Kisah empat lilin Ada empat lilin yang menyala

  • Slides: 19
Download presentation
. Kisah empat lilin

. Kisah empat lilin

Ada empat lilin

Ada empat lilin

. . . yang menyala. Sedikit demi sedikit habis meleleh.

. . . yang menyala. Sedikit demi sedikit habis meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai Namun manusia tak mampu menjagaku. Maka, lebih baik

Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai Namun manusia tak mampu menjagaku. Maka, lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: “ Aku adalah Iman Sayang, aku tak berguna lagi. Manusia tak

Yang kedua berkata: “ Aku adalah Iman Sayang, aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku. Jadi tak ada gunanya lagi aku tetap menyala. ” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran lilin ketiga berbicara: “ Aku adalah Cinta Aku tak mampu lagi

Dengan sedih giliran lilin ketiga berbicara: “ Aku adalah Cinta Aku tak mampu lagi tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya. ” Tanpa menunggu lama, padamlah lilin ketiga.

Tanpa terduga. . . Seorang anak kecil masuk ke dalam kamar. Ia melihat ketiga

Tanpa terduga. . . Seorang anak kecil masuk ke dalam kamar. Ia melihat ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan, ia berkata:

“Eh, apa yang terjadi? ! Kalian harus tetap menyala. Aku takut kegelapan!” Ia pun

“Eh, apa yang terjadi? ! Kalian harus tetap menyala. Aku takut kegelapan!” Ia pun menangis tersedu-sedu.

Lalu, dengan terharu lilin keempat berkata: “Jangan takut! Janganlah menangis! Selama aku masih ada

Lalu, dengan terharu lilin keempat berkata: “Jangan takut! Janganlah menangis! Selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya. Akulah HARAPAN”

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan. . .

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan. . .

. . . dan menyalakan kembali lilin damai

. . . dan menyalakan kembali lilin damai

Lalu, menyalakan kembali lilin iman. .

Lalu, menyalakan kembali lilin iman. .

dan, terakhir lilin cinta.

dan, terakhir lilin cinta.

Empat lilin itu sekarang, semuanya sama-sama menyala!

Empat lilin itu sekarang, semuanya sama-sama menyala!

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita. .

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita. .

Setiap orang di antara kita terpanggil untuk menjadi lilin harapan.

Setiap orang di antara kita terpanggil untuk menjadi lilin harapan.

. . . dan masing-masing kita adalah alat, seperti anak kecil itu, yang dalam

. . . dan masing-masing kita adalah alat, seperti anak kecil itu, yang dalam situasi dan kondisi apa pun mampu menghidupkan kembali DAMAI, IMAN, dan CINTA yang telah redup dan sirna. .

Selamat menjadi LILIN HARAPAN

Selamat menjadi LILIN HARAPAN