Konsep Ketuhanan PRESENTASI KELOMPOK 2 Endang Sri Kumalah

  • Slides: 26
Download presentation
Konsep Ketuhanan PRESENTASI KELOMPOK 2 Endang Sri Kumalah Haidir Lia Asmira Dian Eka Safitri

Konsep Ketuhanan PRESENTASI KELOMPOK 2 Endang Sri Kumalah Haidir Lia Asmira Dian Eka Safitri Mita Yusri G 011171326 G 011171304 G 011171322 G 011171061 Dosen Pengampuh : Prof. Dr. H. M. Basir Syam, M. Ag.

Pendahuluan

Pendahuluan

Konsep Ketuhanan Dalam Islam Filsafat Ketuhanan Dalam Islam – Merupakan filsafat yang tertinggi karena

Konsep Ketuhanan Dalam Islam Filsafat Ketuhanan Dalam Islam – Merupakan filsafat yang tertinggi karena menggali persoalan yang pertama, utama, dan menjadi sebab dari segala yang ada. • Siapakah Tuhan Itu ? – Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN – ILAAHAINI - AALIHATUN – Dalam Al-Qur’an kata tersebut dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang diagungkan, dibesarkan atau dipentingkan oleh manusia. (QS. 45: 23, 28: 38, dll. ) – Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa sehingga mereka merelakan dirinya untuk dikuasai oleh sesuatu tersebut Yang dipentingkan oleh manusia dapat juga diartikan dengan: Yang dipuja / disembah, Yang dicintai / diagungkan, Yang diharap kebaikannya, Yang diharap pertolongannya, dan Yang ditakuti bahayanya, dll. •

I. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang didasarkan

I. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran manusia baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniyah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. A. Pemikiran Barat Teori Ketuhanan dalam pemikiran barat berangkat dari teori Evolusionisme yang pada awal mulanya dikemukakan oleh Max Muller, EB. Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Menurut teori ini konsep Ketuhanan berangkat dari kepercayaan yang amat sederhana kemudian meningkat menjadi sempurna. B. Pemikiran Umat Islam Dalam Keyakinan Umat Islam bahwa yang wajib disembah dan dipertuhankan adalah Allah SWT, tiada lain selain Dia. Permasalahan muncul diseputar cara manusia mengetahui adanya Tuhan dan keberadaan sifat –sifat Tuhan. Permasalahan ini dalam perkembangan selanjutnya melahirkan kajian keagamaan tersendiri, seperti yang kita kenal adanya Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, dsb.

Kepercayaan Animisme merupakan awal manusia mengenal adanya Tuhan. Kata "animisme" berasal dari bahasa latin

Kepercayaan Animisme merupakan awal manusia mengenal adanya Tuhan. Kata "animisme" berasal dari bahasa latin anima yang artinya roh atau nyawa yang mencakup nafas atau jiwa manusia. Animisme merupakan Pola kepercayaan masyarakat terhadap roh gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam kehidupan manusia, memiliki rasa senang, sedih dan memiliki kebutuhan.

Kepercayaan Dinamisme Secara etimologis, dinamisme berasal dari kata Yunani dynamis atau dynamos yang artinya

Kepercayaan Dinamisme Secara etimologis, dinamisme berasal dari kata Yunani dynamis atau dynamos yang artinya kekuatan atau tenaga. Jadi dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib sebanyak mungkin.

Kepercayaan Politeisme adalah kepercayaan pada dewa – dewa. Bangsa di dunia yang menganut kepercayaan

Kepercayaan Politeisme adalah kepercayaan pada dewa – dewa. Bangsa di dunia yang menganut kepercayaan politeisme adalah bangsa Yunani, India, dll. Dalam kehidupan masyarakatnya mereka mengenal kekuatan luar biasa yang berada dalam wujud dewa. Bangsa Yunani meyakini banyak dewa. Dewa – dewa Yunani kuno tersebut diberi nama sesuai dengan kekuatan, kekuasaan, dan tempat tinggalnya (etc. Zeus). Tempat tinggal dewa tersebut terdapat di langit, lautan, bumi, dan alam lain

Kepercayaan Henoteisme adalah mempercayai satu Tuhan untuk satu bangsa dan bangsa – bangsa lain

Kepercayaan Henoteisme adalah mempercayai satu Tuhan untuk satu bangsa dan bangsa – bangsa lain memiliki tuhannya sendiri-sendiri. Yang mengandung paham tuhan nasional yang terdapat dalam perkembangan paham keagamaan masyarakat Yahudi. Yahweh pada akhirnya mengalahkan dewa-dewa yang lainnya, sehingga Yahweh menjadi tuhan nasional bangsa Yahudi.

Kepercayaan Monoteisme berasal dari kata Yunani, monon yang berarti tunggal dan Theos yang berarti

Kepercayaan Monoteisme berasal dari kata Yunani, monon yang berarti tunggal dan Theos yang berarti Tuhan. Monoteisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan itu tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu. Kebanyakan kaum monoteis akan mengatakan bahwa monoteisme pasti berlawanan dengan politeisme. Namun pada kenyataannya, pemeluk politeisme sering berlaku selayaknya kaum monoteisme. Ini disebabkan karena keyakinan akan tuhan yang banyak itu tidak berarti bahwa mereka menyembah banyak tuhan. Secara historis, banyak pemeluk politeis percaya akan keberadaan banyak tuhan, tetapi mereka hanya menyembah satu saja, yang dianggap oleh si pemeluk itu sebagai Tuhan yang Maha Tinggi. Bentuk monoteisme dari segi filsafat dibagi atas 3, yaitu : 1. Deisme : Tuhan sebagai pencipta alam berada diluar alam 2. Panteisme : Tuhan sebagai pencipta berada bersama alam 3. Teisme (Eklektisme) : Tuhan tidak berada dialam dan tidak bersama alam, namun selalu dekat dengan alam.

Sanggahan terhadap teori Evolusionisme Bagi Adrew Lang (1898), Konsepsi Max Muller dan EB. Taylor

Sanggahan terhadap teori Evolusionisme Bagi Adrew Lang (1898), Konsepsi Max Muller dan EB. Taylor (1877) tentang Evolusionisme sulit untuk dipertahankan, sebab kepercayaan Monotheisme pada dasarnya sudah terbangun sejak zaman masyarakat primitif. “Ide tentang tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan relevasi atau wahyu. ” Dalam penelitiannya, didapatkan bukti bahwa asal-usul kepercayaan masyarakat primitif adalah monoteisme, dan monoteisme berasal dari ajaran wahyu Tuhan. Karena penelitian ini dianggap rill oleh banyak peneliti, maka banyak yang menentang teori evolusionisme. Sementara dalam hasil penyelidikan Wilhelm Schmidt, kepercayaan tentang adanya Tuhan yang Maha Esa adalah bentuk tertua jauh sebelum kepercayaan Animisme.

Pemikiran Umat Islam 1. Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu tauhid, ilmu

Pemikiran Umat Islam 1. Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin 2. Pada dasarnya semua sepakat bahwa tuhan itu esa atau hanya satu yaitu ALLAH SWT. 3. Perbedaannya hanya terjadi dalam memandang masalah tertentu yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan tuhan: seperti masalah mukmin dan kafir, masalah baik dan buruk, masalah keterpakasaan atau kekuasaan manusia, masalah status al qur’an, dll. Beberapa aliran dalam teologis islam antara lain : Mu’tazilah, Qadariah, Jabariah, Asy’ariyah dan Maturidiyah.

Aliran Mu’tazilah - Paham rasionalis dan menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran

Aliran Mu’tazilah - Paham rasionalis dan menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam islam. (manzilah bainal manzilatain) - Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani (sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan) - Mu’tazilah lahir sebagai pecahan dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.

Aliran Qadariah Berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang

Aliran Qadariah Berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya

Aliran Jabariah Manusia tidak memiliki kemerdekaan untuk berkehendak dan berbuat (kebalikan dari Aliran Qadariah).

Aliran Jabariah Manusia tidak memiliki kemerdekaan untuk berkehendak dan berbuat (kebalikan dari Aliran Qadariah). Semua tingkah laku manusia telah diatur, ditentukan dipaksa oleh tuhan.

Aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah Kedua aliran ini diyakini sebagai Ahlusunnah wal jamaah Asy’ariyah adalah

Aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah Kedua aliran ini diyakini sebagai Ahlusunnah wal jamaah Asy’ariyah adalah aliran Kebalikan dari Mu’tazilah, Sementara aliran Maturidiyah berada diantara pendapat Qadariah dan Jabariah. Syaikh Abu Hasan Ali al-asy’ari adalah ulama besar yang memimpin Asy’ariyah dan menetap di Basrah, Irak. Syaikh Abu Mansur Al-Maturidiyah adalah ulama besar yang memimpin Maturidiyah dan menetap di Samarkand.

II. Pembuktian Adanya Tuhan 1. Melalui pembuktian ilmiah: Dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena ilmiah

II. Pembuktian Adanya Tuhan 1. Melalui pembuktian ilmiah: Dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena ilmiah itu tidak hanya harus bisa diamati dengan indera, atau pengamatan mata, karena kenyataannya banyak hakikat keberadaan itu yang tidak bisa diamati, seperti: gaya, energi, setrum, dll

2. Keberadaan Alam membuktikan adanya TUHAN. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

2. Keberadaan Alam membuktikan adanya TUHAN. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. {QS. Ali Imran : 190 -191}

v Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika Hukum Termodinamika II : Hukum tentang keterbatasan

v Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika Hukum Termodinamika II : Hukum tentang keterbatasan energi. Alam itu mula-mula panas kemudian mendingin, jadi alam itu tidak mungkin bersifat azali, sebab kalau begitu berarti ia telah kehilangan energinya, padahal energi alam masih sangat tinggi. {Edward Luther Csel}

Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Astronomi Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah

Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Astronomi Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam “ Q. S: AL-A’RAF {54}

III. Keimanan dan Ketaqwaan Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan (Tauhid) Tauhid Teoritis Tauhid Praktis

III. Keimanan dan Ketaqwaan Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan (Tauhid) Tauhid Teoritis Tauhid Praktis

a. Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan Tauhid Teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan zat,

a. Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan Tauhid Teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan zat, keesaan sifat dan keesaan perbuatan tuhan Tauhid praktis (Tauhid Ibadah) adalah terapan/tindakan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa Ilaaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid ibadah)

b. Korelasi Islam, Iman, Ihsan Dalam hadist yang diriwayatkan Umar tentang jawaban Rasulullah SAW

b. Korelasi Islam, Iman, Ihsan Dalam hadist yang diriwayatkan Umar tentang jawaban Rasulullah SAW ketika ditanya Jibril tentang islam, iman dan ihsan. Dapat diketahui bahwa agama yang dibawa oleh Malaikat Jibril adalah agama Islam. Jika dilihat dari sudut pandang yang memotivasi lahirnya amaliah lahiriah, ia adalah ihsan Jika dipandang dari sudut kesempurnaan pemaksaan amal, serta keseriusan untuk mencapai tujuan, ketika iman yang murni terpadu dengan amal saleh.

Lanjutan Tiga istilah yang membahas tentang satu hakikat dan satu sama lain tidak terpisah,

Lanjutan Tiga istilah yang membahas tentang satu hakikat dan satu sama lain tidak terpisah, jika di lihat secara integral dan terpadu. Namun ia sering di salah artikan di pahami secara parsial serta terpisah-pisah. Akhirnya berubah menjadi amal hampa yang luput dari kekuatan iman. Iman berubah menjadi kekuatan yang kehilangan daya dorong. Ia tidak sanggup mencegah dorongan hawa nafsu, serta tidak mampu membangkitkan hati nurani. Ihsan menjadi sebatas pengakuan mulut yang tidak mampu melihat kebenaran dan tidak merasakan sentuhanya.

Al-qur’an sendiri menunjukkan bahwa tiga kata tersebut satu sama lain merupakan satu kesatuan yang

Al-qur’an sendiri menunjukkan bahwa tiga kata tersebut satu sama lain merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahka. tiga kata itu sama lain mempunyai relevansi dan sinerji dalam membentuk pengertian yang integral. pengertian ini dapat dijumpai pada puluhan ayat Al-qur’an yang secara spesifik menerangkan hakikat agama dan menjelaskan ajarannya.

Any Questions ?

Any Questions ?

Terima Kasih

Terima Kasih