KONSEP DASAR GANGGUAN PENDENGARAN WICARA GANGGUAN PENDENGARAN l

  • Slides: 30
Download presentation
KONSEP DASAR GANGGUAN PENDENGARAN & WICARA

KONSEP DASAR GANGGUAN PENDENGARAN & WICARA

GANGGUAN PENDENGARAN ? l l Terminologi umum ttg ketidak mampuan mendengar berdasarkan beratnya gangguan

GANGGUAN PENDENGARAN ? l l Terminologi umum ttg ketidak mampuan mendengar berdasarkan beratnya gangguan & kelainan yg sifatnya ringan s. d berat, meliputi tuli dan pendengaran keras. ( Davis & Silverman, 1978) Fungsi pendengaran yang baik meningkatkan kemampuan wicara pd seseorang karena kemampuan berbahasa/ linguistik seseorang dimulai dari proses mendengar.

Jenis Gangguan Pendengaran A. l Tuli ( Hearing Lose ) Suatu keadaan yg berkenaan

Jenis Gangguan Pendengaran A. l Tuli ( Hearing Lose ) Suatu keadaan yg berkenaan dg orang yg mengalami gangguan pendengaran dimana terjadi kegagalan dlm proses linguistik informasi melalui pendengaran baik dg menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD) maupun tidak.

B. l Pendengaran Dg Suara Keras (Hard of Hearing) Kondisi yg berkenaan dg orang

B. l Pendengaran Dg Suara Keras (Hard of Hearing) Kondisi yg berkenaan dg orang yg pd umumnya dg ABD, mempunyai sisa kemampuan pendengaran yg cukup & memungkinkan untuk proses linguistik informasi melalui suara.

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN PENDENGARAN Lahir – 2 bulan a) l Reaksi terkejut & menangis bila

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN PENDENGARAN Lahir – 2 bulan a) l Reaksi terkejut & menangis bila mendengar suara keras. 2 bulan – 3 bulan b) l l Dpt memalingkan muka menghadap pd orang yg berbicara dg dirinya. Berespon yg mempunyai arti thd suara yg didengar contoh : memalingkan wajah bila mendengar bel

3 – 6 bulan c) l l Melokalisir suara pd jarak 8 inchi dari

3 – 6 bulan c) l l Melokalisir suara pd jarak 8 inchi dari telinganya. Bermain suara secara teratur, keras dan bernada teriak untuk menrik perhatian 6 – 7 bulan d) l l Melokalisir suara diatas & dibawah 1 -2 meter. Dpt membuat suara gelombang panjang dari suara vokal yg diulang-ulang.

7 bulan – 1 tahun e) l l Memperhatikan suara yg berarti (dikenal) Memalingkan

7 bulan – 1 tahun e) l l Memperhatikan suara yg berarti (dikenal) Memalingkan muka kearah suara yg memanggilnya 12 – 15 bulan f) l l Memalingkan muka kerah suara yg datang. Dapat mengikuti instruksi sederhana

15 – 18 bulan g) l Dapat menggunakan kata-kata yang benar 18 – 2

15 – 18 bulan g) l Dapat menggunakan kata-kata yang benar 18 – 2 tahun h) l Mengerti keterangan & suruhan dg bahasa sederhana, belajar menyanyi, menggunakan kalimat pendek. 2 – 2. 5 tahun i) l l l Dpt menggunakan lebih 50 kata Mulai mendengar percakapan Menunjukkan diri dg nama & mengikuti perintah sederhana

2. 5 – 4 tahun j) l l Dpt menggunakan > 200 kata &

2. 5 – 4 tahun j) l l Dpt menggunakan > 200 kata & mengenali kata-kata tersebut. Dpt mengerti hampir semua kata yg dikatakan kepadanya 4 – 5 tahun k) l Mampu menggunakan tata bahasa yg benar

ETIOLOGI GANG. PENDENGARAN Tuli Kongenital A. 1. Faktor Genetik a. Aplasia b. Abnormalitas Kromosom

ETIOLOGI GANG. PENDENGARAN Tuli Kongenital A. 1. Faktor Genetik a. Aplasia b. Abnormalitas Kromosom (Trisomi 13 – 15, trisomi 18)

2. a. b. c. d. e. Faktor Non Genetik Infeksi masa kehamilan (Rubella, Cytomegalovirus,

2. a. b. c. d. e. Faktor Non Genetik Infeksi masa kehamilan (Rubella, Cytomegalovirus, Toxoplasmosis, Herpes Simplex, Syphilis) Penggunaan obat-2 ototoxic pd masa kehamilan yg meneyebabkan kerusakan sel rambut koklea (Aminoglikosida, Thalidomid, Salicilat, Kloroquin, Quinin dll) Rh Incompatibility Radiasi pd Trimester I Anoxia pd BBL atau trauma jalan lahir

B. Tuli Lanjutan Faktor Genetik 1. Otoschlerosis b. Sicle Sel Anemia Faktor Non Genetik

B. Tuli Lanjutan Faktor Genetik 1. Otoschlerosis b. Sicle Sel Anemia Faktor Non Genetik a. Infeksi : Otitis media, Chiken pox, meningitis , encephalitis dll) b. Obat-2 ototoxic c. Neoplasma d. Trauma a. 2.

Tipe Gang. Fungsi Pendengaran Berdasarkan lokasi yg terkena gangguan & penyebab terjadinya gangguan :

Tipe Gang. Fungsi Pendengaran Berdasarkan lokasi yg terkena gangguan & penyebab terjadinya gangguan : Gangguan Pendengaran Sentral : Lokasi kelainan terletak pada daerah pusat interpretasi pendengaran ( area serabut saraf dari batang otak s. d korteks serebri ) l A. 1. Gangguan Pendengaran Sentral Organik : terjadi kerusakan organ pendengaran dari area serabut saraf batang otak s. d korteks serebri.

2. l l Gangguan Pendengaran Sentral Fungsional Kelainan Fungsi Pendengaran tanpa adanya kerusakan organ

2. l l Gangguan Pendengaran Sentral Fungsional Kelainan Fungsi Pendengaran tanpa adanya kerusakan organ pendengaran. Kelainan timbul karena reaksi psikologis klien terhadap situasi yg stress full

B. Gangguan Pendengaran Perifer l Merupakan gangguan fungsi pendengaran, dimana letak kelainan pada area

B. Gangguan Pendengaran Perifer l Merupakan gangguan fungsi pendengaran, dimana letak kelainan pada area organ pendengaran dari telinga ~ batang otak. 1. Tuli Konduksi ( Hantaran) l Terjadi gangguan pd proses transmisi gelombang bunyi dari telinga luar ke tilnga tengah dan dalam.

Meatus Acusticus Externus a. l l l Atresia (Kongenital), Stenosis Benda padat: Cerument obturans,

Meatus Acusticus Externus a. l l l Atresia (Kongenital), Stenosis Benda padat: Cerument obturans, Corpus alienum Cairan: air mandi, sekret (Pus, Mukopus) Membrana Tymphani b. l Perforasi, Ruptur, Sikatrik Cavum Tymphani c. l l l Radang dg akibatnya : OMA, OMC, Rantai Osikuler yg putus, Kolesteatoma Trauma : Tumpukan darah Oklusi Tuba

Auris Externa Auris Media Auris Interna

Auris Externa Auris Media Auris Interna

2. Tuli Sensori Neural (Persepsi) l l l Kelainan pd organ telinga dalam (

2. Tuli Sensori Neural (Persepsi) l l l Kelainan pd organ telinga dalam ( Area Nervus VIII ~ batang otak Presbiakusis Kel. Kongenital waktu hamil morbili, varicella, parotitis dll Kel. darah/ Pembuluh Darah: Anemia, Leukemia, HT Avitaminosis B 1 Intoksikasi obat Infeksi Virus (Parotitis), Meningitis dll Tumor Nervus VIII Trauma Capitis yg mengenai labyrinth Trauma Acustik : Mercon, bising mesin, senapan dll. Sindrome meniere

3. Tuli Campuran (Mixed) l l l Terjadi gangguan secara bersamaan antara tuli konduksi

3. Tuli Campuran (Mixed) l l l Terjadi gangguan secara bersamaan antara tuli konduksi & tuli sensori neural OMC stadium lanjut mengenai labyrinth Otosclerosis std lanjut osifikasi mengenai labyrinth Trauma capitis disertai: Ruptur Membrana Tymphani, Osisulae putus, Haemotimpanum Fraktur Os Temporal yg merusak Cochlea

KLASIFIKASI GANGGUAN PENDENGARAN Dasar hasil pemeriksaan Audiometri Gangguan Pendengaran Ringan (30 d. B) l

KLASIFIKASI GANGGUAN PENDENGARAN Dasar hasil pemeriksaan Audiometri Gangguan Pendengaran Ringan (30 d. B) l 1. l l Mengalami kesulitan mendengar ringan (distat speech) Kemampuan bicara anak normal Gangguan Pendengaran Sedang (30 ~ 55 d. B) 2. l l l Anak mengerti percakapan pd jarak 3 -5 kaki Terjadi gang. Artikulasi dlm berbicara Gangguan mendengar dikelas terutama jika suara pengajar pelan.

Hard of Hearing (55~70 d. B) 3. l l l Masih mampu mendengar pembicaraan

Hard of Hearing (55~70 d. B) 3. l l l Masih mampu mendengar pembicaraan dg suara keras Terjadi perbendaharaan kata yg terbatas Abnormalitas dlm artikulasi Gang Pendengaran Berat (70~90 d. B) 4. l l Masih mendengar suara yg angat keras pd jarak 1 kaki dari telinga Dpt mengidentifikasi lingkungan yg gaduh Masih mampu membedakan vocal Kesulitan membedakan konsonan

TANDA & GEJALA GANG. PENDENGARAN A. Indikator Perilaku 1. Orientasi Respon l l l

TANDA & GEJALA GANG. PENDENGARAN A. Indikator Perilaku 1. Orientasi Respon l l l Respon thd stimulus lebih banyak ditentukan dg gerakan daripada suara. Klien akan memiringkan kepala/ tubuh ke aras stimulus/ lawan bicara, jika salah satu pendengarannya rusak. Respon thd sumber suara terjadi bila gerak bibir dpt dilihat Respon yg ditimbulkan lebih banyak pd perubahan ekspresi muka Mengalami kesulitan dlm percakapan scr langsung

2. Vokalisasi & Produksi Suara l Keadaan suara yg dpt didengar berupa kualitas suara

2. Vokalisasi & Produksi Suara l Keadaan suara yg dpt didengar berupa kualitas suara monoton, bersuara keras. l Refleks moro menetap diatas usia 4 bln l Refleks terkejut/ berkedip atau menangis thd bunyi yg keras yg menetap. l Gagal dibangunkan dg suara gaduh pd periode infant dini l Gagal melokalisir suara setelah 6 bln l Pd umumnya tdk dpt membedakan bunyi yg diterima l Kata yg diucapkantdk utuh, ada unsur yg hilang terutama konsonan l Anak menggunakan suara yg sama untuk mengekspresikan kesenangan/ kejengkelan

3. Visual Atensi l l Pada saat berkomunikasi biasanya anak menyertakan ekspresi muka &

3. Visual Atensi l l Pada saat berkomunikasi biasanya anak menyertakan ekspresi muka & mata pd pembicaraan untuk maksud kata atau pembicaraan Anak lebih banyak menggunakan isyarat daripada kata untuk mengekspresikan keinginan setelah usia 15 bulsn

4. Keadaan Emosi & Perilaku l l l Takut, malu-malu & menarik diri dlm

4. Keadaan Emosi & Perilaku l l l Takut, malu-malu & menarik diri dlm group bermain Anak lebih sering bermain dg benda daripada dengan teman / orang Dlm Group sering terlihat murung, menyelidik & ekspresi bingung Mudah tersinggung & mudah marah Hiperaktivitas & tempertantrum

B. KEADAAN FISIK Dpt menunjukkan salah satu dari gejala berikut: l 1) 2) 3)

B. KEADAAN FISIK Dpt menunjukkan salah satu dari gejala berikut: l 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Wardenburg Syndrom Cerument Obturant Radang telinga ( Otitis eksterna, Otitis media dll) Abnormalitas Auricula Abnormalitas membrana tymphani Kedua alis hampir bertemu pd batang hidung Hipertrofi adenoid

Tingkat Proses Komunikasi 1. 2. Anjurkan keluarga utk melanjutkan program rehabilitasi di rumah Anjurkan

Tingkat Proses Komunikasi 1. 2. Anjurkan keluarga utk melanjutkan program rehabilitasi di rumah Anjurkan utk belajar bhs isyarat. Maksimalkan Residual Hearing 1. 2. 3. Bantu klg dlm mendptkan hearing aid Diskusikan type ABD dg perawatannya Bantu anak memfokuskan suara lingk dan bicara ttg hal tsb

KOMUNIKASI PADA PASIEN GANGGUAN PENDENGARAN l Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa penurunan pendengaran hingga

KOMUNIKASI PADA PASIEN GANGGUAN PENDENGARAN l Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa penurunan pendengaran hingga tuli. l Tuli perspektif adalah tuli yang terjadi akibat kerusakan sistem saraf l Tuli konduktif terjadi akibat kerusakan struktur panghantar rangsang suara. l Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling sering digunakan ialah media visual.

Tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan klien dengan pendengaran : l l l Orientasikan kehadiran

Tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan klien dengan pendengaran : l l l Orientasikan kehadiran diri dengan cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda. Usahakan berbicara dengan posisi tepat di depan klien dan pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.

l l Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan atau permen

l l Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan atau permen karet. Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)