KONSEP DASAR MASA NIFAS BY FARADILLA SAFITRI S
KONSEP DASAR MASA NIFAS BY. FARADILLA SAFITRI, S. ST. , M. KES
PENGERTIAN Pengertian masa nifas menurut beberapa sumber : Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Mac Donald, 1995). Periode Postnatal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta (menandai akhir dari periode intrapartum) menjadi kembali ke saluran reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode ini disebut puerperium (Varney, 1997). Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6 -12 minggu (Ibrahim C, 1998).
PENGERTIAN Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009). Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).
TAHAPAN MASA NIFAS Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu : 1. Puerperium dini Kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan. 2. Puerperium intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia 3. Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.
TAHAPAN MASA NIFAS Perubahan fisik masa nifas: Rasa kram dan mules di bagian perut akibat penciutan rahim (involusi). Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea). Kelelahan karena proses melahikan. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar. Kesulitan BAB dan BAK. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong) Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan).
TAHAPAN MASA NIFAS Perubahan psikis masa nifas: Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari kedua (fase taking in). Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3 -10). Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase letting go (hari ke-10 akhir masa nifas).
TAHAPAN MASA NIFAS Pengeluaran lochea terdiri dari : Lochea rubra : hari ke 1 -2 terdiri darah segar bercampur sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernikx kaseosa, lanugo dan meconium. Lochea sanguinolenta : hari ke 3 -7, terdiri darah bercampur lender, warna kecoklatan. Lochea serosa : hari ke 7 -14, berwarna kekuningan. Lochea alba : hari ke 14 sampai selesai nifas, hanya berupa cairan putih. Lochea purulent : lochea yang berbau busuk dan terinfeksi.
TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya, Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian.
TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS Tujuan Umum Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak. Tujuan Khusus Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya. Melaksanakan skrining yang komprehensif. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA NIFAS Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA NIFAS Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yag baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosia dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode masa nifas. Memberikan asuhan secara professional
PROGRAM MASA NIFAS Paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk : Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayi. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEKNIK MASA NIFAS KUNJUNGAN 1 (6 -8 jam setelah persalinan) Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu. Mengajarkan ibu mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara pencegahan hipotermi.
PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEKNIK MASA NIFAS KUNJUNGAN 2 (6 hari setelah persalinan) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pascamelahirkan. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga agar bayi tetap hangat
PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEKNIK MASA NIFAS KUNJUNGAN 3 (2 minggu setelah persalinan) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pascamelahirkan. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga agar bayi tetap hangat
PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEKNIK MASA NIFAS KUNJUNGAN 4 (6 minggu setelah persalinan) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau pada bayinya. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
SELESAI Kunjungi Website E-learning www. elearning. uui. ac. id
- Slides: 17