KTI SELINGKUNG INOBEL OLEH MUH SYUKUR SALMAN Tana
KTI SELINGKUNG INOBEL OLEH MUH. SYUKUR SALMAN Tana Tidung, Kaltara Kamis, 15 Februari 2018
Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan menggunakan tata bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (keilmiahannya).
Ciri-ciri KTI 1. hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan; 2. kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah; 3. kerangka sajiannya mencerminkan penerapan metode ilmiah; dan 4. tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah. Syarat Tulisan Ilmiah 1. isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah 2. langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah; dan 3. sosok tampilannya sesuai dan memenuhi syarat sebagai suatu sosok keilmuan.
Bentuk-bentuk KTI 1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian berupa buku, artikel ilmiah atau laporan penelitian tindakan kelas; 2. Karya tulis ilmiah hasil gagasan ilmiah berupa buku atau artikel ilmiah, ; 3. Karya tulis ilmiah hasil terjemahan/ saduran berupa buku terjemahan atau artikel hasil; dan 4. Karya tulis ilmiah prasaran/ ulasan ilmiah pada forum ilmiah berupa naskah/ makalah prasaran pada forum ilmiah. 5. Karya tulis ilmiah dari karya inovatif yang dibuat atau dikembangkan oleh peserta
Contoh Sistematika penulisan Inobel 2016 sebagai berikut: HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR/FOTO DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Manfaat BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep/Teori yang Melandasi Karya Inovasi Pembelajaran: B. Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran BAB III KARYA INOVASI PEMBELAJARAN A. Ide Dasar B. Proses Penemuan/pembaharuan C. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran D. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelaj E. Analisis Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembe F. Desiminasi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Judul Contoh: “ PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG HIDUP RUKUN DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 71 PARE” Judul di atas terdiri dari: 1) Nama karya inovatif: Media Animasi Tematik 2) Masalah: Pemahaman Siswa tentang Hidup Rukun 3) Jumlah Kata: 19 kata
Pendahuluan (1) Latar Belakang; (2) Rumusan Masalah; (3) Tujuan; dan (4) Manfaat. 1) Latar Belakang Latar belakang disusun secara sistematis dengan memaparkan kondisi ideal berdasarkan teori atau kebijakan, kondisi saat ini, gap antara kondisi ideal dengan kondisi saat ini, masalah yang terjadi dan penyebabnya, karya inovatif untuk memecahkan masalah, urgensi karya inovatif yang dikembangkan, dan penegasan tujuan inovasi pembelajaran.
Contoh Latar Belakang Alinea 1 (Kondisi Ideal): Menurut Effendi (2010, hlm. 12) pembelajaran di SD idealnya dilakukan secara tematik dan terpadu sesuai dengan karakteristik peserta didik SD yaitu berpikir konkret dan holistik. . . Alinea 2 (Kondisi Saat Ini dan Masalah): • Pembelajaran yang dilakukan khususnya di SD 71 Parepare belum memerhatikan karakteristik peserta didik SD, pembelajaran didominasi dengan ceramah oleh guru tanpa melibatkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar. Hal ini berakibat pada rendahnya pemahaman peserta didik tentang materi yang sedang dipelajari. . . Alinea 3 (Karya Inovatif): • Pembelajaran tentang pengetahuan konseptual yang bersifat abstrak misalnya Hidup Rukun diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat menjembatani tahap berpikir peserta didik SD dan sesuai dengan karakteristik peserta didik SD. Media pembelajaran yang dimaksud adalah media pembelajaran tematik berbentuk animasi. . . Alinea 4 (Urgensi Karya Inovatif): • Media pembelajaran animasi tematik ini dapat dikembangkan sesuai
Rumusan Masalah disusun sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan pembelajaran yang menyebabkan pencapaian tujuan pembelajaran tidak optimum. Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, tidak memiliki makna ganda, dan dapat dituangkan kedalam kalimat tanya. Rumusan masalah hendaknya menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel (masalah dan karya inovatifnya) dan dapat diuji secara empirik. Contoh: “ Apakah media animasi tematik dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN 71 Parepare tentang Hidup Rukun? ” Tujuan dituliskan menyesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Tujuan berisi poin-poin sasaran yang akan dicapai dari inovasi pembelajaran yang diajukan sehingga urgensi pencapaian tujuan pendidikan nasional diperkirakan dapat dicapai. Contoh: “ Tujuan dikembangkannya karya inovatif berbentuk media animasi tematik ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN 71 Parepare tentang Konsep Hidup Rukun” Manfaat dituliskan dalam bentuk poin-poin yang mungkin diperoleh secara praktis dari implementasi inovasi pembelajaran yang dihasilkan diantaranya manfaat bagi siswa. Contoh: “ Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dalam pembelajaran khususnya konsep Hidup Rukun”
Kajian Pustaka/ Kajian Teori/ Landasan Teori Landasan teori dapat berupa konsep-konsep umum, prinsip-prinsip umum, unsur-unsur yang menjelaskan karya inovatif yang dikembangkan Landasan teori terdiri dari: 1. Konsep/ Teori yang Melandasi Karya Inovasi Pembelajaran, dan 2. Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran. Dalam menuliskan landasan teori, penulis harus menuliskan hasil pemaknaannya pada teori yang dirujuknya. Pemaknaan dapat dilakukan dengan cara mengkritisi, menuliskan kontradiksi, atau menuliskan parafrase dari teori yang dirujuknya.
Contoh 1) Media Animasi Tematik Menurut Ahlan (2012, hlm. 34) media merupakan. . . 2) Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran Berdasarkan landasan teori di atas, penulis telah mengembangkan karya inovatif berbentuk media animasi tematik dengan rancangan sebagai berikut. .
Komponen Karya Inovasi Pembelajaran Ide Dasar Ide dasar berisi tentang konsep dasar (teori) yang digunakan atau dirujuk dalam mengembangkan karya inovasi pembelajaran yang diajukan, jenis inovasi pembelajaran yang dirancang, desain/ rancang bangun, dan definisi operasional dari karya inovasi pembelajaran yang dikembangkan. Definisi operasional merupakan definisi kerja dari karya inovatif yang dikembangkan yang memiliki karakteristik pembeda dengan definisi yang lain, dapat diukur dengan instrumen pengungkap datanya, dan terdapat indikator yang mampu dioperasionalkan. Contoh: “ Menurut Toto (2013, hlm. 45) media animasi merupakan . . Sedangkan Dadang (2016, hlm. 32) menyatakan bahwa pembelajaran di SD idealnya dilakukan secara tematik. Berdasarkan pendapat di atas, penulis telah mengembangkan karya inovatif berbentuk media animasi tematik dengan desain sebagai berikut. . .
Proses Penemuan/ Pembaharuan Bagian ini terdiri dari penjelasan pendekatan kerja yang digunakan meliputi kajian teori pendekatan kerjanya, analisis kebutuhan, deskripsi prototipe produk/ karya, simulasi penggunaan/ penerapan, revisi dan deskripsi model produk revisi, pengujian model, revisi dan deskripsi produk akhir (kalau dilakukan pengujian). Contoh: Karya inovatif berbentuk media animasi tematik ini dikembangkan melalui peneltian dengan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Karnoto (2015, hlm. 56) desain penelitian R & D terdiri dari tahapan sebagai berikut: . . . Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara. . . . Hasil analisis kebutuhan menjadi dasar dikembangkannya prototipe karya berbentuk media animasi tematik sebagai berikut. . . . . Prototipe media animasi tematik diuji secara terbatas melalui simulasi penggunaannya terhadap siswa model yaitu guru-guru SDN Maju Bersama. Simulasi dilakukan dengan cara. . . Berikut hasil uji coba prototipe media animasi tematik bersama guru-guru SDN Maju Bersama. . Berdasarkan temuan ketika dilakukan uji terbatas, prototipe media animasi tematik direvisi menjadi model media animasi tematik sebagai berikut. . . . dll. ”
Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran Bagian ini memaparkan tentang kebermanfaatan karya inovasi pembelajaran yang dibuat dan langkah-langkah atau prosedur penggunaan/ penerapannya. Contoh: “ Media animasi tematik dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang dipelajari dalam pembelajaran tematik khususnya tentang Hidup Rukun jika digunakan sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur penggunaannya. Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan media animasi tematik agar pembelajaran efektif. . . . . . ”
Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran Bagian ini memaparkan tentang teknik pengumpulan data proses dan hasil penggunaan karya inovasi dalam pembelajaran beserta deskripsi data proses dan hasil penggunaan karya inovasi pembelajaran. Contoh: “ Media animasi tematik ini digunakan dalam pembelajaran di kelas IV SDN 71 Parepare tentang tema Hidup Rukun dalam Perbedaan. Data proses berupa penggunaan media animasi tematik dalam pembelajaran yang dikumpulkan dengan teknik observasi menggunakan lembar observasi penggunaan media animasi tematik. Berikut merupakan data-data proses terkait penggunaan media animasi tematik. . . . . Sedangkan data hasil berupa pemahaman konsep siswa tentang hidup rukun yang dikumpulkan dengan teknik tes menggunakan lembar evaluasi tentang Hidup Rukun dalam Perbedaan. Berikut merupakan data -data hasil belajar siswa tentang pemahaman konsep setelah digunakan media animasi tematik dalam pembelajaran. . . ”
Analisis Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran Bagian ini mendeskripsikan hasil pengolahan data dan pemaknaannya berdasarkan analisis data secara kuantitatif dan/ atau kualitatif (bergantung jenis datanya). Contoh: “ Analisis data berupa proses penggunaan media animasi tematik yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif model Miles dan Hubberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) mereduksi data; (2) mendisplay data; dan (3) memverifikasi data. Tahapan pada analisis data kualitatif model Miles dan Hubberman secara rinci dijelaskan sebagai berikut: . . . Analisis data berupa pemahaman konsep siswa tentang hidup rukun dalam perbedaan yang digunakan adalah analisis data secara kuantitatif dengan menghitung rerata kemampuan pemahaman konsep siswa dan menghitung prosentase siswa di atas/ di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rumus sebagai berikut. . . Tingginya kemampuan pemahaman konsep siswa diduga disebabkan oleh media animasi tematik dalam pembelajaran yang telah digunakan secara efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Toto (2016, hlm. 52) yang menyatakan bahwa. . . . . ”
Diseminasi Bagian ini memaparkan tentang teknik diseminasi yang telah atau akan dilakukan untuk menyosialisasikan hasil karya inovasi pembelajaran pada rekan-rekan guru lain dalam lingkup sekolah, gugus/ MGMP, atau lingkup yang lebih besar. Contoh: “ Media animasi tematik ini telah didiseminasikan melalui artikel ilmiah yang dimuat dalam Jurnal Cendekia Parepare. Selain itu, diseminasi juga dilakukan melalui seminar di gugus III Kota Parepare yang diikuti oleh guru-guru dan kepala sekolah di gugus III Kota Parepare. . dll. ”
Penutup Kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh secara empirik dari rumusan masalah berbentuk poin-poin capaian yang diperoleh dari karya inovasi pembelajaran. Poin-poin pada kesimpulan dituliskan sesuai dengan banyaknya rumusan masalah yang telah dirumuskan. Kesimpulan dituliskan berdasarkan data dan pembahasan di Bab IV. Contoh: “ Media animasi tematik dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN 71 Parepare tentang konsep Hidup Rukun dalam Perbedaan. Rerata kemampuan pemahaman konsep siswa setelah digunakan media animasi tematik dalam pembelajaran adalah. . . . , dll. ” Saran dituliskan dalam bentuk spesifik sesuai dengan data atau temuan pada Bab IV berbentuk poin-poin/ catatan praksis yang perlu dilakukan di masa datang yang diperkirakan dapat menyempurnakan karya inovasi pembelajaran yang dikembangkan. Contoh: “ Dalam menggunakan media animasi tematik ini, guru sebaiknya. . . ”
SEKIAN BRO… WASSALAM
- Slides: 19