KOMITMEN ORGANISASIONAL Komitmen organisasi adalah derajat sejauhmana seorang

  • Slides: 10
Download presentation

KOMITMEN ORGANISASIONAL Komitmen organisasi adalah derajat sejauhmana seorang karyawan memihak pada organisasi tertentu dan

KOMITMEN ORGANISASIONAL Komitmen organisasi adalah derajat sejauhmana seorang karyawan memihak pada organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi (Robbins, 2001) Mathis (2006: 122) mendefinisikan komitmen sebagai tingkat sampai di mana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi tersebut Sheldon (1971) mendefinisikan komitmen sebagai evaluasi positif dari organisasi dan tujuan organisasi Komitmen organisasional juga dapat diartikan sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari pegawai terhadap organisasi (Robbin, 1996).

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Komitmen Organisasional Individu ·Kemampuan ·Motivasi ·Dukungan Pekerjaan ·Rancangan ·Elemen

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Komitmen Organisasional Individu ·Kemampuan ·Motivasi ·Dukungan Pekerjaan ·Rancangan ·Elemen Kerja Kepuasan / Ketidakpuasan Kerja Komitmen Organisasional

Bentuk komitmen organisasional Barney & Griffin (1992: 531 -532) komitmen terhadap karir yang menekankan

Bentuk komitmen organisasional Barney & Griffin (1992: 531 -532) komitmen terhadap karir yang menekankan pada perkembangan karir individu dalam organisasi atau sejumlah kegiatan yang dilakukan individu yang berorientasi pada karir komitmen terhadap pekerjaan yang menekankan pada aspek pekerjaan komitmen pada organisasi yang menekankan pada organisasi secara keseluruhan

Luthans (2006: 249) variabel orang (usia, kedudukan dalam organisasi disposisi seperti efektivitas positif atau

Luthans (2006: 249) variabel orang (usia, kedudukan dalam organisasi disposisi seperti efektivitas positif atau negatif, atau atribusi kontrol internal atau eksternal) organisasi (desain pekerjaan, nilai, dukungan, dan gaya kepemimpinan penyelia) Bahkan faktor non-organisasi, seperti adanya alternatif lain setelah memutuskan untuk bergabung dengan organisasi, akan mempengaruhi komitmen selanjutnya (Gregory, 1990)

Mowday et al (1982), menitikberatkan komitmen organisasional dengan ikatan afektif pegawai dengan organisasi Sudut

Mowday et al (1982), menitikberatkan komitmen organisasional dengan ikatan afektif pegawai dengan organisasi Sudut pandang ini menyatakan bahwa komitmen organisasi ditunjukkan oleh : 1) keyakinan kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi; 2) kemauan untuk bekerja untuk organisasi; dan 3) keinginan kuat untuk menjaga keanggotaan organisasi

model komitmen organisasional Komitmen afektif (Affective Commitment) adalah keterikatan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan

model komitmen organisasional Komitmen afektif (Affective Commitment) adalah keterikatan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi. Porter et al. (1974), ciri komitmen afektif adalah: (1) kepercayaan dan penerimaan tujuan organisasi dan nilai, (2) kemauan untuk fokus pada upaya membantu organisasi mencapai tujuan-nya, (3) keinginan untuk mempertahankan keanggotaan organisasi Meyer dan Allen (1997) mengatakan bahwa untuk terus mempertahankan karyawan dari keanggotaan ini adalah pilihan dan komitmen mereka kepada organisasi.

Komitmen kelanjutan (Continuance Commitment) adalah komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari

Komitmen kelanjutan (Continuance Commitment) adalah komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi Komitmen kelanjutan juga termasuk faktor seperti tahun pekerjaan atau manfaat yang dapat menerima karyawan yang unik untuk organisasi karyawan yang berbagi komitmen kelanjutan dengan majikan mereka sering membuat sangat sulit bagi seorang karyawan untuk meninggalkan organisasi

Komitmen normatif (Normative Commitment) adalah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang

Komitmen normatif (Normative Commitment) adalah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan Normatif komitmen dapat dijelaskan oleh komitmen lainnya seperti perkawinan, keluarga, agama, dan lain sehingga ketika datang ke satu komitmen mereka ke tempat kerja mereka sering merasa mereka memiliki kewajiban moral kepada organisasi (Wiener, 1982).

KETERLIBATAN KERJA Keterlibatan kerja mengukur derajat sejauh mana seseorang secara psikologis mengaitkan dirinya kepada

KETERLIBATAN KERJA Keterlibatan kerja mengukur derajat sejauh mana seseorang secara psikologis mengaitkan dirinya kepada pekerjaannya dan menganggap tingkat kinerjanya sebagai hal penting bagi harga diri Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat mengaitkan dirinya ke jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu tingkat keterlibatan kerja yang tinggi terbukti berkaitan dengan rendahnya tingkat keabsenan dan pengunduran diri