KULTUR TEKNIS MERUBAH PARADIGMA KELIRU PENGENDALIAN HAMA DAN
KULTUR TEKNIS MERUBAH PARADIGMA KELIRU PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PARADIGMA ORIENTASI FOKUS ORIENTASI PEMBERANTASAN OPT Membunuh atau mematikan OPT hama/penyakit tidak ada gangguan pada tanaman PENGENDALIAN OPT Menekan populasi hama/ OPT penyakit tdk ada serangan PENGENDALIAN OPT Menekan populasi hama/ OPT, TERPADU (PHT=IPC) penyakit melalui penggabungan AGROEKOSISTEM cara pengendalian PENGELOLAAN OPT Mengelola populasi hama/ OPT, (IPM) penyakit berasas prinsip ekologi AGROEKOSISTEM PERTANIAN BERLANJUT Merencanakan agroekosistem AGROEKOSISTEM, populasi OPT di bawah ambang ekonomi OPT
� Merubah paradigma pengendalian OPT: �Dari: mengendalikan setelah terjadi serangan OPT, Menjadi: merencanakan agroekosistem sehingga populasi OPT di bawah ambang ekonomi (serangan OPT tidak menimbulkan kerugian secara ekonomi) �Dari: berfokus pada OPT, Menjadi: berfokus pada agroekosistem � Kegiatan budidaya/bercocok tanaman apapun yang dilakukan dengan tujuan agar populasi HPT tidak menyebabkan terjadinya serangan yang merugikan secara ekonomi
� Penggunaan/pemilihan benih/bibit yang sehat � Pengolahan tanah � Sanitasi � Pemupukan � Pengairan � Tanam serempak � Rotasi/pergiliran tanaman dan tumpang sari � Penanaman tanaman perangkap, cover crop dll
� Benih atau bibit merupakan awal populasi � Benih/bibit yang tidak sehat kondisi predisposisi untuk terjadinya serangan OPT � Benih/bibit sakit sumber inokulum bagi populasi tanaman � Contoh OPT yang dapat ditularkan melalui benih/bibit: �Penyakit bulai (Sclerospora maydis) pada jagung �Penyakit akar gada (Plasmodiophora brassicae) pada kubis-kubisan �Banyak penyakit virus pada berbagai tanaman
� Ditujukan terhadap hama yang dalam siklus hidupnya mempunyai fase di dalam tanah �Contoh : Larva famili Scarabaeidae (lundi), larva penggerek batang padi putih (pada pangkal padi) yang berdiapause � Patogen yang ada di dalam tanah akan terekspose sinar matahari dan mati
TUJUAN SANITASI ADALAH MEMBERSIHKAN AGROEKOSISTEM DARI SISA TANAMAN SAKIT ATAU APAPUN AGAR TIDAK MENJADI SUMBER INOKULUM BAGI TANAMAN BUDIDAYA KEGIATAN SANITASI DAPAT BERUPA: { � Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman sakit terdahulu atau gulmanya � Pencabutan tanaman terserang
Contoh pentingnya sanitasi: � Sisa tanaman sakit atau tanaman sakit dapat menjadi sumber inokulum bagi tanaman lain yang tumbuh di sekitarnya � Klamidospora dan struktur lain dari Fusarium oxysporum mampu bertahan dalam tanah walau tidak ada inang sampai puluhan tahun ! � Sisa-sisa akar kelapa sawit yang terserang Ganoderma sp. dapat menjadi sumber inokulum dan menjadi ancaman bagi tanaman kelapa sawit baru sampai dengan lebih dari 10 tahun tanaman sakit dicabut tanpa sanitasi yang benar
Contoh pentingnya sanitasi: � Pembersihan kelompok telur pada permukaan batang, pemusnahan larva penggerek dalam batang dapat menekan gangguan beberapa hama pada tanaman lada.
� Pemupukan yang berimbang dengan kebutuhan tanaman antara N, P, K dan unsur mikro → tanaman sehat → tahan serangan hama � Pemupukan yang benar diberikan atas dasar kebutuhan tanaman. � Pemupukan yang salah justeru dapat mening katkan kejadian/intensitas serangan OPT: �Tanaman padi yang kelebihan unsur nitrogen (N) kejadian serangan wereng meningkat
PEMUPUKAN � Paradigma pemupukan yang benar bukanlah memberikan hara bagi tanaman, melainkan menjaga agar tanah tetap berada dalam kondisi yang mampu menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. � Kondisi tersebut akan tercapai apabila: �Kandungan bahan organik cukup �Dalam tanah terdapat unsur biotik, terutama meliputi flora dan fauna yang berperan dalam sistem degradasi bahan organik dan siklus hara
PEMUPUKAN � Penambahan organik ke dalam tanah, terutama dalam bentuk kompos yang sudah jadi, sering dilaporkan dapat mengurangi kejadian hama dan penyakit tanaman. � Hal itu karena: �Memperbaiki sistem siklus hara tanaman tumbuh lebih sehat dan tahan serangan OPT �Mengundang flora dan fauna saprob yang diantaranya merupakan musuh alami hama dan penyakit serangannya terkendali secara alami
� Secara langsung : Scirpophaga innotata, Nymphula depunctalis � Secara tidak langsung : perubahan iklim mikro terutama RH
� Penggenangan selama beberapa hari dapat menyebabkan kondisi tanah anerob beberapa patogen menjadi mati karenanya, misalnya: nematoda dan beberapa jamur aerobik � Penggenangan yang diulang-ulang (dikombinasi dengan pengeringan) dapat meningkatkan efektivitas pengendalian � AWAS: pengairan yang berlebihan dapat meningkatkan serangan OPT
� Harus dilaksanakan di areal yang cukup luas, minimal satu hamparan dengan golongan air yang sama � Tujuannya untuk membatasi perkembangbiakan serangga hama � Contoh : � Pengendalian walang sangit → pada padi � Pengendalian lalat kacang → pada kedelai (menyerang kotiledon kedelai) � Pengendalian ini secara tidak langsung mengurangi populasi, yaitu memeratakan serangan per petak (dikonsentrasikan pada petak yang banyak makanannya)
� Pergiliran tanaman merupakan bentuk peningkatan keanekaragaman (biodiversitas) tanaman dalam dimensi waktu. � Dengan pergiliran tanaman juga dapat memutus siklus perkembangan OPT � Sangat efektif pada serangga-serangga monofag � Pergiliran tanaman akan lebih efekfif mengendalikan populasi OPT apabila tanaman digilir/diganti dengan tanaman yang jauh kekerabatannya (lain famili).
� Contoh-contoh kasus: �Bila pada petak tanaman kubis terserang akar gada setelah panen diulang tanaman kubis yang kedua tsb dapat tidak panen, karena serangan akar gada meningkat hebar. �Tetapi apabila setelah kubis I (terserang akar gada) diselingi tanaman bawang kemudian kubis II, kubis II bisa panen dengan intensitas serangan < kubis I. �Hal itu terjadi, karena: Pergiliran dgn tanaman bawang siklus akar gada terputus (tan bawang bukan inang akar gada) Ekstrak akar tanaman bawang memiliki efek fungistasis kepada Plasmodiophora brassicae populasi menurun
� Merupakan peningkatan biodiversitas tanaman dalam dimensi ruang � Tanaman perangkap yang digunakan adalah varietas/tanaman yang paling rentan ditanam lebih dahulu � Cover crop atau tanaman lain dapat berfungsi sebagai tempat berlindung atau sumber enersi bagi musuh alami � Menanam minimal dua jenis tanaman di lahan yang sama dalam barisan-barisan (tumpang sari) � Contoh : Tumpang sari antara kubis dan tomat dapat mengurangi populasi Plutella xylostella
� Jarak tanam 75 x 40 cm dilaporkan dapat mengurangi kejadian penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani) dibanding dengan jarak tanam yang lebih rapat � Sistem tanam jajar legowo banyak dilaporkan menguangi serangan hama dan penyakit pada tanaman padi, karena: �Efisiensi penerimaan sinar matahari tinggi tanaman menjadi lebih sehat �Mikroklimat lebih kondusif (RH rendah, sirkulasi udara baik dsb. ) OPT tertekan
� Panen lebih awal dengan memetik semua buah masak yang terserang 15 – 30 hari menjelang panen besar, dapat mengurangu serangan bubuk buah kopi yg disebabkan oleh Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae) � Memperpendek daur petik daun teh dari 7 hari sekali menjadi 5 hari sekali, dapat menurunkan intensitas penyakit cacar daun teh (exobasidium vexsans)
� Membiasakan pengendalian OPT secara bercocok tanam dapat merubah paradigma pengendalian OPT � Merencanakan agroekosistem dengan baik dan benar dalam hamparan berarti: �Menciptakan agroekosistem yang mapan dan mampu mengendalikan populasi OPT di bawah ambang ekonomi �Secara “otomatis” menekan populasi OPT “tanpa melakukan” pengendaian OPT. � Pengendalian OPT secara bercocok mengurangi biaya pengendalian OPT
- Slides: 21