LAPANGAN TERBANG AIRSIDE TIPETIPE RUNWAY AIRSIDE Runway adalah
LAPANGAN TERBANG “AIRSIDE” TIPE–TIPE > RUNWAY
AIRSIDE � Runway adalah area yang digunakan untuk take-off dan landing pesawat terbang yang sedang beroperasi. Terdapat banyak konfigurasi runway, Kebanyakan merupakan kombinasi dari beberapa konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar tersebut adalah : Runway tunggal Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas runway tunggal dalam kondisi VFR berkisar antara 50100 operasi per jam, sedangkan untuk kondisi IFR berkisar antara 50 – 75 operasi per jam, tergantung pada komposisi campuran pesawat dan alat bantu navigasi.
Runway Tunggal
� Runway sejajar Kapasitas runway sejajar tergantung pada jumlah runway dan jarak diantaranya. Jarak antar dua runway digolongkan dalam jarak yang rapat, menengah dan renggang. Runway berjarak rapat (close parallel) mempunyai jarak dari sumbu ke sumbu antara 700 – 2. 500 feet. Kapasitas runway ini untuk kondisi VFR berkisar antara 100 – 200 operasi per jam, sedangkan untuk kondisi IFR berkisar antara 50 – 60 operasi per jam. Dalam kondisi IFR operasi penerbangan pada satu runway tergantung pada runway lain.
Runway Sejajar
� Runway berpotongan ini diperlukan apabila terdapat angin yang relatif kuat (prevailing wind) bertiup lebih dari satu arah, sehingga mengakibatkan angin sisi (cross wind) berlebihan apabila hanya dibuat satu runway saja. Kapasitas dua runway ini sangat tergantung pada letak perpotongannya. Makin jauh letak titik potong dari ujung lepas landas runway dan ambang pendaratan (threshold), kapasitasnya semakin rendah. Konfigurasi runway berpotongan inin diperlihatkan pada gambar 1. 3. Untuk kondisi seperti diperlihatkan pada gambar 1. 3 kapasitas runway ini untuk kondisi VFR berkisar antara 70 -175 operasi per jam, sedangkan untuk kondisi IFR berkisar antara 60 -70 operasi per jam.
Runway Berpotongan
� Runway V-terbuka adalah runway yang arahnya memencar (divergen) tetapi tidak berpotongan, seperti terlihat pada gambar 1. 4 Kapasitas tertinggi akan dicapai apabila operasi penerbangan dilakukan menjauhi V (gambar 1. 4). Untuk kondisi seperti diperlihatkan pada gambar 1. 4 kapasitas runway ini untuk kondisi VFR berkisar antara 60 – 180 operasi per jam, sedangkan untuk kondisi IFR berkisar antara 50 – 80 operasi per jam. Untuk kondisi seperti diperlihatkan pada gambar 1. 4 kapasitas runway ini untuk kondisi VFR berkisar antara 50 – 100 opertasi per jam, sedangkan untuk kondisi IFR berkisar antara 50 – 60 operasi per jam.
Runway V- Terbuka
� Orientasi Runway Berdasar Airport Planning Manual dari ICAO orientasi runway dibuat dengan arah sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat didaratkan sekurang-kurangnya 95% dari waktu dengan kecepatan komponen cross wind 20 knot (23 mph) untuk runway kelas A dan B, 13 knot (15 mph) untuk runway kelas C dan 10 knot (11, 5 mph) untuk runway kelas D dan E. Setelah maximum cross wind component dipilih sesuai dengan kelas runway yang akan dibangun, maka diperlukan data mengenai arah angin dan kecepatannaya selama kurun waktu yang cukup lama dilokasi tersebut untuk menentukan orientasi runway. Pada gambar 1. 5 memperlihatkan penentuan orientasi runway berdasar arah angin. Cara menentukan orientasi runway dengan menggunakan windrose dan tabel angin yang akan dibahas dalam bab tersendiri.
Orientasi Runway
� Karakteristik Runway Karakteristik runway pada dasarnya terdiri dari : o Struktur perkerasan, untuk menahan beban pesawat Bahu disamping kiri kanan perkerasan, yang dirancang untuk menahan erosi yang ditimbulkan oleh adanya jet-blast, dan juga untuk mengakomodasi lalu lintas peralatan bagi pesawat dan pengontrolan. ◦ Strip runway, yang mencakup perkerasan, bahu dan daerah diluar itu yang diratakan diatur drainasenya. Daerah strip ini harus mampu digunakan oleh kendaraan pemadam kebakaran, SAR dengan baik pada kondisi normal. Areal strip runway secara keseluruhan harus mampu menahan beban pesawat yang tergelincir keluar runway tanpa mengakibatkan kerusakan struktural. ◦ Blast pad, yaitu areal yang dirancang khusus untuk menahan erosi permukaan disekitar ujung runway akibat adanya jet-blast. Areal ini dapat merupakan areal yang diperkeras atau hanya dengan tanaman rumput biasa. ◦ Runway end safety area, yaitu daerah yang sengaja dikosongkan untuk menghindari adanya kecelakaan pada saat sebuah pesawat melakukan pendaratan over-shooting. ◦ Stopway, yaitu daerah tambahan diujung runway yang diperkeras. Struktur perkerasan pada stopway ini harus mampu menahan beban pesawat-pesawat yang berhenti. Panjang stopway ini tidak diperhitungkan dalam menentukan panjang runway teoritis. Tetapi panjang stopway ini dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya allowable take-off weight dari pesawat yang akan mendarat. ◦ Clearway, adalah areal di ujung bandar udara yang tidak mempunyai struktur perkerasan, yang tidak boleh diganggu gugat. Daerah ini dibawah pengawasan pengelola bandar udara. Dengan adanya daerah clearway ini maka pilot dapat menambah allowable take-off weight, yaitu dengan berkurangnya tingkat derajat pendakian.
Runway Secara Jelas
- Slides: 13