KONSEP PSIKIATRI TENTANG GANGGUAN EMOSI PERILAKU Oleh Dr






























- Slides: 30

KONSEP PSIKIATRI TENTANG GANGGUAN EMOSI / PERILAKU Oleh : Dr. Mardiatmi Susilohati, Sp. KJ(K) BAGIAN PSIKIATRI FAK. KEDOKTERAN UNS 2006

• Gejala emosional atau perilaku merupakan respon peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres. • Perilaku : aspek jiwa yang termasuk impuls, motivasi, harapan, dorongan, instink, dan idaman yang diekspresikan oleh aktivitas motorik seseorang. • Perilaku yang menyimpang seringkali merupakan tanda, gejala atau akibat dari suatu gangguan jiwa.

Gangguan perilaku dapat diakibatkan : Ø Ø Gangguan Perkembangan Gangguan Psikotik Gangguan Akibat Penyalahgunaan Zat Gangguan Nerotik Ø Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa

GANGGUAN PERKEMBANGAN Autisme Masa Kanak Emosi / perilaku yang sering ditemukan adalah kegagalan anak menunjukkan keakraban pada orang tua dan orang lain Menarik diri Gagal mengembangkan empati Aktivitas dan permainan yang monoton Ledakan kemarahan Perubahan emosional tiba-tiba Gaduh gelisah, agresif Perilaku menciderai diri

GANGGUAN PERKEMBANGAN Gangguan Hiperkinetik Perilaku yang menonjol : anak nampak gelisah. - Meninggalkan tempat duduk saat diharapkan untuk tetap duduk - Berlari-lari / memanjat dlsituasi yang tdk tepat - Bicara berlebihan, menjawab tanpa pikir atau sebelum pertanyaan selesai - Kesulitan menunggu giliran - Mengganggu orang lain - Labil secara emosi

GANGGUAN PERKEMBANGAN Gangguan Makan Masa Bayi dan Kanak Dikenal sebagai Gangguan Ruminasi Perilaku yang nampak : anak mengunyah, memuntahkan makanan dari mulut, selanjutnya dikunyah dan ditelan kembali tanpa rasa jijik. Pika Masa Bayi dan Kanak yaitu anak terus menerus makan zat yang tidak bergizi (tanah, serpihan cat, rambut, kain, kertas, dsb).

GANGGUAN PSIKOTIK Skizofrenia Perilaku dipengaruhi oleh jenis skizofrenia. - Skizofrenia Paranoid tergantung dari - - waham (keyakinan yang keliru) - - dan atau halusinasi (gangguan persepsi) penarikan diri dari kehidupan sosial - sikap permusuhan - sikap sombong dan kebanggaan diri - berbicara sendiri - agresi pada diri sendiri atau orang lain

GANGGUAN PSIKOTIK Skizofrenia Katatonik memperlihatkan perilaku yang tidak lazim seperti mempertahankan posisi tubuh tidak bergerak terus menerus, postur yang kaku yang disadari dan menentang usaha untuk digerakkan atau sebaliknya posisi dapat diatur pemeriksa yang kemudian Dipertahankan oleh penderita. Skizofrenia Hebefrenik memperlihatkan aspek emosi yang dangkal dan tidak sesuai, perilaku yang aneh seperti menyeringai, berperilaku kekanakan dan kemampuan merawat diri kurang.

GANGGUAN PSIKOTIK Gangguan Afektif Gangguan afektif dibagi - Gangguan Manik - Gangguan Depresi - Kedua gangguan ini memperlihatkan pola emosi dan - perilaku yang saling bertolak belakang - Gangguan Manik, perilaku yang menonjol adalah Gelisah Lebih banyak berbicara dibanding biasanya Penurunan kebutuhan tidur Meningkatnya aktivitas yang mungkin berakibat buruk

GANGGUAN PSIKOTIK Gangguan Afektif Gangguan Depresi ditandai oleh - - Kehilangan minat atau kesenangan - - Mudah lelah - Penderita nampak sedih terus menerus - Penarikan diri dari lingkungan sosial - Penurunan atau peningkatan nafsu makan - Kurang tidur atau tidur berlebih - Gerakan tubuh dan berbicara menjadi lamban - Pikiran tentang kematian bahkan sampai melakukan bunuh diri.

GANGGUAN AKIBAT PENYALAHGUNAAN ZAT Gangguan emosi / perilaku dapat merupakan dampak langsung dari zat di otak, maupun akibat upaya penderita untuk mendapatkan zat-zat yang akan digunakannya. Membolos sekolah Tindak kriminal (perkelahian, perampokan, kebut-kebutan) Penarikan diri dari hubungan sosial di lingkungan rumah Kehilangan minat terhadap kesenangan Menentang Bicara menyakitkan / caci maki Mudah tersinggung Mencuri atau menjual barang, sampai melacurkan diri.

GANGGUAN NEUROTIK Gangguan Kompulsif Kompulsi didefinisikan sebagai perilaku berulang atau tindakan mental yang berulang sebagai respons terhadap suatu obsesiyang harus dipatuhi secara kaku. Ditujukan untuk mencegah atau menurunkan penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang menakutkan Perilaku ini menyebabkan penderitaan yang jelas; menghabiskan waktu, atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas atau hubungan sosial yang biasanya.

GANGGUAN NEUROTIK Perilaku kompulsif juga dapat ditemukan pada : - - Gangguan Eksplosif Intermiten - Perilaku kegagalan untuk menahan dorongan agresif - yang menyebabkan penyerangan atau menghancurkan - barang-barang, derajat agresivitas yang diekspresikan - jelas diluar proporsi. - - Kleptomania Penderita gagal menahan dorongan untuk mencuri benda yang tidak diperlukan untuk keperluan pribadi atau nilai uangnya. Terjadi peningkatan ketegangan sebelum melakukan pencurian, dan rasa senang, puas, atau reda setelah melakukan pencurian.

GANGGUAN NEUROTIK - Piromania Perilaku menciptakan kebakaran disengaja dimana penderita mengalami ketegangan sebelum tindakan dan senang atau puas, jika menimbulkan kebakaran. - Gangguan Berjudi Patologis Penderita mengalami keinginan berjudi, berulang kali gagal untuk mengendalikan, atau berhenti berjudi. Gelisah atau tdk tenang jika berusaha menghindari atau berhenti berjudi. - Trikotilomania Mencabut rambut sendiri secara berulang yang menyebabkan kebotakan, dimana terjadi ketegangan sebelum mencabut rambut. Penderita akan merasa senang, puas, atau ketegangan mereda jika mencabut rambutnya.

GANGGUAN NEUROTIK Gangguan Trans dan Kesurupan Pada gangguan ini, penderita kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya dimana penderita berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat atau kekuatan lain.

GANGGUAN NEUROTIK Gangguan Makan Anoreksia Nervosa adalah ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang. Bulimia Nervosa adalah perasaan hilang kendali terhadap makan misalnya, tidak dapat berhenti makan atau kendalikan apa dan berapa banyak yang dimakannya. Akibatnya penderita melakukan perilaku kompensasi yang tidak layak seperti muntah yang disengaja atau pemakaian pencahar yang tidak tepat, obat yang meningkatkan pengeluaran air seni, puasa atau olah raga berat.

GANGGUAN NEUROTIK Gangguan Tidur Berjalan ditandai oleh episode berulang bangkit dari tempat tidur saat tidur dan berjalan berkeliling. Saat berjalan sambil tidur, penderita memiliki wajah yang kosong dan menatap, relatif tidak responsif terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya, dan dapat dibangunkan hanya dengan susah payah. Saat terbangun, penderita tidak dapat mengingat kejadian sebelumnya. Gangguan ini menyebabkan penderitaan yang bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS Kepribadian : totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan dari hari kehari dalam kondisi biasanya. Bila karakter ini tidak fleksibel, maladaptif, dan menyebabkan gangguan fungsional, disebut sebagai Gangguan Kepribadian. - Gangguan Kepribadian Paranoid - - Penderita tampak resmi, tanpa humor dan serius. - Ketidakpercayaan dan kecurigaan tanpa dasar yang cukup, - Ragu yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau kejujuran teman atau rekan kerja - Secara menetap menyimpan dendam - Kecurigaan berulang tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksual.

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS - Gangguan Kepribadian Skizoid - - Menarik diri dari kehidupan sosial, mengucilkan diri, terkesan dingin - Kecenderungan mencari pekerjaan yang sedikit atau tanpa kontak dengan orang lain atau bekerja malam hari - Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari keluarga - Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya - Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS - Gangguan Kepribadian Anti Sosial - - Tidak mampu untuk mematuhi norma sosial yang ditandai oleh tidak dapat menghargai dan melanggar hak orang lain, tindakan anti sosial atau kriminal terus menerus - Tidak ada penyesalan yang ditunjukkan oleh sikap acuh tak acuh terhadap atau mencari-cari alasan telah disakiti, dianiaya oleh orang lain. - Gangguan Kepribadian Ambang - - Perilaku merusak diri sendiri berulang, perasaan kosong dan bosan yang berkepanjangan. - Tindakan ini dilakukan penderita untuk mendapat perhatian, bantuan orang lain atau untuk mengekspresikan kemarahan. - Penderita juga memiliki hubungan interpersonal, identitas, perasaan diri dan emosi yang tidak stabil.

- Gangguan Kepribadian Histrionik - - Perilaku dramatik, mencari perhatian, emosi yang meluap-luap - Tidak mampu mempertahankan hubungan interpersonal yang mendalam dan lama - Ledakan kemarahan, atau ketakutan bila mereka tidak menjadi pusat perhatian atau tidak mendapat pujian dan penghargaan. Berinteraksi dengan orang lain ditandai dengan godaan seksual dan menggunakan penampilan fisik. - Gangguan Kepribadian Narsisistik - - Rasa kepentingan diri, kebanggaan berlebihan, kebesaran, menganggap dirinya sebagai orang yang khusus dan hanya dimengerti atau berhubungan dengan orang yang khusus. - Tidak dapat menghargai perasaan orang lain atau berpura simpati hanya untuk mencapai kepentingan sendiri atau memanfaatkan orang lain.

- Gangguan Kepribadian Menghindar - - Kepekaan yang ekstrim terhadap penolakan yang - menyebabkan penarikan diri dari kehidupan sosial. - Memandang diri sendiri sebagai tidak layak secara sosial, tidak menarik secara pribadi, lebih rendah dari orang lain. - Gangguan Kepribadian Dependent - Menempatkan kebutuhan mereka di bawah kebutuhan orang lain, meminta orang lain mengambil tanggung jawab untuk masalah besar dalam hidupnya, tidak memiliki kepercayaan diri, tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian, kesulitan dalam mengambil keputusan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain.

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS - Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif - - Memiliki keasyikan dengan aturan, ketertiban, kebersihan, perincian dan pencapaian kesempurnaan yang mengganggu penyelesaian tugas. - Penderita terlihat resmi, serius dan tidak memiliki rasa humor. - Mereka enggan untuk mendelegasikan tugas kecuali tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal atau memaksakan aturan supaya diikuti secara kaku dan tidak mampu mentoleransi apa yang dirasakannya sebagai pelanggaran. - Mereka takut melakukan kesalahan, bimbang dan berpikir lama untuk mengambil keputusan. - Terlalu berhati-hati, teliti, kaku terhadap masalah moralitas, etika, atau nilai-nilai, dan menunjukkan kekakuan dan keras kepala.

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN - - Penderita mengalami ketidaksukaan pada jenis kelaminnya sendiri atau merasa tidak sesuai peran jenis kelamin tersebut. - Pada anak-anak laki-laki, gangguan dimanifestasikan oleh pernyataan tegas bahwa penis atau testisnya menjiijikkan dan akan menghilang atau lebih baik tidak mempunyai penis. - Enggan permainan yang kasar dan menolak permainan, dan aktivitas yg khas untuk laki-laki, menyukai berpakaian atau meniru gaya perempuan - - Pada anak perempuan terlihat penolakan berkemih dalam posisi duduk - Pernyataan tegas bahwa ia mempunyai atau akan memiliki penis, atau ia tidak akan memiliki payudara atau mengalami menstruasi, atau keengganan terhadap pakaian feminin.

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN - - Pada remaja dan dewasa, gangguan dimanifestasikan oleh gejala seperti menyatakan keinginan untuk menjadi jenis kelamin lain. - Menginginkan untuk hidup atau diperlakukan sebagai jenis kelamin lain, atau keyakinan bahwa ia mempunyai perasaan dan reaksi yang khas untuk jenis kelamin lain. - Mereka bertekad untuk menghilangkan karakteristik jenis kelamin primer dan sekunder (misalnya, meminta hormon, pembedahan, atau prosedur lain untuk secara fisik mengubah karakter seksual untuk menyerupai jenis kelamin lain atau keyakinan bahwa ia lahir dengan jenis kelamin yang salah.

GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL - - Fungsi utama perilaku seksual pada manusia adalah untuk - membentuk ikatan, mengekspresikan dan meningkatkan cinta - antara dua orang, dan untuk mendap[atkan keturunan. - - Gangguan Preferensi Seksual atau disebut Parafilia adalah suatu penyimpangan seksual yang ditandai oleh khayalan seksual yang khusus dan desakan praktek seksual yang kuat yang biasanya berulangkali. - Dikenal banyak jenis parafilia

GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL - Eksibisionisme Terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa memamerkan alat kelaminnya sendiri kepada yang tidak dikenal dan tidak menduga. - Fetishisme Terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa pemakaian benda-benda mati (misalnya, pakaian dalam wanita). - Frotteurisme Terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku berulang dan kuat berupa menyentuh atau bersenggolan dengan orang yang tidak menyetujuinya.

Pedophilia Terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa aktivitas seksual dengan anak prapubertas atau anak-anak (biasanya berusia 13 tahun atau kurang). Penderita sekurangnya berusia 16 tahun dan sekurangnya berusia 5 tahun lebih tua dari anak atau anak-anak. Masokisme Seksual Terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa (nyata atau disimulasi) sedang dihina, dipukuli, diikat, atau hal lain yang membuat menderita. Sadisme Seksual Terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa dimana penderitaan korban secara fisik atau psikologis (termasuk penghinaan) adalah menggembirakan pelaku secara seksual.

Veyourisme Terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa mengamati orang telanjang yang tidak menaruh curiga, sedang membuka pakaian, atau melakukan hubungan seksual. - Fetishisme Transvestik Pada seorang laki-laki heteroseksual, terdapat khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa memakai pakaian wanita. - Parafilia lain Mempunyai objek seksual spesifik seperti, skatologia (telepon cabul), nekrofilia (mayat), parsialisme (perhatian yang eksklusif pada bagian tubuh), zoofilia (binatang), koprofilia (tinja), dan urofilia (air seni).
