LOW BACK PAIN Nyeri Punggung o Diperkirakan 80
LOW BACK PAIN
Nyeri Punggung o Diperkirakan 80% dr populasi akan mengalami o Penyebab kecacatan no. 3 pada usia orang kerja o Disebabkan salah satu dr masalah muskuloskeletal, spt: osteoartritis tl belakang, regangan lumbosakral akut, osteoporosis o Sebab lain: obesitas, stress
Low Back Pain o Nyeri punggung bawah miogenik berhubungan dengan strain otot punggung, tendon, ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas sehari-hari berlebihan. o Nyeri barsifat tumpul, intensitas bervariasi seringkali menjadi kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea.
Tulang belakang dilihat dari lateral dan anterior (Putz, 1995)
Otot-otot punggung, tampak dorsal (Putz, R dan Pabst, R, 2000) Keterangan: 1. M. deltoid 2. M. teres major 3. M. infra spinat. Us 4. M. rhomboid major 5. M. latissimus dorsi 6. M. oblique eksternus 7. M. thoracolumbar fascia 8. M. trapezius
Tanda & Gejala o waktu timbulnya bertahap, o nyeri difus (setempat) sepanjang punggung bawah, o tenderness pada otot-otot punggung bawah, o lingkup gerak sendi terbatas,
Etiologi o o Statik LBP pada tipe ini terjadi karena kesalahan postur seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan. Dinamik Dalam keadaan normal gerakan tulang berlangsung dan terintegrasi dengan baik dan terjadi pembatasan oleh otot dan ligamen. Agar tidak menimbulkan keluhan nyeri , gerakan tidak boleh melanggar keterbatasan-keterbatasan ini.
fisiologi vertebrae Kolumna vertebralis, tersusun atas: Diskus invertebralis Diikat o/ kompleks sendi faset, ligamen, otot paravertebralis
fisiologi o Memungkinkan fleksibilitas o Memberi perlindungan o Lengkungan tl. Belakang perlindungan saat lari dan lompat o Otot abdominal dan torax penting pd aktivitas angkat beban
Lanjutan… o Obesitas, usia perubahan diskus intervertebra o Degenerasi diskus o Perubahan degenerasi terberat: diskus lumbal bawah (L 4 -L 5 dan L 5 S 1) o Penonjoan diskus (herniasi nukleus puposus) penekanan akar saraf o 12 % nyeri punggung, menderita HNP
Manifestasi Klinis o Nyeri punggung akut atau kronis ( > 2 bln) o Nyeri menjalar s/d serabut saraf (sciatika) o Spasme otot paravertebralis o Radikulopati (ggn serabut saraf) o Kecemasan, stres, depresi
Tes Diagnostik o Sinar X vertebra n Fraktur, dislokasi, osteoartritis, skoliosis o CT (Computed Tomography) n Lesi jar. Lunak di kolumna vertebralis o MRI (Magnetic Resonance Imaging) n Sifat dan lokasi patologi tulang belakang o EMG (electromiogram) n Mengevaluasi radikulopati
Prognosa o umumnya sembuh dalam beberapa minggu jika dilakukan tindakan terapi secara dini o Strain otot membaik dengan mengendalikan aktifitas fisik. o Tirah Baring sedikitnya 2 hari menunjukkan efektifitas dalam mengurangi nyeri punggung. o Ketika nyeri berkurang, pasien dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik ringan, dan aktifitas mulai ditingkatkan setelah beberapa hari selama nyeri tidak bertambah
Pengkajian Keperawatan o Nyeri (lokasi, beratnya, durasi, sifat, penjalaran, kelemahan tungkai yang berhubungan) o Aktivitas, cara jalan o Nutrisi o PF (lengkungan tulang belakang, krista iliaka, simetris bahu)
Diagnosa Keperawatan o Nyeri b. d. masalah muskuloskeletal o Kerusakan mobilitas fisik b. d. nyeri, spasme otot o Ggn nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh b. d. obesitas
Intervensi o Tempat tidur: matras padat o Posisi kepala semifowler 30, lutut sdkt ditekuk o Hindari posisi tengkurap memperberat lordosis o Kolaborasi fisioterapi traksi pelvik o Hindari aktivitas harian kec. ke KM o Selanjutnya aktivitas bertahap u/ ↑mobilitas, kekuatan otot, kelenturan o Penggunaan jangka panjang penyokong/ brace atrofi otot, kelemahan, kelenturan<<
Low Back Pain Exercises Good Exercise owalking obicycling oswimming oaerobic Dangerous exercise ofootball osoccer ovolleyball otrampoline
HNP: Hernia Nucleus Pulposus, mrpkn rupturnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang belakang (nucleus pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis).
HNP o o o HNP adalah keluar/menonjolnya nucleus pulposus melalui annulus fibrosus kapsul (Calliet, 1981) adanya trauma langsung atau tidak langsung pada diskus intervertebralis menyebabkan kompresi hebat dan fragmentasi Nucleus pulposus sehingga anullus menjadi pecah bahkan dapat robek. Nucleus pulposus yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar dan melalui robekan anullus fibrosus mendorong ligamentum longitudinal terjadilah hernia. Hal itu akan menyebabkan penyempitan jarak antara corpus vertebra, yang akhirnya akan mengiritasi akar saraf yang masuk ke foramen intervertebralis sehingga timbul nyeri yang hebat, kadang – kadang menjalar ke tungkai. Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
Pemeriksaan Diagnostik o RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang o M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk penyakit spinal lumbal. o CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada M R I o Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena.
Manifestasi Klinis o Nyeri pada bagian spinal seperti servikal, torakal (jarang) atau lumbal. o Manifestasi klinis tergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) o Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh).
Penatalaksanaan o Pembedahan Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik. Macam : a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral b. Laminektomi : mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks o Immobilisasi dengan traksi, atau brace. o 3. Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban. o 4. Meredakan Nyeri Kompres hangat, analgesik, relaksan otot, obat anti inflamasi dan jika perlu kortikosteroid. $$$
Pengkajian o Anamnesa Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan keluarga o Pemeriksaan Fisik Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan, lokasi dan penyebaran nyeri, parestesia, keterbatasan gerak dan keterbatasan fungsi leher, bahu dan ekstremitas atas. Pengkajian pada daerah spinal servikal meliputi palpasi yang bertujuan untuk mengkaji tonus otot dan kekakuannya. o Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Keperawatan o Nyeri b. d Kompresi saraf, spasme otot o Gangguan mobilitas fisik b. d nyeri, spasme otot, kerusakan neuromuskulus o Ansietas b. d tidak efektifnya koping individual o Kurang pengetahuan b. d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis dan tindakan pengobatan.
Intervensi o Nyeri b. d kompresi saraf, spasme otot a. Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus / yang memperberat. Tetapkan skala 0 – 10 b. Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi telentang c. Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi d. Bantu pemasangan brace / korset e. Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan f. Ajarkan teknik relaksasi g. Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi
Intervensi o Gangguan mobilitas fisik b. d nyeri, spasme otot, kerusakan neuromuskulus a. Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif c. Berikan perawatan kulit dengan baik, masase titik yang tertekan setelah rehap perubahan posisi. Periksa keadaan kulit dibawah brace dengan periode waktu tertentu. d. Catat respon emosi / perilaku pada immobilisasi e. Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti tongkat. f. Kolaborasi : analgetik
o DAFTAR PUSTAKA 1. Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vol 3, Jakarta : EGC, 2002 2. Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2000. 3. Tucker, Susan Martin, Standar Perawatan Pasien edisi 5, Jakarta : EGC, 1998. 4. Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996. 5. Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat, 1996. 6. Chusid, IG, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta : Gajahmada University Press, 1993
Thank You
- Slides: 28