KOMPLEMEN ULFA HUSNA DHIRAH SST M K M

  • Slides: 30
Download presentation
KOMPLEMEN ULFA HUSNA DHIRAH, SST. , M. K. M

KOMPLEMEN ULFA HUSNA DHIRAH, SST. , M. K. M

SISTEM KOMPLEMEN • Sejumlah protein serum yang saling mengaktifkan secara berurutan untuk membentuk molekul

SISTEM KOMPLEMEN • Sejumlah protein serum yang saling mengaktifkan secara berurutan untuk membentuk molekul biologi yang aktif seperti enzim, opsonin, anafilatoksin dan kemotaksin. • Diberi nomor sesuai dengan urutan ditemukan. • Termasuk respon imun non spesifik. • Jumlahnya tidak meningkat setelah imunisasi.

PENGAKTIFAN SISTEM KOMPLEMEN Melalui 2 jalur : 1. Jalur klasik 2. Jalur alternatif (jalur

PENGAKTIFAN SISTEM KOMPLEMEN Melalui 2 jalur : 1. Jalur klasik 2. Jalur alternatif (jalur properdin) • Kedua

JALUR KLASIK Pengaktifan oleh: terjadinya ikatan antibodi dengan antigen asing. Sekuens dari jalur klasik:

JALUR KLASIK Pengaktifan oleh: terjadinya ikatan antibodi dengan antigen asing. Sekuens dari jalur klasik: • Komponen pertama yang diaktifkan adalah C 1. Aktifasi C 1 memerlukan ikatan C 1 dengan reseptor spesifik C 1 di regio Fc sekurangnya 2 molekul Ig yang bersebelahan (Ig. G atau Ig. M). • C 1 yang teraktivasi memiliki aktifitas esterolitik dan proteolitik yang dapat memecah C 4 menjadi fragmen-fragmen. C 4 yang aktif berinteraksi dengan C 1 untuk memecah C 2 menjadi fragmen-fragmen. • Fragmen C 2 dan C 4 membentuk enzim baru yang disebut C 42 (C 3 convertase). Enzim ini memecah beratus-ratus molekul C 3 menjadi fragmen C 3 a dan C 3 b (AMPLIFIKASI). C 3 a dan C 3 b ini berperan menyebabkan kemotaksis dan inflamasi serta berperan sebagai opsonin.

Lanjutan: • C 3 b bergabung dengan fragmen C 2 dan C 4 membentuk

Lanjutan: • C 3 b bergabung dengan fragmen C 2 dan C 4 membentuk enzim C 5 convertase (C 423)yang memecah C 5 menjadi fragmen C 5 a dan C 5 b. • C 5 b dengan C 6, C 7 dan beberapa molekul C 9 membentuk membrane attack complex (MAC). Yaitu lubang beberbentuk bulat pada membran sitoplasma � cairan masuk ke dalam sel �sel bengkak �lisis hipotonik sel. • MAC merupakan senjata antimikrobial non spesifik yang poten terhadap banyak bakteri dan patogen eukariotik.

JALUR ALTERNATIF Pengaktifan oleh: Patogen dan produk patogen seperti: • Endotoksin bakteri (LPS bakteri

JALUR ALTERNATIF Pengaktifan oleh: Patogen dan produk patogen seperti: • Endotoksin bakteri (LPS bakteri Gram negatif) • Dindding sel beberapa bakteri • Dinding sel jamur • Ig. A teragregasi • Faktor-faktor yang terdapat pada bisa ular kobra.

JALUR ALTERNATIF • Faktor properdin B, D dan P (faktor serum) berinteraksi dengan endotoksin

JALUR ALTERNATIF • Faktor properdin B, D dan P (faktor serum) berinteraksi dengan endotoksin �stabilisasi molekul C 3 b yang terdapat dalam jumlah sedikit dalam darah. • C 3 b stabil bergabung dengan faktor properdin B, D dan P membentuk enzim yang memecah C 3 �fragmen C 3 b yang lebih banyak. • Molekul C 3 b bergabung dengan properdin B �enzim �memecah C 5 � seperti jalur klasik. • Kurang efisien dibanding klasik • Berguna pada fase awal infeksi jamur dan bakteri Gram negatif sebelum respon imun spesifik menghasilkan antibodi untuk mengaktifkan jalur klasik. • Antibody independent. • Kedua jalur ini saling berhubungan.

ANTIGEN DEFINISI Antigen : • Setiap agen atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh

ANTIGEN DEFINISI Antigen : • Setiap agen atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh dapat berikatan secara spesifik dengan komponen respon imun misalnya limfosit dan antibodi • Pengikatan ini sangat spesifik, di mana komponen sistem imun mempunyai kapasitas untuk mengenali bermacam-macam senyawa. Imunogen: • Setiap agen atau bahan-bahan yang dapat menginduksi respon imun. • Semua imunogen adalah antigen, tapi tidak semua antigen dapt menjadi imunogen

CONTOH Contoh: • Bakteri, virus jamur dan bagian-bagiannya • Toksin • Makanan • Debu

CONTOH Contoh: • Bakteri, virus jamur dan bagian-bagiannya • Toksin • Makanan • Debu Dapat melalui: • Kulit yang luka • Mukosa saluran napas, pencernaan, genitouri • Injeksi: gigitan ular, pemberian vaksin, transfusi, transplantasi organ dan skin graft.

DEFINISI • Antigen Determinant (Epitope): Satu sisi atau bagian dari antigen (bentuk 3 dimensi)

DEFINISI • Antigen Determinant (Epitope): Satu sisi atau bagian dari antigen (bentuk 3 dimensi) yang mempunyai sifat spesifik dan dapat berikatan dengan bagian spesifik dari antibodi atau suatu reseptor dari limfosit. • Hapten: Suatu bahan yang mempunyai berat molekul rendah yang tidak bersifat imunogenik (menginduksi respon imun), tapi akan dapat bersifat imunogenik bila berikatan dengan bahan yang mempunyai berat molekul tinggi yang carrier, seperti protein. • Contoh: antibiotik (penisilin)

Karakteristik suatu bahan menjadi imunogenik: • Merupakan suatu benda asing terhadap individu • Berat

Karakteristik suatu bahan menjadi imunogenik: • Merupakan suatu benda asing terhadap individu • Berat molekul minimal yang bisa menginduksi respon imun : Terbaik antara sampai dalton • Struktur molekul bersifat kompleks : Glikogen (besar tapi struktur sederhana) kurang imunogen dibanding glikoprotein dan fosfolipid.

ANTIBODI PENDAHULUAN • Molekul yang berikatan spesifik dengan antigen (yang menstimulasi produksinya) yang dihasilkan

ANTIBODI PENDAHULUAN • Molekul yang berikatan spesifik dengan antigen (yang menstimulasi produksinya) yang dihasilkan oleh sel plasma berupa protein terlarut ke dalam darah atau cairan limfe • Disebut juga imunoglobulin