MALARIA SEJARAH ETIOLOGI Ditemukan oleh Charles Alphonse Laveran

  • Slides: 29
Download presentation

MALARIA SEJARAH & ETIOLOGI • Ditemukan oleh Charles Alphonse Laveran thn 1880 di Aljazair

MALARIA SEJARAH & ETIOLOGI • Ditemukan oleh Charles Alphonse Laveran thn 1880 di Aljazair : gametosit plasmodium falciparum ( bentuk pisang) • Thn. 1897 0 leh Ronald Ross di India: bentuk ookista di dalam lapisan otot lambung nyamuk anopheles • 1957 - 1969 secara global dilakukan program eradikasi malaria oleh WHO • 1973 - 1978 munculnya kembali kasus 2 malaria secara tajam • spesies parasit malaria yang menginfeksi manusia: plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae dan plasmodium ovale • plasmodium falciparum: - menyebabkan penyakit malaria tertiana maligna (malaria tropica) - sering menjadi bentuk penyakit yang berat/ malaria serebralis - angka kematian tinggi - menyebabkan parasitemia yang tinggi - merozoitnya menginfeksi sel darah merah tua/ muda (segala umur)

 • Sebagai penyebab 50 % malaria di di dunia • Plasmodium vivax -

• Sebagai penyebab 50 % malaria di di dunia • Plasmodium vivax - menyebabkan malaria tertiana benigna - disebut juga malaria vivax - spesies ini memp kecenderungan menginfeksi sel darah merah muda (retikulosit) - lebih kurang 43% kasus malaria disebabkan oleh spesies ini • Plasmodium malariae - penyebab malaria kuartana ( tidak lazim disebut malariae) - ditandai dengan serangan panas berulang tiap 72 jam - diduga mempunyai kecenderungan menginfeksi sel drh merah yang tua - tingkat parasitemia lebih rendah dibanding spesies lain - menginfeksi simpanse dan beberapa binatang liar lain - dijumpai kira-kira 7% dari semua kasus malaria di dunia

 • Plasmodium ovale - menyebabkan malaria tertiana benigna ( malaria ovale) - paling

• Plasmodium ovale - menyebabkan malaria tertiana benigna ( malaria ovale) - paling jarang dijumpai - menginfeksi sel darah muda Ada kemungkinan seorang penderita terinfeksi oleh lebih dari satu spesies plasmodium secara bersamaan - disebut infeksi campuran ( mixed infection) EPIDEMIOLOGI Hospes reservoir - Manusia merupakan reservoir yang penting - Parasitemia dengan fase aseksual dan gametositemia pada malaria falciparum pada penderita dgn kekebalan tinggi dapat berlangsung ber - bulan 2 tanpa gejala. - Kekambuhan /relaps pada infeksi dgn. plasmodium vivax lebih ringan dengan meningkatnya imunitas penderita - Penderita dgn gametosit menjajadi sumber penularan dengan perantaraan nyamuk sebagai vektor

Cara penularan • Kebanyakan berlangsung secara alami (natural), yaitu melalui gigitan nyamuk anopheles betina

Cara penularan • Kebanyakan berlangsung secara alami (natural), yaitu melalui gigitan nyamuk anopheles betina • Walaupun jarang penularan mungkin terjadi melalui transfusi darah dan/ atau transplantasi sumsum tulang • Jarang melalui semprit injeksi yang terkontaminasi (pada pecandu narkotik) • Jarang, dapat secara kongenital selama bayi masih dalam kandungan karena terjadinya infeksi malaria dari ibu ke janin melalui peredaran darah plasenta. Vektor malaria • Di Indonesia terdapat 80 spesies nyamuk anopheles, hanya 16 spesies berperan sebagai vektor • Lama hidup vektor dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara • Tingkat penularan tergantung dari beberapa faktor biologis dan klimatis • Pada akhir musim penghujan intensitas penularan paling tinggi, populasi nyamuk meningkat secara signifikan

Hubungan hospes-parasit-lingkungan Tingkat penularan malaria disuatu wilayah ditentukan hal 2 sbb: • • •

Hubungan hospes-parasit-lingkungan Tingkat penularan malaria disuatu wilayah ditentukan hal 2 sbb: • • • Reservoir, dicerminkan oleh prevalensi kasus Vektor, kesesuaian spesies atau strain nyamuk anopheles sbg vektor, tingkat berkembang biaknya, jarak terbang, kebiasaan istirahat, kebiasaan makan dan jumlahnya. Hospes manusia baru, yang dimaksud adalah adanya kelompok manusia non imun yang masuk wilayah endemis Kondisi iklim setempat Kondisi geografis dan hidrografis, ditambah dengan aktivititas dan tingkah laku manusia, mempengaruhi tingkat terpajan dan akses mereka kepada tempat 2 perindukkan nyamuk 2 anopheles.

Penilaian situasi malaria • Angka morbiditas dan mortalitas sulit diukur. Indeks malariometrik yang dipergunakan

Penilaian situasi malaria • Angka morbiditas dan mortalitas sulit diukur. Indeks malariometrik yang dipergunakan adalah: - angka limpa atau spleen rate: persentase anak 2 -9 tahun dengan pembesaran limpa yang dpt diraba - angka parasit atau parasit rate : persentase penduduk yang dalam darahnya mengandung parasit malaria (parasitemia) Berdasarkan angka limpa, ditetapkan endemisitas malaria: 1. Hipo endemik, angka limpa pada anak 2 -9 tahun < 10% 2. Meso endemik, 11 -15% 3. Hiper endemik , >50%, angka limpa org dewasa juga tinggi, toleransi orang dewasa thd infeksi rendah 4. Holo endemik, > 75%, angka limpa pada orang dewasa rendah, akan tetapi toleransi thd infeksi tinggi.

Pemakaian indikator untuk: • Mengukur tingkat imunitas penduduk disuatu wilayah • Meramal kemungkinan terjadinya

Pemakaian indikator untuk: • Mengukur tingkat imunitas penduduk disuatu wilayah • Meramal kemungkinan terjadinya KLB • Memperkirakan besar dampak yang mungkin terjadi Malaria endemik adalah malaria disuatu wilayah yang ditularkan secara alami dengan insiden yang bisa diukur dan ditemukan terus menerus selama beberapa tahun Malaria stabil adalah malaria yang mempunyai prevalensi yang relatif tetap Malaria tidak stabil adalah malaria yang mempunyai prevalensi yang sangat fluktuatif Malaria epidemik adalah malaria yang jumlah kasusnya meningkat disuatu wilayah yang sebelumnya mempunyai tingkat endemisitas yang rendah.

Siklus hidup Terdiri dari siklus aseksual yang terjadi di dalam tubuh manusia Dan siklus

Siklus hidup Terdiri dari siklus aseksual yang terjadi di dalam tubuh manusia Dan siklus seksual yang berlangsung dalam tubuh nyamuk Trofozoit: bentuk/stadium/fase/tingkat plasmodium yang terdiri dari trofozoit muda (ring form), growing trophozoite, trofozoit dewasa/tua Sizon: fase plasmodium yg mengalami proses pembelahan secara aseksual disebut sizon muda, sizon matang, kemudian sel darah merah yang diinfeksi pecah Sizogoni: proses terjadinya sizon, dgn pembelahan aseksual dengan hasil akhir adalah merozoit 2 yang terbentuk di dalamnya Sporogoni: proses reproduksi secara seksual yang terjadi di dalam tubuh nyamuk dan hasil akhirnya adalah sporozoit Gametozit: fase parasit malaria yang mengandung gamet (sel kelamin), terdiri dari gametozit jantan (mikro gametozit) dan betina (makro gametozit)

Gamet: terdiri dari gamet jantan dan betina, kedua sel dapat melakukan pembuahan atau fertilisasi

Gamet: terdiri dari gamet jantan dan betina, kedua sel dapat melakukan pembuahan atau fertilisasi di dalam lambung nyamuk vektornya. Zigot: adalah makrogamet yang telah dibuahi oleh mikrogamet Ookinet: zigot yang menunjukkan kemampuan bergerak Ookista: adalah ookinet yang bentuknya menjadi bulat, dan dikelilingi oleh dinding kista Masa prepaten; tenggang waktu antara saat pertama kali sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia sampai saat parasit malaria bisa ditemukan di dalam darah tepi Masa inkubasi: tenggang waktu sejak saat masuknya sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia sampai saat munculnya gejala 2 penyakit malaria Lama masa 2 tersebut tergantung spesiesnya.

Gejala klinis Gejala umum : - - Beberapa serangan dengan interval tertentu (paroksisme) Diseling

Gejala klinis Gejala umum : - - Beberapa serangan dengan interval tertentu (paroksisme) Diseling oleh periode dimana penderita bebas dari panas Gejala ini terdapat pada penderita non imun Sebelum timbul demam terdapat gejala prodromal yaitu: penderita merasa lemah, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di ulu hati atau muntah Masa tunas tergantung dari spesies plasmodium yg menginfeksi pada malaria yg alami, plasmodium falsiparum 12 (9 -14 hari) Malaria vivax 14 (8 -17 hari) Malaria kuartana 28 (18 -40 hari) Malaria ovale 17 (16 -18 hari)

Gejala klinis ( Secara umum) • panas tinggi • pusing/ sakit kepala • otot-otot

Gejala klinis ( Secara umum) • panas tinggi • pusing/ sakit kepala • otot-otot merasa sakit, lemah • sakit / nyeri punggung • rasa mau muntah sampai muntah • berkeringat, menggigil • batuk kering • pembesaran limpa

Bentuk 2 klinis malaria yg. berat • Malaria serebralis: angka kematian sgt tinggi (80%)

Bentuk 2 klinis malaria yg. berat • Malaria serebralis: angka kematian sgt tinggi (80%) • Malaria gastrointestinalis, disertai diare kadang 2 menyerupai kolera atau disentri • Malaria hepatika, disertai dengan ikterus dan kegagalan fungsi hati • Malaria algida, disertai dengan syok dan kegagalan kelenjar suprarenalis • Malaria pulmonalis, disertai sesak napas dan sianosis karena edema paru • Malaria renalis, disertai tanda 2 kegagalan ginjal akut • Black water fever, ditandai dengan hemoglobinuria dan kegagalan ginjal

Diagnosis • • • Sediaan darah : tipis dan tebal Pengecatan paling banyak dengan

Diagnosis • • • Sediaan darah : tipis dan tebal Pengecatan paling banyak dengan Giemsa (tipis dan tebal) Pengecatan Field untuk sediaan drh tebal Pengecatan Leishman untuk sediaan darah tipis Teknik serologis (ELISA) untuk pemeriksaan seroepidemiologi Teknik untuk penelitian: PCR (polimerase chain reaction) Pengobatan Dengan obat 2 anti malaria Pencegahan Mengurangi pembawa gametosit Memberantas nyamuk Melindungi orang 2 yang rentan Mencegah gigitan nyamuk Melindungi dgn obat antimalaria Melindungi dgn vaksin malaria