MALARIA Kurnia Dwi Artanti dr PENDAHULUAN Malaria msh

  • Slides: 20
Download presentation
MALARIA Kurnia Dwi Artanti, dr

MALARIA Kurnia Dwi Artanti, dr

PENDAHULUAN • Malaria msh mrpkn masalah kesehatan masyarakat di Indonesia • Angka morbiditas dan

PENDAHULUAN • Malaria msh mrpkn masalah kesehatan masyarakat di Indonesia • Angka morbiditas dan mortalitas masih tinggi terutama di daerah luar jawa • Malaria sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu • Alphonse Laveran(1880) menemukan plasmodium sebagai penyebab malaria • Ross(1897) menemukan perantara malaria adalah nyamuk anopheles

EPIDEMIOLOGI • Malaria masih merupakan persoalan kesehatan yang besar di daerah tropis dan subtropis(brasil,

EPIDEMIOLOGI • Malaria masih merupakan persoalan kesehatan yang besar di daerah tropis dan subtropis(brasil, asia tenggara dan seluruh Sub-Sahara Afrika) • Thn 1996 kasus di jawa –bali, jumlah penderita 2. 341. 401 • Slide Positive Rate (SPR): 9215 • Annual Paracitic Index (API) 0, 08 ‰ • CFR di rumah sakit sebesar 10 -50 % • Permasalahan resistensi terhadap obat malaria semakin bertambah

ETIOLOGI • Malaria disebabkan oleh Plasmodium • Ditularkan melalui anopheles betina infektif • Sebagian

ETIOLOGI • Malaria disebabkan oleh Plasmodium • Ditularkan melalui anopheles betina infektif • Sebagian besar nyamuk anopheles menggigit pada waktu senja atau malam hari • Masa Inkubasi 7 -30 hari tergantung spesiesnya

SIKLUS HIDUP

SIKLUS HIDUP

DIAGNOSIS Gejala Klinis a. Anamnesis KU: Trias malaria (demam lebih dari dua hari, menggigil

DIAGNOSIS Gejala Klinis a. Anamnesis KU: Trias malaria (demam lebih dari dua hari, menggigil dan berkeringat) pola demam berbeda (P. falciparum setiap hari, P vivax atau ovale berselang satu hari, P. malariae berselang dua hari) Riwayat bepergian di daerah endemis Malaria berat : gangguan kesadaran, kelemahan atau kelumpuhan otot, kejang, mata dan kulit kuning, ada tanda perdarahan, panas sangat tinggi, muntah terus menerus, air kencing seperti teh, volume kencing menurun atau tidak ada.

DIAGNOSIS b. Pemeriksaan Fisik Demam 37, 5 -400 C, anemia, splenomegali, hepatomegali Malaria berat:

DIAGNOSIS b. Pemeriksaan Fisik Demam 37, 5 -400 C, anemia, splenomegali, hepatomegali Malaria berat: tanda syok (TD turun, nadi cepat dan lemah, frekuensi nafas meningkat), penurunan kesadaran, dehidrasi, manifestasi perdaraan, ikterik, gangguan fungsi ginjal, gejala neurologis (reflek patologis dan kaku kuduk)

DIAGNOSIS Pemeriksaan laboratorium a. Pemeriksaan mikroskopis teknis pembuatan dibagi jadi preparat darah(SDr) tebal dan

DIAGNOSIS Pemeriksaan laboratorium a. Pemeriksaan mikroskopis teknis pembuatan dibagi jadi preparat darah(SDr) tebal dan preparat darah tipis Metode semi-kuantitatif: (-) smp (++++) metode kuantitatif: SDr tebal ( jumlah parasit per 200 leukosit) SDr tipis(jumlah parasit per 1000 eritrosit b. Tes diagnostik cepat Disebut juga rapid diagnostic test dengan mendeteksi antigen malaria dalam darah dengan cara imunokromatografi

TERAPI a. Pengobatan malaria falciparum 1. Pengobatan lini pertama malaria falciparum menurut kelompok umur

TERAPI a. Pengobatan malaria falciparum 1. Pengobatan lini pertama malaria falciparum menurut kelompok umur

Pengobatan lini kedua malaria falciparum

Pengobatan lini kedua malaria falciparum

KEMOPROFILAKSIS • Bertujuan mengurangi risiko terinfeksi malaria, shg bila terinfeksi tdk berat • Untuk

KEMOPROFILAKSIS • Bertujuan mengurangi risiko terinfeksi malaria, shg bila terinfeksi tdk berat • Untuk org yg bepergian ke daerah endemik • Ditujukan untuk infeksi pd Plasmodium falciparum karena memiliki virulensi tinggi • P. falciparum diberikan doksisiklin tiap hari dgn dosis 2 mg/kg. BB selama tdk lebih dari 4 -6 mg. • Tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak berusia < 8 tahun • P. vivax duberikan klorokuin 5 mg/kg. BB tiap minggu. Diminum 1 mg sbl smp 4 mg stlh kembali. • Tdk dianjurkan menggunakan klorokuin lebih dari 3 -6 bulan

PROGRAM PEMBERANTASAN A. Tujuan 1. Umum : a. Menekan morbiditas dan mortalitas b. Mempertahankan

PROGRAM PEMBERANTASAN A. Tujuan 1. Umum : a. Menekan morbiditas dan mortalitas b. Mempertahankan daerah bebas malaria 2. Khusus : a. Morbiditas < 0, 08/1000 penduduk b. Jumlah kecamatan dengan incidensi kasus tinggi (high case incidence, HCI) < 10; kelurahan HCI < 100 B. Sasaran nasional thn 2001 : morbiditas < 1 ‰ di Jawa-Bali

PROGRAM PEMBERANTASAN C. Kebijaksanaan 1. Memperluas daerah bebas malaria 2. Menanggulangi fokus 3. Meningkatkan

PROGRAM PEMBERANTASAN C. Kebijaksanaan 1. Memperluas daerah bebas malaria 2. Menanggulangi fokus 3. Meningkatkan aspek manajerial petugas 4. Meningkatkan kualitas surveilance 5. Memberantas vektor 6. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor

PROGRAM PEMBERANTASAN D. Stratifikasi Wilayah 1. Indikator Statis – HCI (High Case Incidence), API>

PROGRAM PEMBERANTASAN D. Stratifikasi Wilayah 1. Indikator Statis – HCI (High Case Incidence), API> 5‰ – MCI (Middle Case Incidence), API = 1 - 5 ‰ – LCI (Low Case Incidence), API < 1 ‰ 2. Indikator Dinamis a. Desa Rawan (potential focus zone) b. Desa fokus rendah c. Desa Fokus Tinggi d. Desa bebas malaria

PROGRAM PEMBERANTASAN E. Kegiatan 1. Desa Rawan q menemukan dan mengobati penderita q Melakukan

PROGRAM PEMBERANTASAN E. Kegiatan 1. Desa Rawan q menemukan dan mengobati penderita q Melakukan survei rutin q Melakukan Mass Fever Survey q Mengendalikan vektor q Memetakan lingkungan dan breeding place q Melakukan surveilans imigrasi q Melakukansurvei entomologi q Memberikan penyuluhan kepada masyarakat

PROGRAM PEMBERANTASAN 2. Low Focus Zone q Melakukan semua tindakan di desa rawan q

PROGRAM PEMBERANTASAN 2. Low Focus Zone q Melakukan semua tindakan di desa rawan q Melakukan tes resistensi terhadap klorokuin dan insektisida q Mengendalikan vektor dengan antilarva q Menebar ikan q Menanam padi secara serentak q Memperbaiki konstruksi pengairan 3. High focus Zone q Melakukan semua tindakan LFZ q Melakukan penyemprotan di rumah-rumah

PROGRAM PEMBERANTASAN Jenis Kegiatan : 1. Active Case Detection (ACD) 2. Passi ve. Case

PROGRAM PEMBERANTASAN Jenis Kegiatan : 1. Active Case Detection (ACD) 2. Passi ve. Case Detection (PCD) 3. Mass Fever Survey (MFS) 4. Surveilans Parasit SMPI (sebelum musim penularan) 5. Surveilans migrasi 6. Survei Penatalaksanaan penderita

PENCEGAHAN A. Berbasis Masyarakat 1. PHBS untuk mengurangi tempat sarang nyamuk (PSN) 2. menemukan

PENCEGAHAN A. Berbasis Masyarakat 1. PHBS untuk mengurangi tempat sarang nyamuk (PSN) 2. menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin 3. melakukan penyemprotan (mempertimbangkan waktu kebiasaan menggigit, jarak terbang, resistensi insektisida) B. Berbasis Pribadi 1. Pencegahan gigitan nyamuk 2. Pengobatan profilaksis 3. Pencegahan dan pengobatan malaria pada wanita hamil 4. Informasi tentang donor darah