KULTUR JARINGAN Kultur jaringan merupakan metode isolasi bagian
KULTUR JARINGAN Kultur jaringan : merupakan metode isolasi bagian tanaman ( sel, jaringan, organ), kemudian ditumbuhkan pada media buatan dalam wadah tembus pandang dan kondisi aseptic, sehingga bagian 2 tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan tumbuh menjadi tanaman lengkap ( plantlet). Atau metode memperbanyak/menumbuhkan sel /jaringan tanaman pada media yang mengandung zat hara yang sesuai dengan kebutuhan sel/jaringan tanaman secara in-vitro Dasar : Teori sel dan teori Totipotensi Sel ( Schleiden & Schwann , 1838) Teori sel : Sel tumbuhan/hewan merupakan suatu kesatuan biologis yang terkecil yang mampu mengadakan segala aktivitas yang berhubungan dengan kehidupan.
Teori Totipotensi sel : Setiap sel hidup mempunyai potensi /kemampuan genetik secara otonom untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna bila ditumbuhkan pada lingkungan yang sesuai. Kultur jaringan mulai dikembangkan tahun 1902 oleh Haberlandt Prinsip dasar dalam melakukan kultur jaringan : 1. Peralatan dan media harus steril dan aseptic 2. Nutrisi pada media harus tersediacukup dan seimbang 3. Dilakukan preservasi sel Tahapan kultur jaringan : 1. Preparasi media kultur dan eksplan/ bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan) yang digunakan untuk memulai suatu kultur 2. Penanaman dalam kultur/media in-vitro 3. Organogenesis (pertumbuhan akar dari kuncup jaringan kalus) 4. Amplifikasi anakan 5. Penanaman dalam tanah/aklimatisasi
Preparasi media kultur Media terdiri dari : zat anorganik ( mikro dan makro) , asam amino esensiil ( Glutamin, serin), gula, vitamin, hormon ( sitokinin, auksin). Media yang banyak digunakan : media dasar Murashige & Sknoog ( media MS) , mengandung garam mineral yang tinggi, NO 3 -, NH 4+ Syarat eksplan : 1. Jaringan yang masih muda ( primordia) 2. Sel-selnya bersifat meristematis ( belum mengalami diferensiasi) misalnya : sel mesofil, stomata pada daun, kambium, ujung akar Amplifikasi anakan bisa dilakukan dengan metode Overplanting yaitu pemindahan tanaman dari botol kultur ke botol lain yang mengandung media baru yang komposisinya sama, dan bibit yang ditanam lebih sedikit jumlahnya. Tujuan: supaya p. H tetap stabil dan nutriennya cukup untuk pertumbuhan tanaman. 1.
Tahapan kultur jaringan
Penerapan kultur jaringan dalam bidang industri biotek : 1. Perbanyakan tanaman secara massal dengan waktu relatif singkat dengan menggunakan bahan tanaman (eksplan) yang berukuran kecil ( 1 s/d 10 mm) 2. Menghasilkan bibit tanaman bebas pathogen dan menyelamatkan klon dari kepunahan. 3. Seleksi tanaman terhadap kondisi tertentu ( ph dan tingkat salinitas) 4. Koleksi dan konservasi plasma nutfah 5. Mendapatkan mutan yang sesuai dengan harapan (unggul, tahan terhadap kekeringan, tahan terhadap kadar mineral /Al tinggi 6. Menghasilkan senyawa sekunder yang diperlukan untuk kesehatan /farmasi, misalnya saponin , glikosida, aldehid, pigmen 7. Penyimpanan jangka panjang plasma nuftah, sehingga memberikan bahan genetik yang stabil, mengurangi ruang penyimpanan , menurunkan biaya pemeliharaan.
Pada pembiakan in-vitro terjadi perubahan morfologis dan fisiologis yang dipengaruhi oleh beberapa factor. Pada pembiakan in-vitro terjadi berbagai proses pertumbuhan yaitu: morfogenesis, organogenesis dan embryogenesis. Morfogenesis : proses pembentukan organisme yang dipengaruhi oleh factor internal ( endogen/ genotip) dan factor eksternal (eksogen) yaitu suhu, cahaya, komposisi media, pertukaran gas. Organogenesis : proses terbentuknya organ (pucuk, akar aventif ) dari kalus. Tanaman yang diregenerasikan dari kultur kalus/kultur sel memperlihatkan ekspresi genetic yang tidak selalu stabil, sehingga teknologi ini bisa digunakan sebagai sarana penyediaan keragaman genetic dan pendekatan baru untuk perbaikan tanaman melalui seleksi in-vitro. Embryogenesis : perkembangan embrio lengkap dari sel 2 vegetative yang dihasilkan dari berbagai sumber eksplan yang ditumbhkan pada media kultur jaringan.
- Slides: 8