KKPMT III 15 PHYSICAL THERAPY TERMS BERBAGAI ISTILAH
KKPMT III 15 PHYSICAL THERAPY TERMS (BERBAGAI ISTILAH TERKAIT FISIO-TERAPI) Disusun oleh dr. Mayang Anggraini Naga (Revisi 2016) 1
DESKRIPSI Pembahasan meliput unsur kata dan istilah umum, asal istilah dan prosedur fisioterapi berikut istilah terkait evaluasi dan pengukuran hasil fisioterapi. (Baca: Understanding Medical Terminilogy, Sister Agnes Clare Frenay, SSM, RN, BS in Nr, . MS in Nr. Ed. 6 th Edition) 2
KOMPETENSI MAMPU Memahami asal unsur kata, istilah umum, berbagai istilah tindakan fisio-terapi berserta istilah evaluasi dan pengukuran hasil fisio-terapi. Mengeja, Menulis, Mengerti definisi dan Meringkas, Mentranskrip istilah diagnosis dan tindakan terapi fisik dengan presisi, akurat dan tepat sesuai yang disandang pasien, memenuhi kepentingan persyaratan Sistem Informasi Statistik dan Manajemen Keuangan yang diharuskan. 3
TUJUAN INTSRUKSIONAL KHUSUS Menjelaskan: asal dan arti berbagai unsur kata pembentuk istilah umum terkait fisioterapi. asal dan arti berbagai unsur kata pembentuk istilah tindakan fisio-terapi Istilah terkait evaluasi dan pengukuran hasil fisio-terapi berbagai abbreviation yang terkait bacaan ilmiah terkait hemiplegia 4
POKOK & SUBPOKOK BAHASAN Istilah tindakan fisioterapi: - asal dan arti berbagai unsur kata pembentuk istilah umum terkait fisioterapi. - asal dan arti berbagai unsur kata pembentuk istilah tindakan fisio-terapi - electrotherapy - hydrotherapy - massage - radiation therapy - therapuetic exercises 5
(Lanjutan) - Istilah terkait : evaluasi dan pengukuran hasil fisio-terapi - Berbagai abbreviation yang terkait - Reading: Hemiplegia Cerebral palsy Bell’s palsy 6
AKAR KATA TERKAIT FISIOTERAPI 1. kine, kenit/o- ki. ne’si. a [Y] = motion/movement = gerak. Suatu kata bentuk penggabung 2. ma’nus (L) = hand = tangan 3. phys’i. cal [Y] = berkaitan dengan natural (alamiah). berkaitan dengan tubuh phys’ic [Y, physikos, of nature]: (1) ilmu kedokteran (2) to administer medicines; to purge. 4. ther’a. py [Y, therapeia] = terapi/pengobatan. 7
ISTILAH UMUM 1. Kinesioloy = ilmu terkait gerak manusia 2. Kinesthesia = persepsi sensori (kesadaran) terhadap gerak 3. Orthosis = koreksi defek (kecacatan) 4. Pathokinesiology = ilmu kinesiology terkait gerak manusia yang tidak normal 5. Physiatrist = dokter spesialis physical medicine and rehabilitation 8
ISTILAH UMUM (Lanjutan-1) 6. Agent physical = untuk gerak aktif di antaranya: air, energi radiasi, massage, exercise, electricity, dan ultrasound. 7. Physical medicine = cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan agen fisis dalam diagnosis dan manajemen penyakit. 9
ISTILAH UMUM (Lanjutan-2) 8. Physical therapist = tenaga profesional berkualitas pelaksana terapi fisis di bidang asuhan langsung pasien, konsultasi, supervisi, pengajaran, administrasi, reset dan pelayanan komunitas. 9. Physical therapist assistant = tenaga teknisi terampil yang melaksanakan pengobatan fisis di bawah supervisi terapisfisis 10
ISTILAH UMUM (Lanjutan-3) 10. Prosthetics = disain dan mengepas bagian artifisial tubuh, contoh: kaki palsu. 11. Physical therapy = profesi yang menggunakan pengetahuan dan keterampilan terkait terapi fisis untuk mengasuh pasien cacat/kurang secara fisis akibat penyakit dan cedera. Fokus utama adalah pada upaya restorasi fungsional pasien yang terkena gangguan kerangka tulang, neuromuskuler, kardivaskuler dan pulmoner. 11
ISTILAH UMUM (Lanjutan-4) 12. Rehabilitation: suatu proses pengobatan yang didisain untuk membantu individu dengan handicape (keterbatasan) fisis mengupayakan penggunaan maksimal kapasitas tersisa dan agar mampu memperoleh kepuasan optimal dan kegunaannya bagi diri sendiri, keluarga dan komunitas. 12
PROSEDUR TERAPI FISIS dan BERBAGAI TEST A. Asal istilah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. actin/o- [Y] cry/o-; crym/o- [Y] electr/o- [Y] heli/o- [Y] hydr/o- [Y] insulate (L) ion [Y] mechan/o- [Y] = ray (sinar) = cold (dingin) = amber (listrik) = sun (matahari) = water (air) = to make (membuat) = going (pergi) = machine (mesin, mekanik) 13
PROSEDUR TERAPI FISIS dan BERBAGAI TEST 9. 10. 11. 12. 13. meter [Y] orth/o- [Y] oscillation (L) phon/o [Y] phoresis [Y] 14. 15. 16. 17. photo [Y] polar [Y] radi/o (L) therm/o- [Y] = measure (ukuran) = correct, straight (korek, tegak) = swinging (mengayun) = voice, sound (suara) = to carry, to bear (membawa, menahan) = light (cahaya) = axis, pole (akar, kutub) = ray (sinar) = heat (panas) 14
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS 1. Electrotherapy: Penggunaan aliran listrik untuk terapi penyakit. Termasuk ini adalah prosedur: (a) biofeedback: Suatu proses sistem visual atau auditory yang memaparkan siknyal listrik aktivitas fisiologis pasien. Myofeedback: satu tipe biofeedback yang memaparkan proses fisiologis activitas otot. 15
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (Lanjutan-1) (b) diathermy: Penggunaan frekuensi aliran listrik untuk menghasilkan panas di bagian dalam tubuh. Tipe: unit microwave dan unit shortwave. (c) electric current: Aliran elektron sepanjang konductor (1) alternating current: aliran intermitten dan asimetris dalam tindakan aliran faradic (2) direct current: aliran searah dengan polaritas yang khusus = aliran galvanic 16
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (lanjutan-2) (d) iontophoresis: Memasukkan ion medisinal ke dalam jaringan melalui aliran direk. (e) low intensity direct current (LIDC): intensitas aliran < dari satu milliamper digunakan untuk menyembuhkan ulkus indolent (f) TENS: Transcutaneous Eletric Nerve Stimulation: penggunaan aliran bervoltage rendah/amperige rendah untuk menghasilkan modulasi sensoris bagi pengontrolan rasa sakit. 17
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (lanjutan-3) (g) ultrasonics: Penggunaan gelombang suara di atas rentang batas pendengaran untuk kepentingan terapi: (1) phonophoresis: introduksi ion medisinal (hydrocarbonea) ke dalam jaringan dengan cara ultrasound (2) ultrasound: satu bentuk vibrasi akustik yang timbul pada frekuensi yang terlalu tinggi diluar kemampuan pendengaran telinga manusia. 18
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (lanjutan-3) (h) vibratory stimulation: Penggunaan vibrator: frekuensi tinggi, amplitudo rendah untuk: menstimulasi otot-kerangka tulang menghasilkan efek gerak reflek dalam terapi gangguan motoris. 19
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (lanjutan-4) 2. Hydrotherapy: Penggunaan air dalam berbagai bentuk (cair, padat atau uap). Termasuk penggunaan suhu panas atau dingin. (a) Achimedes’ principle: Sebagian atau seluruh badan dimasukkan dan akan merasakan gerak dorong ke atas sesuai berat zat yang volumenya digantikan tubuh terkait. . 20
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (lanjutan-5) (b) conduction: Panas yang ditransfer dari benda yang dipanaskan ke yang lebih dingin apabila kedua benda terkait saling menempel. (c) contrast bath: Penggunaan air panas dan dingin secara bergantian (d) convection: Pertukaran panas antara permukaan dengan cairan yang bergerak berlawanan terhadap permukaan terkait. 21
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (lanjutan-6) (e) cryotherapy, crymotherapy: Penggunaan suhu panas dan dingin, khususnya cold packs, dicelup dalam air es dan massage es. (f) hydrocollator packs: Penggunaan kompres silicon packs panas. (g) paraffin packs: Penggunaan parafin panas untuk terapi 22
ISTILAH TERKAIT PROSEDUR TERAPI FISIS (lanjutan-7) (h) sauna: Bentuk panas basah atau kering (i) thermotherapy Terapi dengan penggunaan berbagai bentuk panas (j) underwater exercise Berendam di air, kolam, tangki yang memungkinkan gerak aktif leluasa, relaksasi dan abduksi total ` tungkai kadang untuk latihan gaya berjalan (k) whirlpool: Pemanfatan suhu dan efek mekanik gerak air yang terkontrol 23
3. MASSAGE Ini adalah manipulasi terhadap bagian jaringan lunak tubuh dengan tangan, digunakan untuk memproduksi efek atas sistem saraf dan otot berserta sirkulasi lokal dan umum aliran darah dan limfe terkait. (a) acupressure: aplikasi tekanan pada site titik-titik akupunctur untuk mengurangi rasa sakit (b) cryokinetics: ice massage 24
MASSAGE (Lanjutan-1) (c) effeurage: gerak memijat superficial atau dalam (d) friction: gerak memutar-mutar dan dalam (e) percussion: gerak memukul pukul dan meniup dengan tenaga yang berbeda-beda 25
Massage (Lanjutan) (f) petrissage: kneading or compression atau gerak kompresi (g) shiatsu: suatu bentuk massage dengan tekanan (h) tapotement: gerak perkusi meliputi: cupping, hacking, clapping, tapping dan beating. (i) vibratory massage: penggunaan alat mekanik untuk meningkatkan drainage dari bronchus 26
4. RADIATION (Radiasi) (a) Infrared Satu bentuk radiasi energi yang tidak nampak berkisar sekitar 760 mu – 15000 mu pada spectrium electromagnetic menghasilkan panas pada absorpsi. (b) Ultraviolet Satu bentuk radiasi energi yang tidak nampak berkisar sekitar 180 mu – 400 mu dan menghasilkan aksi kimiawi pada absorpsi Istilah yang terkait: (1) cold quarts (2) cosine angle law 27
Radiation (Radiasi) (Lanjutan-1) (c) electromagnetic spectrum (EMS) Grafik representasi berbagai panjang gelombang radiasi energi dalam susunan asenden (menaik) (d) erythema Reaksi peradangan laten disebabkan oleh aksi kimiawi yang ada di kulit kemerah-merahan (e) heliotherapy pajanan sinar matahari atau solar radiasi pada tubuh (f) inverse square law hukum yang menyebut bahwa intensitas radiasi dari sumber apapun berbeda terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber. 28
Radiation (Radiasi) (Lanjutan-2) (g) minimal erythema dose Dosis iradiasi yang cukup sebagai penyebab timbulnya erythem (warna merah) pada kulit (h) suberythema dose Dosis iradiasi yang tidak cukup untuk menimbulkan kemerahan pada kulit (i) third-degree erythema dose Dosis iradiasi yang cukup untuk menimbulkan edema dan membentuk blister (pelepuh) 29
5. THERAPUETIC EXERCISE a. Istilah terkait aksi otot (1) agonist, prime mover Otot utama yang bertanggungjawab terhadap gerak khusus (2) antagonist otot persendian yang berkerja bertentangan dengan arah gerak otot agonist (3) concentric kontraksi otot dengan panjang external otot menurun; regangan otot mengatasi beban 30
(Lanjutan-1) (4) eccentric kontraksi otot diikuti perpanjangan otot saat beban tarikan otot teratasi. (5) isometric or static kontraksi otot dengan otot tidak dibolehkan memendek dari panjang otot terkait (6) isotonic or dynamic kontraksi otot dengan timbulnya perpendekannya atau perpanjangannya tidak nampak 31
Therapuetic Exercise (lanjutan-2) (6) isotonic or dynamic kontraksi otot dengan timbulnya perpendekannya atau perpanjangannya tidak nampak (7) synergist otot yang berkontraksi bersama dengan otot lain dan menimbulkan aksi yang identik atau hampir identik terhadap agonist 32
5. Therapuetic Exercise (Lanjutan-3) b. Istilah terkait exercise (1) active latihan dengan kontraksi otot voluntary (2) active assistive latihan berkombinasi kontraksi otot voluntary dengan bantuan kekuatan dari luar (3) breathing latihan otot pernapasan untuk menurunkan beban kerja bernapas 33
5. Therapuetic Exercise (Lanjutan-3) (4) conditioning latihan meningkatan kebugaran suatu sistem organ tubuh (Contoh: sistem kardiovaskuler) (5) facilitation stimulasi didisain untuk meningkatkan tonus otot (6) inhibition stimulasi didisain untuk menurunkan tonus otot (7) mobilization gerak pasif yang halus digunakan untuk reestablish gerak sendi antara bagian sendi yang bergerak. 34
5. Therapuetic Exercise (Lanjutan-4) (8) passive gerak sendi dengan bantuan kekuatan luar, dengan pasien tidak boleh assisting atau resisting terhadap pergerakan terkait (9) resistive latihan aktif oleh pasien melawan resistance yang ditimbulkan secara manual atau alat mekanik 35
C. ISTILAH TERKAIT EVALUASI DAN PENGUKURAN 1. ADL testing Test pengukur seakurat mungkin akivitas pasien melaksanakan fungsi dalam kehidupannya sehari-hari 2. Development testing test perekam pengawasan balita yang berpatokan pada reflek kasar dan halus, pengembangan berbahasa, social, emosional, self care, dan kognitif 3. Electrotesting Penggunaan aliran listrik untuk mengetest reaksi otot dan saraf motoris, termasuk ini: 36
C. ISTILAH TERKAIT EVALUASI DAN PENGUKURAN (Lanjutan-1) (3. Electrotesting) aliran a. Chronaxie: waktu minimum yang diperlukan dengan 2 x kekuatan rheobase untuk membangkitkan kontraksi otot. b. perekaman listrik otot. Electromyography: amplifikasi dan secara visual dan audibly dari potential kecil yang ditimbulkan oleh kontraksi 37
(Lanjutan-1) c. Nerve conduction velocity: test elektrik untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf dan latensi residualnya d. Reaction of degeneration reaksi galvanic dan bukan dari aliran faradic suatu otot. e. Rheobase: intensitas minimal aliran yang dibutuhkan untuk membangkitkan kontraksi otot. 38
( Lanjutan-2) f. Strength duration curve: grafik representasi kekuatan aliran durasi yang diperlukan untuk membangkitkan kontraksi otot yang minimal g. Vibratory stimulation: penggunaan frekuensi tinggi vibrator amplitudo rendah untuk menstimulasi otot skelet pada evaluasi gangguan motoris. 39
C. ISTILAH TERKAIT EVALUASI DAN PENGUKURAN (Lanjutan-3) 4. Gait analysis: metode digunakan untuk mendeteksi deviasi hasil dari rasa sakit, lemah, akibat inkoordinasi atau deformitas. 5. Goniometry: mengetes rentang gerak sendi dengan alat pengukur goniometer 6. Manual muscle testing: instrument penting untuk menentukan luas dan derajat kelemahan otot hasil dari disuse, injury dan penyakit 40
C. ISTILAH TERKAIT EVALUASI DAN PENGUKURAN (Lanjutan-4) 7. Perceptual motor testing: test keterampilan perceptual motoris; suatu respons atau kelompok respons pada reseptor, efektor dan proses feedback yang menunjukkan derajat tinggi organisasi spatial dan temporal 8. Posture evaluation: mengevaluasi posisi berbagai bagian tubuh saat duduk, berjalan dan berbaring 41
C. ISTILAH TERKAIT EVALUASI DAN PENGUKURAN (Lanjutan-4) 9. Reflex testing: metode test respons involuntery pasien terhadap stimulus untuk mendeterminasi status sistem saraf. 10. Sensory testing: berbagai instrument dan tehnik untuk mengetest respons pasien terhadap stimuli sensoris 11. Volumetric measurement: mendeterminas volume tungkai dengan mengukur air yang terpindahkan apabila tungkai dimasukkan ke dalam kontainer air. 42
ABBREVIATION AC - alternative current ACC - anode closing contraction AD - abdominal diaphragmatic breathing ADL - activities of daily living AE - above elbow AK - above knee AKO - ankle knee orthoses AOC - anode opening contraction ATR - achillis tendon reflex BE - below elbow BK - below knee BP - blood pressure CNS - cutaneous nerve stimulation 43
ABBREVIATION (lanjutan-1) CCC COLD COPDCPR DOE DTR EIB EMG EMS FAO IR KJ - cathode closing contraction chronic obstructive lung disease chronic obstructive pulmonary disease cardiac pulmonary resuscitation dyspnea on exertion deep tendon reflex exercise-induced bronchospasm electromyogram, electromyograph electromagnetic spectrum foot ankle orthoses infrared knee jerk 44
ABBREVIATION (lanjutan-2) LOM MA MBD MED SED MFT MHz NCV PFT PNF PR PRE PROM RD limitation of motion milliampere minimal barin dysfunction minimal erythema dose suberythema dose muscle function test megahertz nerve conduction velocity pulmonary function test proprioceptive neuromuscular facilitation pulse rate progressive resistive exercise passive range of motion - reaction of degeneration 45
ABBREVIATION (lanjutan-3) ROM SACH SCI SCRAM SES SOB TCP TENS TSW US UV WCPT APTA - range of motion solid ankle cushion heel spinal cord injury speed-controlled respirometer for ambulation measurement subcutaneous electric stimulation short of breath time care profile transcutaneous electric nerve stimulation toe off and heel strike swing phase ultrasound ultraviolet World Confederation for Physical Therapy American Physical Therapy Association 46
READING 1: HEMIPLEGIA Hemiplegia is one of the most common muscular disorders of central origin. When the paralysis occurs suddenly, it is referred to as stroke or apoplexy. The involvement affects the corticobulbar and corticospinal fibers. Motor neurons, with cell bodies located in the cortex and axons extending into the cord, are known as upper motor neurons in contradistinction to those in the anterior horn of the cord which extend toward the muscles and are called lower motor neurons. 47
Hemiplegia adalah satu otot yang paling umum Gangguan asal pusat. Ketika kelumpuhan terjadi tiba-tiba, itu disebut sebagai stroke atau ayan. keterlibatan mempengaruhi kortikobulbar dan corticoserat tulang belakang. neuron motorik, dengan badan sel yang terletak di korteks dan akson memperluas ke kabelnya, dikenal sebagai atas neuron motorik yang berbeda dengan orang-orang di tanduk anterior dari kabel yang memperpanjang ke arah otot dan disebut neuron motorik yang lebih rendah. 48
Reading 1(Cont. -1) A similar division exists for the nerves in regions where their nerve nuclei perform a function corresponding to that of the spinal cord. A cerebral thrombosis tends to devitalize an upper motor neuron resulting in its degeneration all the way from the thrombotic lesion to the cord. The lower motor neuron remains uninvolved. Following the initial period of shock, the muscles respond to reflex arcs mediated by the cord. Since these reflexes tend to be exaggerated, the muscles of the hemiplegic patient become spastic. 49
Sebuah divisi yang sama ada untuk saraf di daerah di mana inti saraf mereka melakukan fungsi sesuai dengan yang ada pada sumsum tulang belakang. Sebuah trombosis otak cenderung mendevitalkan sebuah neuron motorik atas yang mengakibatkan degenerasi nya sepanjang jalan dari lesi trombotik untuk kabelnya. Semakin rendah neuron motorik tetap tidak terlibat. Setelah periode awal shock, otot menanggapi busur refleks dimediasi oleh kabelnya. Sejak refleks ini cenderung dibesar-besarkan, otot-otot pasien hemiplegia menjadi kejang. 50
Reading 1(Cont. - 2) The spasticity may interfere seriously with the exercise of the voluntary muscle power that the patient has regained. Drugs and therapies have been tried to overcome the unfortunate handicaps and, in extreme cases, surgical intervention has been imperative. It consist of a transsection of the motor nerve to the extremity, resulting in flaccid musculature which is preferred to the incapacitating spasticity. 51
spastisitas dapat mengganggu serius dengan latihan kekuatan otot sukarela bahwa pasien telah kembali. Obat-obatan dan terapi telah dicoba untuk mengatasi cacat disayangkan dan, dalam kasus yang ekstrim, intervensi bedah telah keharusan. Ini terdiri dari trans-bagian dari saraf motorik ekstremitas, sehingga otot lembek yang disukai dengan kelenturan melumpuhkan. 52
Reading 1 (Cont. --3) Hemiplegia which occurs suddenly is usually due to the involvement of the internal capsule resulting from a rupture of a small branch of the middle cerebral artery. An occlusion of the main trunk affects a large portion of the cerebral hemisphere and causes contralateral hemiplegia. Small infarcts may produce transient and permanent paralysis. Since the advent of angiography, MRI, there has been sufficient evidence that the vascular occlusion may involve the cerebral segment of the internal carotid artery. 53
Hemiplegia yang terjadi tiba-tiba biasanya karena keterlibatan kapsul internal yang dihasilkan dari pecahnya cabang kecil arteri serebri. Oklusi dari batang utama mempengaruhi sebagian besar belahan otak dan menyebabkan hemiplegia kontralateral. infark kecil dapat menghasilkan kelumpuhan sementara dan permanen. Sejak munculnya angiography, MRI, telah ada bukti yang cukup bahwa oklusi vaskular mungkin melibatkan segmen otak dari arteri karotid internal. 54
Reading 1 (Cont. -4) It is well known fact that hemiplegia occurs on the side opposite to the brain injury. The reason for this is that about 90% of upper motor cross over the contralateral side at the level of the medulla oblongata. With adequate rehabilitation the majority of patients survive a stroke an literally put back on their feet and return to normal living with little or no residual damage depending on the extent of their cerebrovascular accident. 55
Hal ini juga diketahui fakta bahwa hemiplegia terjadi di sisi berlawanan dengan cedera otak. Alasan untuk ini adalah bahwa sekitar 90% dari motor atas menyeberang sisi kontralateral pada tingkat medulla oblongata. Dengan rehabilitasi yang memadai mayoritas pasien bertahan hidup stroke merupakan benar menempatkan kembali pada kaki mereka dan kembali ke kehidupan normal dengan sedikit atau tidak ada kerusakan sisa tergantung pada sejauh mana kecelakaan serebrovaskular mereka. 56
READING 2: FACIAL PALSY (BELL’S PALSY)* * (Scottish Surgeon: Sir Charles Bell) Paralysis of the facial muscles, usually one-sided and temporary, due to inflammation of the facial nerve. Facial palsy is common and usually comes on suddenly. The cause is unknown, although, rarely, it may be associated with herpes zoster (shingles). SYMPTOMS: The eyelid and corner of the mouth droop on one side of the face and there may be pain in the ear on the side. It may be impossible to wrinkle the brow or to close the eye, and smiling is distorted. 57
(Skotlandia Surgeon: Sir Charles Bell) Kelumpuhan otot-otot wajah, biasanya satu sisi dan sementara, karena peradangan pada saraf wajah. palsy wajah adalah umum dan biasanya datang tiba-tiba. Penyebabnya tidak diketahui, meskipun, jarang, hal itu mungkin terkait dengan herpes zoster (shingles). GEJALA: Kelopak mata dan sudut mulut terkulai di salah satu sisi wajah dan mungkin ada rasa sakit di telinga di samping. Mungkin mustahil untuk kerut alis atau untuk menutup mata, dan tersenyum terdistorsi. 58
READING 2: FACIAL PALSY (Cont. -1) Depending on which branches of the nerve are affected taste may be impaired or sounds may seem unnaturally loud. TREATMENT: Corticosteroid drugs or ACTH is sometimes given to reduce inflammation on the nerve, along with analgesics if the ear is painful. Exercising the facial muscle may facilitate recovery. 59
Tergantung pada cabang saraf yang Rasa terpengaruh mungkin terganggu atau suara mungkin tampaknya wajar keras. PENGOBATAN: obat kortikosteroid atau ACTH kadang-kadang diberikan untuk mengurangi peradangan pada saraf, bersama dengan analgesik jika telinga adalah menyakitkan. Melatih otot wajah dapat memfasilitasi pemulihan 60
READING 2: FACIAL PALSY (Cont. -2) Electrostimulation of the nerve is of unproved value. It may be necessary to tape the eyelid shut at bedtime to avoid corneal abrasion. In most cases, the condition clears up with or without treatment. 61
Electrostimulation saraf adalah nilai terbukti. Mungkin perlu untuk rekaman kelopak mata menutup pada Waktu tidur untuk menghindari abrasi kornea. Dalam kebanyakan kasus, kondisi membersihkan dengan atau tanpa pengobatan 62
READING 3: CEREBRAL PALSY A general term for non-progressive disorders of movement and posture resulting from damage to the brain in the later months of pregnancy, during birth, in the newborn period, or in early childhood. A child with cerebral palsy may suffer: spastic paralysis, athetosis (involuntary writhing movement) ataxia (loss of combination and balance). 63
Sebuah istilah umum untuk gangguan nonprogresif gerakan dan postur yang dihasilkan dari kerusakan otak pada bulan-bulan akhir kehamilan, selama kelahiran, pada periode baru lahir, atau pada anak usia dini. Seorang anak dengan cerebral palsy mungkin menderita: - Kejang kelumpuhan, - Athetosis (gerakan menggeliat tak sadar) - Ataxia (kehilangan kombinasi dan keseimbangan). 64
READING 3 CEREBRAL PALSY (Cont. 1) The degree of disability is highly variable, ranging from slight clumsiness of hand movement and gait to complete immobility. Other nervous system disorders, such as hearing defects or epileptic seizures, may present. Many affected children are also mentally retarded, although a proportion are of normal or high intelligence. 65
Derajat kecacatan sangat bervariasi, mulai dari kejanggalan sedikit gerakan tangan dan kiprah untuk menyelesaikan imobilitas. gangguan sistem saraf lainnya, seperti mendengar cacat atau serangan epilepsi, dapat hadir. Banyak anak yang terkena dampak juga mengalami keterbelakangan mental, meskipun proporsi yang normal atau tinggi intelijen. 66
READING 3: CEREBRAL PALSY (Cont. -2) TYPE OF CEREBRAL PALSY: There are 3 (three) different categories of disability in the spastic group: - Diplegia: all four limbs are affected, the legs more severely than the arms - Hemiplegia: The limbs on only one side of the body are affected, and the arm is usually worse than the leg. - Quadriplegia: All four limbs are severely affected, not necessarily symmetrically 67
JENIS cerebral palsy: Ada 3 (tiga) kategori yang berbeda dari kecacatan dalam kelompok kejang: - Diplegia: keempat anggota badan yang terpengaruh, kaki lebih parah dari lengan - Hemiplegia: The anggota badan pada satu sisi tubuh yang terpengaruh, dan lengan biasanya lebih buruk dari kaki. - Quadriplegia: Keempat anggota badan yang terkena dampak, belum tentu simetris 68
READING 3: CEREBRAL PALSY (Cont. -3) TREATMENT: Although cerebral palsy is incurable, much can be done to help children affected by it. Abilities need to be recognized and developed to the full, as much stimulation as possible should be offered, and loving patience must always be shown. Physical therapy is required to teach the child how to develop muscular control and maintain balance. This therapy is often given initially at a special school or clinic and then continued at home, possibly with the use of special equipment. 69
PENGOBATAN: Meskipun cerebral palsy tidak dapat disembuhkan, banyak yang dapat dilakukan untuk membantu anak-anak yang terkena dampak itu. Kemampuan perlu diakui dan dikembangkan dengan penuh, sebanyak stimulasi mungkin harus ditawarkan, dan penuh kasih kesabaran harus selalu ditampilkan. Terapi fisik diperlukan untuk mengajar anak bagaimana mengembangkan kontrol otot dan menjaga keseimbangan. Terapi ini sering diberikan awalnya di sekolah khusus atau klinik dan kemudian dilanjutkan di rumah, mungkin dengan menggunakan peralatan khusus. 70
READING 3: CEREBRAL PALSY (Cont. -4) Inadequate speech can be helped greatly by speech therapy. For children who cannot speak at all, sophisticated techniques and devices have been developed to teach them how to communicate nonverbally. Every attempt is made to place children with mild cerebral palsy in normal schools, but those who are severely affected need special help available at schools for the physically and/or mentally handicapped. 71
Pidato yang tidak memadai dapat sangat terbantu dengan terapi bicara. Untuk anak-anak yang tidak dapat berbicara sama sekali, teknik dan perangkat canggih telah dikembangkan untuk mengajar mereka bagaimana untuk berkomunikasi nonverbal. Setiap upaya dilakukan untuk menempatkan anak dengan cerebral palsy ringan di sekolah normal, tetapi mereka yang terkena dampak butuh bantuan khusus yang tersedia di sekolah-sekolah untuk fisik dan / atau cacat mental. 72
READING 3: CEREBRAL PALSY (Cont. -5) In the US about two to six babies per 1000 develop cerebral palsy. There has been only a slight reduction in cases in the past 20 years (1989) 73
Di AS sekitar dua sampai enam bayi per 1. 000 mengembangkan cerebral palsy. Telah ada hanya sedikit penurunan kasus dalam 20 tahun terakhir (1989) 74
- Slides: 74