Konsep Teori Belajar Evolusioner Nama Anggota Octavia Nur
Konsep Teori Belajar Evolusioner Nama Anggota: Octavia Nur Cahyanti (1824090187) Ukhty Hanifah (1824090165) Diah Ambar Pratiwi (1824090184) Nurhayati Purnama Ningsih (1824090154) Rayhan Daffa Ilyassin (1824090168) Dimas Fathur Rahman (1824090164) Waktu Kuliah: Selasa 07. 50 -09. 30
A. Teori Darwin • Seleksi Alam Seleksi alam atau biasa disebut dengan natural selection adalah karya dari Darwin dan yang mempopulerkan karya ini pun Darwin. Konsep seleksi alam terdapat 2 yaitu: 1. Variabilitas, variabilitas disini ditekankan pada aktivitas visual, kekuatan fisik dan dalam kecepatan belajar. Perbedaan-perbedan individualah yang menjadi unsur pokok dalam terjadinya variabilitas ini. 2. Hanya beberapa perbedaan individu yang dapat diwariskan artinya bahwa hanya beberapa sifat atau perbedaan yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya dan seterusnya. Variasi yang disebabkan oleh mutasi genetik atau oleh kejadian lingkungan yang tidak menguntungkan, tidak akan diturunkan ke turunan berikutnya. • Adaptasi diartikan sebagai cara bagaimana individu mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Individu yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
B. Teori Belajar Bolles Robert C. Bolles lahir di Sacramento, California, pada 1928. Dia bekerja di U. S. Naval Radiological Defence Laboratory dekat Fransisco, California. Bolles bergabung dengan Gracia dalam program studi Psikologi di Bakeley dibawah bimbingan Tolman. Masa ini Lewis Petrinovich melakukan eksperimen awal menimbulkan minta Bolles pada teori belajar evolusioner. Pada 1964 dia mengajar di University Washington. Pada 8 April 1994 dia meninggal karena serangan jantung. Bolles menulis lebih dari 160 artikel riset dengan tiga buku teks, termasuk tentang teori belajar dan bekerja sebagai editor Animal learning and Behavior tahun 1981 sampai 1984. A. Konsep Teoritik Utama Bolles • Ekspektasi Pengkondisian ekspektasi dipelajari ketika diberi satu stimulus (CS) akan menimbulkan stimulus lain (US). Pengkondisian operan dan instrumental melibatkan pengembangan ekspektasi respons-stimulus atau R-S.
• Predisposisi Bawaan Bolles menekankan pada ekspektasi S-S dan R-S bawaan (innate) dalam analisis perilaku. Menurut Dojman (1997) berasumsi tentang prinsip ekuipotensialitas empiris menyatakan hukum belajar “berlaku ekual untuk setiap stimulus dan setiap respon”. • Motivasi Membatasi Fleksibilitas Respons Menurut Bolles, organisme mungkin fleksibel dalam hal ekspektasi S-S, eksperimen R-S mungkin lebih terbatas sebab motivasi menghasilkan bias respon. • Argumen Tempat Bolles mengatakan bahwa pemahaman harus diiringi pemahaman sejarah evolusi organisme. Dia mengatakan, hewan punya dorongan untuk belajar atau tidak, tergantung tempat mereka berada dan bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan keseluruhan skema
C. Batas Biologis Robert C. Bolles • Pengkondisian Instrumental Melarikan diri dan menghindar. Organisme mungkin menunjukkan tingkat fleksibilitas respon dan eksplorasi dalam hal mendapatkan makanan dan minuman. Strategi tikus adalah menggunakan pola perilaku yang tepat untuk melindungi dirinya sendiri yang disebut sebagai reaksi defensif spesifik-spesifik (SSDR). • Pengkondisian Operan Bolles, Reley, Cantor dan Duncan (1974) menunjukkan bahwa sermua tikus akan belajar mengantisipasi makanan jika ia disajikan pada jadwal penguatan interval tetap (F 1) (sekali perhari) namun mereka tidak siap untuk mempelajari setrum listrik yang menyakitkan jika setrum itu terjadi pada jadwal F 1 sama. Menurut Bolles tikus dapat diengan mudah lari maju mundur untuk menghindari setrum tetapi mereka kesulitan menekan tuas untuk menghindari setrum. • Autoshaping Bolles (1979) menyatakan bahwa autoshaping melihatkan belajar S-S namun tidak terjadi belajar respon baru. Dia menginterpretasikan perilaku mematuk itu sebagai respon bawaan terhadap stimulus yang karena kontiguitas temporalnya dengan menyajikan makanan mendapatkan properti yang terkait dengan makanan
• Pengkondisian Klasik Di dalam riset Garcia mengidentifikasikan bahwa di dalam suatu spesies, asosiasi tertentu akan lebih mudah dibentuk ketimbang asosiasi lainnya karena adanya sejarah evolusi spesies itu. Karena itu para penulis berpendapat bahwa spesies akan bisa sangat adaptif jika (sebagian besar) organisme dapat belajar menghindari bendasarkan aroma bukan berdasarkan bentuk, warna atau struktur dari makanan atau mimuman yang membuat mereka sakit. • Behaviorisme Biologis Seperti Bolles, Timberlake berpendapat bahwa usaha untuk mengungkap prinsip belajar yang umum dan abstrak cenderung mengabaikan perbedaan spesifik-spesifik dalam kesiapan belajarnya. Jadi jika kita tidak memalami organisme dari prespektif bioevolusi fenomena seperti yang diamati dalam autoshaping atau “misbehaviour” sering dianggap sebagai kesalahan dan membuat kita mungkin menolak teori atau metode lain yang mungkin lebih berguna.
D. Aplikasi Psikologi Evolusioner Dalam Perilaku Manusia Psikologi evolusioner telah di aplikasikan secara luas untuk memahami perilaku manusia. Wilson menyajikan basis biologis dari perilaku sosial manusia. Dia berpendapat bahwa baik itu pikiran manusia atau kultur manusia terus berkembang lantaran hal-hal tersebut membantu kelangsungan hidup manusia. Peran psikologi dalam sintesis baru ini dikemukakan dalam akalah Wilson yang disampaikan pada pertemuan nasional American Psicological Association di Boston pada tahun 1999. 1. Perkembangan Fobia pada manusia, yang berupa rasa takut berlebihan terhadap suatu stimuli seperti ular atau laba-laba, sulit untuk dijelaskan dalam term pengkondisian klasik. Penjelasan evolusioner tentang perkembangan fobia dibawah ini diberikan oleh Lumsden dan Wilson (1981) dan penjelasan ini sesuai dengan konsep kesiapan Seligman “Kesiapan belajar manusia paling jelas dimanifestasikan dalam kasus fobia, yang berupa rasa takut yang disebabkan oleh kombinasi dari beberapa hal. Fobia memberikan respons yang ekstrem. Fobia biasanya muncul dengan seutuhnya setelah ada satu penguatan negatif dan biasanya sulit untuk dihilangkan”.
2. Seleksi Pasangan Dari sudut pandang psikologi evolusioner pemilihan pasangan, banyak standar yang ditransmisikan secara sosial sebenarnya adalah standar buatan. Banyak standar sosial sebenarnya dengan daya tarik bisa berubah-ubah: misalnya, standar gaya rambut, riasan wajah, gaya pakaian, dan bahkan bentuk tubuh, semuanya bisa berubah. Bagi psikolog evolusioner, harus ada kriteria seleksi pasangan yang lebih mendasar ketimbang standar sosial untuk daya tarik fisik di dalam satu kultur dan kriteria ini bersifat universal. Contoh karakteristik itu misalnya sifat pengasih dan pengasuh, subur reproduksinya, pantas jadi pasangan dan orang tua, dan sebagainya. 3. Parenting -Seleksi Kerabat Dipengaruhi Hamilton‘s Rule (Kaidah Hamilton), yang berkaitan dengan kin altruism (alturisme kerabat), yakni tindakan pengorbanan diri tanpa pamrih demi kebutuhan pihak lain.
-Perbedaan Jenis Kelamin (Parenting kebanyakan adalah tugas perempuan) -Kekerasan Keluarga Mengapa? Implikasi penting kaidah Hamilton dan seleksi kerabat secara umum 1. Wanita memiliki lebih banyak “investasi “pada anak ketimbang laki-laki. Barash menjelaskan bahwa “ Telur dibuahi oleh sperma, bukan sebaliknya. Yang hamil adalah wanita. 2. Wanita tidak pernah ragu bahwa anak yang dilahirkannya adalah anaknya sendiri. Sebaliknya, lelaki boleh jadi tidak yakin bahwa bayi itu adalah hasil spermanya. Perilaku kekerasan tidak mungkin diarahkan kepada orang -orang yang memiliki gen yang sama pada kita. Karenanya, kekerasan dalam keluarga, seharusnya jarang terjadi.
4. Altruisme dan Perilaku Moral Reciprocal Altruisme Perilaku Moral Individu membantu tanpa mempunyai hubungan genetik dengan yang dibantu. Diasumsikan: Jika kita membantu orang lain maka suatu saat nanti, orang itu akan membalas pertolongan kita pula. 5. Bahasa Terdiri dari: • Sintaksis, dengan kombinasi frasanya morfologi. • Leksikon, vokal, kaidah fonologi dan struktur fonologi, persepsi ucapan, algoritma dan algoritma belajar. Secara fisik diketahui sebagai sirkuit yang rumit dan mempunyai kemampuan menyampaikan berbagai macam struktur pemikiran dari kepala ke mulut.
E. Pandangan Psikologi Evolusioner tentang Pendidikan Psikologi evolusioner tidak menyumbangkan implikasinya pada teknik pengajaran yang spesifik, tetapi implikasinya pada penentuan kurikulum pendidikan secara umum. Disamping itu, psikologi evolusioner juga percaya bahwa manusia suka belajar hal-hal yang positif menurut kultur yang dianutnya. Misal, manusia mempunyai kemampuan menguasai bahasa, maka sekolah mengajarkan tentang pelajaran bahasa daerah tertentu pada tahap awal pendidikan. Psikolog evolusioner menghindari pandangan “nothing-butism” yakni asumsi bahwa perilaku ditentukan oleh satu faktor saja, bisa ditentukan oleh gen atau oleh lingkungan saja. Menurut psikolog evolusioner, perilaku manusia dipengaruhi oleh kedua faktor secara sekaligus yaitu ditentukan oleh faktor gen dan lingkungan.
F. Evaluasi Psikologi Evolusioner Teori Konsep Keunggulan Kelemahan Evolusioner Perilaku manusia dipengaruhi oleh gen dan lingkungan Kecerdasan adalah sifat genitas yang dimiliki manusia. Mengabaikan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang, padahal aktivitas berulang tersebut dapat meningkatkan pemahaman tentang objek yang diulangi Dominasi lingkungan harus dihindari
Konstribusi Psikologi Evolusioner Psikologi evolusioner membedakan antara proximate explanation dengan ultimate explanation. • Psikologi explanation, merujuk pada stimulus yang dapat diamati dan sejarah belajar organisme. • Ultimate explanation, merujuk pada ciri bawaan perilaku organisme yang dibentuk oleh seleksi alam. Kritik Terhadap Psikologi Evolusioner • Teori evolusi bersifat sirkular karena menurut teori ini adaptasi yang sukses adalah tingkah laku hasil seleksi alam yang bertahan ditiap generasi. • Penjelasan teori evolusioner tentang perilaku yaitu perilaku merupakan doktrin dari pengaruh genetik. • Dalam teori evolusioner, jika suatu perilaku merupakan warisan genetik maka perilaku tidak perlu dipelajari. Jadi semua perilaku dideskripsikan sebagai respon yang tidak dikondisikan.
- Slides: 13