KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL PENGERTIAN KAP KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL

  • Slides: 78
Download presentation
KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL

KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL

PENGERTIAN KAP (KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL) � Devito(1976) Komunikasi Antar Personal merupakan pengiriman pesan dari

PENGERTIAN KAP (KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL) � Devito(1976) Komunikasi Antar Personal merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. � Effendy (1986) Komunikasi Antar Personal adalah komunikasi antar seorang komunikator dengan seorang komunikan KAP dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia karena prosesnya yang dialogis

� Dean c. Barnlund (1968) Komunikasi Antar Personal selalu dihubungkan dengan pertemanan antara dua,

� Dean c. Barnlund (1968) Komunikasi Antar Personal selalu dihubungkan dengan pertemanan antara dua, tiga, atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. � Rogers Komunikasi Antar Personal merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. � Tan (1981) Komunikasi Antar Personal adalah komunikasi tatap muka antara dua atau lebih orang.

CIRI-CIRI KAP (KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Spontanitas

CIRI-CIRI KAP (KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Spontanitas terjadi sambil lalu dengan media utama tatap muka Tidak mempunyai tujuan yang ditetapkan lebih dahulu Terjadi secara kebetulan diantara peserta yang identitasnya kurang jelas Mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja Kerapkali berbalas-balasan Mempersyaratkan hubungan paling sedikit dua orang dengan hubungan yang bebas dan bervariasi ada keterpengeruhan Harus membuahkan hasil Menggunakan lambang-lambang yang bermakna

DEFINISI DAN PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI � Komunikasi Antar Pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi

DEFINISI DAN PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI � Komunikasi Antar Pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih baik terorganisasi maupun pada kerumunan orang.

KAP (KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ) BERDASARKAN KOMPONEN-KOMPONEN NYA � Bitter (1985: 10) KAP berlangsung

KAP (KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ) BERDASARKAN KOMPONEN-KOMPONEN NYA � Bitter (1985: 10) KAP berlangsung apabila pengirim menyampaikan informasi berupa kata- kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human voice). � Barnlund KAP sebagai pertemuan antara dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.

CIRI – CIRI KAP (KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI) MENURUT ALO LILIWERI (1991) DIKUTIP DALAM BARNLUND

CIRI – CIRI KAP (KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI) MENURUT ALO LILIWERI (1991) DIKUTIP DALAM BARNLUND 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bersifat spontan Tidak mempunyai struktur Terjadi secara kebetulan Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan Identitas keanggotaan tidak jelas Dapat terjadi hanya sambil lalu

KAP BERDASARKAN HUBUNGAN DIADIK MENGERTIKAN KAP SEBAGAI KOMUNIKASI YANG BERLANGSUNG DIANTARA DUA ORANG YANG

KAP BERDASARKAN HUBUNGAN DIADIK MENGERTIKAN KAP SEBAGAI KOMUNIKASI YANG BERLANGSUNG DIANTARA DUA ORANG YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG MANTAP DAN JELAS LAING PHILLIPSON DAN LEE (1991: 117) UNTUK MEMAHAMI PERILAKU SESEORANG HARUS MENGIKUTI PALING TIDAK DUA ORANG PESERTA DALAM SITUASI BERSAMA

� TRENHOLM DAN JENSEN (1995: 26) KAP MERUPAKAN KOMUNIKASI ANTARA DUA ORANG YANG BERLANGSUNG

� TRENHOLM DAN JENSEN (1995: 26) KAP MERUPAKAN KOMUNIKASI ANTARA DUA ORANG YANG BERLANGSUNG SECARA TATAP MUKA “TIPIKAL POLA INTERAKSI DALAM KELUARGA MENUNJUKAN JARINGAN KOMUNIKASI JARINGAN TERSEBUT TERPUSAT PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA YANG MELAYANI SEBAGAI GATE KEEPER UNTUK MENJARING BEBERAPA PESAN KEMUDIAN DIPERTUKARKAN KEPADA SELURUH ANGGOTA KELUARGA”

Pendekatan Kap Berdasarkan Pengembangan � Komunikasi antar pribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari

Pendekatan Kap Berdasarkan Pengembangan � Komunikasi antar pribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak pribadi atau intim pada ekstrim yang lain Gerald Miller Dan M Steinberg (1998 : 274) “Bila Komunikator meneruskan hubungan Hubungannya dan keterampilan antar pribadi mereka cukup memadai untuk memungkinkan pertumbuhannya. maka hubungan mereka mengalami perubahan secara kualitatif. ketika perubahan itu menyertai pengembangan hubungan pertukaran –pertukaran komunikasi akan meningkatkan hubungan pribadi”

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi 1. 2. 3. PREDIKSI BERDASARKAN DATA PSIKOLOGIS PENGETAHUAN YANG

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi 1. 2. 3. PREDIKSI BERDASARKAN DATA PSIKOLOGIS PENGETAHUAN YANG MENJELASKAN (EXPLANATORY KNOWLEDGE) ATURAN YANG DITERAPKAN SECARA PRIBADI EDNA ROGERS (2002 : 1) “HUBUNGAN ANTAR PRIBADI DAPAT MEMBENTUK STRUKTUR SOSIAL YANG DICIPTAKAN MELALUI PROSES KOMUNIKASI”

CIRI-CIRI 1. ARUS PESAN CENDERUNG DUA ARAH 2. KONTEKS KOMUNIKASINYA DUA ARAH 3. TINGKAT

CIRI-CIRI 1. ARUS PESAN CENDERUNG DUA ARAH 2. KONTEKS KOMUNIKASINYA DUA ARAH 3. TINGKAT UMPAN BALIK YANG TERJADI CUKUP TINGGI 4. KEMAMPUAN MENGATASI TINGKAT SELEKTIVITAS 5. KECEPATAN JANGKAUAN TERHADAP KHALAYAK YANG BESAR RELATIF LAMBAT 6. EFEK YANG MUNGKIN TERJADI ADALAH PERUBAHAN SIKAP.

CIRI – CIRI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

CIRI – CIRI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. SPONTANITAS, TERJADI SAMBIL LALU DENGAN MEDIA UTAMA ADALAH TATAP MUKA TIDAK MEMPUNYAI TUJUAN YANG DITETAPKAN TERLEBIH DAHULU TERJADI SECARA KEBETULAN DIANTARA PESERTA YANG IDENTITASNYA KURANG JELAS MENGAKIBATKAN DAMPAK YANG DISENGAJA DAN TIDAK DISENGAJA KERAPKALI BERBALAS-BALASAN MEMPERSYARATKAN HUBUNGAN PALING SEDIKIT DUA ORANG DENGAN HUBUNGAN YANG BEBAS DAN BERVARIASI HARUS MEMBUAHKAN HASIL MENGGUNAKAN LAMBANG-LAMBANG YANG BERMAKNA

APA YANG DILAKUKAN KETIKA BERKOMUNIKASI Ø MENYAMPAIKAN PESAN - ARTI PESAN MERUPAKAN SEKUMPULAN LAMBANG.

APA YANG DILAKUKAN KETIKA BERKOMUNIKASI Ø MENYAMPAIKAN PESAN - ARTI PESAN MERUPAKAN SEKUMPULAN LAMBANG. JENIS PESAN : a. b. c. INFORMATIONAL MESSAGE (PESAN YANG MENGANDUNG INFORMASI) INTRUCTIONAL MESSAGE (PESAN YANG MENGANDUNG PERINTAH) MOTIVATIONAL MESSAGE (PESAN YANG BERUSAHA MENDORONG)

- SYARAT PESAN (SCRAMM, EFFENDY 1986) 1. PESAN YANG DIRANCANG DAN DISAMPAIKAN SEDEMIKIAN RUPA

- SYARAT PESAN (SCRAMM, EFFENDY 1986) 1. PESAN YANG DIRANCANG DAN DISAMPAIKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MENARIK PERHATIAN KOMUNIKAN 2. PESAN YANG MENGGUNAKAN LAMBANG-LAMBANG, LAMBANG ITU BERKAITAN DENGAN PENGALAMAN YANG SAMA ANTAR KOMUNIKATOR DAN KOMUNIKAN 3. PESAN YANG MEMBANGKITKAN KEBUTUHAN PRIBADI KOMUNIKAN, SERTA MENYARANKAN CARA-CARA UNTUK MEMPEROLEH KEBUTUHAN TERSEBUT. 4. PESAN YANG MENYARANKAN LANGKAH-LANGKAH YANG DISESUAIKAN DENGAN SITUASI KELOMPOK KOMUNIKAN.

- Unsur-unsur Pesan Komunikasi Antar Pribadi (Nimmo 1989) 1. Ada lambang 2. Ada hal

- Unsur-unsur Pesan Komunikasi Antar Pribadi (Nimmo 1989) 1. Ada lambang 2. Ada hal yang dilambangkan (Rujukan) 3. Ada Tindakan Interpretatif yang menciptakan lambang bermakna “Lambang” Merupakan cara lain untuk menyatakan suatu pesan. “Rujukan” Menunjukan objek, Peristiwa atau benda “Interpretasi” ialah pikiran yang aktif untuk melihat kedudukan lambang/pesan. Dan hal yang diwakili pesan.

Bagaimana Menyusun Pesan Menurut Reardon (1987) untuk menyusun pesan perlu diperhatikan tiga faktor :

Bagaimana Menyusun Pesan Menurut Reardon (1987) untuk menyusun pesan perlu diperhatikan tiga faktor : (A). Memperhatikan tata bahasa Tata bahasa merupakan aturan-aturan yang dipergunakan dalam menjadikan bahasa menjadi alat komunikasi, Aturan-aturan tersebut mengatur setiap penutur agar dia berbahasa secara baik dan benar sehingga komunikasi lebih efektif. Syarat Berbahasa 1. Memilih kata 2. Menyusun kalimat baik dan benar 3. Menggunakan ejaan yang tepat 4. Memakai imbuhan yang beraturan

(B) Mengenal Pengetahuan Komunikan EX : � Jam berapa komunikan (dosen) bisa menerima tamu

(B) Mengenal Pengetahuan Komunikan EX : � Jam berapa komunikan (dosen) bisa menerima tamu � Apa tema pembicaraan yang disukainya � Pesan non verbal mana yang tidak disukai � Apakah dia cukup demokratis sehingga pendapatnya bisa dibantah � Apakah anda hanya boleh mendengarkan dia

Mengenal situasi atau konteks Ø Menurut Bierens De Haan (dalam Susanto 1977) yang dimaksud

Mengenal situasi atau konteks Ø Menurut Bierens De Haan (dalam Susanto 1977) yang dimaksud situasi adalah Ø Totalitas dari hubungan masyarakat yang mempengaruhi dan dapat mengarahkan suatu keadaan yang sesuai dengan kepentingan seseorang atau suatu masyarakat Ø Keadaan sekeliling yang dibentuk oleh masa lampau dan masa sekarang suatu masyarakat Ø Keseluruhan pengaruh masyarakat, Dia merupakan keseluruhan hubungan kekuasaan dan hubungan-hubungan yang mencakupi kesadaran akan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Memberi Makna Dan Memahami Informasi q Menurut Strater (1994) informasi adalah Kegiatan pengumpulan atau

Memberi Makna Dan Memahami Informasi q Menurut Strater (1994) informasi adalah Kegiatan pengumpulan atau pengolahan data sehingga data dapat menghasilan pengetahuan dan keterangan baru. Data yang telah diubah menjadi informasi itu mempunyai nila, nilai tersebut mempunyai arti sehingga mudah dipahami orang. Data itu telah mengandung nilai informatif. q Memaknakan pesan secara Denotatif dan Konotatif Denotatif, perkataan atau istilah yang dinyatakan seseorang sebagaimana maknanya secara universal. Konotatif, perkataan atau istilah yang dinyatakan seseorang, yang mengandung penilaian emosional disebabkan pengaruh latar belakang kebudayaan atau keagamaan

Ciri-Ciri Komunikasi Antar Pribadi (Porter dan Samovar) I. Verbal. Setiap hari manusia selalu berkomunikasi

Ciri-Ciri Komunikasi Antar Pribadi (Porter dan Samovar) I. Verbal. Setiap hari manusia selalu berkomunikasi antar pribadi menampilkan perilaku dengan mengirimkan pesan-pesan yang Verbal dan Non Verbal. Dalam Komunikasi, Tanda-tanda Verbal ditunjukan dengan menyebutkan kata-kata mengungkapkan secara lisan maupun tertulis sedangkan tanda-tanda Non verbal terlihat tampilan wajah dan gerakan tangan.

Perilaku Pesan Verbal A. Bahasa jarak/ruang atau Proksemik Yaitu tanda-tanda Non Verbal yang memiliki

Perilaku Pesan Verbal A. Bahasa jarak/ruang atau Proksemik Yaitu tanda-tanda Non Verbal yang memiliki pesan tentang bagaimana komunikator dan komunikan menempatkan jarak fisik atau memelihara ruang gerak dalam komunikasi antar pribadi. B. Bahasa gerak anggota tubuh atau kinetik Ø Emblem, merupakan terjemahan pesan dari bahasa Verbal kedalam bahasa Non Verbal tujuan Emblem untuk melukiskan suatu makna khas bagi suatu kelompok sosial tertentu Ø Ilustrator, merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukan “contoh” terhadap sesuatu objek. Ø Adaptor, merupakan gerakan anggota tubuh yang “spesifik yang dimiliki seseorang

C. Perilaku yang terletak antara Verbal dan Non Verbal yang disebut “Para Linguistik adalah

C. Perilaku yang terletak antara Verbal dan Non Verbal yang disebut “Para Linguistik adalah Pesan Non Verbal Auditif yang berhubungan dengan cara pengucapan pesan Verbal Komponen Paralinguistik Ø Kualitas suara, Berkaitan dengan pengontrolan Vokal, turun naik gema suara dan kecepatan berbicara. a. Volume b. Kecepatan dan kefasihan c. Nada Suara (Pitch) Ø Vokalisasi, Merupakan struktur bahasa seperti tangisan, tertawa, dan dengkuran Karakteristik Vokalisasi : Tertawa/Menangis, Berteriak/Berbisik, Merintih/Mengeluh, Merengek/Memecah suara, Menyembur suara

II. Melibatkan Pernyataan/Ungkapan yang spontan, Scripted, Conrived 1. Bentuk Perilaku Spontan Dalam komunikasi Antar

II. Melibatkan Pernyataan/Ungkapan yang spontan, Scripted, Conrived 1. Bentuk Perilaku Spontan Dalam komunikasi Antar Pribadi perilaku ini dilakukan secara tiba-tiba serta merta untuk menjawab suatu rangsangan dari luar. Perilaku spontan biasa dilakukan tanpa dipikirkan dahulu. 2. Bentuk Perilaku Scripted Sebagian reaksi emosi manusia terhadap pesan tertentu dilakukan melalui proses belajar sehingga perilaku itu menjadi rutin (perilaku karena kebiasaan) 3. Bentuk Perilaku Contrived Merupakan perilaku yang sebagian besar dilakukan atas pertimbangan kognitif. Timbul karena manusia yakin dan percaya atas apa yang dia lakukan tersebut benar-benar masuk akal Semua perilaku, ucapan kata-kata Verbal dan gerakan-gerakan Non. Verbal sesuai dengan pikiran, pendapat, kepercayaan dan keyakinan si pelaku

III. Bersifat Dinamis, Bukan Statis Apabila perkembangan tersebut semakin konstan dan mantap maka hasil

III. Bersifat Dinamis, Bukan Statis Apabila perkembangan tersebut semakin konstan dan mantap maka hasil suatu komunikasi antarpribadi bermutu, sebaliknya apabila peristiwa KAP itu bersifat Statis, Maka hubungan yang tercipta cenderung tidak bermutu tidak maju, karena tidak ada informasi baru yang lebih bermutu daripada sebelumnya. Ø Menurut Miller dan Steinberg “Apabila ada dua orang yang baru pertama kali bertemu, maka kedua orang itu hanya mempunyai gambaran umum atau informasi dasar tentang diri mereka masing-masing. Proses KAP sesalu mengalami perkembangan dan kemajuan akibat pertambahan informasi.

IV. Melibatkan Umpan Balik Pribadi, Hubungan Interaksi dan Koherensi 1. Hasil Umpan Balik KAP

IV. Melibatkan Umpan Balik Pribadi, Hubungan Interaksi dan Koherensi 1. Hasil Umpan Balik KAP dikatakan sukses apabila komunikator dan komunikan berpartisipasi melalui pengiriman pesan Verbal Maupun Nonverbal. Setiap tindakan komunikasi selalu ditandai umpan balik Kita berbicara dengan orang lain, kita selalu mengharapkan agar jawaban orang itu menggambarkan bahwa dia bisa mengetahui pikiran perasaan dan bisa melaksanakan apa yang kita maksudkan. Kalau Harapan-harapan itu terpenuhi maka KAP berhasil.

2. Hasil Interaksi Umpan balik tidak mungkin ada jika tidak ada interaksi atau kegiatan

2. Hasil Interaksi Umpan balik tidak mungkin ada jika tidak ada interaksi atau kegiatan dan tindakan yang menyertainya. Keberadaan Interaksi menunjukan bahwa KAP menghasilkan suatu umpan balik pada tingkat keterpengaruhan tertentu. Tanda pengaruh, maka Interaksi dalam KAP kurang bermanfaat Faktor Pendukung Interaksi (Jucios, 1967) Ø Bagaimana Status dan peranan Individu dalam lingkungan tertentu Ø Bagaimana ikatan-ikatan individu dengan organisasi sosial maupun politik yang menjadi affiliasi individu Ø Pertemuan-pertemuan apa yang biasa diikuti oleh individu tersebut.

3. Hasil Koherensi adalah Terciptanya suatu benang merah atau jalinan antara pesan-pesan verbal maupun

3. Hasil Koherensi adalah Terciptanya suatu benang merah atau jalinan antara pesan-pesan verbal maupun Nonverbal yang telah dinyatakan, Sedang dinyatakan dan akan dinyatakan oleh orang lain.

V. Dipandu Oleh Tata Aturan yang bersifat Interistik dan Ekstrinsik 1. Tatanan Interistik Suatu

V. Dipandu Oleh Tata Aturan yang bersifat Interistik dan Ekstrinsik 1. Tatanan Interistik Suatu standarisasi perilaku yang sengaja dikembangkan untuk memandu KAP dan Komunikannya yang peranannya berdasarkan stratadan status sosial tata aturan. Interistikbiasa disepakati di antara peserta KAP. Komunikator dan komunikan bisa memusyawarahkan apakah suatu tema pembicaraan dapat dihentikan atau diteruskan. 2. Tatanan Ekstrinsik Tata aturan yang timbul akibat pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga KAP harus diperbaiki. Dalam KAP ada aturan/tatanan yang mengatur mekanisme untuk meningkatkan dan mengurangi fungsi pengembangan hubungan Antar Pribadi.

VI. Meliputi Kegiatan Dan Tindakan KAP harus disertai dengan tindakan-tindakan tertentu komunikator dan komunikan

VI. Meliputi Kegiatan Dan Tindakan KAP harus disertai dengan tindakan-tindakan tertentu komunikator dan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi Antar Pribadi. VII. Melibatkan Persuasi Merupakan teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan/menggunakan data dan fakta Psikologis maupun Sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhi.

Faktor-Faktor Pembentuk Komunikasi Antar Pribadi � Menurut Halloran (1980), Manusia berkomunikasi dengan orang lain

Faktor-Faktor Pembentuk Komunikasi Antar Pribadi � Menurut Halloran (1980), Manusia berkomunikasi dengan orang lain didorong oleh faktor-faktor : (1). Perbedaan Antar Pribadi (2). Pemenuhan Kekurangan (3). Perbedaan Motivasi Antar Manusia (4). Pemenuhan Antar Harga Diri (5). Kebutuhan atas Pengakuan Orang lain

� Menurut Cassagrande (1986). Manusia berkomunikasi karena : (1). Memerlukan orang lain untuk saling

� Menurut Cassagrande (1986). Manusia berkomunikasi karena : (1). Memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan. (2). Dia ingin terlibat dalam proses perubahan yang relatif tetap. (3). Dia ingin berinteraksi hari ini dan memahami pengalaman masa lalu dan mengantisipasi masa depan. (4). Dia ingin menciptakan hubungan baru.

Kebutuhan Manusia Menurut Abraham Maslow 1. Kebutuhan Fisik, Kebutuhan dasar lahiriah : 2. 3.

Kebutuhan Manusia Menurut Abraham Maslow 1. Kebutuhan Fisik, Kebutuhan dasar lahiriah : 2. 3. 4. 5. maupun kebutuhan biologis lainnya. Rasa aman dan jaminan Kebutuhan memiliki dan kebutuhan sosial Kebutuhan memperoleh penghargaan dan status Kebutuhan aktualisasi diri

Jenis-Jenis Hubungan Antar Pribadi 1. Tahap perkenalan : (A) Tahap Pasif, (B) Tahap Aktif,

Jenis-Jenis Hubungan Antar Pribadi 1. Tahap perkenalan : (A) Tahap Pasif, (B) Tahap Aktif, (C) Tahap Interaktif 2. Tahap Persahabatan, Fungsi Persahabatan : A. Membagi pengalaman agar dua pihak merasa sama-sama puas dan sukses B. Menunjuakan dukungan emosional C. Sukarela membantu kalau diperlukanpihak lain D. Berusaha membuat pihak lain menjadi senang E. Membantu kalau dia berhalangan untuk sesuatu urusan 3. Tahap keakraban dan keintiman 4. Tahap hubungan suami istri 5. Tahap hubungan orang tua dengan anak 6. Tahap hubungan persaudaraan

Pengembangan Hubungan KAP Alasan–alasan untuk pengembangan hubungan Ø Mengurangi kesepian Ø Mendapatkan rangsangan (stimuli)

Pengembangan Hubungan KAP Alasan–alasan untuk pengembangan hubungan Ø Mengurangi kesepian Ø Mendapatkan rangsangan (stimuli) Ø Mendapatkan pengetahuan diri Ø Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan Memperkasai Hubungan (Jumpa Pertama) Ø Meneliti kualitas. Ø Kualitas, Aspek-aspek yang membuat orang yang anda temui merupakan pilihan yang tepat. Ø Kualitas tampak dengan jelas : Kecantikan, Gaya Busana, Perhiasan. Ø Kualitas Tersembunyi : Kepribadian, Kesehatan, Kekayaan, Bakat, Kecerdasan

Melihat Lampu Hijau Ø Menentukan apakah orang yang anda jumpai cocok untuk macam pertemuan

Melihat Lampu Hijau Ø Menentukan apakah orang yang anda jumpai cocok untuk macam pertemuan yang anda minati EX : Jika ingin mengencaninya, apakah ia memakai cincin kawin atau tidak. Membuka Perjumpaan (A). Cari topik yang akan menarik minat orang itu (B). Cari petunjuk bahwa orang ini sudah siap untuk perjumpaan yang lebih penting Topik Yang Memadukan Ø Ø Topik yang menarik bagi anda maupun orang itu dan akan membantu menyatukan anda berdua. Informasi gratis, Informasi tentang orang itu yang dapat anda lihat atau muncul selama percakapan EX : Jaket Almamater, Seragam, Pekerjaan, Bidang Studi

Ciptakan Citra Yang Menyenangkan Ø Tampilkan bagian dari diri pribadi anda yang mengundang, memikat

Ciptakan Citra Yang Menyenangkan Ø Tampilkan bagian dari diri pribadi anda yang mengundang, memikat dan menarik orang itu, tampilkan bagian pribadi anda yang akan membuat orang itu berkeinginan melanjutkan pertemuan. Rencanakan Pertemuan Kedua Ø Perjumpaan Non Verbal 1. Pertama ciptakan kontak mata, mata mengkomunikasikan dan minat pada diri orang itu 2. Pusatkan percakapan pada orang itu 3. Berilah pujian dukungan 4. Tunjukan semangat 5. Tekankan hal positif 6. Hindari pengungkapan diri yang negatif atau terlalu akrab, masuki hubungan secara bertahap dan luwes 7. Carilah kesamaan (sikap, minat, kualitas pribadi, pihak ketiga, tempat)

Kompetensi Dan Kecakapan Komunikasi Antar Personal Kompetensi KAP adalah “Tingkat dimana perilaku kita dalam

Kompetensi Dan Kecakapan Komunikasi Antar Personal Kompetensi KAP adalah “Tingkat dimana perilaku kita dalam KAP sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan KAP yang kita lakukan dengan orang lain”. Tujuan itu mencakup tujuan personal, pribadi. Isi pesan komunikasi yang kita sampaikan dan tujuan relasional hubungan dengan orang lain yang berkomunikasi dengan kita

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KAP 1. Kecakapan sosial, Kecakapan kognitif, kecakapan pada tingkat pemahaman Meliputi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KAP 1. Kecakapan sosial, Kecakapan kognitif, kecakapan pada tingkat pemahaman Meliputi : A. Empati (empathy). Kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa meninggalkan sudut pandang sendiri tentang hal yang menjadi bahan komunikasi. B. Perspektif Sosial (Social Perspektive), Kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang dapat diambil orang yang berkomunikasi dengan dirinya sehingga dapat meramalkan perilaku mana yang diambil. Dapat menyiapkan tanggapan yang tepat dan efektif. C. Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam KAP sehingga dapat menetapkan perilaku mana yang diterima dan tidak diterima oleh rekan yang berkomunikasi dengan kita. D. Pengetahuan akan situasi pada waktu berkomunikasi, Ada waktu dan tempat untuk segala sesuatu, Dalam komunikasi, Situasi sekeliling dan keadaan orang yang berkomunikasi dengan kita berperan penting. E. Memonitor Diri (Self Monitoring) kecakapan memonitor diri membantu kita menjaga ketepatan perilaku dan jeli memperhatikan pengungkapan diri orang yang berkomunikasi dengan kita.

II. Kecakapan Behavioral, Kecakapan Pada Tingkat Perilaku. Meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.

II. Kecakapan Behavioral, Kecakapan Pada Tingkat Perilaku. Meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Keterlibatan interaktif (Interaktive Involvement), Kecakapan ini menentukan tingkat keikutsertaan dan pasrtisipasi kita dalam komunikasi dengan orang lain. Kecakapan ini meliputi : A. Sikap tanggap (responsivenness) Dengan sikap tanggap ini dengan cepat kita akan membaca situasi sosial dimana kita berada dan tahu apa yang harus dikatakan dilakukan. Kapan dikatakan dilakukan, Serta bagaimana dikatakan dilakukan. B. Sikap Perseptif (perseptiveness), dengan kecakapan ini kita dibantu bagaimana orang berkomunikasi dengan kita mengartikan perilaku kita dan tahu bagaimana kita mengartikan perilakunya. C. Sikap penuh perhatian (Attentiveness) Kecakapan ini membantu kita untuk menyadari faktor-faktor yang menciptakan situasi dimana kita berada. Manajemen Interaksi (Interaction Management) Keluwesan Perilaku (Behavioral Flexibility) Mendengarkan (Listening) Gaya Sosial (Social Style) Kecemasan Komunikasi (Communication Anxiety)

Kepribadian Orang Yang Berkomunikasi I. Sikap Orang Yang Berkomunikasi A. Menerima mereka apa adanya

Kepribadian Orang Yang Berkomunikasi I. Sikap Orang Yang Berkomunikasi A. Menerima mereka apa adanya B. Menghargai keunikan mereka dan peran hidup yang mereka pegang dan laksanakan. C. Menghormati mereka secara pribadi dan bukan menghina atas dasar Ideologi, Keyakinan, Kepercayaan dan Agama D. Memperlakukan mereka sebagai pribadi yang mempunyai tujuan sendiri dan tidak menjadikan mereka sebagai alat untuk mencapai apapun atau objek untuk dipermainkan sesuka kita. II. Sikap Terhadap Diri Sendiri A. Gambaran Diri (Self Image) Gambaran yang kita bentuk dari pemikiran kita berdasarkan peran hidup yang kita pegang, Watak, Kemampuan, Kecakapan (Positif/Negatif) B. Penilaian Diri (Self Evaluation) Penilaian atas harga diri kita (Tinggi/Rendah) C. Cita-cita Diri (Self Ideal) Kita pasti mempunyai cita-cita ingin menjadi seseorang seperti yang kita inginkan dikemudian hari tanpa memperhatikan apakah kita mempunyai gambaran positif/negatif dan harga diri tinggi/rendah

PERCAKAPAN Ø Percakapan (Conversation) adalah Pembicaraan secara lisan antara dua orang atau lebih dimana

PERCAKAPAN Ø Percakapan (Conversation) adalah Pembicaraan secara lisan antara dua orang atau lebih dimana mereka saling mengungkapkan dan menanggapi perasaan, pikiran, serta gagasan.

Manfaat percakapan 1. Percakapan menciptakan kemungkinan untuk umpan balik (Feedback) dengan adanya percakapan. Pihakpihak

Manfaat percakapan 1. Percakapan menciptakan kemungkinan untuk umpan balik (Feedback) dengan adanya percakapan. Pihakpihak yang terlibat dapat salin menyampaikan pendapat dan tanggapan terhadap pemikiran, gagasan, kata-kata, dan tindak tanduk mereka masing-masing agar ditinjau kembali diperbaiki, atau bahkan ditinggalkan diganti dengan lebih baik. 2. Dalam percakapan dan melalui percakapan, orang dapat saling mengajukan pertanyaan, berbagi gagasan, menguji pemahaman dan bekerja sama memecahkan masalah.

3. Percakapan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat untuk menyampaikan dan menyerap informasi Non

3. Percakapan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat untuk menyampaikan dan menyerap informasi Non Verbal yang menjelaskan informasi Verbal yang diungkapkan. 4. Percakapan membuat orang-orang yang melakukan merasa nyaman karena memenuhi kebutuhan meraka untuk bisa menjadi bagian dari kelompok dalam organisasi/perusahaan, Percakapan dapat digunakan untuk membangun semangat dan menciptakan identitas kelompok.

Mendengarkan secara efektif 1. Bermotivasi (Being Motivated) Mempunyai dorongan dari dalam untuk mau mendengarkan

Mendengarkan secara efektif 1. Bermotivasi (Being Motivated) Mempunyai dorongan dari dalam untuk mau mendengarkan dan mau berusaha mendengarkan dengan baik 2. Mengadakan kontak mata(Marking Eye Contact) 3. Menunjukan minat (Shoeing interest) 4. Menghindari Tindakan-Tindakan yang mengganggu (Distracting Actions) EX : Melihat jam, Memain-mainkan pensil/kertas 5. Tidak memotong pembicaraan (Interupting) 6. Bersikap wajar (Being Natural)

Hal-hal Yang Sebaiknya Dihindari Dalam Percakapan 1. Terlalu mengarahkan (Too Directing) EX : Marilah

Hal-hal Yang Sebaiknya Dihindari Dalam Percakapan 1. Terlalu mengarahkan (Too Directing) EX : Marilah kita berbisara hal-hal yang menyenangkan saja 2. Mengadili (Judging), Membuat pernyataan yang mengadili, Terutama kekurangan pembicaraan diukur dari ukuran kita. EX : -Saya kira kmu terlalu hati-hati -Kamu menghancurkan masa depanmu 3. Menyalahkan (Blaming), Melempar tanggung jawab pada pembicaraan atas apa saja yang terjadi EX : Salahmu sendiri, Kamu yang memulai, Bukan saya 4. Mengkhotbahi (Preaching), Memberitahu kepada pembicara bagaimana bertindak atau hidup EX: Seharusnya kamu rajin belajar 5. Bersikap Agresif (Being Aggressive), Membuat pertanyaan yang merendahkan atau membuat pembicara sakit hati EX: Bodoh kamu, Apakah kamu tidak tahu sopan santun

6. Menggurui (Teaching), Bersikap merasa “Lebih Tahu” Dari pada pembicara dan membuat pernyataan yang

6. Menggurui (Teaching), Bersikap merasa “Lebih Tahu” Dari pada pembicara dan membuat pernyataan yang “Lebih Tahu” EX: Nasihat saya, Putus saja hubungan kamu dengan pemuda itu 7. Berpura-pura menaruh perhatian (Faking Attention), Berusaha member kesan mendengarkan dan menaruh perhatian EX: “Hebat”, Sungguh? 8. Memberi batas waktu (Plcaing Time Pressure), Memberitahu pembicara bahwa waktu untuk mendengarkan terbatas EX: Saya harus pergi, Bicara singkat saja 9. Berbicara tentang diri sendiri secara tidak tepat (In Appropriately, Talking About Oneself), Berbicara tentang diri sendiri yang mengganggu pembicaraan orang lain EX: Kau dapat masalah? Coba dengar masalah saya, Pasti berguna bagimu 10. Meyakinkan secara gampang (Reassuring), Membuat orang lain merasa nyaman tanpa memperhatikan perasaan EX: Kamu pasti berhasil, “Semua orang mempunyai masalah”

Etiket Dalam Percakapan 1. Jangan terlalu banyak tentang diri kita, Hal itu membuat kita

Etiket Dalam Percakapan 1. Jangan terlalu banyak tentang diri kita, Hal itu membuat kita terkesan sombong dan percakapan kita sendiri membosankan bagi orang lain. 2. Jangan memonopoli percakapan dan berilah kesempatan kepada 3. Gunakan bahasa sopan tetapi efektif 4. Mendengarkan ketika rekan berbicara untuk memahami isi dan perasaan yang terkandung dalam percakapan 5. Dalam percakapan hendaknya memperhatikan situasi dan keadaan rekan bicara , juga yang tidak kalah penting, harus taktis dalam berbicara. 6. Jangan bersikap kaku dan dogmatis karena memberi kesan keras kepala dan menggurui

Perusakan Hubungan Hakekat perusakan hubungan adalah melemahkan ikatan yang mempertalikan orang bersama. Perusakan hubungan

Perusakan Hubungan Hakekat perusakan hubungan adalah melemahkan ikatan yang mempertalikan orang bersama. Perusakan hubungan dapat terjadi berangsur atau mendadak, sedikit demi sedikit atau ekstrim Ø Perusakan berangsur (Passing Away), terjadi bila salah satu pihak mengembangkan hubungan dekat dengan pacar baru dan hubungan baru ini perlahan-lahan menyingkirkan pacar lama Ø Perusakan mendadak (sudden Death), Terjadi bila salah satu atau kedua pihak melanggar sesuatu yang sangat penting bagi hubungan itu (misalnya, kesetiaan). Sebagai akibatnya, Kedua pihak menyadari bahwa hubungan harus diakhiri. Ø

Sebab-Sebab Perusakan Hubungan � Alasan-alasan untuk membina hubungan telah meluntur • Kesepian tidak berkurang,

Sebab-Sebab Perusakan Hubungan � Alasan-alasan untuk membina hubungan telah meluntur • Kesepian tidak berkurang, Hubungan mungkin sedang menuju kejurang kehancuran. • Bila Stimulasi melemah, salah satu atau kedua pihak mungkin mulai melirik kea rah lain. • Bila pengenalan diri dan pertumbuhan diri tidak lagi memadai, kita menjadi tidak puas dengan diri kita sendiri, dengan mitra kita, dan dengan hubungan itu sendiri. • Bila daya tarik meluntur, kita kehilangan salah satu alas an terpenting untuk mengembangkan hubungan.

Ø Hubungan Pihak Ketiga Ø Perubahan Sifat Hubungan • Hubungan dibina dan dipelihara sebagian

Ø Hubungan Pihak Ketiga Ø Perubahan Sifat Hubungan • Hubungan dibina dan dipelihara sebagian besar karena didalamnya kesenangan menjadi maksimal dan penderitaan menjadi minimal bila hal ini tidak lagi terjadi, kecil harapan hubungan itu akan bertahan. • Perubahan Psikologis separti perkembangan minat intelektual yang berbeda atau sikap yang tidak bersesuaian dapat menimbulkan masalah hubungan. Perubahan keprilakuan seperti kesibukan dengan bisnis atau sekolah dapat menimbulkan ketegangan dan menimbulkan masalah perubahan status juga dapat menimbulkan kesulitan bagi suatu pasangan

Ø Harapan Yang Tak Terkatakan • Adakalanya Harapan satu pihak kepada pihak lain tidak

Ø Harapan Yang Tak Terkatakan • Adakalanya Harapan satu pihak kepada pihak lain tidak Realistis ini sering terjadi pada awal suatu hubungan bilamana misalnya kedua pihak mengira bahwa mereka akan dapat selalu menghabiskan waktu mereka bersama -sama bila mereka menyadari bahwa ini ternyata tidak terjadi. Setiap rasa kecewa akan semakin melunturkan perasaan yang tadinya ada. Ø Seks • Riset secara jelas menunjuakan bahwa kualitas hubungan Seks, dan bukan kuantitas yang penting. Bila kualitas hubungan ini buruk pihak yang terlibat mungkin mencari kepuasan diluar hubungan yang sah.

Ø Pekerjaan • Ketidak bahagiaan dengan pekerjaan seringkali menimbulkan kesulitan hubungan. Menurut Graham Staines,

Ø Pekerjaan • Ketidak bahagiaan dengan pekerjaan seringkali menimbulkan kesulitan hubungan. Menurut Graham Staines, Kaum suami yang istrinya bekerja lebih tidak puas dengan pekerjaan dan kehidupan mereka sendiri ketimbang kaum suami yang istrinya tidak bekerja. Seringkali kaum pria mengharapkan istrinya tidak bekerja tetapi tidak mengurangi harapan mereka dalam tanggung jawab rumah tangga.

Ø Masalah keuangan • Dalam survey tentang masalah yang dialami pasangan-pasangan, Masalah keuangan rupanya

Ø Masalah keuangan • Dalam survey tentang masalah yang dialami pasangan-pasangan, Masalah keuangan rupanya cukup mengancam. Uang barangkali merupakan topic yang tabu untuk dibicarakan pada tahap awal suatu hubungan. Penghasilan yang tidak sama antara pihak pria dan wanita menimbulkan masalah lebih jauh siapapun yang mempunyai penghasilan lebih besar uang juga menimbulkan masalah karena pihak pria dan wanitamemandang secara berbeda. Bagi pria, Uang khususnya terkait dengan kekuasaan. Bagi wanita, Uang lebih terkait dengan perasaan aman dan kemandirian.

Ø Ketidak biaya Merataan Distribusi penghargaan dan • Umumnya, kita memeprtahankan hubungan yang menguntungkan

Ø Ketidak biaya Merataan Distribusi penghargaan dan • Umumnya, kita memeprtahankan hubungan yang menguntungkan dan meninggalkan hubungan yang merugikan � Komitmen - Keuangan - Waktu - Emosional

Memperbaiki Komunikasi Antar Personal dan Manajemen Konflik Pendekatan Humanistik Devito (1997: 259) Ada lima

Memperbaiki Komunikasi Antar Personal dan Manajemen Konflik Pendekatan Humanistik Devito (1997: 259) Ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan dalam KAP. � Keterbukaan Kualitas keterbukaan sedikitnya mengacu tiga aspek 1. Harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi 2. Kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang 3. Menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran

Ø Empaty Henry Backrack (1976) mendefinisikan empaty sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang

Ø Empaty Henry Backrack (1976) mendefinisikan empaty sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu tempat tertentu dari sudut pandang orang lain itu melalui kacamata orang lain itu. § Sikap Mendukung 1. Deskriptif bukan Evaluatif 2. Spontan bukan Strategi 3. Profesional bukan sangat yakin. § Sikap Positif 1. KAP terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. 2. Perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif

Ø Kesetaraan Dalam setiap situasi, Barangkali terjadi ketidaksetaraan , salah seorang mungkin lebih pandai,

Ø Kesetaraan Dalam setiap situasi, Barangkali terjadi ketidaksetaraan , salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau atletis ketimbang orang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, KAP akan lebih efektif bila suasananya setara, Artinya harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan masing mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Ancaman Pragmatis (Model Kompetensi) KAP Ø Kepercayaan Diri Komunikator yang efektif memiliki kepercayaan diri

Ancaman Pragmatis (Model Kompetensi) KAP Ø Kepercayaan Diri Komunikator yang efektif memiliki kepercayaan diri sosial, Perasaan cemas tidak dengan mudah dilihat oleh orang lain, bersikap santai tidak kaku, Fleksibel dalam suara dan gerak tubuh, Tidak terpaku pada suara tertentu dan gerak tubuh tertentu, terkendali, tidak gugup atau canggung. Sosok yang santai, Menurut Riset, Mengkomunikasikan sikap terkendali status dan kekuatan, Ketegangan, Ketakutan dan kecanggungan sebaliknya mengisyaratkan ketiadaan kendali

Ø Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara dan pendengar terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan

Ø Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara dan pendengar terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan Kebersatuan dikomunikasikan secara verbal dengan Cara : § Menyebut nama lawan bicara § Menggunakan kata ganti yang mencakup baik pembicara atau pendengar § Memberikan umpan balik yang relevan § Tunjuakan bahwa anda memusatkan perhatian pada kata-kata lawan bicara § Kukuhkan, hargai atau pujilah lawan bicara § Sertakan Referensi diri kedalam pernyataan yang bersifat evaluatif

Ø Manajemen Interaksi Dalam Manajemen Interaksi yang paling efektif tidak seorang pun merasa diabaikan

Ø Manajemen Interaksi Dalam Manajemen Interaksi yang paling efektif tidak seorang pun merasa diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting, Masing-masing pihak berkontribusi dalam keseluruhan komunikasi. Menjaga peran sebagai pembicara dan pendengar dan melalui gerakan mata, ekspresi vocal, serta gerakan tubuh dan wajah yang sesuai saling memberikan kesempatan untuk berbicara merupakan keterampilan Manajemen Interaksi Dalam Manajemen Interaksi yang efektif menyampaikan pesan-pesan Verbal dan Non Verbal yang saling bersesuaian dan saling memperkuat.

Ø Pemantauan Diri Manipulasi citra yang kita tampilkan kepada pihak lain, pemantauan diri yang

Ø Pemantauan Diri Manipulasi citra yang kita tampilkan kepada pihak lain, pemantauan diri yang cermat selalu menyesuaikan perilaku mereka menurut umpan balik dari pihak lain. Guna mendapatkan efek yang paling menyenangkan. Mereka memanipulasi (dalam arti positif) Interaksi untuk menciptakan kesan yang terbaik dan paling efektif.

Ø Daya Ekspresi (Expressiveness) Daya Ekspressivess mengacu keterampilan mengkomunikasikan keterlibatan tulus dalam Interaksi Antar

Ø Daya Ekspresi (Expressiveness) Daya Ekspressivess mengacu keterampilan mengkomunikasikan keterlibatan tulus dalam Interaksi Antar Pribadi. Kita berperan serta dalam permainan dan tidak sekedar menjadi penonton misalnya ekspresi tanggung jawab atas pikiran dan perasaan, Mendorong daya ekspresi atau keterbukaan orang lain, dan memberikan umpan balik yang relevan dan patut. Dalam situasi konflik, Daya ekspresi mencakup ikut berkelahi secara aktif dan menyatakan ketidaksetujuan secara langsung dengan “I Message”, Bukan berkelahi secara pasif, Menarik diri atau melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.

Ø Orientasi Kepada Orang Lain Orientasi mengacu kepada kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan

Ø Orientasi Kepada Orang Lain Orientasi mengacu kepada kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicara selama perjumpaan Antar Pribadi. Orientasi ini mencakup pengkomunikasian perhatian dan minat terhadap apa yang dikatakan lawan bicara Orientasi kepada orang lain secara Non Verbal: Kontak mata yang terpusat, Senyum, Anggukan, Mencondongkan diri ke arah lawan bicara, dan memperlihatkan perasaan dan emosi melalui Ekspresi wajah yang sesuai. Secara Verbal : komentar-komentar “Oh, Ya? ”, Oh begitu Permintaan Informasi: Apa lagi yang anda lakukan disana Ungkapan Empati: “Saya mengerti apa yang anda rasakan, Orangtua saya juga bercerai baru-baru ini”

� Ancangan Pergaulan Sosial Teori kesetaraan (ekuitas), Bahwa kita tidak saja membina hubungan yang

� Ancangan Pergaulan Sosial Teori kesetaraan (ekuitas), Bahwa kita tidak saja membina hubungan yang manfaatnya melampaui biayanya, Melainkan juga bahwa kita mengalami kepuasan dari suatu hubungan bila ada kesetaraan atau pemerataan dalam Distribusi imbalan dan biaya diantara kedua belah pihak yang berhubungan. � Bertukar Manfaat Dalam setiap hubungan, selalu ada biaya : Masalah keuangan, Ketegangan, Pekerjaan, Masalah perumahan, Serta Konflik Antar Pribadi, Imbangi biaya ini dengan mempertukarkan manfaat atau kesenangan, Khususnya “Perilaku yang saling mengasihi”, Perilaku mengasihi adalah Dukungandikungan kecil yang kita terima dengan senang hati dari mitra hubungan kita Misalnya : Telepon untuk mengatakan “I Love You”, Kiriman kartu secara tiba-tiba, Bunga, Pelukan erat, Makanan yang disiapkan secara khusus, Ciuman. Perilaku manis ini haruslah 1. Spesifik dan positif 2. Difokuskan pada masa kini atas mendatang dan tidak dikaitkan dengan pertengkaran masa lalu 3. Dapat dilakukan setiap hari 4. Mudah dilakukan

� William Lederer menyarankan kedua belah pihak membuat daftarperilaku manis masing yang masing-masing inginkan

� William Lederer menyarankan kedua belah pihak membuat daftarperilaku manis masing yang masing-masing inginkan dan pertukaran daftar dan mempertukarkan daftar isi masing-masing pihak kemudian mengerjakan perilaku manis yang diinginkan mitranya. § Menanggung beban biaya § Mengintensipkan pertukaran manfaat pada saat biaya meningkat § Memperbesar manfaat untuk mengurangi saya tarik alternatif

Manajemen Konflik Manajemen konflik yang tidak produktif • Penghindaran, Non Negoisasi, Redefinisi ØPenghindaran (Avoidance)

Manajemen Konflik Manajemen konflik yang tidak produktif • Penghindaran, Non Negoisasi, Redefinisi ØPenghindaran (Avoidance) Sering dijumpai dalam bentuk pelarian fisik, Meninggalkan tempat konflik, Tidur, Menyetel radio keras-keras Penghindaran secara Emosional atau Intelektual, Tidak menanggapi argumen atau masalah yang dikemukakan.

Ø Ø Non Negoisasi Tidak mau mendiskusikan atau mendengarkan argumen dari pihak lain memaksakan

Ø Ø Non Negoisasi Tidak mau mendiskusikan atau mendengarkan argumen dari pihak lain memaksakan pendapatnya sampai pihak lain menyerah Diredefinisi “Ini bukan kencan hanya perjalanan bisnis yang kita lakukan bersama-sama”. “Kecemburuanmu berlebihan, Sebaiknya kamu berkonsultasi ke psikiater” saya tidak sanggup menghadapi kecemburuan setiap hari dengan perilaku seperti ini, Sumber konflik tidak pernah dihadapi hanya dikesampingkan. Suatu saat konflik ini akan muncul kembali.

Ø - - Pemaksaan Bila dihadapkan pada konflik banyak orang yang berusaha memaksakan keputusan

Ø - - Pemaksaan Bila dihadapkan pada konflik banyak orang yang berusaha memaksakan keputusan atau cara berfikir mereka dengan cara pemaksaan atau kekuatan fisik, Emosional. Contoh kasus (Time, 21 September 1981) 25% kisah cinta di PT Amerika melibatkan kekerasan , Konflik menyangkut pihak ketiga, Seks, Mabuk-mabukan. 30% Pasangan yang terlibat konflik yang mengandung kekerasan ini memandang kekerasan fisik sebagai tanda cinta. 75% Dari yang terlibat penganiayaan mengatakan bahwa hal tersebut tidak merusak hubungan mereka, Dan lebih dari sepertiga mengatakan bahwa kekerasan fisik bisa memperbaiki hubungan mereka

Ø Minimasi Kita menggunakan Minimasi bila kita menganggap enteng perasaan orang lain “Mengapa kamu

Ø Minimasi Kita menggunakan Minimasi bila kita menganggap enteng perasaan orang lain “Mengapa kamu begitu marah? Saya hanya terlambat 2 jam (Kamu layak marah, Seharusnya saya menelepon mu bila saya tahu akan datang terlambat). Ø Menyalahkan Dalam Beberapa kasus kita menyalahkan diri sendiri, tetapi lebih sering menyalahkan orang lain. Saling menyalahkan tidak ada gunanya selain sekedar menghibur diri untuk sementara bahwa bukanlah dirinya yang bersalah dalam hal itu.

Ø Peredam Menangis, Menjerit-jerit, Berteriak-teriak, Sakit kepala/Nafas sesak. Ø Karung Goni Ø Manipulasi Mengacu

Ø Peredam Menangis, Menjerit-jerit, Berteriak-teriak, Sakit kepala/Nafas sesak. Ø Karung Goni Ø Manipulasi Mengacu pada tindakan menimbun kekecewaan dan kemudian menumpahkan pada lawan bertengkar. Situasi konflik dari pihak lain dimanipulasi sedemikian rupa sehingga pihak pemanipulasi memenangkan pertengkaran. Ø Penolakan Pribadi Pihak yang melakukan penolakan biasanya bersikap dingin dan acuh tak acuh berupaya menjatuhkan pihak lain Dengan tidak memberi perhatian, Orang berharap membuat pihak lain bertanya-tanya mengenai arti dirinya.

Manajemen Konflik Yang Efektif 1. 2. 3. 4. 5. Berkelahi secara Sportif Bertengkar secara

Manajemen Konflik Yang Efektif 1. 2. 3. 4. 5. Berkelahi secara Sportif Bertengkar secara aktif Bertanggungjawab atas pikiran dan perasaan anda Langsung dan Spesifik Gunakan Humor untuk meredakan ketegangan Manfaat Positif Konflik (Johnson 1981) 1. Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan kita dengan orang lain 2. Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri kita 3. Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang selama ini tidak jelas kita sadari atau kita biarkan tidak muncul kepermukaan 4. Konflik dapat menjadikan kehidupan lebih menarik.

5. 6. 7. 8. 9. Perbedaan pendapat membing kearah tercapainya keputusan-keputusan bersama yang lebih

5. 6. 7. 8. 9. Perbedaan pendapat membing kearah tercapainya keputusan-keputusan bersama yang lebih matang dan bermutu. Konflik dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering kita alami dalam hubungan kita dengan seseorang Konflik juga dapat menjadikan kita sadar tentang siapa atau macam apa diri kita sesungguhnya Konflik dapat menjadi sumber hiburan Konflik dapat memperketat dan memperkaya hubungan Konflik Bersifat Konruktif, Apabila 1. Hubungan kita dengan pihak lain justru menjadi lebih erat, Dalam arti lebih mudah berinteraksi dan bekerjasama 2. Kita dan pihak sama-sama merasa puas dengan akibat-akibat yang timbul setelah berlangsungnya konflik 3. Kedua belah pihak sama-sama merasa puas dengan akibat yang timbul setelah berlangsungnya konflik 4. Kedua belah pihak makin mengatasi secara konstruktif konflik -konflik baru yang terjadi diantara mereka.

Dalam Kaitannya Dengan Cara Berkonflik Terdapat 4 Tipe Situasi Konflik, Sbb A. Konflik Inter

Dalam Kaitannya Dengan Cara Berkonflik Terdapat 4 Tipe Situasi Konflik, Sbb A. Konflik Inter Individu Konflik ini merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi Individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Konflik dapat muncul dari dua penyebab, Karena kelebihan beban (Role Everloads) atau karena ketidaksesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan (Person Role Incompatibilities) dalam kondisi pertama seseorang mendapat “Beban berlebihan” akibat status (Kedudukan) yang dimilikinya Sedang dalam kondisi kedua seseorang memang tidak memiliki kesesuaian yang cukup untuk melaksanakan peranan sesuai dengan statusnya.

B. Konflik Antar Individu terjadi antar seseorang dengan satu orang atau lebih, Sifatnya kadang-kadang

B. Konflik Antar Individu terjadi antar seseorang dengan satu orang atau lebih, Sifatnya kadang-kadang Substantif menyangkut perbedaan gagasan, Pendapat, kepentingan atau bersifat emosional menyangkut perbedaan selera, Perasaan Like/Dislike. C. Konflik Antar Kelompok Sosial Hal-hal yang mengawali konflik antar kelompok sosial, Sbb - Ambiguitas peranan - Persaingan dalam memperoleh sesuai yang nilainya tinggi - Kesaling tergantungan/Interdepedensi dari tugas - Hambatan-hambatan komunikasi - Konflik-konflik yang sebelumnya tidak diatasi secara nyata - Perbedaan dalam persepsi-persepsi Individual - Perbedaan dalam Kepribadian, Kebutuhan, Nilai, Norma, Kepentingan dan tujuan

Pengendalian Konflik Sosial A. Konsiliasi Bentuk pengendalian konflik seperti ini dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu

Pengendalian Konflik Sosial A. Konsiliasi Bentuk pengendalian konflik seperti ini dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil diantara pihak-pihak yang bertikai. B. Mediasi Dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk phak ketiga sebagai mediator. C. Arbitrasi (Pewasitan) Dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan mengambil keputusan-keputusan tertentu untuk menyelsaikan konflik.

Strategi Dalam Mengatasi Konflik Bila kita terlibat dalam suatu konflik dengan orang lain, Ada

Strategi Dalam Mengatasi Konflik Bila kita terlibat dalam suatu konflik dengan orang lain, Ada dua hal yang harus kita pertimbangkan: 1. Tujuan-tujuan atau kepentingan pribadi kita. 2. Hubungan baik dengan pihak lain Gaya-Gaya Dalam Mengelola Konflik 1. Gaya Kura-kura lebih senang menarik diri bersembunyi dibalik tempurung badannya untuk menghindari konflik, mereka cenderung menghindar dari pokok-pokok soal maupun orang yang dapat menimbulkan konflik. 2. Gaya ikan Hiu Ikan Hiu senang menaklukan lawan dengan memaksanya menerima solusi konflik yang ia sodorkan. Baginya tercapainya tujuan pribadi adalah yang utama, Sedangkan hubungan dengan pihak lain tidak terlalu penting.

3. 4. 5. Gaya Kancil Seekor Kancil sangat mengutamakan hubungan dan kurang mementingkan tujuan-tujuan

3. 4. 5. Gaya Kancil Seekor Kancil sangat mengutamakan hubungan dan kurang mementingkan tujuan-tujuan pribadi, Ia berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi kerukunan konflik harus didamaikan, Bukan dipecahkan agar hubungan tidak menjadi rusak. Gaya Rubah senang mencari kompromi baginya baik tercapainya tujuan-tujuan pribadi maupun hubungan baik dengan pihak lain cukup penting ia mau mengorbankan sedikit tujuan nya dan hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama. Gaya burung Hantu Burung hantu sangat mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus hubungan dengan pihak lain. Konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya dan pemecah itu harus sejalan dengan tujuan-tujuan pribadinya dan tujuan lawannya, Konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi diantara dua pihak yang berhubungan