LAMPIRAN 2 MATERI PRESENTASI Manajemen Berbasis Sekolah MBS
LAMPIRAN : 2 MATERI PRESENTASI Manajemen Berbasis Sekolah (MBS ) Kegiatan apa yang akan dibuat di dalam MBS? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penetapan Tujuan, yaitu (a) Visi, (b) Misi, (c) Tujuan, dan (d) Sasaran. Review Keberhasilan (Evaluasi). Pengembangan Prioritas Justifikasi Program Prioritas Perbaikan Rencana, dengan melengkapi yg masih lemah Implikasi sumber daya (a) Matei, (b) Nonmateri Pelaporan hasil yang telah dicapai.
PENDAHULUAN � MBS merupakan bentuk agenda reformasi pendidikan, � Secara esensial MBS menawarkan diskursus agar sekolah tampil secara otonom; � Hal ini tentu berakibat kpd mutu pendidikan; � Mutu diperbaiki, maka semua Komp. Manajemen sekolah harus memiliki komitmen yg sama, yaitu peningkatan mutu untuk semua.
LANJUTAN � Siapa yang menjadi manajemen sekolah , yaitu (a) Kepala Sekolah, (b) Komite Sekolha, (c) 4 Orang Wakil Kepala Sekolah, (d) Guru, dan (e) para Koordinator, Misal; Koor. Lab. , Koor. BK. , Koor. Bahasa, Koor. KSPPBK, Koor. Lab. Komputer. � Manajemen mutu merupakan sarana yang memungkinkan para profesional pendidikan dapat beradaptasi dengan kekuatan perubahan yang akan bermuara pada sistem pendidikan bangsa kita (UU No. 14, 2005; UU No. 20, 2003; Umaedi, 1999; Cadwell, 2002; Bentley, 2004).
LANJUTAN � Sejak bergulirnya reformasi pertengahan tahun 1998, telah terjadi gelombang perubahan dalam segala sendi kehidupan, baik kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Perubahan mendasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara saat ini meru pakan pergeseran terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan. � Selama ini penggunaan pra digma sentralistik selanjutnya terjadi pergeseran orientasi menuju paradigma desentralistik �
LANJUTAN � Perubahan orientasi paradigma ini diberlakukan melalui penetapan perundangan menge naai Pemerintah Daerah, yang lebih sering kita dengar dengan terminologi otonomi daerah. Perubahan orientasi paradigma tersebut telah melahirkan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang lebih dinamis. Seluruh aktivitas yang dilakukan cenderung ber dasarkan aspirasi setempat (ke dinasan), sehingga sasaran lebih terjamin pencapaian nya. � Dengan demikian, prinsip efek tivitas terhadap perencanaan nasional maupun daerah diharapkan terpenuhi secara maksimal dan optimal �
LANJUTAN � Hal ini dimungkinkan terjadi karena pemerataan permasalahan bersifat objektif, aktual, konstektual dan berbagai masalah teridentifikasi secara objektif (Arismunandar, 2007; Brojone georo, 2003; Bryson, 1995; Canavan, 2000; Collinn, 1996; Colman, 1996). � Akibatnya, sektor pendidikan dijadikan komoditas berbagai variabel di atas oleh para pengambil kebijakan.
LANJUTAN Memang ironis dan memprihatinkan ketika bangsa lain justru menjadikan pendidikan sebagai leading sector pembangunannya, menuju keadilan dan kesejah teraan masyarakatnya. � Begitulah sektor pendidikan ditempatkan selama ini, ia tidak menjadi leading sector dalam peren canaan pembangunan mutu manusia secara nasional. � Padahal amanah terpenting dari kemerdekaan bangsa ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa �
LANJUTAN � Seharusnya seluruh peren canaan dan aktivitas apa pun yg dilakukan adalah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Daft, 1988; Directorat General of Higher Education, 2003; Duke. at al. , 1991; Dwyer, 1986; Furlong, 2000). � Pendidikan merupakan salah satu bidang yg desentralisasikan yg berkaitan erat dgn filosofi otonomi daerah.
LANJUTN Secara esensial landasan filosofis otonomi daerah adalah pem ber dayaan& kemandirian daerah menuju kematangan dan kualitas masyarakat yg dicitakan (UU No. 32, & UU No. 33, 2004). � Pendidikan merupakan salah satu ins trumen paling penting dlm kehidupan manusia. � Ia merupakan bentuk strategi budaya tertua bagi manusia untuk memper tahankan berlangsungnya eksistensi mereka (Prayogo, 2007; Rowley, 1997; Tuohy, 1997). �
LANJUTAN Oleh karenanya, upaya untuk memperbaiki dan me ning katkan kualitasnya harus dilakukan secara terus menerus. � Melalui pendidikan diha rap kan pemberdayaan, kematangan, dan kemandirian serta mutu bangsa secara menyeluruh dapat terwujud. � Pendidikan merupakan salah satu aspek kehi dupan yang bersifat fungsional bagi setiap manusia dan memiliki kedudukan strategis untuk mencer daskan kehidupan bangsa (UUD, 1945; Lyddon, 1999; Lenner, 1999; Nickolis, 2000; Mintzberg, 1994). �
LANJUTAN Tantangan lainnya yg mempengaruhi pendidikan adalah perubahan yg terjadi akibat semakin mengglobalnya tatanan pergaulan kehidupan dunia saat ini. � Di era globa lisasi, kebutuh an terhadap sumber daya manusia yg berkualitas tidak bisa ditawar lagi dengan adanya tangan yg dihadapi yakni persaingan dengan negara lainnya, khusus nya negara tetangga di kawasan ASEAN. �
TUJUAN Padahal saat ini kualitas sumber daya manusia negara kita berdasarkan para meter yg ditetapkan oleh UNDP pada tahun 2000 berada peringkat ke 109. � Padahal Singapura, Malaysia, Thailand dan Fhilipina lebih baik peringkatnya dari kita. � Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kita semua sepakat bahwa pendidikan memegang peran yg sangat penting �
LANJUTAN Peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu proses yang terintegrasi dengan proses pening katan kualitas sumber daya manusia itu sendiri (Fullan, 2000; Hargreaves, 2003; Jesson, 2004). � Walaupun tujuh tahun telah berlalu sejak penetapan UNDP tahun 2000 tentang peringkat mutu sumber daya manusia Indonesia, ternyata hingga saat ini bukannya semakin meningkat mening kat, tetapi tetap jalan ditempat, bahkan teridentifikasi semakin menurun. �
LANJUTAN � Berdasarkan laporan World Economic Forum, tingkat daya saing Indonesia pada tahun 2006 berada diurutan ke 50, Malaysia ke 26, Singapura ke 5, India ke 43 dan Korea Selatan ke 24. � Oleh karena itu, upaya u/meningkatkan mutu manusia Indonesia melalui pendidikan, dilakukan secara terencana, ter arah, intensif, efektif dan efisien, sesuai dengan kebutuhan yang semakin mendesak.
LANJUTAN � Ter mi nologi pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas, meliputi pendidikan per sekolahan dan pendidikan luar sekolah. � Namun demikian kenyataan menunjukkan bahwa tumpuan utamanya dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pen di dikan berada pendidikan per sekolahan
LANJUTAN Karena itu, upaya reformasi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki sistem pendi dikan persekolahan agar dapat menjawab tantangan nasional, regional dan global yg berada di hadapan kita. � Salah satu pendekatan yg dipilih di era desentralisasi sebagai alternatif pening katan kualitas pendidikan persekolahan adalah pemberian otonomi yg luas di tingkat se kolah serta partisipasi masyarakatyg tinggi dalam kerangka kebijakan pendidi kan nasio nal. �
LANJUTAN Pendekatan tersebut dikenal dgn. model Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah (MPBS) atau School Based Management (Leung, 2003; Volansky, 2003) � Mutu menjadi satunya hal yg sangat penting dalam pendidikan, bisnis dan peme rintahan. � Saat ini memang ada masalah dalam sistem pendidikan. � Lulusan SMK atau per guruan tinggi tidak siap memenuhi kebutuhan masyarakat. �
LANJUTAN � Para siswa yg tidak siap jadi warga negara yg bertanggung jawab dan produktif, itu akhirnya hanya jadi beban masyarakat. � Para siswa itu adalah produk sistem pendidikan yg tidak terfokus pd. mutu, yg akhirnya hanya mem beratkan anggaran kesejahteraan sosial saja.
LANJUTAN Adanya lulusan lembaga pendidikan yg seperti itu berdampak pula pada sistem peradilan kriminal, lantar an mereka tak dipersiapkan untuk meme nuhi kebutuhan generasi mendatang, dan yg lebih parah lagi, akhirnya mereka menjadi warga negara yg merasa terasing dari masya ra kat nya (Lleee (2003; Ouchi, 2003; Ross, 1999). � Bila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu ada pimpinan dari para pro fesional pendidikan. � Manajemen mutu merupakan sarana yg memungkinkan para pro fesional pendi dikandpt. beradaptasi dgn. kekuatan perubahan yg memukul sistem pendidikan bangsa ini. �
LANJUTAN Pengetahuan yang diperlukan untuk mem perbaiki sistem pendidikan kita sebenarnya sudah ada dalam komunitas pendidikan kita sendiri. � Kesulitan utama yg dihadapi para profesional pen di dikan sekarang ini adalah ketidakmampuannya menghadapi sistem yg gagal sehingga menjadi tabir bagi para profesional pendidikan itu untuk menerapkan pro ses baru pendidikanyg akan memperbaiki mutu pendidikan. �
LANJUTAN � � � Pendidikan harus mengubah paradigmanya. Norma norma dan keyakinan keya kinan lama (budaya) kita harus dipertahankan. Sekolah mesti belajar untuk bisa berjalan dengan sumber daya yg banyak, sehingga leluasa. Para profesional pendidikan harus membantu para siswa mengem bangkan keterampilan yang akan mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian global. Sayangnya, kebanyakan sekolah masih memandang bahwa mutu akan meningkat hanya jika masyarakat bersedia memberi dana yg lebih besar.
LANJUTAN Padahal dana bukanlah hal utama dalam perbaikan mutu pendidikan. � Mutu pendidikan akan meningkat bila adminis trator, guru, staf dan anggota dewan sekolah mengem bangkan sikap baru yang terfokus pada kepemimpinan, kerja tim, kooperasi, ekuntabilitas dan pengakuan. � Para profesional pendidikan sekarang ini kurang memiliki pengetahuan atau penga laman yang diperlukan untuk menyiapkan para siswanya memasuki pasar kerja global. �
LANJUTAN Tradisi rupanya menghalangi proses pendidikan untuk melakukan perubahan yg diper lukan agar programnya sesuai dengan kebutuhan siswa. � Masyarakat menuntut mutu pendidikan diperbaiki, namun masya rakat enggan mendukung dunia pendidikan untuk mengupayakan perbaikan. � Banyak profesional pendidikan yg takut pada perubahan & tidak tahu cara menjawab tantangan zaman. �
LANJUTAN � Para profesional pendidikan mestinya sadar, program mutu di dunia komersial tidak bisa dijalankan dalam bidang pendidikan. � Karena proses kerja, budaya dan lingkungan organisasi di kedua bidang sangat itu berbeda. � Para profesional pendidikan harus diberi program mutu yg khusus dirancang untuk dunia pendidikan.
LANJUTAN Salah satu komponen penting prog ram mutu dlm pendi dikan adalah mengembangkan sistem pengukuran yg memung kinkan para profesional pendi dikan mendokumentasikan& menunjukkan nilai tambah pendidikan bagi siswa dan komu nitas nya. � Masya ra kat dan dunia pendidikan mesti mengeliminasi fokus jangka pendeknya. Salah satu ciri dunia modern adalah terjadinya perubahan yg konstan. �
LANJUTAN Perubahan meru pakan hal penting. � Manajemen mutu dpt. membantu sekolah menyesuaikan diri dgn. perubahan melalui cara yg positif & konstruktif. � Penyelesaian yg cepat tidak akan memecahkan persoalan pendidikan masa kini. � Penyelesaian masalah secara cepat sudah pernah dilakukan, & terbukti gagal. � Oleh sebab itu, diperlukan dedikasi, fokus & ke ajegan tujuan dalam memperbaiki mutu pendidikan. �
LANJUTAN Untuk mencapai lingkungan pendi dikanyg bermutu, semua stakeholder pendi dikan mesti memiliki komitmen pd proses transformasi yg sama dalam meningkatkan mutu pendidikan yg berkelanjutan. � Dan mutu pendidikan bisa berkelanjutan, jika memiliki visis, misi, tujuan dan sasaran yang sama antar manajemen puncak dengan para pelaksana di bawahnya. � Oleh karena itu, diperlukan manajemen yg baik dalam peningktan mutu pendidikan yg diharapkan stakeholders dalam hal ini pengguna pendidikan. �
LANJUTAN Sekolah adalah satu dari Tripusat pendidikan yg dituntut untuk mampu men jadi kan outputyg unggul, mengutip pendapat Gorton tentang sekolah ia mengemu kakan, bahwa sekolah adalah suatu sistem organisasi, di mana terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. � Desain organisasi sekolah di dalamnya adalah terdapat tim administrasi sekolah yg terdiri dari sekelompok orang yg bekerja sama dlm. rangka mencapai tujuan oranisasi se kolah. �
LANJUTAN MBS terlahir dgn. beberapa nama yg berbeda, yaitu tata kelola berbasis sekolah (school-based governance), manajemen sekolah mandiri (school self-manegement), dan bahkan juga dikenal dengan school site management atau manajemen yang bermarkas di sekolah (Leung, 2003; Prime Minester, 2003). � Istilah istilah tersebut memang mempunyai pengertian dgn. pene kanan ygsedikit berbeda. �
LANJUTAN Namun, nama tersebut memiliki roh yang sama, yakni sekolah diharapkan dapat menjadi lebih otonom dalam pelaksanaan manajemen sekolahnya, khususnya dalam penggunakaan 3 M nya, yakni man, money, dan material. � Penyerahan otonomi dalam pengelolaan sekolah ini diberi kan tidak lain dan tidak bukan adalah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. � Oleh karena itu, maka Direktorat Pembinaan SMP menamakan MBS sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). �
LANJUTAN Pemikiran ini tidak mereduksi peran pemerintah yg dari tahaun ke tahun diharapkan dpt mengalo kasi kan anggaran untuk pendidikan pada kadar yg makin meningkat. � Secara akademik, masyara kat akan melakukan fungsi kontrol sekaligus pengguna lulusan. � Di sini akunta bilitas sekolah akan teruji. Juga secara proses, berhak mengkritisi kinerja sekolah agar lembaga milik publik ini tidak keluar dari tugas pokok & fungsi utamanya �
TERIMA KASIH Dr. Drs. La Ode Hasiara, S. E, M. M. , M. Pd. , Ak. , CA. , Ph. D. HP. 085 33 44 11 262 atau 08 12 49 999 262
- Slides: 32