Manajemen Fasilitas Rumah Sakit Oleh IGK Wijasa Drs

  • Slides: 6
Download presentation
Manajemen Fasilitas Rumah Sakit Oleh : IGK Wijasa, Drs, MARS AK 3

Manajemen Fasilitas Rumah Sakit Oleh : IGK Wijasa, Drs, MARS AK 3

Gambaran Umum Sebagai sebuah tempat kerja, Rumah Sakit menjadi sebuah lingkungan kerja dengan komponen

Gambaran Umum Sebagai sebuah tempat kerja, Rumah Sakit menjadi sebuah lingkungan kerja dengan komponen fisik dan non-fisiknya Rumah sakit dibangun dilengkapi dengan peralatan yang dijalankan dan harus dipelihara sedemikian rupa untuk menjaga dan mencegah terjadinya bencana dan kecelakaan. Untuk itulah maka rumah sakit seperti perusahaan ataupun pabrik penghasil barang memerlukan tim K 3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Kesehatan dan keselamatan kerja (K 3) berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja, yang meliputi segala upaya untuk mencegah dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja. K 3 di rumah sakit termasuk dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) dalam standar akreditasi rumah sakit

Tujuan MFK adalah agar rumah sakit menyediakan seluruh fasilitas fisik dan peralatan medis yang

Tujuan MFK adalah agar rumah sakit menyediakan seluruh fasilitas fisik dan peralatan medis yang aman & fungsional dan terdapat petugas yg mengelola secara efektif. Dengan dasar tersebut maka para manajer rumah sakit harus menerapkan manajemen risiko untuk mengurangi dan mengkontrol risiko, mencegah kecelakaan dan luka, dan memelihara alat sesuai kondisi. Dalam pelaksanaan manajemen risiko terdapat 6 siklus yang harus dilakukan oleh manajemen yaitu perencanaan, pendidikan, pelaksanaan, respon, monitor dan perbaikan.

6 Fokus area MFK dalam Akreditasi a. Keselamatan dan Keamanan ( MFK 4; 4.

6 Fokus area MFK dalam Akreditasi a. Keselamatan dan Keamanan ( MFK 4; 4. 1; 4. 2 ) 1. Keselamatan—suatu tingkatan keadaan tertentu di mana gedung, halaman/ ground dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan pengunjung. 2. Keamanan—-proteksi dari kehilangan, perusakan dan kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang. b. Bahan berbahaya—– ( MFK 5 ) penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman. c. Manajemen emergensi —- ( MFK 6; 6. 1 ) tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif d. Pengamanan kebakaran ( MFK 7 ; 7. 1 ; 7. 2 ; 7. 3 ) properti dan penghuninya dilindungi dari kebakaran dan asap. e. Peralatan medis — ( MFK 8 ; 8. 1 ; 8. 2 ) peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sedemikian rupa untuk mengurangi risiko. f. Sistem utilitas —- ( MFK 9; 9. 1 ; 9. 2 ; 10. 1 ; 10. 2 ) listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian.

Keselamatan dan Keamanan Fasilitaas rumah sakit harus dalam kondisi layak pakai sehingga pasien, pengunjung

Keselamatan dan Keamanan Fasilitaas rumah sakit harus dalam kondisi layak pakai sehingga pasien, pengunjung , pekerja dan keluarga pasien mendapatkan jaminan terhindar dari resiko KAK dan PAK RS sulit membatasi akses masuk dari orang-orang yang tidak berwenang, oleh karena itu perlu adanya mekanisme identifikasi antara lain : 1. Karyawan RS dan peserta didik menggunakan ID card 2. Pasien menggunakan gelang identitas 3. Tamu mengisi buku tamu 4. Penunggu pasien menggunakan kartu tunggu

BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA ( B 3 ) B 3 harus dapat dikendalikan mulai

BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA ( B 3 ) B 3 harus dapat dikendalikan mulai dari pengadaan , penerimaan, penyimpanan , pendistribusian, penggunaan dan pembuangan limbahnya Sifat bahaya dari B 3 pada umumnya dapat dilihat pada Material Safety Data Sheet ( MSDS ) atau Lembar Data Keselamatan Bahan ( LDKB ) Penggolongan B 3 : bahan beracun, bahan infeksius, bahan mudah terbakar, bahan korosif, bahan oksidatif, bahan merusak lingkungan , bahan mengandung radiasi , bahan mudah meledak dan bahan karsinogen