LAFADZ DARI SEGI TERANG DAN SAMAR Oleh Asep

  • Slides: 44
Download presentation
LAFADZ DARI SEGI TERANG DAN SAMAR Oleh : Asep Suryanto

LAFADZ DARI SEGI TERANG DAN SAMAR Oleh : Asep Suryanto

Zhahir Dilalah suatu lafazh yang menunjuk kepada makna yang dikehendaki oleh shighat (bentuk) lafazh

Zhahir Dilalah suatu lafazh yang menunjuk kepada makna yang dikehendaki oleh shighat (bentuk) lafazh itq sendiri. : untuk memahami makna dari lafazh tersebut tidak tergantung kepada suatu hal dari luar

Khafiyud Dilalah lafazh yang penunjukannya kepada makna yang dikehendaki bukan oleh shighat itu sendiri,

Khafiyud Dilalah lafazh yang penunjukannya kepada makna yang dikehendaki bukan oleh shighat itu sendiri, akan tetapi karena tergantung sesuatu dari luar Ketergantungannya kepada sesuatu dari luar karena adanya kekaburan pengertian pada lafazhnya.

Zhahirud Dilalah Khafiyud Dilalah Dzahir Khafi Nash Musykil Mufassar Mujmal Muhkam Mutasyabbih

Zhahirud Dilalah Khafiyud Dilalah Dzahir Khafi Nash Musykil Mufassar Mujmal Muhkam Mutasyabbih

Zhahir qmakna yang dikehendaki dan segera dapat dipahamkan dari lafaz. qlafazh yang menunjuk kepada

Zhahir qmakna yang dikehendaki dan segera dapat dipahamkan dari lafaz. qlafazh yang menunjuk kepada suatu makna yang dikehendaki oleh shighat lafazh itu sendiri, tetapi bukanlah makna itu yang dimaksud oleh siyaqul kalam, qlafazh tsb masih dapat dita'wilkan, ditafsirkan dapat dinasakhkan pada masa Rasulullah saw

Contoh makna Zhahir Makna dzahirnya : halalnya mengawini wanita-wanita yang disenangi. Makna sebenarnya (makna

Contoh makna Zhahir Makna dzahirnya : halalnya mengawini wanita-wanita yang disenangi. Makna sebenarnya (makna siyaqul kalam) ialah membatasi jumlah wanita yang boleh dikawini, yaitu 4 orang sekali pegang.

Makna dzahir : kewajiban mentaati perintah Rasulullah saw. dan keharusan meninggalkan larangannya Makna sebenarnya

Makna dzahir : kewajiban mentaati perintah Rasulullah saw. dan keharusan meninggalkan larangannya Makna sebenarnya (siyaqul kalam) : mengaitkan hubungannya dengan ayat yang sebelumnya, bahwa itu menerangkan bagian harta rampasan perang yang telah diberikan oleh Rasulullah kepada para pejuang agar diterimanya, sedang yang tidak dibagikan kepada mereka agar ditinggalkannya

Hukum lafadz zhahir : qwajib diamalkan sesuai dengan makna yang dikehendakinya, selama tidak ada

Hukum lafadz zhahir : qwajib diamalkan sesuai dengan makna yang dikehendakinya, selama tidak ada dalil yang menafsirkan, menta'wilkan atau menasakhkannya. qkeadaan mutlaq, maka tetap dalam kemutlakannya, qkeadaan umum maka ia tetap dalam keumumannya, selama tidak ada dalil yang mentakhshishkannya, qhendaklah diartikan menurut makna hakikat, selama tidak ada qarinah yang memaksa untuk dialihkan kepada makna majazi.

Nash qlafazh yang menunjuk kepada suatu makna yang dikehendaki baik oleh lafazh itu sendiri

Nash qlafazh yang menunjuk kepada suatu makna yang dikehendaki baik oleh lafazh itu sendiri maupun oleh siyaqul kalam, qmasih dapat dita'wilkan, ditafsirkan dinasakh di masa Rasulullah saw.

Nash Makna yang dikehendaki baik oleh lafazh itu sendiri maupun siyaqul kalam secara asli

Nash Makna yang dikehendaki baik oleh lafazh itu sendiri maupun siyaqul kalam secara asli : batasan seorang laki-laki dalam mengawini wanita hanya sampai 4 orang wanita saja.

Hukum lafadz Nash : qwajib diamalkan sesuai dengan makna yang dikehendakinya, selama tidak ada

Hukum lafadz Nash : qwajib diamalkan sesuai dengan makna yang dikehendakinya, selama tidak ada dalil yang menafsirkan, menta'wilkan atau menasakhkannya. qkeadaan mutlaq, maka tetap dalam kemutlakannya, selama tidak ada yang mentaqyidkannya. qkeadaan umum maka ia tetap dalam keumumannya, selama tidak ada dalil yang mentakhshishkannya, qhendaklah diartikan menurut makna hakikat, selama tidak ada qarinah yang memaksa untuk dialihkan kepada makna majazi.

Mufassar qlafazh yang menunjuk kepada makna sebagaimana dikehendaki oleh shighat lafadz itu sendiri dan

Mufassar qlafazh yang menunjuk kepada makna sebagaimana dikehendaki oleh shighat lafadz itu sendiri dan siyaqul kalam, qtidak dapat ditakwilkan ditafsirkan selain oleh Syari’ itu sendiri dan qdapat menerima nasakh pada zaman Rasulullah SAW.

Klasifikasi bidzatihi kejelasan makna yang dikehendaki oleh shigat lafadz dan siyaqul kalarn tanpa memerlukan

Klasifikasi bidzatihi kejelasan makna yang dikehendaki oleh shigat lafadz dan siyaqul kalarn tanpa memerlukan penjelasan dari luar lafazh itu bighairihi kejelasan maknanya dikarenakan adanya penjelasan dari nash qath'i yang lain di luar lafazh itu Mufassar

Mufassar Bidzatihi

Mufassar Bidzatihi

Mufassar Bidzatihi

Mufassar Bidzatihi

Mufassar Bighairihi

Mufassar Bighairihi

Muhkam qlafazh yang menunjuk kepada makna sebagaimana dikehendaki oleh shighat lafazh itu dan siyaqul

Muhkam qlafazh yang menunjuk kepada makna sebagaimana dikehendaki oleh shighat lafazh itu dan siyaqul ka. Iam, qtidak dapat ditakwilkan, ditafsirkan, dan dinasakh pada waktu Rasulullah SAW masih hidup.

Muhkam

Muhkam

Martabat Dzahirud Dilalah Zhahir Nash

Martabat Dzahirud Dilalah Zhahir Nash

Nash Mufassar

Nash Mufassar

Kasus : saksi yang pernah menuduh zina tetapi sdh taubat Mufassar Muhkam

Kasus : saksi yang pernah menuduh zina tetapi sdh taubat Mufassar Muhkam

Khafiy q lafazh yang penunjukan kepada maknanya jelas, q tetapi penerapan maknanya kepada sebagian

Khafiy q lafazh yang penunjukan kepada maknanya jelas, q tetapi penerapan maknanya kepada sebagian satuannya terdapat kekaburan yang bukan disebabkan oleh lafazh itu sendiri. q Misalnya keadaan sebagian satuannya mempunyai nama yang khash atau mempunyai sifat yang berbeda dengan satuan yang lain sehingga menimbulkan keraguan untuk dimasukkan kepada makna yang umum dari lafazh tersebut

Khafiy

Khafiy

Musykil qlafazh yang shighatnya sendiri tidak menunjukkan kepada makna yang dikehendaki, qharus ada qarinah

Musykil qlafazh yang shighatnya sendiri tidak menunjukkan kepada makna yang dikehendaki, qharus ada qarinah dari luar agar menjadi jelas apa yang dikehendakinya

Klasifikasi Sebab Lafadh Musytarak lafazh yang diciptakan untuk beberapa arti sedang shighatnya sendiri tidak

Klasifikasi Sebab Lafadh Musytarak lafazh yang diciptakan untuk beberapa arti sedang shighatnya sendiri tidak menunjukkan makna tertentu. Dua lafazh yang saling berlawanan Kedua nash itu jelas dalalahnya, tidak ada kesukaran sedikit pun. Akan tetapi kemusykilannya terletak dalam mentaufiqkan (mengkompromikannya) antara kedua nash yang saling berlawanan itu. Musykil

Musykil Musytarak

Musykil Musytarak

Musykil Musytarak

Musykil Musytarak

Musykil : Dua lafazh yang saling berlawanan

Musykil : Dua lafazh yang saling berlawanan

Mujmal qlafazh yang sighatnya sendiri tidak menunjukkan makna yang dikehendaki dan tidak pula didapati

Mujmal qlafazh yang sighatnya sendiri tidak menunjukkan makna yang dikehendaki dan tidak pula didapati qarinah lafzhiyah (tulisan) atau haliyah (keadaan) yang menjelaskannya. qsetiap lafazh yang tidak dapat dipahamkan maksudnya dengan sendirinya, bila tidak disertai qarinah yang dapat menyampaikan maksud tersebut,

Klasifikasi sebab kemujmal-an : Lafazh Musytarak yg sulit ditentukan artinya Makna lafazh yang menurut

Klasifikasi sebab kemujmal-an : Lafazh Musytarak yg sulit ditentukan artinya Makna lafazh yang menurut makna lughawi (bahasa) itu dipindah oleh Syari‘ kepada makna yang pantas untuk istilah syari‘at Makna lafazh-lafazh yang menurut makna yang umum itu dipergunakan oleh Syari' sendiri untuk suatu makna yang khusus

q. Apabila Syari' mendatangkan penjelasan (bayan) untuk lafazh Mujmal dengan bayan yang sempurna lagi

q. Apabila Syari' mendatangkan penjelasan (bayan) untuk lafazh Mujmal dengan bayan yang sempurna lagi qath'i, q. Lafazh Mujmal tersebut tergolong lafazh Mufassar, q. Seperti bayan yang datang secara teperinci terhadap perintah shalat, zakat, haji dan lain sebagainya.

q. Apabila Syari' mendatangkan suatu bayan untuk lafazh Mujmal, sedang bayan itu tidak cukup

q. Apabila Syari' mendatangkan suatu bayan untuk lafazh Mujmal, sedang bayan itu tidak cukup untuk menghilangkan kemujmalannya, maka lafazh Mujmal tersebut tergolong lafazh Musykil qterbukalah jalan untukmembahas dan berijtihad guna menghilangkan kemusykilannya. qbayannya tidak tergantung kepada Syari', melainkan sudah memadai untuk ijtihad dari seorang mujtahid.

QS. al Baqarah 275 dijelaskan dg hadits berikut :

QS. al Baqarah 275 dijelaskan dg hadits berikut :

Mutasyabbih q lafazh yang shighatnya sendiri tidak menunjukkan kepada makna yang dikehendaki , q

Mutasyabbih q lafazh yang shighatnya sendiri tidak menunjukkan kepada makna yang dikehendaki , q tidak didapati pula qarinah-qarinah dari luar yang menjelaskannya. q Syari‘ sendiri memandang tidak perlu diketahui orang, maka tidak dijelaskannya.

Mutasyabbih

Mutasyabbih

Tanggapan Ulama : QS. Ali Imran, 3 : 7

Tanggapan Ulama : QS. Ali Imran, 3 : 7