Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks pantun

  • Slides: 29
Download presentation
Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks pantun, baik melalui lisan maupun tulisan Tujuan

Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks pantun, baik melalui lisan maupun tulisan Tujuan Pembelajaran 1. peserta didik dapat menjelaskan struktur teks pantun dengan benar 2. peserta didik dapat menemukan struktur isi teks pantun dengan benar

RASA SAYANGE Rasa sayange rasa sayange, eeee lihat Ambon dari jauh rasa sayange. Ayam

RASA SAYANGE Rasa sayange rasa sayange, eeee lihat Ambon dari jauh rasa sayange. Ayam hitam telurnya putih, mencari makan di pinggir kali. Orang hitam giginya putih, kalau tertawa manis sekali. Pulau Pandan jauh di tengah, di balik pulau si angsa dua. Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua. Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umur yang panjang, boleh kita berjumpa lagi.

Etimologi ‘Pantun’ • Dalam bahasa Minang, pantun berasal dari kata patuntun ‘petuntun’. • Dalam

Etimologi ‘Pantun’ • Dalam bahasa Minang, pantun berasal dari kata patuntun ‘petuntun’. • Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama parikan • Dalam bahasa Sunda dikenal dengan paparikan. • Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpama atau ende-ende • Masyarakat Toraja menyebutnya dengan londe. • Orang Aceh dan Ambon juga mengenal pantun dan menyebutnya dengan panton, • Orang Bengkulu menyebutnya dengan rejong.

Sejarah Singkat Pantun • Lahirnya pantun Melayu diawali dengan kebiasaan masyarakat Melayu yang senang

Sejarah Singkat Pantun • Lahirnya pantun Melayu diawali dengan kebiasaan masyarakat Melayu yang senang menggunakan kiasan untuk menyampaikan maksud. • Pantun merupakan salah satu bentuk kiasan yang sering digunakan dalam setiap acara, baik acara kelahiran, pertemuan, pernikahan maupun acara adat. • Pantun merupakan alat komuniasi yang sangat penting dalam masyarakat Melayu • Dahulu pantun dapat dijadikan alat untuk mengukur kepandaian seseorang. Orang yang cakap dalam berpantun dianggap orang yang pandai.

Pengertian Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri dari empat larik setiap

Pengertian Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri dari empat larik setiap bait, larik pertama dan kedua merupakan sampiran, larik ketiga dan keempat merupakan isinya dengan persajakan a – b – a - b

Tujuan Berpantun Agar berbahasa dengan sopan, tidak kasar sehingga tidak menyinggung perasaan.

Tujuan Berpantun Agar berbahasa dengan sopan, tidak kasar sehingga tidak menyinggung perasaan.

Peran Pantun • Sebagai sebuah media komunikasi, teks pantun berperan sebagai alat pemelihara bahasa.

Peran Pantun • Sebagai sebuah media komunikasi, teks pantun berperan sebagai alat pemelihara bahasa. • Sebagai penjaga alur berpikir manusia, di samping melatih seseorang berpikir secara logis tentang makna kata. • Pantun melatih seseorang untuk berpikir secara asosiatif tentang kaitan kata yang satu dengan yang lainnya. • Pantun mencerminkan kepiawaian seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. • Sebagai media hiburan, penyampai aspirasi.

Struktur Pantun • Dilihat dari unsur strukturnya, pantun dibangun atas unsur bait, baris (larik),

Struktur Pantun • Dilihat dari unsur strukturnya, pantun dibangun atas unsur bait, baris (larik), rima, sampiran dan isi. • Pantun terdiri dari empat larik. • Bersajak/berima akhir a-b-a-b • Pantun terdiri dari dua bagian: dua baris pertama disebut sampiran dua baris terakhir disebut isi. • Sampiran yang biasanya berupa sketsa alam/suasana (mencirikan masyarakat pendukungnya) berfungsi sebagai pengantar (menyiapkan rima dan dua baris terakhir) untuk mempermudah pemahaman isi pantun.

Bagan Struktur Pantun Baris 1 / a Sampiran Baris 2 / b Bait Baris

Bagan Struktur Pantun Baris 1 / a Sampiran Baris 2 / b Bait Baris 1 / a isi Baris 2 / b

Jenis-Jenis Pantun Bentuk Isi

Jenis-Jenis Pantun Bentuk Isi

Jenis Pantun Berdasarkan Bentuk Pantun Biasa Bentuk (Jumlah larik) Pantun Kilat / Karmina Talibun

Jenis Pantun Berdasarkan Bentuk Pantun Biasa Bentuk (Jumlah larik) Pantun Kilat / Karmina Talibun Pantun Berkait / seloka

Jenis Pantun Berdasarkan Isi Suka cita Duka cita nasib perkenalan Berkasihan agama adat nasihat

Jenis Pantun Berdasarkan Isi Suka cita Duka cita nasib perkenalan Berkasihan agama adat nasihat jenaka Teka-teki

Karmina / Pantun Kilat Tersusun atas dua baris Baris 1 sampiran, baris 2 isi

Karmina / Pantun Kilat Tersusun atas dua baris Baris 1 sampiran, baris 2 isi Karmina Bersajak / rima a-a Kura-kura dalam perahu, Pura-pura tidak tahu.

Talibun Jumlah larik lebih dari 4 tetapi genap Jumlah larik 6, 8, 10, 12

Talibun Jumlah larik lebih dari 4 tetapi genap Jumlah larik 6, 8, 10, 12 Talibun Jika sampiran ganjil, isinya ganjil, gabungannya akan genap Bersajak / rima a-b-c – a –b-c atau a – b – c – d – a-b-c-d

Pantun Berkait / Seloka Terdiri dari beberapa bait sambungmenyambung Pantun Berkait Larik 2 dan

Pantun Berkait / Seloka Terdiri dari beberapa bait sambungmenyambung Pantun Berkait Larik 2 dan 4 pada setiap baitnya menjadi larik 1 dan 3 bait berikutnya. Struktur pantun berkait sangat kompleks

TALIBUN Bukan hamba takutkan mandi, } samp. baris 1 takut hamba berbasah-basah, } samp.

TALIBUN Bukan hamba takutkan mandi, } samp. baris 1 takut hamba berbasah-basah, } samp. baris 2 mandi di lubuk Pariangan. } sampiran baris 3 Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1 takut hamba kan patah-patah, } isi baris 2 di dalam bertunangan. } isi baris 3

Pantun Barkait Manggistan namanya kayu, daunnya luruh menelentang. Mahkota Raja Melayu, turun dari bukit

Pantun Barkait Manggistan namanya kayu, daunnya luruh menelentang. Mahkota Raja Melayu, turun dari bukit Seguntang. Daunnya luruh menelentang, daun puan diraut-raut. Turun dari bukit Seguntang, keluar dari dalam laut. Pulau Pandan jauh ke tengah, Gunung Daik bercabang tiga. Hancur badan dikandung tanah, budi yang baik dikenang juga. Gunung Daik bercabang tiga, tampak jauh dari seberang. Budi yang baik dikenang juga, khidmat bakti disanjung orang.

Pantun Berkasih-kasihan Bunga melur cempaka biru Bunga rampai kelabu puan. Tujuh malam selalu rindu,

Pantun Berkasih-kasihan Bunga melur cempaka biru Bunga rampai kelabu puan. Tujuh malam selalu rindu, Hanyalah rindu kepada Tuan.

Pantun Nasihat Pulau Pandan jauh di tengah, di balik pulau si angsa dua. Hancur

Pantun Nasihat Pulau Pandan jauh di tengah, di balik pulau si angsa dua. Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua.

Pantun Beriba Hati Tidak salah bunga lembayung Salah pandan menderita. Tidak salah bunda mengandung,

Pantun Beriba Hati Tidak salah bunga lembayung Salah pandan menderita. Tidak salah bunda mengandung, Salah badan buruk pinta.

Pantun Agama Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang. Menangis di pintu kubur, Teringat

Pantun Agama Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang. Menangis di pintu kubur, Teringat badan tidak sembahyang.

Pantun Teka-Teki Burung nuri burung dara Terbang ke sisi taman kayangan Cobalah cari wahai

Pantun Teka-Teki Burung nuri burung dara Terbang ke sisi taman kayangan Cobalah cari wahai saudara, Makin diisi makin ringan.

Pantun Adat Yang merah hanya saga, Yang kurik hanya kundi Yang indah hanya bahasa,

Pantun Adat Yang merah hanya saga, Yang kurik hanya kundi Yang indah hanya bahasa, Yang baik hanya budi.

Pantun Perkenalan Bukan kacang sembarang kacang, Kacang melilit kayu jati. Bukan datang sembarang datang,

Pantun Perkenalan Bukan kacang sembarang kacang, Kacang melilit kayu jati. Bukan datang sembarang datang, Datang melihat si jantung hati

Kaidah Kebahasaan dalam Teks Pantun • Struktur kebahasaan pada pantun sering disebut struktur fisik.

Kaidah Kebahasaan dalam Teks Pantun • Struktur kebahasaan pada pantun sering disebut struktur fisik. • Struktur fisik pantun mencakup diksi, bahasa kiasan, imaji, dan bunyi yang terdiri atas rima dan ritme.

Diksi • Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan

Diksi • Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. • Pantun yang digunakan untuk berkomunikasi biasanya mencerminkan masyarakat pada zamannya. Hal ini juga berpengaruh pada diksi atau pilihan kata yang digunakan. • Diksi yang digunakan pantun pada zaman dulu tentu berbeda dengan diksi pantun zaman sekarang.

Bahasa Kiasan • Bahasa kiasan yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan

Bahasa Kiasan • Bahasa kiasan yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yang secara tidak langsungmengungkapkan makna. • Bahasa kiasan bisa berupa peribahasa, ungkapan, atau gaya bahasa (majas).

Imaji atau Citraan • Imaji atau citraan, dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam

Imaji atau Citraan • Imaji atau citraan, dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam pembuatan teks pantun. • Pengimajian akan menghasilkan gambaran yang diciptakan secara tidak langsung oleh pelantun pantun. • Yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), imaji taktil, tergambar pada isi, pendengar seolah merasakan suasana tertentu.

Rima dan Irama • Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun. • Irama adalah

Rima dan Irama • Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun. • Irama adalah turun naiknya suara secara teratur.