KLORAMFENIKOL Kelompok 6 1 Isrokhah Nor Hayati 2

  • Slides: 29
Download presentation
KLORAMFENIKOL

KLORAMFENIKOL

Kelompok 6 : 1. Isrokhah Nor Hayati 2. Kholifatur Rosidah Sani 3. Marnaam 4.

Kelompok 6 : 1. Isrokhah Nor Hayati 2. Kholifatur Rosidah Sani 3. Marnaam 4. Mega Pramudya W 5. Nadyatul Febriana 6. Nungky Dwi S. SAKURA / REGULER 1

Kloramfenikol berasal dari: • Streptomyces venezuelae • Streptomyces phaeochromogenes • Sterptomyces omiyamensis Sejak tahun

Kloramfenikol berasal dari: • Streptomyces venezuelae • Streptomyces phaeochromogenes • Sterptomyces omiyamensis Sejak tahun 1950 sudah dibuat secara sintesis dan diperoleh struktur kimianya yaitu: • 1 -(p-nitrofenil)-2 -diklorasetamido-1, 3 propandiol • Pada tiamfenikol gugus NO 2 diganti –SO 2 CH 3

Dosis dan Aturan Pakai • Dewasa: 50 mg/kg. BB/hari dalam dosis terbagi tiap 6

Dosis dan Aturan Pakai • Dewasa: 50 mg/kg. BB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam. • Anak: 50 -75 mg/kg. BB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam. • Bayi < 2 minggu: 25 mg/kg. BB/hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam. Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampai 50 mg/kg. BB/ hari dalam 4 dosis tiap 6 jam.

Sifat Fisika dan kimia • Bentuk yang aktifnya adalah bentuk levo nya. • Zat

Sifat Fisika dan kimia • Bentuk yang aktifnya adalah bentuk levo nya. • Zat ini larut sedikit dalam air (1: 400) dan relatif stabil. • Obat ini diinaktifasi dengan mereduksi gugus nitro dan menghidrolisis ikatan amida, serta terjadi asetilasi. • Turunan kloramfenikol khasiatnya tidak ada yang melebihi kloramfenikol. • Karena sangat pahit, pada anak-anak digunakan bentuk ester palmitat. Senyawa ini akan aktif setelah mengalami hidrolisis dalam tubuh. • Untuk dewasa dapat dibuat dalam bentuk kapsul. • Untuk pemakaian parenteral digunakan garam ester natrium monosuksinat.

Bakteri gram negatif yang diinhibisi oleh 6, 3 µg/ml kloramfenikol adalah: • H. influenza

Bakteri gram negatif yang diinhibisi oleh 6, 3 µg/ml kloramfenikol adalah: • H. influenza • N. menginitidis • N. gonorrhoeae • Salmonella thypii • Brucella • Boedetella pertusis. Bakteri kokus gram positif yang bisa dihambat oleh 6, 3 µg/ml adalah: • Streptococcus pyogenes • Streptococcus agalactiae • Sterptococcus pneumoniae • Staphylococcus aureus membutuhkan kadar 4 • kalinya.

Bakteri yang dapat diinhibisi oleh 12, 5 µg/ml : • Escherisia coli • Klebsiella

Bakteri yang dapat diinhibisi oleh 12, 5 µg/ml : • Escherisia coli • Klebsiella pneumoniae • Enterobacter • Proteus mirabilis • Serrata marcescens • Pseudomonas pseudomallei - Kloramfenikol juga efektif terhadap chlamidia dan mykoplasma. - Terutama berkhasiat untuk infeksi yang disebabkan oleh Salmonella thypi dan Salmonella parathypi. - Kloramfenikol tidak aktif terhadap virus, jamur dan protozoa.

Mekanisme kerja • Kloramfenikol bekerja menghambat sintesis protein bakteri. • Obat dengan mudah masuk

Mekanisme kerja • Kloramfenikol bekerja menghambat sintesis protein bakteri. • Obat dengan mudah masuk ke dalam sel melalui proses difusi terfasilitas. • Obat mengikat secara reversibel unit ribosom 50 S, sehingga mencegah ikatan asam amino yang mengandung ujung aminoasil t-RNA dengan salah satu tempat berikatannya di ribosom. • Pembentukan ikatan peptida dihambat selama obat berikatan dengan ribosom. • Kloramfenikol juga dapat menghambat sintesis protein mitokondria sel mamalia disebabkan ribosom mitokondria mirip dengan ribosom bakteri.

Farmakokinetik A. Absorpsi. • Setelah pemberian oral kloramfenikol diabsorpsi dengan cepat. • Kadar puncak

Farmakokinetik A. Absorpsi. • Setelah pemberian oral kloramfenikol diabsorpsi dengan cepat. • Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 2 jam. • Kloramfenikol palmitat atau stearat dihidrolisis menjadi kloramfenikol oleh lipase pancreas dalam duodenum. • Ketersediaan hayati kloramfenikol lebih besar dari pada bentuk esternya, karena hidrolisis esternya tidak sempurna. • Untuk pemakaian parenteral digunakan kloramfenikol suksinat yang akan dihidrolisis di jaringan menjadi kloramfenikol. • Pemberian intramuscular sulit diabsorpsi shg tidak dianjurkan. • Pemberian intravena kadar maksimum kloramfenikol aktif sama seperti pada pemberian oral.

B. Distribusi. • Distribusinya luas termasuk ke jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata. •

B. Distribusi. • Distribusinya luas termasuk ke jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata. • Kloramfenikol ditemukan dalam empedu, ASI dan melewati sawar plasenta

C. Ekskresi. • Kloramfenikol dan metabolitnya diekskresi melalui urin dengan cara filtrasi glomerulus dan

C. Ekskresi. • Kloramfenikol dan metabolitnya diekskresi melalui urin dengan cara filtrasi glomerulus dan sekresi. • Dalam waktu 24 jam 75 -90% dosis oral diekskresi dalam bentuk metabolit dan 510% dalam bentuk asal. • Waktu paruh pada orang dewasa kira-kira 4 jam. • Pada pasien yang mengalami gangguan hati waktu paruh lebih panjang menjadi 56 jam karena metabolismenya terlambat. • Pada pasien gagal ginjal waktu paruh koramfenikol tidak berubah tetapi metabolitnya mengalami akumulasi.

Farmakodinamik • Mekanisme: menghambat sintesis protein kuman. • Masuk ke sel bakteri melalui diffusi

Farmakodinamik • Mekanisme: menghambat sintesis protein kuman. • Masuk ke sel bakteri melalui diffusi terfasilitasi. • Mekanisme resistensi : inaktivasi obat oleh asetil trensferase yang diperantarai oleh factor R. Resistensi terhadap P. aeruginosa, Proteus dan Klebsielaterjadi karena perubahan permeabilitas membran yang mengurangi masuknya obat ke dalam sel bakteri

Efek samping dan Toksisitasnya 1. Reaksi hipersensitivitas. • Walaupun relatif jarang dapat timbul pemerahan

Efek samping dan Toksisitasnya 1. Reaksi hipersensitivitas. • Walaupun relatif jarang dapat timbul pemerahan kulit, angioudema, urtikaria, anafilaksis dan demam. 2. Reaksi hematologik. • Reaksi toksik utama adala depresi sumsum tulang, shg terjadi kelainan darah, anemia. • Kelainan ini tergantung pada dosis, bila obat dihentikan maka kelainan akan sembuh. • Pengaruh genetik tidak tergantung dosis, bisa terjadi anemia aplastis yang irreversibel sehingga dapat menimbulkan kematian, walaupun sembuh dapat terjadi leukemia akut. • Kloramfenikol sebaiknya tidak diberikan jika penyakit dapat disembuhkan dengan obat lain atau jika penyakit belum jelas.

3. Gray sindroma. • Pada neonatus terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggoi (200

3. Gray sindroma. • Pada neonatus terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggoi (200 mg/kg BB) dapat terkena gray sindroma pada hari ke 4 terapi. • Gejala gray sindroma adalah: • - mula-mula bayi muntah, • - tidak mau menyusu • - pernafasan cepat dan tidak teratur • - perut kembung • - sianosis • - feses berwarna hijau dan diare • - selanjutnya bayi lemas dan berwarna abu-abu. • - hipotermia, 40% kasus terjadi kematian.

4. Reaksi Saluran Cerna Mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis. 5. Reaksi neurologik: -depresi,

4. Reaksi Saluran Cerna Mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis. 5. Reaksi neurologik: -depresi, bingung, delirium dan sakit kepala. 6. Efek biologik lain: dapat mengubah mikroflora normal.

Efek toksik ini terjadi karena: • 1. Sistem metabolisme aitu konyugasi melalui enzim glukuronil

Efek toksik ini terjadi karena: • 1. Sistem metabolisme aitu konyugasi melalui enzim glukuronil transferase belum sempurna. • 2. Kloramfenikol yang tidak terkonyugasi belum dapat diekskresi dengan baik oleh ginjal. • Bayi kurang dari 1 bulan dosisnya tidak boleh dari 25 mg/kg BB sehari. Bayi lebih dari 1 bulan 50 mg/kg BB sehari.

Indikasi Demam tifoid. • Kloramfenikol masih merupakan obat terpilih untuk demam tifoid dan infeksi

Indikasi Demam tifoid. • Kloramfenikol masih merupakan obat terpilih untuk demam tifoid dan infeksi salmonella lain. • Ampisilin dan amoksisilin juga efektif untuk demam tifoid. • Galur yang sudah resisten digunakan kombinasi trimetiprim-sulfametoksazol (kotrimoksazol). • Dosis kloramfenikol 4 kali 500 mg selama 2 -3 minggu. Meningitis karena bakteri. • Kloramfenikol efektif untuk meningitis karena H. influenza maupun karena N. meningitidis dan Streptomyses pneumoniae. • Dosis kloramfenikol untuk anak-anak 50 -75 mg/kg BB dibagi 4 dosis i. v tiap 6 jam selama 2 minggu.

Infeksi saluran urin: • Kloramfenikol hanya digunakan pada pielonefritis akut dimana tidak ada obat

Infeksi saluran urin: • Kloramfenikol hanya digunakan pada pielonefritis akut dimana tidak ada obat lain yang lebih efektif dan aman. Penyakit Riketsia. • Pilihan pertama pengobatan riketsia tetrasiklin. • Kloramfenikol diberikan pada pasien yang sensitif thdap tetrasiklin, fungsi ginjal berkurang, wanita hamil, dan pasien berpenyakit berat shg harus diberikan secara parenteral. • Dosis dewasa 500 mg tiap 4 jam oral. • Dosis anak-anak 75 mg/kg dibagi 4 dosis

Infeksi anaerob. • Pilihan pertama infeksi anaerob : klindamisin • Kloramfenikol cukup efektif utk

Infeksi anaerob. • Pilihan pertama infeksi anaerob : klindamisin • Kloramfenikol cukup efektif utk infeksi anaerob. • Abses otak; kombinasi kloramfenikol & penisilin. • Abses pelvis; oleh B. fragillis digunakan kloramfenikol, penisilin dan aminoglikosida. • Kloramfenikol bisa diganti dengan klindamisin dan metronidazol. Bruselosis: • Pilihan pertama tetrasiklin. • Bila kontraindikasi dapat kloramfenikol dg dosis • 750 mg-1 g oral tiap 6 jam.

Kontraindikasi • Alergi, penyakit hati berat, penyakit darah, insufisiensi ginjal, kombinasi dg obat hematotoksik,

Kontraindikasi • Alergi, penyakit hati berat, penyakit darah, insufisiensi ginjal, kombinasi dg obat hematotoksik, minggu terakhir kehamilan, menyusui, bayi prematur, neonatus. Rute pemberian dosis: • - Dosis maksimum dewasa tidak lebih dari 30 g. - Waktu pemberian tidak lebih dari 14 hari. • - Pemakaian parenteral hanya untuk infeksi yang sangat berat dengan dosis yang sama dengan dosis oral.

Interaksi • Kloramfenikol menghambat biotransformasi senyawa lain oleh enzim mikrosoma hati. • Interaksi kloramfenikol

Interaksi • Kloramfenikol menghambat biotransformasi senyawa lain oleh enzim mikrosoma hati. • Interaksi kloramfenikol dengan obat lain: Obat lain Akibat Sefalosporin Kerja sefalosporin turun Siklofosfamid Kerja sitostatika naik efek samping naik Dikumarol Antikoagulan Naik As. Nalidiksat Kerja as. nalidiksat turun Penisilin Kerja penisilin turun Fenitoin Kerja anti konvulsi dan efek samping naik Tolbutamid Kerja antidiabetes naik

MACAM-MACAM KLORAMFENICOL

MACAM-MACAM KLORAMFENICOL

1. Kloramfenikol palmitat atau stearat Biasanya berupa botol berisi 60 ml suspensi (tiap 5

1. Kloramfenikol palmitat atau stearat Biasanya berupa botol berisi 60 ml suspensi (tiap 5 l mengandung Kloramfenikol palmitat atau stearat setara dengan 125 mg kloramfenikol). Dosis ditentukan oleh dokter.

2. Kloramfenikol natrium suksinat Vial berisi bubuk kloramfenikol natrium suksinat setara dengan 1 g

2. Kloramfenikol natrium suksinat Vial berisi bubuk kloramfenikol natrium suksinat setara dengan 1 g kloramfenikol yang harus dilarutkan dulu dengan 10 ml aquades steril atau dektrose 5 % (mengandung 100 mg/ml).

3. Tiamfenikol • Kurang aktif thdp bakteri gram + maupun gram – daripada kloramfenikol.

3. Tiamfenikol • Kurang aktif thdp bakteri gram + maupun gram – daripada kloramfenikol. • Efeknya sama dengan kloramfenikol thdp: • - Streptococcus piogenes • - Streptococcus pneumoniae • - Haemiphyllus • - Meningococcus • Indikasi tiamfenikol sama dengan kloramfenikol. • Absorpsi dan distribusi sama dg kloramfenikol. • Ekskresi melalui urin dalam keadaan utuh, untuk penderita ginjal dosis harus dikurangi.

Efek samping: • Depresi sumsum tulang yang reversibel, tergantung dosis. • Jarang timbul aplasia

Efek samping: • Depresi sumsum tulang yang reversibel, tergantung dosis. • Jarang timbul aplasia sumsum tulang. Dosis: • Dewasa 1 gram sehari untuk 4 dosis. • Anak-anak 25 mg/kg BB sehari dibagi 4 dosis. • Untuk infeksi berat dosis dapat 2 kali lipat. • Tiamfenikol glisinat untuk dewasa dan anak-anak 25 mg/kg BB sehari i. m atau i. v dibagi 3 -4 dosis.

BENTUK SEDIAAN 1. Kapsul 250 mg, 500 mg 2. suspensi 125 mg/5 ml 3.

BENTUK SEDIAAN 1. Kapsul 250 mg, 500 mg 2. suspensi 125 mg/5 ml 3. sirup 125 ml/5 ml 4. serbuk injek. 1 g/vail. 5. Salep mata 1 % 6. Obat tetes mata 0, 5 % 7. Salep kulit 2 % 8. Obat tetes telinga 1 -5 %

Gambar

Gambar

TERIMA KASIH SOBAT. . .

TERIMA KASIH SOBAT. . .