. Struktur Organisasi § Struktur organisasi merupakan bentuk organisasi secara keseluruhan yang menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, ukuran, jenis teknologi yang digunakan, dan sasaran yang hendak dicapai. § Pengorganisasian lembaga penyelenggara pendidikan diatur dalam: 1. UU No 25 Tahun 2000, tentang Propenas 2. Kepmen Penas No. 044 Tahun 2002, tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
§ Ciri-ciri struktur pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah: 1. Ada jalur pendidikan 2. Ada jenjang pendidikan 3. Ada jenis pendidikan § TUGAS: 1. Cari dan tulis UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI dengan lengkap
BAB 8 PELAKSANAAN KOORDINASI SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
A. Pengertian Koordinasi § Dalam KBBI, koordinasi diartikan sebagai perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. § Koordinasi memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Perasaan untuk saling bekerja sama 2. Persaingan antar-bagian untuk menjadi lebih baik 3. Tiap bagian harus saling menghargai 4. Dengan adanya rasa saling menghargai akan timbul semangat yang tinggi
§ Ada tiga pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif, yaitu: 1. Hanya menggunakan teknik manajemen dasar 2. Organisasi yang relatif sederhana tidak memerlukan peralatan koordinasi yang lebih dari teknik-teknik tersebut. 3. Meningkatkan koordinasi potensial, juga mengurangi kebutuhan akan koordinasi
B. Sifat dan Asas Koordinasi § Hasibuan (2006: 87) berpendapat bahwa sifat-sifat koordinasi adalah: 1. Dinamis, bukan statis 2. Menekankan pandangan menyeluruh seorang koordinator dalam rangka mencapai tujuan 3. Meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan § Asas koordinasi adalah asas hirarki, artinya koordinasi dilakukan berjenjang sesuai kekuasaan dan tanggung jawab masing-masing
C. Tujuan dan Tipe Koordinasi § Tujuan dari koordinasi adalah: 1. Mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan 2. Menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya untuk mencapai tujuan perusahaan 3. Memanfaatkan sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan 4. Semua unsur manajemen dan pekerjaan tiap-tiap individu pegawai membantu tercapainya tujuan organisasi 5. Semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintregasi pada sasaran yang diinginkan
§ Tipe dari koordinasi adalah: 1. Koordinasi vertikal 2. Koordinasi horizontal 3. Koordinasi fungsional 4. Koordinasi diagonal § TUGAS: BAGI KELOMPOK MENJADI EMPAT, CARI DAN JELASKAN MENGENAI SETIAP TIPE KOORDINASI (WAKTU 15 MENIT)
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Sekolah § Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi sekolah adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Kesatuan tindakan Komunikasi sekolah Pembagian kerja dalam sekolah Disilpin Hubungan koordinasi sekolah terhadap prestasi sekolah
E. Masalah-Masalah Pencapaian Koordinasi Sekolah § Masalah-masalah yang biasanya dihadapi dalam pencapaian koordinasi sekolah adalah: 1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu 2. Perbedaan dalam orientasi waktu 3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi 4. Perbedaan dalam formalitas struktur
F. Pendekatan-Pendekatan Pencapaian Koordinasi Sekolah § Beberapa pendekatan-pendekatan untuk pencapaian koordinasi sekolah yang efektif yaitu: 1. Pendekatan potensi koordinasi 2. Pendekatan Struktur
G. Mekanisme dan Proses Koordinasi Sekolah § Mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi sekolah adalah komponen vital dalam manajemen yang terdiri atas: 1. Hierarki manajerial 2. Aturan dan prosedur 3. Rencana dan penetapan tujuan
H. Proses Koordinasi Sekolah § Proses dalam koordinasi sekolah diperlukan untuk mencapai tujuan dan suasana yang lebih baik. Adapun proses tersebut adalah: 1. Koordinator arau supervisi sekolah 2. Pembuatan strategi kebijakan 3. Penyederhanaan organisasi 4. Perencanaan dan penentuan tujuan a. hubungan antara koordinasi dan manajemen sekolah b. pelaksanaan teknis koordinasi c. manfaat koordinasi dalam manajemen sekolah
BAB 9 PENEMPATAN PERSONALIA SEKOLAH
A. Pengertian Personalia Sekolah § Penempatan pegawai atau stuffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada organisasi dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya, hingga usaha agar setiap pegawai memberi daya guna maksimal pada organisasi § penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang karyawan pada sebuah jabatan baru yang sebagian besar keputusan penempatan diambil oleh manajer lini, dalam hal ini atasan langsung karyawan yang bersangkutan.
B. Proses Seleksi Pegawai § Seleksi adalah pemilihan individu dari semua individu yang telah direkrut § Dalam kaitannya dengan penempatan, seleksi adalah proses mendapatkan dan mempergunakan informasi mengenai pelamar kerja untuk menentukan orang yang diterima menduduki posisi jangka pendek dan jangka panjang. § Adapun seleksi pegawai adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai untuk memenuhi kebutuhan SDM organisasi.
§ Langkah-langkah dalam proses seleksi: 1. Penerimaan surat lamaran 2. Penyelenggaraan ujian 3. Wawancara seleksi 4. Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat referensinya 5. Evaluasi kesehatan 6. Wawancara oleh pimpinan lembaga pendidikan yang akan menjadi atasan langsungnya 7. Pengenalan pekerjaan 8. Keputusan terhadap lamaran
§ Standar yang digunkan dalam proses seleksi: 1. Relevansi 2. Rehabilitas 3. Validasi 4. Faktor keadilan § Proses pelaksanaan seleksi: 1. 2. 3. 4. Tes bakat Tes pencapaian Tes minat vokasional Tes kepribadian
C. Peningkatan Profesionalisme Guru § Proses profesionalisme adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional. § Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting yaitu: kompetensi, sertifikasi, dan tunjangan profesi. § Ada beberapa kegiatan yang dapat menunjang peningkatan kompetensi guru adalah: 1. Bimbingan dan tugas 2. Pendidikan dan pelatihan
3. Kursus-kursus 4. Studi lanjut 5. Promosi 6. Latihan jabatan 7. Rotasi jabatan 8. Konferensi 9. Penataran 10. Lokakarya 11. Seminar 12. Pembinaan profesional guru § Guru profesional secara teoritis akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Kualitas pembelajaran yang baik merupakan cerminan pelayanan guru kepada siswa.
BAB 10 KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN SEKOLAH
A. Konsep Kepemimpinan § Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam antar orang yang menginginkan perubahan yang signifikan, yang mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pimpinan dan pengikutnya. § Pimpinan adalah subjek atau pelaku dari unsur-unsur yang terdapat dalam kepemimpinan yaitu kekuasaan, pengaruh, kekuatan dan pemegang tanggung jawab utama bagi seluruh kegiatan yang dilakukan bawahannya. § Kepemimpinan dalam sekolah sebagai lembaga pendidikan berkaitan dengan jabatan dan fungsi struktural ataupun fungsionalnya
§ Pemimpin pendidikan memiliki tiga peran utama, yaitu: 1. Peran kepemimpinan kepala sekolah: a. Sebagai kunci dalam membentuk kultur sekolah b. Sebagai penghubung antara kelompok internal dan kelompok eksternal. 2. Peran manajerial kepala sekolah 3. Peran kurikulum-pengajaran kepala sekolah
B. Penerapan Gaya Kepemimpinan dalam Manajemen Sekolah § Ada beberapa gaya kepemimpinan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kepemimpinan yang otokratis Tipe militeristis Gaya paternalistis Gaya atau model kontingensi Fielder Gaya dan model kepemimpinan tiga dimensi Gaya atau model kontinum berdasarkan banyaknya peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan 7. Gaya kepemimpinan Laissez Faire
8. Kepemimpinan yang demokratis 9. Gaya kepemimpinan karimastik
C. Tugas dan Fungsi Kepemimpinan § Pemimpin memiliki peran penting dalam kehidupan manusia baik dalam lingkup individu maupun lingkungan. § Peran penting pimpinan tersebut adalah: 1. Pelaku pertama yang memberikan contoh dalam melaksanakan berbagai tugas atau program yang telah direncanakan disepakati bersama. 2. Merencanakan berbagai program dan membicarakannnya dengan semua stafnya. 3. Ahli di bidangnya
4. Representasi dari semua bawahannya 5. Pengontrol dan pengawas semua aktivitas bawahannya 6. Akar yang menguatkan eksistensi institusi dan bawahannya 7. Pemegang peran utama yang bertanggung jawab terhadapa semua kinerja bawahannya 8. Simbol yang membanggakan institusi yang dipimpinnya 9. Penggagas utama yang idealis 10. Pengayom 11. Sumber kesalahan pertama 12. Suri teladan
13. Pengambilan keputusan dan pemecah berbagai masalah 14. Tempat mengadu masyarakat atau semua bawahannya. § Secara operasional dapat dibedakan menjadi lima: 1. Fungsi instruktif 2. Fungsi konsultatif 3. Fungsi partisipasi 4. Fungsi delegasi 5. Fungsi pengendalian § Kepimpinan dalam kaitannya dengan sekolah adalah memberdayakanbsekolah yang tidak terlepas dari rencana yang disusun oleh semua pihak sehingga sekolah mampu berkiprah dan berperan aktif dalam meningkatkan mutu dan kualitas hasil pendidikannya.
BAB 11 MANAJEMEN PENGAWASAN SEKOLAH DAN PROBLEMATIKANYA
A. Pengertian Pengawasan Sekolah § Pengawasan merupakan salah satu dari fungsi manajemen. § Pengawasan pendidikan berarti mengukur tingkat efektivitas kerja personel pendidikan dan tingkat efisiensi penggunaan sumber-sumber daya pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. § Pengawasan dalam prinsip pengelolaan sekolah menekankan pada proses dan koreksi atau evaluasi hasil dibandingkan dengan tujuan pendidikan. § Sasaran pengawasan dalam manajemen sekolah: 1. Jumlah hasil kerja 2. Mutu hasil kerja
B. Tipe-Tipe Pengawasan Sekolah § Pengelompokan pengawas sekolah dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: 1. Pengawasan pendahuluan 2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung 3. Pengawasan feedback di sekolah
C. Proses Pengawasan Sekolah § Pengawasan sekolah merupakan segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas/pekerjaan sekolah telah dilakukan sesuai rencana yang ditetapkan, kebijaksanaan yang digariskan, dan perintah yang diberikan. § Proses pengawasan: 1. Tahap penetapan standar 2. Tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan 3. Tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan 4. Tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis penyimpangan, digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya 5. Tahap pengambilan tindakan koreksi
D. Bentuk-Bentuk Kegiatan Pengawasan Pendidikan § Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan atau supervisi pendidikan di lingkungan sekolah yaitu: 1. Kunjungan sekolah 2. Pembicaraan individual 3. Diskusi kelompok 4. Demonstrasi mengajar 5. Kunjungan kelas antar guru 6. Lokakarya 7. Orientasi personel 8. Orientasi program
9. Orientasi pembelajaran 10. Orientasi fasilitas pembelajaran 11. Orientasi lingkungan § Pelaksanaan supervisi pendidikan memiliki fungsi yang strategis untukmengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk kinerja kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin utama sekolah.
E. Pengawasan dalam Prinsip Pengelolaan Pendidikan § William H. Newman (1978) membagi pengawasan dalam tiga tipe dasar yaitu : 1. Steering control, pengawasan yang dilakukan pada saat pekerjaan sedang berlangsung 2. Yes-No control, pengawasan yang bersifat pengujian apakah pekerjaan boleh dilanjutkan atau tidak. 3. Post-action controls, pengawasan terhadap pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan jalan membandingkan hasil pekerjaan terhadap standar pengawasan atau tolak ukur yang telah ditetapkan
§ Menurut Sondang P. Siagian (1996: 83), pengawasan dapat dibagi menjadi empat jenis: 1. Pengawasan melekat 2. Pengawasan fungsional 3. Pengawasan oleh lembaga konstitusional 4. Pengawasan sosial § Tekhnik pengawasan dibagi dua, yaitu: 1. Penelitian langsung 2. Penelitian tidak langsung § Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan pengawasan pendidikan: 1. Menetapkan standar pekerjaan 2. Mengukur prestasi kerja
3. Menyesuaikan prestasi kerja dengan standar 4. Mengambil tindakan korektif § Pengawasan sekolah juga berkaitan dengan kegiatan akreditasi yang dilakukan oleh BAN, yaitu melaksanakan evaluasi dengan menilai, menelaah, dan menganalisis keseluruhan komponen sistem program studi, yang mencakup masukan, proses, keluaran, hasil dan dampak berdasarkan data, informasi dan bukti lainnya yang berkenan dengan komponen-komponen sistematik dari seluruh penyelenggaraan program pendidikan sekolah.
§ Tahapan pelaksanaan pengawasan akademik: 1. Pra-observasi (pertemuan awal) 2. Observasi (pengamatan pembelajaran) 3. Pasca-observasi (pertemuan balikan)
- Slides: 113