KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC PPT 2 1 oleh Tim

  • Slides: 16
Download presentation
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC PPT – 2. 1 oleh: Tim Narasumber TOT Kurikulum 2013 Penulis,

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC PPT – 2. 1 oleh: Tim Narasumber TOT Kurikulum 2013 Penulis, Tim Pengembang Kurikulum Puskurbuk Kemdikbud RI dan Kemenag RI

Pendahuluan § Implementasi Kurikulum 2013 menekankan penerapan scientific approach. (Permendikbud No. 65/2013) § Ciri

Pendahuluan § Implementasi Kurikulum 2013 menekankan penerapan scientific approach. (Permendikbud No. 65/2013) § Ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. § Langkah-langkah metode ilmiah (Helmenstine, 2013) o melakukan pengamatan, o menentukan hipotesis, o merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, o menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau o membuat kesimpulan

Esensi Pendekatan Ilmiah § Pembelajaran adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan). § Pendekatan ilmiah diyakini

Esensi Pendekatan Ilmiah § Pembelajaran adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan). § Pendekatan ilmiah diyakini sebagai media untuk mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik § Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan scientific (Mc. Collum : 2009) o Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), o Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), o Melakukan analisis ( Push for analysis) dan o Berkomunikasi (Require communication)

Prinsip Pendekatan Ilmiah § Siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya § Mendorong

Prinsip Pendekatan Ilmiah § Siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya § Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. § Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi (High Order Thingking/HOT). Combie White (1997) dalam bukunya yang berjudul “Curriculum Innovation; A Celebration of Classroom Practice” telah mengingatkan kita tentang pentingnya membelajarkan para siswa tentang fakta -fakta. “Tidak ada yang lebih penting, selain fakta“, demikian ungkapnya.

Kriteria 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta; 2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi

Kriteria 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta; 2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif gurusiswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran

Kriteria lanjutan. . . 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan

Kriteria lanjutan. . . 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Langkah-langkah Pembelajaran Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu

Langkah-langkah Pembelajaran Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu Mengapa) Keterampilan (Tahu Bagaimana) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Pengetahuan (Tahu Apa) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

§ Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.

§ Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa. ” § Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. § Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa. ” § Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Observing (mengamati) Questioning (menanya) Exploring (Mengeksplo rasi) Associating (Mengaso siasi) Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran

Observing (mengamati) Questioning (menanya) Exploring (Mengeksplo rasi) Associating (Mengaso siasi) Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Communi cating (mengkomuni kasikan)

MENGAMATI 1. Guru tidak cukup berbekal buku teks ke dalam kelas. Guru perlu selalu

MENGAMATI 1. Guru tidak cukup berbekal buku teks ke dalam kelas. Guru perlu selalu menyiapkan bahan pelajaran (media) yang akan diamati siswa sebelum melakukan aktivitas belajar. Sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. 2. Guru tidak memulai dengan memberi tahu siswa (menahan diri untuk memberitahu) tapi mengajak siswa mencari tahu. 3. Guru dan buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. 4. Kelas bukan satu-satunya tempat belajar AKTIVITAS BELAJAR MELIHAT, MENGAMATI, MEMBACA, MENYIMAK, MENCERMATI, MENDENGAR, (TANPA DAN DENGAN ALAT)

MENANYA 1. Guru menahan diri untuk tidak bertanya, tapi mengajak siswa untuk bertanya 2.

MENANYA 1. Guru menahan diri untuk tidak bertanya, tapi mengajak siswa untuk bertanya 2. Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering bertanya 3. Jika tindak lanjut dari pengamatannya adalah pertanyaan apa atau masalah maka sesungguhnya guru meletakan fondasi aktivitas pada pemecahan masalah (problem based learning). 4. Jika tindak lanjut dari pengamatan siswa berusaha menyingkap kedalaman penomena dengan pertanyaan mengapa sehingga siswa mencari tahu untuk menemukan hal baru yang ingin diketahuinya maka guru telah menerapkan discovery learning/inquiry learning.

MENANYA, lanjutan. . 5. Jika tindak lanjut dari pengamatan siswa dengan pertanyaan bagaimana sehingga

MENANYA, lanjutan. . 5. Jika tindak lanjut dari pengamatan siswa dengan pertanyaan bagaimana sehingga rasa ingin tahunya berkembang untuk mendalami proses kerja, maka guru telah menerapkan Project learning. AKTIVITAS BELAJAR • MENGAJUKAN PERTANYAAN DARI YANG FAKTUAL SAMPAI KE YANG BERSIFAT HIPOTESIS • DIAWALI DENGAN BIMBINGAN GURU SAMPAI DENGAN MANDIRI (MENJADI SUATU KEBIASAAN)

MENGEKSPLORASI Berpikir kritis, berdiskusi, mencoba menggunakan pendekatan siswa belajar aktif baik secara individu, kelompok

MENGEKSPLORASI Berpikir kritis, berdiskusi, mencoba menggunakan pendekatan siswa belajar aktif baik secara individu, kelompok maupun klasikal AKTIVITAS BELAJAR • MENENTUKAN DATA YANG DIPERLUKAN DARI PERTANYAAN YANG DIAJUKAN • MENENTUKAN SUMBER DATA (BENDA, DOKUMEN, BUKU, EKPERIMEN) • MENGUMPULKAN DATA

MENGASOSIASI Membuat rumusan, menghubungkan materi, mengidentifikasi dan mengklasfikasi data AKTIVITAS BELAJAR • MENGANALISIS DATA

MENGASOSIASI Membuat rumusan, menghubungkan materi, mengidentifikasi dan mengklasfikasi data AKTIVITAS BELAJAR • MENGANALISIS DATA DALAM BENTUK MEMBUAT KATEGORI, MENENTUKAN HUBUNGAN DATA/KATEGORI • MENYIMPULKAN DARI HASIL ANALISIS DATA • DIMULAI DARI UNSTRUCTURED-UNI STRUCTURE-MULTI STRUCTURE-COMPLICATED STRUCTURE

MENGKOMUNIKASIKAN Mempresentasikan, Mendialogkan, Menyimpulkan AKTIVITAS BELAJAR • MENYAMPAIKAN HASIL KONSEPTUALISASI • DALAM BENTUK LISAN,

MENGKOMUNIKASIKAN Mempresentasikan, Mendialogkan, Menyimpulkan AKTIVITAS BELAJAR • MENYAMPAIKAN HASIL KONSEPTUALISASI • DALAM BENTUK LISAN, TULISAN, DIAGRAM, BAGAN, GAMBAR ATAU MEDIA LAINNYA

Terima Kasih

Terima Kasih