l l l Prinsip sama dengan kromatografi lapis

  • Slides: 30
Download presentation

l l l Prinsip sama dengan kromatografi lapis tipis Dilaksanakan dalam suatu kolom yg

l l l Prinsip sama dengan kromatografi lapis tipis Dilaksanakan dalam suatu kolom yg diisi dg fase stasioner yg porous Digunakan cairan sbg fase mobil u/mengelusi komponen sampel keluar dari kolom Kolom digunakan untuk memurnikan senyawa / pemisahan campuran Dapat diterapkan pada skala besar

1. 2. 3. Eluent, berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel masuk ke

1. 2. 3. Eluent, berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel masuk ke dalam kolom pemisah. Pompa, berfungsi untuk mendorong eluent dan sampel masuk ke dalam kolom. Kecepatan alir ini dapat dikontrol dan perbedaan kecepatan bisa mengakibatkan perbedaan hasil. Injektor, tempat memasukkan sampel dan selanjutnya sampel dapat didistribusikan masuk ke dalam kolom.

4. 5. 6. Kolom pemisah, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel. Keterpaduan

4. 5. 6. Kolom pemisah, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel. Keterpaduan antara kolom dan eluent bisa memberikan hasil/puncak yang maksimal, begitu pun sebaliknya, jika tidak ada "kecocokan", maka tidak akan memunculkan puncak. Detektor, berfungsi membaca ion yang lewat ke dalam detektor. Rekorder data, berfungsi merekam dan mengolah data yang masuk

JENIS KROMATOGRAFI KOLOM l l Kromatografi Adsorbsi, komponen yg dipisahkan scr selektif teradsorbsi pd

JENIS KROMATOGRAFI KOLOM l l Kromatografi Adsorbsi, komponen yg dipisahkan scr selektif teradsorbsi pd permukaan adsorben yg dipakai u/bhn isian kolom. Kromatografi Partisi, komponen mngalami partisi antara lapisan cairan tipis pd penyangga padat yg bertindak sbg fase stasioner & eluen yg bertindak sbg fase gerak (mobil). Kromatografi Pertukaran Ion, memisahkan komponen yg berbentuk ion yg terikat pd penukar ion sbg fase stasioner scr selektif akan terlepas/terelusioleh fase mobil. Kromatografi Filtrasi Gel, kolom diisi dg gel yg permeabel sbg fase stasioner, dan pemisahan berlangsung spt proses pengayakan yg didasarkan pd ukuran molekul dr komponen yg dipisahkan.

KROMATOGRAFI ADSORBSI l Zat padat sbg adsorben / fase stasioner ü ü Alumina &

KROMATOGRAFI ADSORBSI l Zat padat sbg adsorben / fase stasioner ü ü Alumina & silika gel paling populer Urutan dr kemampuan adsorbsi bsr ke kcl : § § § § Alumina Charcoal Silika gel Magnesium Kalium karbonat Sukrosa Starch Selulosa

l Zat cair sbg fase mobil ü ü ü Zat pelarut yg mampu mlakukn

l Zat cair sbg fase mobil ü ü ü Zat pelarut yg mampu mlakukn elusi terlalu cepat tdk mampu memisahkan dg baik Elusi yg terlalu lambat mnyebabkan waktu retensi yg trlalu lama Golongan pelarut yg diurutkan dg dasar kenaikan adsorbilitasnya pd kolom alumina : § Perfluorokarbon § Hidrokarbon jenuh § Hidrokarbon tak jenuh § Halida & eter § Aldehid & keton § Alkohol & thiol § Asam & basa

l Kolom kromatografi bekerja berdasarkan skala yang lebih besar menggunakan material terpadatkan pada sebuah

l Kolom kromatografi bekerja berdasarkan skala yang lebih besar menggunakan material terpadatkan pada sebuah kolom gelas vertikal.

PENGISIAN & CARA KERJA KOLOM l l Pemasukan absorben kedlm kolom. Kepadatan diseragamkan dg

PENGISIAN & CARA KERJA KOLOM l l Pemasukan absorben kedlm kolom. Kepadatan diseragamkan dg vibrator/plunger/ dlm bntuk larutan (slurry) & partikelnya dibiarkan mngendap. Fungsi glass wool di atas & dasar kolom sbg penyangga isian. Kecepatan elusi dibuat konstan 1 cm/mnt

l Penggunaan kolom Ø u/memisahkan campuran dari dua senyawa dg membuat larutan jenuh dari

l Penggunaan kolom Ø u/memisahkan campuran dari dua senyawa dg membuat larutan jenuh dari campuran menggunakan pelarut yang lebih disukai dalam kolom. Ø Membuka kran penutup untuk membiarkan pelarut yang sudah berada dalam kolom mengering sehingga material terpadatkan rata pada bagian atas Menambahkan larutan secara hati-hati dari bagian atas kolom. Kmdn kran dibuka kembali sehingga senyawa campuran akan diserap pada bagian atas material terpadatkan, sehingga akan tampak seperti gambar brkt ini: Ø

l l Selanjutnya ditambahkan pelarut baru melalui bagian atas kolom & cegah sedapat mungkin

l l Selanjutnya ditambahkan pelarut baru melalui bagian atas kolom & cegah sedapat mungkin jangan sampai merusak material terpadatkan dalam kolom. Kmdn kran dibuka, supaya pelarut dapat mengalir melalui kolom Pelarut dikumpulkan dalam satu gelas kimia atau labu dibawah kolom. Pelarut mengalir kontinyu, shg tetap ditambahkan pelarut baru dari bagian atas kolom sehingga kolom tidak pernah kering.

l Fase stasioner berupa cairan, fase mobil dpt brp : Ø Ø l Cairan

l Fase stasioner berupa cairan, fase mobil dpt brp : Ø Ø l Cairan (HPLC = High Performance Liquid Chromatography) Gas (GLC = Gas Liquid Chromatography) Kelebihan HPLC : Ø Ø Ø Ø Daya ulangnya lebih baik. Dari data kelarutan, hslnya dapt diprediksikan Dpt menghasilkan puncak yg simetris dan lebih tajam u/senyawa yg stabilitas thd suhu terbatas Mrpkn teknik analisis yg peka & dpt memisahkan senyawa yg sangat serupa dg resolusi yang baik. Waktu pemisahan singkat 5 -10 mnt U/analisa kuantitatif

FASE STASIONER l Ada 2 tipe bhn isian yaitu : Ø Ø l l

FASE STASIONER l Ada 2 tipe bhn isian yaitu : Ø Ø l l Pellicular beads o Bgn dlm padat tdk berpori o Dr silika Microporous particle § Ukurannya kcl 3 -10 mm shg luas prmukaan besar § Effisiensi tinggi krn jmlh plat teoritik 10. 000 dlm kolom 25 cm. Pelarut lebih polar sbg fase stasioner (= kromatografi fase normal) Pelarut non polar (krom fase terbalik)

HPLC FASE NORMAL (Kolom dan pelarut) a. Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat

HPLC FASE NORMAL (Kolom dan pelarut) a. Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4. 6 mm (dan mungkin kurang dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm. b. Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom.

l Fase balik HPLC a. ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar

l Fase balik HPLC a. ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. b. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti metanol.

KOLOM l Panjang 10 -25 cm dan diameter 4, 5 -5, 0 mm yg

KOLOM l Panjang 10 -25 cm dan diameter 4, 5 -5, 0 mm yg diisi dg fase stationer berukuran rata-rata 5 -10 mmdr bahan stainless steel

DETEKTOR l l Mempunyai sensitivitas yg tinggi Bersifat linear u/jangka konsentrasi tertentu Dapat mendeteksi

DETEKTOR l l Mempunyai sensitivitas yg tinggi Bersifat linear u/jangka konsentrasi tertentu Dapat mendeteksi eluent tanpa mempengaruhi resolusi kromatogam Tdk terlalu peka terhadap perubahan berbagai parameter terutama suhu & tekanan

MACAM DETEKTOR l Detektor UV ü ü l Sebagian senyawa punya serapan khusus di

MACAM DETEKTOR l Detektor UV ü ü l Sebagian senyawa punya serapan khusus di daerah UV & sinar tampak Pengukuran scr kuantitatif berdasar hk Lambert-Beer yg mngubkan besaran absorbansi dg konsentrasi solute. Hrs digunakan sinar monoromatik/dg panj. gel sempit (2 -4 nm) Tipe detektor dg daerah deteksi UV (200 -400 nm) dan sinar tampak (400 -700 nm) tlh ada shg dpt mndeteksi hmpr semua senyawa organik. Detektor Fluoresensi Ø Ø u/senyawa yg fluoresen Bersft spesifik dan lbh selektif Sgt peka & dpt mndeteksi kdar senyawa yg sgt kcl spt aflatoksin, seny aromatik berinti byk, vitamin ttt & derivat asam amino Kelemahannya krn kepekaan thd senyawa asing sbg kontaminan dlm eluen yg dpt mngganggu kuantifikasi senyawa yg diukur.

l Detektor Konduktivitas ü ü ü l Detektor Indeks Refraksi v v l Prinsip

l Detektor Konduktivitas ü ü ü l Detektor Indeks Refraksi v v l Prinsip kerja mngukur konduktivitas eluen dari kolom u/mngukur senyawa yg bersft ionik Perlu dihindari pnggunaan buffer ion krn mpnyai konduktivitas yg tinggi Prinsip krja perubahan nilai indeks refraksi dr suatu cairan yg mngalir u/ analisis gula dan lemak Detektor FID (Flame Ionization Detector) ü ü ü Senyawa pelarut dihilangkan dahulu Dianalisa senyawa yg target Eluen dr kolom dialirkan pd permukaan kawat ke evaporator kmdn ke alat pirolisis dan ke FID

Diagram alir HPLC

Diagram alir HPLC

Waktu retensi l l l Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom

Waktu retensi l l l Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda.

Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung pada: l l tekanan

Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung pada: l l tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut) kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada ukuran partikel) komposisi yang tepat dari pelarut temperatur pada kolom