Kisah Nabi Ibrahim ALI ARDHI BIANCO Siapa itu
Kisah Nabi Ibrahim ALI, ARDHI, BIANCO
Siapa itu Nabi Ibrahim? Nabi Ibrahim as adalah nabi ke-6 dalam sejarah rasul Allah yang wajib diketahui umat Islam. Secara silsilah, Nabi Ibrahim adalah Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Rauf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan di tengah-tengah masyakrakat jahiliyah yang musyrik dan kafir. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 SM di negeri Mausul. Nabi Ibrahim as adalah pembuat patung berhala yang juag mempercayai bahwa patung-patung itu adalah perantara manusia kepada Sang Khalik.
Masa kecil Nabi Ibrahim A. S Semasa kecil, Nabi Ibrahim diasingkan ke hutan, di dalam sebuah goa yang mustahil akan ditemukan orang. Hal ini dilakukan dalam bentuk penyelamatan karena di zaman itu Raja Namrud mengeluarkan peraturan untuk membunuh setiap ada bayi laki-laki yang lahir. Namun pada suatu saat Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya pada dirinya. Di manakah Tuhan itu? Manakah yang dinamakan Tuhan? Kemudian Allah pun memberikan mukjizat pada Nabi Ibrahim yakni sebuah pemikiran cerdas, kritis, sekaligus mengutusnya sebagai penyampai keberadaan Allah SWT selama ini. Serta mengajak semua orang untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan meninggalkan berhala-berhala yang tidak penting.
Nabi Ibrahim as mencari Tuhan Berkali-kali dengan pemikiran cerdasnya, Nabi Ibrahim as bertanya siapa sebenarnya Tuahan? Benarkah berhal aitu adalah Tuhan? Atau justru Raja namrud yang berkuasa itu adalah Tuhan? Kemudian dia melihat bulan dan bintang di malam hari, matahari di siang hari, ia berkata "Mungkinkah benda-benda itu Tuhan? "
Sejak saat itu pun dia meyakini bahwa bukan berhala-berhala itu Tuhan semesta alam. Allah kemudian membisikkan sebuah perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak orang menyembah pada Allah SWT, bukan lagi berhala.
Nabi Ibrahim mempermalukan Raja Namrud dihadapan pengikutnya Pada suatu hari Raja Namrud melakukan perjalanan keluar kota bersama sebagian besar pengikutnya selam beberapa hari. Wilayah kekuasaan Namrud pun nyaris kosong. Kemudian Nabi Ibrahim masuk dan menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud. Semua patung-patung dihancurkan, meski dia tahu itu adalah buatan ayahnya sendiri. Nabi Ibrahim as hanya menyisakan satu berhala yang tidak dirusaknya. Itu adalah berhala yang paling besar. Kemudian dia meletakkan kapak yang dipakai untuk menghancurkan patung-patung lainnya di pangkuan berhala satu-satunya yang tak dirusaknya. Setelah beberapa hari Raja Namrud mengetahui semua berhalanya rusak dan murka. "Siapa yang melakukan semua ini di belakangku? !" teriaknya pada pengikutnya. Salah satu pengikutnya yang kebetulan tidak turut pergi bersama Namrud mengatakan bahwa ada seorang pemuda bernama Ibrahim yang melakukan itu semua. Dipanggillah Nabi Ibrahim untuk menghadap Raja Namrud.
"Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya? " sahut Ibrahim dengan tenang. Raja Namrud membantahnya: "Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!". Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apaapa? " Mendengar pernyataan Ibrahim, para pengikutnya tersadar dan terpikir oleh mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Namun, Raja Namrud semakin murka.
Nabi Ibrahim as dibakar Karena Geram dan kesalnya Raja Namrud, akhirnya ia memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan seberat-beratnya. Nabi Ibrahim dihukum mati dengan jalan dibakar hidup-hidup. Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi diikat dan ditempatkan di tengah-tengah tumpukan kayu. Tetapi Allah lebih berkuasa dalam segala hal. Allah belum menghendaki Nabi Ibrahim mati dan kalah oleh Raja Namrud. Menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi tiba-tiba berjalan keluar dari puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun.
- Slides: 9