Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bidang ilmu yang
Latar Belakang Masalah � Sastra merupakan bidang ilmu yang terus berkembang di lingkungan masyarakat mengikuti perkembangan zaman. Sastra terus berkembang karena kecintaan masyarakat terhadap karya sastra. Di indonesia karya sastra sangat beragam salah satunya adalah novel. � Novel adalah suatu karangan fiksi. Novel merupakan cerita yang kompleks, namun cerita yang kompleks tidak mesti disuguhkan pula dengan bahasa yang kompleks, cerita yang kompleks dapat dibuat menjadi menarik dengan memanfaatkan bahasa sebaik mungkin di dalam karya sastra itu khususnya novel. Dalam hal ini yang dimaksud ialah gaya bahasa.
Pengertian Novel Menurut Stanton (2012) “Novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetil”. Kosasih (2019) mengatakan “Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh”. � Sedangkan Menurut jurnal milik Emy Susilowati (2016) “novel adalah sebuah karya yang medianya adalah bahasa”
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa novel dapat menyampaikan permasalahan secara lebih kompleks walaupan peristiwa tersebut rumit dan sudah terjadi dalam waktu yang lama tapi dapat diceritakan dengan lebih detil. Dan merupakan karya imajinasi yang menceritakan tentang masalah kehidupan, pengarang mengungkap kembali melalui karya fiksi dengan sudut pandangnya.
� Keraf (2016) Gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin slilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada kehalian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata secara indah. � Menurut jurnal milik Rita Nilawijaya (2018) gaya bahasa adalah cara mengarang menyampaikan gagasannya, dengan menggunakan media massa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. � Sedangkan menurut jurnal milik Sugeng Santoso (2016) “Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang menggunakan bahasa itu. Pengertian gaya bahasa
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara yang disampaikan pengarang menggunakan media, dalam hal ini media massa. Dan gaya bahasa yang dipakai seseorang merupakan cerminan watak pengguna bahasa tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti akan membedah gaya bahasa dalam novel kembara rindu karya Habiburrhaman El Shirazy. Sedikit profil tentang Habiburrahman El Shirazy. Beliau adalah sastrawan dan cendikiawan indonesia yang memiliki reputasi internasional. Ia adalah sastrawan Asia Tenggara pertama yang mendapatkan penghargaan dari The Istanbul Foundation for Sciences and Culture, Turki. Selain itu budayawan jebolan Al Azhar University Cairo ini, telah diganjar berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Diantaranya; penghargaan Sastra Nusantara Tingkat Asia Tenggara, Paramadina Award 2009, Anugerah Tokoh Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara dari ketua Menteri Negeri Sabah, Malaysia, Tokoh Perubahan dari Harian Republika, pada tahun 2008, Insani Undip Semarang, menahbiskan penulis Ayatayat cinta ini sebagai Novelis No. 1 Indonesia. Tahun 2019 panitia Islamic Book fair (IBF) Jakarta menobatkannya sebagau Tokoh Perbukuan Islam 2019. � Salah satu novel karya Habiburrahman El Shirazy yang baru saja terbit tanggal 1 September 2019 adalah Kembara Rindu. novel inilah yang akan dibedah oleh peneliti mengenai gaya bahasanya. Dan setelah membaca novel ini peneliti menyimpulkan bahwa terdapat 6 gaya bahasa yang dominan dalam novel ini, yaitu Personifikasi, Metafora, Perumpamaan, Perifrasis, Hiperbola, dan Klimaks. NOVEL KEMBARA RINDU KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
� Personifikasi majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. � Metafora sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. � Perumpamaan perbandingan dua hal yang hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. � perifrasis gaya bahasa yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang dibutuhkan. � Hiperbola gaya bahasa yang mengandungpernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya. � Klimaks gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang semakin lama semakin mengandung penekanan.
Waktu, tempat penelitian, dan metode penelitian � Penelitian ini dilakukan di perpustakaan FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang yang beralamat di jalan Perintis Kemerdekaan 1 Babakan No. 33 RT 007 / RW 003 Cikokol Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Banten 15118 dan di rumah peneliti yang beralamat di Jl Lapangan CG RT 003 RW 02 Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Banten 15146. Alasan peneliti memilih tempat tersebut adalah untuk mencari sumber informasi lain dari dalam perpustakaan kampus dan untuk menghemat biaya saat melakukan penelitian di rumah peneliti sendiri. � Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2020 � Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Metode ini lebih banyak dipakai untuk meneliti dokumen yang berupa teks, gambar, simbol, dan sebagainya. Pada dasarnya, metode ini merupakan metode penafsiran karya sastra.
- Slides: 10