MACAM METODE BERPIKIR KREATIF 3 Pertemuan 11 Irma
MACAM METODE BERPIKIR KREATIF (3) Pertemuan 11 Irma Damayantie, S. Ds. , M. Ds. Prodi Desain Interior - FDIK
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mahasiswa mampu menerapkan cara berpikir kreatif melalui Lateral Thinking
LATERAL THINKING • Istilah ini digunakan oleh Edward de Bono, seorang psikolog dari Malta, dalam bukunya Berpikir Lateral (1967). • Definisi Beripikir Lateral menurut de Bono : Suatu metoda berpikir yang lebih menitik beratkan pada perubahan konsep dan persepsi. • Berpikir lateral merupakan sebuah landasan bahwa sesuatu tidak harus menjadi jelas dengan segera dan menghasilkan ide yang tidak dapat dihasilkan dengan metoda berpikir tradisional.
LATERAL THINKING • (Sistem tradisional) Berpikir yang baik = suatu masalah kemampuan kognitif/keterampilan berpikir. • Kemampuan kognitif = dipengaruhi oleh pola berpikir/suatu kumpulan persepsi yang dibentuk dari pengalaman/pelajaran masa lalu. Berkembang menjadi berpikir vertikal. • Keterampilan berpikir = kemampuan untuk menggunakan kumpulan pola berpikir. Berkembang menjadi berpikir lateral.
LATERAL THINKING • Contoh kasus : Jika Anda disebutkan sebuah kata sembarang, misalnya kata “kamera”. Kata apa lagi yang langsung muncul di benak Anda? Ada yang menjawab: film, foto, digital, lampu blitz, fuji, canon, dll. Bertanya pada 10 orang yang berbeda mungkin memberikan lebih dari 20 jawaban yang berlainan.
LATERAL THINKING • Kata yang muncul pertama kali ini kita sebut logical sequence/asosiasi. • Karena dengan mudah kita dapat mencari pola hubungan antara kata yang muncul tersebut dengan kata kunci yg diberikan. • Contoh: – Kamera dan film memiliki hubungan logika “menggunakan”, yaitu kamera menggunakan film. – Kamera dengan digital memiliki hubungan “jenis”, dan seterusnya.
LATERAL THINKING • Sayangnya, jika dalam berpikir kita selalu menggunakan logical sequence yang sederhana, kita akan terperangkap pada pola pikir yang biasa, dan sudah banyak dipikirkan orang lain. • Untuk berpikir kreatif, kita seharusnya menggunakan pola pikir yang lain, yaitu pola pikir lateral.
LATERAL THINKING • Pola pikir lateral untuk mencari ide baru dilakukan dalam 4 tahap yaitu : 1. Pilih Fokus Anda 2. Ambil salah satu Logical Sequence 3. Buat Lateral Displacement 4. Ciptakan Koneksi • Kita perlu memilih fokus apa yang ingin dilakukan. Apakah Anda ingin mencari ide pengembangan untuk produk mentega, maka fokusnya pada produk mentega. Setelah fokus kita dapat, seperti paragraf pertama, ambil satu kata yang paling cepat muncul di benak Anda.
LATERAL THINKING • Contoh kasus 1: • Fokus : “Mentega” • Kata paling cepat muncul di benak kita adalah, dioles pake pisau. • Kita lanjut ke tahap ke 3. Carilah kata apa saja yang tidak berhubungan. Misalkan: dioles pakai rexona. • Nah kita tertawa membayangkan mentega apaan dioles pakai rexona. Muncullah gap antara fokus yang kita pilih dengan kata lateral yang terambil. • Tahap berikutnya adalah mencari hubungan dengan otak kiri rasional kita. Kalau begitu, apakah mungkin mengoles mentega pakai rexona. . ?
LATERAL THINKING • Jawabannya: mungkin saja. • Dan ini yang membawa seorang penemu Jepang menemukan ide seperti gambar berikut…
LATERAL THINKING • Contoh kasus 2: Seorang pedagang yang berhutang pada seorang tengkulak setuju untuk menyelesaikan hutangnya dengan cara undian. Sang tengkulak memasukkan sebuah batu putih & sebuah batu hitam ke dalam kantung uang. Bila anak perempuan sang pedagang berhasil mengambil batu putih, hutang dianggap lunas. Namun bila yang ditarik adalah batu hitam, sang anak gadis harus menikahi sang tengkulak. Tengkulak tersebut ternyata bermain curang.
LATERAL THINKING • (Contoh kasus 2): Dia memasukkan 2 batu hitam ke dalam kantung. Untunglah sang anak gadis melihat hal itu. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan anak gadis itu? • Contoh kasus 3: Seorang profesor dari Oxford sedang mandi telanjang di sungai ketika melihat beberapa orang siswanya mendekat dengan perahu. Dengan selembar handuk di tangan, apa yang dilakukannya?
LATERAL THINKING • Itu salah satu contoh Lateral Thinking. Apa yang dilakukan bertentangan dengan cara berpikir yang umum. Apa yang sebenarnya menjadi ancaman justru diubah menjadi keuntungan.
LATERAL THINKING • Bagaimana agar bisa berpikir lateral? • de Bono mengidentifikasi 4 langkah utama lateral thinking : 1. Mengenali ide dominan dari masalah yang sedang dihadapi 2. Mencari cara-cara lain dalam memandang permasalahan 3. Melonggarkan kendali cara berpikir yang kaku 4. Memakai ide-ide acak untuk membangkitkan ide-ide baru.
LATERAL THINKING • Langkah ke-4 paling sering mendapat penekanan. • Menurut de Bono, ide-ide acak bisa menarik kita keluar dari pola berpikir normal. • Tidak semua ide-ide acak yang dihasilkan akan menghasilkan solusi praktis dan bisa dipakai. • Tetapi dengan sedikit modifikasi, ide-ide tersebut mampu diubah menjadi ide-ide yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
LATERAL THINKING • Salah satu alat bantu yang diperkenalkan de Bono untuk menghasilkan ide-ide acak adalah Po. • Po = Provocative Operation = sebuah ide yang memaksa kita berpikir ke tempat baru di mana ide-ide lainnya yang lebih masuk akal bisa dihasilkan untuk menyelesaikan masalah. • Untuk menghasilkan Po, tuliskan saja semua ide-ide yang muncul di kepala Anda tanpa memikirkan apakah ide tersebut bisa dijalankan atau tidak.
LATERAL THINKING • Contoh : Perusahaan perabot rumah tangga sedang menghadapi masalah penurunan penjualan. • Po yang dihasilkan : - Jual seperti Mc. Donald menjual hamburger - Terus berjualan ketika saya tidur - Pakai sistem MLM - Jual kepada bayi & anak-anak kecil - Jual kepada seluruh penduduk dunia
LATERAL THINKING • Ide-ide Po tersebut hanyalah langkah awal. • Yang penting, Po tersebut bisa menarik Anda keluar dari pola berpikir lama, seperti : menurunkan harga/meningkatkan kualitas. • Analisis Po : “Jual seperti Mc. Donald menjual hamburger” – Bukankah produk Mc. Donald distandarisasi, sehingga mampu diproduksi dalam jumlah banyak dengan cepat tanpa perbedaan kualitas? – Bagaimana bila kita membuat lemari sistem modul yang bisa dipasang dengan cepat, bahkan oleh orang yang tidak ahli sekalipun?
LATERAL THINKING • Analisis Po : “Terus berjualan ketika saya tidur” – Apakah mungkin merekrut salesman yang bersedia menjual 24 jam penuh? – Kalaupun ada, bagaimana dengan konsumen? Bukankah mereka juga tidur? – Tetapi, bagaimana dengan konsumen di zona waktu lain? – Kenapa tidak menjual lewat internet?
LATERAL THINKING • Analisis Po : “Pakai sistem MLM” – Furniture & MLM? – Mungkin tidak cocok, tetapi mungkin sebagian ciri-ciri MLM bisa dipakai? – Bagaimana bila diadakan sistem point untuk setiap pembelian perabot? – Bila akumulasi point sudah mencapai jumlah tertentu, pelanggan bisa mendapatkan hadiah.
LATERAL THINKING • Analisis Po : “Jual kepada bayi & anak-anak kecil” – Tentu tidak praktis. – Tetapi jelas bisa membuat perabot untuk bayi (misalnya : kotak bayi). – Kalau mau sedikit “gila” dengan ide ini, bagaimana dengan membuat perabot ukuran bayi (mini) yang bisa dikoleksi? – Ide ini bisa menuntun untuk ekspansi ke pasar yang baru di mana selama ini luput dari perhatian.
LATERAL THINKING • Analisis Po : “Jual kepada seluruh penduduk dunia” – Tentu saja yang paling terlihat adalah menjual lewat internet – – atau ekspor. Tetapi kata ‘dunia’ bisa juga diasosiasikan dengan ‘bola dunia’ (globe). Bagaimana bila kita merancang meja artistik yang memiliki bola dunia yang bisa diputar, diletakkan persis di tengah meja? Meja artistik ini bisa dijual dengan harga lebih tinggi. Ide ini mungkin bisa menuntun ke ide-ide lainnya, seperti : meja tamu yang dilengkapi meja catur di tengah-tengahnya, atau malah meja tamu yang bisa diubah menjadi meja bilyard mini?
LATERAL THINKING
LATERAL THINKING • Dari beberapa ide di atas, Anda bisa memilih ide mana yang dapat dijalankan sesuai strategi dan kemampuan perusahaan Anda saat ini. • Lewat contoh sederhana ini, Anda bisa melihat bagaimana Po-Po yang dihasilkan secara ngawur mampu menuntun kita mendapatkan solusi-solusi yang lebih praktis yang mungkin selama ini tidak terpikirkan. • Bagaimana? Sudahkan Anda ber-Po ria hari ini?
- Slides: 24