KONSEP INTELEGENSI DARI BEBERAPA PENDEKATANTEORI Analisis Faktor Galton

KONSEP INTELEGENSI DARI BEBERAPA PENDEKATAN/TEORI

Analisis Faktor Galton Teori 1 Faktor (Alfred Binet) Teori 2 Faktor (Spearman) Teori Multi Faktor/Faktor Ganda (Thorndike, thurstone) Model structure Intelellect (Guilford) Teori Hirarkis (Burt, Vernon) Teori dengan penekatan neurobiologis (Halstead) Teori ABC (Hebb) Fluid and Crystallized Intelegence (Cattel) Teori Intelegensi Ganda (Gardner) Teori Triarchic (Sternberg) Teori Perkembangan (Piaget, Lev Vygotsky )

Francis Galton - Galton pertama yang mengusulkan bahwa individu memiliki kemampuan intelektual umum, kemampuan tersebut ada, baik disetiap kemampuan mental individu dan beberapa bakat khusus yang dimiliki - Ketajaman sensori menentukan intelegensi “informasi mengenai dunia luar hanya mampu kita dapatkan melalui penginderaan kita. Semakin tajam indera kita dalam mengenali perbedaan semakin besar penilaian dan intelegensi yang dapat kita gunakan” (Galton, 1883)

Tokoh: Alfred Binet inteligensi bersifat monogenetik Berkembang dari satu faktor satuan: Faktor Umum (g) inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan kematangan seseorang Inteligen: diamati dari cara dan kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan dan mengubah arah tindakannya itu jika perlu komponen Arah, Adaptasi, & Kritik dlm definisi inteligensi Teori Satu Faktor

Teori Dua Faktor Charles E. Spearman (1927) - Penemu adanya dua faktor utama (Two factor theories), tahun 1904 - Membagi intelegensi menjadi dua faktor, yaitu a. Faktor g, mencakup semua kegiatan intelektual dan dimiliki oleh setiap orang dalam berbagai derajat tertentu (mewakili segi genetis) b. faktor s, mencakup berbagai faktor khusus tertentu yang relevan dengan tugas tertentu (melalui latihan dan pendidikan)

Rumus SPEARMAN Lanjutan teori 2 faktor g s 1 s 2 s 3 P=g+s s 4 Keterangan P= Performace G= general Ability S= Specificl ability

Lanjutan teori 2 faktor Aktivitas kognisi berasosiasi dengan faktor g adalah - Eduksi relasi ( eduction of relation) kemampuan dalam menemukan hubungan dasar yang berlaku antara dua hal - Eduksi korelasi (eduction of correlation) menerapkan hubungan dasar yang telah ditemukan dalam proses eduksi relasi sebelumnya kedalam situasi baru Istilah modern: enkoding (encoding), penyimpulan (inference), & aplikasi (aplication)

Teori Multi Faktor/ Faktor Ganda 1. Edward Lee Thorndike (Motivator Thorndike) Inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku inteligensi: 3 bentuk kemampuan a. Kemampuan abstraksi : kemampuan untuk bekerja dgn mengunakan gagasan dan simbol-simbol b. Kemampuan mekanik: kemampuan bekerja mengunakan alat-alat mekanik dan yang memerlukan aktifitas indera gerak (sensorymotor) c. Kemampuan sosial: kemampuan untuk menghadapi orang lain di sekitar diri sendiri dengan cara-cara yang efektif

Lanjutan teori multi faktor/ faktor ganda 2. Louis Leon Thurstone & Thelma Gwinn Thurstone - Mengembangkan teori faktor jamak (multiple factors) - Faktor umum tidak ada, yang benar adalah bahwa intelegensi terdiri dari sejumlah kemampuan mental - Kemampuan mental dikelompokan dalam 6 faktor, yaitu

1. Verbal Comprehension (V), pemahaman tentang hubungan kata, kosa kata dan penguasaan komunikasi lisan, diukur oleh perbendaharaan kata, pemahaman baca dan analogi verbal 2. Number (N), kecepatan dan kecermatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar 3. Spatial Relation (S), kemampuan untuk mengenali berbagai hubungan dalam bentuk visual, diukur melalui manipulasi lambang geometris 4. Word Fluency (W), kemampuan mencerna kata-kata dengan cepat, diukur melalui respon cepat kata-kata 5. Memory (M), kemampuan mengingat gambar-gambar, pesan, angka-angka dan bentuk pola-pola, diukur melalui kata yang saling berhubungan 6. Reasoning (R), kemampuan mengambil kesimpulan dari beberapa contoh, aturan, dan pronsip. diperoleh melalui tes berbagai analogi atau seri melengkapi kalimat atau pola tertentu Lanjutan Teori Multi Faktor/ Faktor Ganda

Structure of Intellect J. P Guildford (1897 -1987) - Guilford menjelaskan kreativitas manusia yang disebutnya sebagai Model Struktur Intelek (Structure of Intellect) - Teori inteligensi yang dikemukakan menekankan multiple cognitive abilities atau kemampuan kognitif majemuk.

Lanjutan Structure of Intellect Melalui penelitian yang dilakukan ia menemukan tiga komponen inteligensi yaitu: (1) Operasi inteligensi, mencakup: kognitif, memori, berpikir divergen, berpikir konvergen dan evaluasi (2) Isi inteligensi, Isi inteligensi mencakup: figural, symbol, semantic, dan perilaku (3) Produk inteligens terdiri dari: unit, klas, relasi, system, transformasi, dan implikasi.

a. Operasi Mental (Proses Befikir) - Cognition (proses penemuan informasi/pengenalan kembali suatu informasi). -Memory -Divergent Production (berfikir melebar atau banyak kemungkinan jawaban/ alternatif). - Convergent Production (berfikir memusat atau hanya satu kemungkinan jawaban/alternatif). - Evaluation (mengambil keputusan tentang apakah suatu itu baik, akurat, atau memadai).

B. Content (Isi yang Dipikirkan) -Figural (Visual, Auditory dan kinestetik) -Word Meaning (semantic) isi yang memiliki makna, disajikan secara lisan -Symbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata atau angka). -Behavioral iinformasi mengenai perilaku, sikap, kebutuhan orang lain, dsb)

Kemampuan berfikir divergen dikaitkan dengan kreativitas ditunjukkan oleh beberapa karakteristik berikut: - Kelancaran, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ide-ide atau solusi masalah dalam waktu singkat. - Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk secara bersamaan mengusulkan berbagai pendekatan untuk masalah tertentu. - Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk memproduksi hal baru, ide-ide asli. - Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan sistematisasi dan mengatur rincian ide di kepala dan membawanya keluar.

Cyril Burt (1946) Faktor-faktor kemampuan merupakan suatu kumpulan yang terorganisasikan secara hirarkis Kemampuan mental terdiri dari beberapa faktor yang berada pada tingkatan-tingkatan berbeda: - Faktor umum (general) - Faktor kelompok besar (broad group) - Faktor kelompok kecil (narrow group) - Faktor spesifik (spesific) Teori Hirarkis

Model tingkat mental hirarkisnya diurutkan berdasarkan kompleksitas kognitifnya. Tingkat mental terendah hingga tertinggi: üKemampuan penginderaan (sensory) dasar dan proses penggerak (movement), yaitu s & m üProses persepsi atau proses pengamatan dan gerakan terkoordinasikan (perceptual process & coordinated movement), yaitu P&C üProses asosiasi yg melibatkan ingatan (memory) & pembentukan kebiasaan (habit), yaitu M & H üProses relational / R üInteligensi umum/ I

Philip Ewart Vernon (1950) • Model hirarkisnya dari tingkat terendah hingga tertinggi: – Faktor spesifik – Faktor kelompok minor – Faktor kelompok mayor: verbal educational (v: ed) & practical -mechanical (k: m) – Faktor umum/ general g v: ed k: m

Teori dgn Pendekatan Neurobiologis C. Halstead (1961) Terdapat sejumlah fungsi otak yang berkaitan dengan inteligensi dan relatif bebas dari aspek-aspek kebudayaan – inteligensi biologis 4 faktor inteligensi: a. Sentral integratif Yaitu kemampuan utk mengorganisasikan pengalaman (pengalaman individu dan hasil belajarnya pengalamanpengamalan baru. b. Abstraksi (Faktor A) Yaitu kemampuan mengelompokkan sesuatu dgn cara yg berbeda-beda, serta melihat persamaan dan perbedaan diantara benda-benda, konsep-konsep dan peristiwa.

c. Kekuatan (Power/Faktor P) Yaitu kekuatan atau tenaga otak untuk mengendalikan afeksi, sehingga kemampuan-kemampuan rasional dan intelektual dapat tumbuh dan berkembang. d. Terarah (Directional) Yaitu kemampuan utk memberikan arah bagi kemampuan individu.

Donald Olding Hebb – Teori ABC Intelegensi dibedakan menjadi: 1. Intelegensi A ØKemampuan dasar individu untuk belajar dari lingkungan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut ØDitentukan oleh kompleksitas dan kelenturan sistem saraf pusat yang dipengaruhi gen. ØIndividu yang lebih banyak dibekali oleh intelegensi A, cenderung memiliki kesiapan perkembangan mental yang lebih baik. Hal ini didapatkan dari rangsangan lingkungan sosial yang baik juga. Teori ABC

2 Intelegensi B Ø Kemampuan yang diperlihatkan individu dalam bentuk perilaku yang dapat diamati secara langsung. Ø Tidak berasal dari gen yg di bawa sejak lahir dan tidak juga dari hasil interaksi dengan lingkungan sosial. Ø Merupakan kerjasama antara keadaan alamiah individu dengan pola asuh yang diterimanya, atau antara potensi genetik dengan stimulus lingkungan sosial 3. Intelegensi C ØUkuran terhadap intelegensi B yg diperoleh dari tes IQ. ØBukan representasi total dari intelegensi B, krn tes IQ hanya mengukur sebagian dari intelegensi individu.

Raymond Bernard Cattell (1963) Kemampuan mental: 1. Fluid intelligence (gf) ØMerupakan faktor bawaan biologis ØPenting artinya untuk keberhasilan melakukan tugas-tugas yang menuntut kemampuan adaptasi atau penyesuaian-penyesuaian pada situasi baru ØCenderung tidak berubah setelah usia 14 atau 15 tahun ØContoh tes yang mengukur fluid Intelegence adalah subtes block design dan coding (WISC-R), RPM

Crystallized intelligence (Gc) - Berkaitan dengan kemampuan mengemukakan pengalaman yang telah dipelajari sebelumnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi. - Kemampuan ini mencakup kemampuan dalam menggunakan informasi umum untuk mempertimbangkan sesuatu dan memecahkan masalah. - Oleh sebab itu, crystallized intelligence merupakan hasil belajar yang dipengaruhi oleh pendidikan dan kebudayaan - Masih dapat terus berkembang hingga usia 30 -40 tahunan atau lebih - Contoh tes yang mengukur crystallized Intelegence adalah subtes vocabulary dan information

Teori Intelegensi Ganda Howard Gardner Teori inteligensi yang dikembangkan oleh Gardner dikenal dengan istilah Multiple Intelligences. Mengatakan Semua anak cerdas, tidak ada yang bodoh apalagi idiot. Tetapi masyarakat hanya memandang dan mendewakan dua kecerdasan saja, yaitu kecerdasan bahasa dan logika-matematis. Teori ini dikembangkan berdasarkan keyakinan Gardner bahwa inteligensi tidak hanya ditentukan oleh suatu faktor yang dikenal dengan general intelligence atau faktor g, akan tetapi terdiri dari sejumlah faktor.

Manusia belajar dan menunjukkan kecerdasan dalam berbagai cara. Bagian otak yang berbeda menunjukkan indikator kecerdasan yang berbeda pula. Cakupan kemampuan yang luas ini disebutnya sebagai Multiple Intelligence (MI).

Gardner mengidentifikasi tujuh jenis kecerdasan, yaitu: Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Logis-Matematis, Kecerdasan spasial , Kecerdasan Kinestetik (Tubuh), Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal,

MULTIPLE INTELEGENCE

§ Kecerdasan musik, Kemampuan untuk menyusun, dan menciptakan irama/melodi. Dapat menggunakan alat musik atau sekedar mendengarkan dan memiliki ketajaman dlm mendengarkan karya musik § Kecerdasan logika-matematika, Memiliki kemampuan dlm penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, memecahkan masalah ebentuk logika simbolis dan matematika abstrak

§ Kecerdasan Gerakan Badan atau Kinestetik Kemampuan mengendalikan gerak tubuh dan ketrampilan dalam menangani benda. Memiliki kecerdasan dalam merakit model, menjahit atau bertukang. Mereka menikmati olahraga jalan kaki, menari, berlari, berkemah dan berenang. § Kecerdasan Bahasa Kemampuan untuk mengolah kata. Dapat beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur atau mengajar dgn cukup efektif, baik dalam berkomunikasi

§ Kecerdasan Visual Spasial atau Ruang Kemampuan dalam menggambar, mencerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Dpt menggambarkan sesuatu dgn hidup, melukis dan mudah menyesuaikan orientasi dlm ruang tiga dimensi § Kecerdasan Antarpribadi atau Sosial, Kemampuan memahami, berinteraksi & bekerjasama dgn oranglain. Kemampuan tanggap thd suasana hati, tempramen, motif orang lain. Memilik rasa belaskasihan dan tanggungjawab sosial yg tinggi

§ Kecerdasan Intrapribadi Mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam emosi & menggunakan pemahamannya utk memperkaya & membimbing diri sendiri. Peka suasana hati dan kemampuan diri Gardner (1998) menambahkan tiga kandidat tentatif untuk daftar intelegensinya, yaitu naturalis, spiritual dan eksistensial


Teori Triarchic Tokoh: Robert J. Sternberg – Teori Triarchic Ada tiga aspek intelegensi 1. Intelegensi kontekstual (contextual) Ø Perilaku yang melibatkan penyesuaian atau adaptasi pada lingkungan budaya tertentu bersifat relatif menurut individu dan menurut keadaan sosial-budaya tempat individu berada Ø Menyeleksi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan/potensi Ø Membentuk lingkungan (shaping) agar sesuai dengan kebutuhan/minat individu

2. Intelegensi Pengalaman (experiental) Ø Kemampuan individu dalam memberikan respon terhadap situasi baru secara otomatis dan tanpa kesukaran intelegen kreatif 3. Intelegensi Komponensial (component) Ø Menekankan pentingnya efektifitas pengolahan informasi (pendekatan kognitif)

◦ Intelegensi Komponensial terdiri dari tiga komponen, yaitu 1. Metakomponen (metacomponent) Merupakan proses kendali tingkat tinggi yang digunakan dalam perencanaan pelaksanaan (bersifat eksekutif), pemantauan, dan evaluasi terhadap performansi seseorang dalam mengerjakan suatu tugas (mengenali sifat masalah, memilih strategi pemecahannya dan memastikan masalah terselesaikan) 2. Komponen Performansi (performance components) Merupakan proses-proses tingkat rendah yang digunakan dalam melaksanakan berbagai strategi untuk melakukan suatu performansi melakukan tugas/menyelesaikan masalah

3. Komponen Penerimaan Pengetahuan (knowledgeacquisition components) Yaitu proses-proses yang terlibat untuk mempelajari informasi yang baru dan penyimpanannya dalam memori

Teori Perkembangan Dalam pendekatan ini, studi intelegensi dipusatkan pada masalah perkembangan intelegensi secara kuantitatif dalam kaitannya dengan tahap-tahap perkembangan biologis individu.

Jean Piaget memakai istilah scheme. Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat diulang Scheme berhubungan dengan : a. Refleks refleks pembawaan: misalnya makan, minum. b. Scheme mental ; misalnya scheme of classification, scheme of operation. (pola tingkah laku yang masih sukar diamati seperti sikap, pola tingkah laku yang dapat diamati). Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema. Individu dapat memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini.

Dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi) Organisasi kecenderungan individu untuk menyatukan berbagai skema menjadi satu sistem yang koheren (berkait dan menjadi kesatuan) Adaptasi kecenderungan bawaan manusia untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya

Ada dua macam adaptasi, yaitu a. Asimilasi merubah lingkungan agar sesuai dengan diri sendiri (dengan skema yang ada pada diri kita) ex. Makanan keras dikunyah kemudian ditelan b. Akomodasi merubah diri (skema yang ada pada diri) agar sesuai dengan lingkungan yang ada. Dapat lebih menyukai lingkungannya. Pada akomodasi ini terjadi penembahan skema baru. Skema lain tidak hilang, tambahan skema baru inilah menurut Piaget sebagai perkembangan kognisi

Tahap perkembangan Kognitif 1. Periode sensorimotor (usia 0 -2 tahun) 2. Periode praoperasional (usia 2 -7 tahun) 3. Periode operasional konkrit (usia 7– 11 tahun) 4. Periode operasional formal (usia 12 tahun sampai dewasa)

Lev Vygotsky (1896 -1934) Yang mendasari teori Vygotsky adalah pengamatan bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Orang-orang inilah yang sangat berperan dalam membantu anak belajar dengan menunjukkan benda-benda, dengan berbicara sambil bermain, dengan membacakan ceritera, dengan mengajukan pertanyaan dan sebagainya. Dengan kata lain, orang dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia sekitarnya.

Belajar lewat instruksi dan perantara adalah ciri inteligensi manusia. Konsep inilah yang disebut Vygotsky sebagai Zone of Proximal Development (ZPD). Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri. ZPD memberi makna baru terhadap ‘kecerdasan’. Belajar melakukan sesuatu dan belajar berpikir terbantu dengan berinteraksi dengan orang dewasa.
- Slides: 44