Ketidakpastian Kepastian REASONING Disampaikan oleh Yusuf Nurrachman ST

  • Slides: 27
Download presentation
Ketidakpastian & Kepastian (REASONING) Disampaikan oleh : Yusuf Nurrachman, ST, MMSI

Ketidakpastian & Kepastian (REASONING) Disampaikan oleh : Yusuf Nurrachman, ST, MMSI

Ketidakpastian Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan ketidak konsistenan disebut dengan “Penalaran

Ketidakpastian Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan ketidak konsistenan disebut dengan “Penalaran Non Monotonis”. Ciri – ciri dari penalaran non monotonis adalah : 1. Mengandung ketidakpastian; 2. Adanya perubahan pada pengetahuan. 3. Adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk. 4. Misalkan S adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta – fakta baru. Sedangkan penalaran Monotonis memiliki ciri – ciri: 1. Konsisten; 2. Pengetahuannya lengkap.

Teorema Bayes • Bentuk Umum Teorema Bayes p(Hi|E) = n p(E|Hi)*p(Hi) p(E|Hk)*p(Hk) k=1 p(Hi|E)

Teorema Bayes • Bentuk Umum Teorema Bayes p(Hi|E) = n p(E|Hi)*p(Hi) p(E|Hk)*p(Hk) k=1 p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E. p(E|Hi) = probablitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis p(Hi) = n Hi benar probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun = jumlah hipotesis yang mungkin

Contoh: Kasus Gejala Ani q Si Ani mengalami gejala ada bintik – bintik diwajahnya.

Contoh: Kasus Gejala Ani q Si Ani mengalami gejala ada bintik – bintik diwajahnya. Dokter menduga bahwa si Ani terkena cacar dengan: • Probabilitas munculnya bintik 2 x di wajah, jika si Ani terkena cacar, p(Bintik 2|Cacar)=0, 8. • Probabilitas si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun p(Cacar)=0, 4. • Probabilitas munculnya bintik 2 x di wajah, jika si Ani alergi, p(Bintik 2|Alergi)=0, 3. • Probabilitas si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun p(Alergi)=0, 7. • Probabilitas munculnya bintik 2 x di wajah, jika si Ani jerawatan, p(Bintik 2|Jerawatan)=0, 9. • Probabilitas si Ani Jerawatan tanpa memandang gejala apapun p(Jerawatan)=0, 5.

Penyelesaian • Probabilitas si Ani terkena cacar karena ada bintik – bintik di wajahnya

Penyelesaian • Probabilitas si Ani terkena cacar karena ada bintik – bintik di wajahnya adalah : P(Bintik 2|Cacar)*p(Cacar) P(Cacar|Bintik 2) = p(Bintik 2|Cacar)*p(Cacar)+p(Bintik 2|Alergi)*p(Alergi)+p(Bintik 2|Jerawat)*p(Jerawat) P(Cacar|Bintik 2) = (0, 8) * (0, 4) (0, 8)*(0, 4)+(0, 3)*(0, 7)+(0, 9)*(0, 5) = 0, 32 0, 98 = 0, 327 • Probabilitas si Ani terkena alergi karena ada bintik – bintik di wajahnya adalah : P(Alergi|Bintik 2) = P(Bintik 2|alergi)*p(alergi) p(Bintik 2|Cacar)*p(Cacar)+p(Bintik 2|Alergi)*p(Alergi)+p(Bintik 2|Jerawat)*p(Jerawat) P(Alergi|Bintik 2) = (0, 3) * (0, 7) (0, 8)*(0, 4)+(0, 3)*(0, 7)+(0, 9)*(0, 5) = 0, 21 0, 98 = 0, 214

Penyelesaian • Probabilitas si Ani Jerawatan karena ada bintik – bintik di wajahnya adalah

Penyelesaian • Probabilitas si Ani Jerawatan karena ada bintik – bintik di wajahnya adalah : P(Bintik 2|Jerawat)*p(Jerawat) P(Jerawat|Bintik 2) = p(Bintik 2|Cacar)*p(Cacar)+p(Bintik 2|Alergi)*p(Alergi)+p(Bintik 2|Jerawat)*p(Jerawat) P(Jerawat|Bintik 2) = (0, 9) * (0, 5) (0, 8)*(0, 4)+(0, 3)*(0, 7)+(0, 9)*(0, 5) = 0, 45 0, 98 = 0, 459

Setelah pengujian hipotesis • Jika setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis muncul satu atau lebih

Setelah pengujian hipotesis • Jika setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis muncul satu atau lebih evidence atau observasi baru, maka : p(e|E, H) p(Hi|E, e) = p(Hi|E) * p(e|E) • e = evidence lama • E = evidence atau observasi baru • p(Hi|E, e)= probabilitas hipotesis H benar jika muncul evidence baru E dari evidence lama e • p(Hi|E) = probabilitas hipotesis H benar jika diberikan evidence E • p(e|E, H) = Kaitan antara e dan E jika hipotesis H benar • p(e|E) = Kaitan antara e dan E tanpa memandang hipotesis apapun

Ternyata cacar ada hubungan dengan panas badan !!! • Probabilitas, hipotesa orang yang terkena

Ternyata cacar ada hubungan dengan panas badan !!! • Probabilitas, hipotesa orang yang terkena cacar pasti mengalami panas. orang terkena cacar apabila ada bintik 2 diwajah p(cacar|panas)=0, 5 • Keterkaitan antara adanya bintik di wajah dan panas seseorang terkena cacar p(Bintik 2|Panas, Cacar)=0, 4. • Keterkaitan antara adanya bintik – bintik di wajah dan panas, p(Bintik 2|Panas)=0, 6. maka : p(Bintik 2|Panas, Cacar) p(Bintik 2|Panas) 0, 4 p(Cacar|Panas, Bintik 2) = 0, 5* = 0, 33 0, 6 p(Cacar|Panas, Bintik 2) = p(Cacar|Panas)*

FAKTOR KEPASTIAN (CERTAINTY FACTOR) Certainty Faktor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau

FAKTOR KEPASTIAN (CERTAINTY FACTOR) Certainty Faktor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Notasi Faktor Kepastian : CF[h, e] = MB[h, e] – MD[h, e] Dengan : CF[h, e] = Faktor kepastian MB[h, e] = Ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e(antara 0 dan 1). MD[h, e]= Ukuran ketidak percayaan terhadap evidence h, jika diberikan evidence e(antara 0 dan 1) Ada 3 hal yang mungkin terjadi :

A e 1 h e 2 (a) h 1 h 2 (b) B C

A e 1 h e 2 (a) h 1 h 2 (b) B C (c) Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis (gambar (a)), jika e 1 dan e 2 adalah observasi , maka : MB[h, e 1 e 2] = MD[h, e 1 e 2] = 0 MB[h, e 1]+MB[h, e 2]. (1 -MB[h, e 1]) 0 MD[h, e 1]+MD[h, e 2]. (1 -MD[h, e 1]) MD[h, e 1 e 2] = 1 lainnya MB[h, e 1 e 2] = 1 lainnya

e 1 h e 2 (a) Contoh : Andaikata sebuah observasi memberikan kepercayaan terhadap

e 1 h e 2 (a) Contoh : Andaikata sebuah observasi memberikan kepercayaan terhadap h dengan MB[h, e 1] = 0, 3 dan MD[h, e 1]=0. Sehingga CF[h, e 1] = 0, 3 – 0 = 0, 3 Jika ada observasi baru dengan MB[h, e 2]=0, 2 dan MD[h, e 2]=0, maka MB[h, e 1 e 2] = 0, 3+0, 2*(1 -0, 3)=0, 44 MD[h, e 1 e 2] = 0 CF[h, e 1 e 2] = 0, 44 – 0 = 0, 44

Contoh lain dari gambar (a) • Si Ani menderita bintik – bintik di wajahnya.

Contoh lain dari gambar (a) • Si Ani menderita bintik – bintik di wajahnya. Dokter memperkirakan si Ani terkena cacar dengan kepercayaan – MB[Cacar, Bintik 2]=0, 80 dan MD[Cacar, Bintik 2]=0, 01, maka CF[Cacar, Bintik 2]=0, 80 – 0, 01=0, 79 • Jika ada observasi baru bahwa si Ani juga panas badan dengan kepercayaan, MB[Cacar, Panas]=0, 7 dan MD[Cacar, Panas]=0, 08 maka : – – MB[Cacar, Bintik 2 Panas] = 0, 8+0, 7*(1 -0, 8)=0, 94 MD[Cacar, Bintik 2 Panas]=0, 01+0, 08*(1 -0, 01)=0, 0892 CF[Cacar, Bintik 2 Panas]=0, 94 – 0, 0892 = 0, 8508 Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa faktor kepercayaan sebelumnya lebih kecil dibanding setelah muncul gejala baru yaitu panas.

Menghitung Faktor Kepastian(CF) dengan Hipotesa h 1 h 2 (b) CF dihitung dari kombinasi

Menghitung Faktor Kepastian(CF) dengan Hipotesa h 1 h 2 (b) CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis (Gambar 4. 3 b) , jika h 1 dan h 2 adalah hipotesis, maka: MB[h 1 h 2, e]=min(MB[h 1, e], MB[h 2, e]) MB[h 1 h 2, e]=max(MB[h 1, e], MB[h 2, e]) MD[h 1 h 2, e]=min(MD[h 1, e], MD[h 2, e]) MD[h 1 h 2, e]=max(MB[h 1, e], MD[h 2, e])

Contoh: Faktor Kepastian dengan Hipotesa • • Si Paul menderita bintik 2 x diwajahnya.

Contoh: Faktor Kepastian dengan Hipotesa • • Si Paul menderita bintik 2 x diwajahnya. Dokter memperkirakan si Paul terkena cacar dengan kepercayaan, MB[Cacar, Bintik 2]=0, 80 dan MD[Cacar, Bintik 2]=0, 01. Maka: CF[Cacar, Bintik 2]=0, 80 – 0, 01 = 0, 79 Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan, bahwa si Paul mungkin juga terkena alergi dengan kepercayaan, MB[Alergi, Bintik 2] = 0, 4 dan MD[Alergi, Bintik 2] = 0, 3; maka: CF[Alergi, Bintik 2]=0, 4 – 0, 3 = 0, 1. • Untuk mencari CF[Cacar Alergi, Bintik 2] dapat diperoleh dari: – MB[Cacar Alergi, Bintik 2] = min(0, 8; 0, 40) = 0, 4 – MD[Cacar Alergi, Bintik 2] = min(0, 01; 0, 3) = 0, 01 – CF[Cacar Alergi, Bintik 2] = 0, 4 – 0, 01 = 0, 39 • Untuk mencari CF[Cacar Alergi, Bintik 2] dapat diperoleh dari: – MB[Cacar Alergi, Bintik 2] = max(0, 8; 0, 40) = 0, 8 – MD[Cacar Alergi, Bintik 2] = max(0, 01; 0, 3) = 0, 3 – CF[Cacar Alergi, Bintik 2] = 0, 8 – 0, 3 = 0, 5

Kesimpulan • Dari hasil diatas Paul terkena cacar dari gejala muncul bintik 2=0, 79

Kesimpulan • Dari hasil diatas Paul terkena cacar dari gejala muncul bintik 2=0, 79 • Paul terkena alergi dari gejala muncul bintik 2 X=0, 1 • hal ini mempengaruhi 2 hipotesis berbeda dengan gejala yang sama, memberikan faktor kepercayaan bahwa : – Si Paul menderita cacar dan alergi =0, 39 – Si Paul menderita cacar atau alergi = 0, 5

Kasus lain • Pada pertengahan tahun 2002, ada indikasi bahwa turunnya devisa indonesia disebabkan

Kasus lain • Pada pertengahan tahun 2002, ada indikasi bahwa turunnya devisa indonesia disebabkan oleh permasalahan TKI di Malaysia. Apabila diketahui: MB[Devisa. Turun, TKI] = 0, 8 dan MD[Devisa Turun, TKI] = 0, 3; maka carilah berapa CF[Devisa Turun, TKI]? • Jawab : • CF[Devisa Turun, TKI] = MB[Devisa. Turun, TKI]MD[Devisa. Turun, TKI]; = 0, 8 - 0, 3 = 0, 5. • Ternyata pada akhir September 2002, kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan gagal panen yang cukup serius, hal ini ternyata juga berdampak pada turunnya export Indonesia. Apabila diketahui MB[Devisa. Turun, Export. Turun]=0, 75 dan MD[Devisa. Turun, Expor. Turun]=0, 1, • maka carilah berapa CF[Devisa. Turun, Ekspor. Turun] dan berapa CF[Devisa. Turun, TKI Ekspor Turun]?

Jawaban Devisa Turun q CF[Devisa. Turun, Ekspor. Turun] = • =MB[Devisa. Turun, Ekspor. Turun]

Jawaban Devisa Turun q CF[Devisa. Turun, Ekspor. Turun] = • =MB[Devisa. Turun, Ekspor. Turun] - MD[Devisa. Turun, Ekspor. Turun] • =0, 75 – 0, 1 = 0, 65 q MB[Devisa. Turun, TKI Ekspor Turun] – = MB[Devisa. Turun, TKI] + MB[Devisa. Turun, Export. Turun]*(1 MB[Devisa. Turun, TKI]) – = 0, 8 + 0, 75*(1 -0, 8) = 0, 95 q MD[Devisa. Turun, TKI Ekspor Turun] • = MD[Devisa. Turun, TKI] + MD[Devisa. Turun, Export. Turun]*(1 MD[Devisa. Turun, TKI]) • = 0, 3 + 0, 1 * (1 – 0, 3) = 0, 37 q CF[Devisa. Turun, TKI Ekspor. Turun] q MB[Devisa. Turun, TKI Ekspor Turun] - MD[Devisa. Turun, TKI Ekspor Turun] q = 0, 95 – 0, 37 = 0, 58 q Next -

Lanjutan soal Bom Bali • 12 Oktober 2002 terjadi bom bali sehingga hal ini

Lanjutan soal Bom Bali • 12 Oktober 2002 terjadi bom bali sehingga hal ini mengakibatkan juga devisa turun karena wisatawan asing takut datang ke Indonesia. • Dik : MB[Devisa. Turun, Bom. Bali]=0, 5 dan MD[Devisa. Turun, Bom. Bali]=0, 3 • Maka carilah berapa CF[Devisa. Turun, Bom. Bali] dan berapa CF[Devisa. Turun, TKI^Ekspor. Turun^Bo m. Bali]?

A (c) Gambar (C) B C Beberapa aturan saling bergandengan, ketidakpastian dari suatu aturan

A (c) Gambar (C) B C Beberapa aturan saling bergandengan, ketidakpastian dari suatu aturan menjadi input untuk aturan lainnya: Maka : MB[h, s] =MB’[h, s] * max(0, CF[s, e]) Dengan MB’[h, s] adalah keyakinan penuh terhadap validitas s. Contoh : PHK = terjadi PHK Pengangguran = muncul banyak pengangguran Gelandangan = muncul banyak gelandangan Aturan : /1/ If terjadi PHK Then muncul banyak pengangguran (CF[Pengangguran, PHK]=0, 9) /2/ If muncul banyak pengangguran Then muncul banyak gelandangan (MB[Gelandangan, Pengangguran]= 0, 7) Maka : MB[Gelandangan, Pengangguran] = (0, 7) * (0, 9) = 0, 63

Teori Dempster - Shafer • Secara umum Teori Dempster – Shafer ditulis dalam suatu

Teori Dempster - Shafer • Secara umum Teori Dempster – Shafer ditulis dalam suatu interval: [Belief, Plausibility] • Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi, jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya Plausibility • Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai : Pl(s) = 1 – Bel(-s) Plausability bernilai 0 sampai 1. jika kita yakin s, maka dapat dikatakan bahwa Bel( s)=1 dan Pl( s)=0, Pada teori Dempster-Shafer kita mengenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan . Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis

Misal: • ={A, F, D, B} Dengan: A = Alergi; F = Flu; D

Misal: • ={A, F, D, B} Dengan: A = Alergi; F = Flu; D = Demam; B = Bronkitis; • • Tujuan dari keterangan diatas adalah untuk mengaitkan ukuran kepercayaan elemen – elemen . Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap – tiap elemen. Sebagai contoh, panas mungkin hanya mendukung {F, D, B} Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen – elemen saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika berisi n elemen, maka subset dari semuanya berjumlah 2 n. Kita harus menunjukkan jumlah m dalam subset sama dengan 1. Andaikan tidak ada informasi apapun untuk memilih keempat hipotesis tersebut, maka nilai : m( )= 1, 0 Jika kemudian diketahui bahwa panas merupakan gejala dari flu, demam, dan bronkitis dengan m= 0, 8, maka: M{F, D, B} = 0, 8 M{ } = 1 – 0, 8 = 0, 2

Jika diketahui ? • Jika diketahui x adalah subset dari , dengan m 1

Jika diketahui ? • Jika diketahui x adalah subset dari , dengan m 1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari dengan m 2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m 1 dan m 2 sebagai m 3, yaitu : M 3(Z) = X Y=Zm 1(X). m 2(Y) 1 - X Y= m 1(X). m 2(Y) • Next Contoh Soalnya …. .

Case • Si Ani mengalami gejala panas badan. Dari diagnosa dokter, penyakit yang mungkin

Case • Si Ani mengalami gejala panas badan. Dari diagnosa dokter, penyakit yang mungkin diderita oleh si Ani adalah Flu, demam atau bronkitis • Gejala 1 Panas – Apabila diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi panas sebagai gejala dari penyakit flu, demam dan bronkitis adalah : – m 1{F, D, B} = 0, 8 – m 1{ } = 1 – 0, 8 = 0, 2, beberapa hari kemudian ada keluhan hidung buntu. • Gejala 2 Hidung Buntu – Setelah observasi gejala tersebut dikarenakan alergi, flue, demam, dengan nilai kepercayaan: – m 2{A, F, D} = 0, 9 – m 2{ } = 1 – 0, 9 = 0, 1

Munculnya gejala baru hidung buntu , harus dibuat tabel untuk penyelesaian • Munculnya gejala

Munculnya gejala baru hidung buntu , harus dibuat tabel untuk penyelesaian • Munculnya gejala baru ini mengharuskan kita untuk menghitung densitas baru untuk beberapa kombinasi (m 3), sehingga harus dibuat tabel untuk menyelesaikan {A, F, D} (0, 9) (0, 1) {F, D, B} (0, 8) {F, D} (0, 72) {F, D, B} (0, 08) (0, 2) {A, F, D} (0, 18) (0, 02) {F, D} merupakan irisan dari {A, F, D} & {F, D, B} , kolom 1 {F, D, B} irisan dengan baris 1 kolom 2, {A, F, D} irisan dengan baris 2 kolom 1, Sehingga dapat dihitung nilai densitas m 3: m 3{F, D} = 0, 72/1 – 0 = 0, 72 m 3{A, F, D} = 0, 18/1 – 0 = 0, 18 m 3{F, D, B} = 0, 08/1 – 0 = 0, 08 m 3{ } = 0, 02/1 – 0 = 0, 02, didapat nilai densitas terkuat adalah m{F, D} sebesar 0, 72

Hari berikutnya? • Hari berikutnya si Ani datang lagi, dan memberitahukan bahwa minggu lalu

Hari berikutnya? • Hari berikutnya si Ani datang lagi, dan memberitahukan bahwa minggu lalu dia baru saja datang dari piknik • Gejala 3 : • Jika diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi terhadap piknik sebagai gejala dari alergi adalah: • m 4{A} • m 4{ } = 0, 6 = 1 – 0, 6 = 0, 4 • Maka kita harus menghitung kembali fungsi densitas baru m 5 dengan cara yang sama dimana fungsi densitas dari m 3 dan m 4 akan di proses dengan tabel

Aturan kombinasi untuk m 5 {A} {F, D} (0, 72) (0, 6) (0, 432)

Aturan kombinasi untuk m 5 {A} {F, D} (0, 72) (0, 6) (0, 432) {F, D} (0, 288) {A, F, D} (0, 18) {A} (0, 108) {A, F, D} (0, 072) {F, D, B} (0, 08) (0, 048) {F, D, B} (0, 032) (0, 012) (0, 008) {A} Sehingga dapat dihitung : m 5{A} = 0, 108+0, 012 / 1 - (0, 432+0, 048) = 0, 231 m 5{F, D} = 0, 288 / 1 – (0, 432 + 0, 048) = 0, 554 m 5{A, F, D} = 0, 072 / 1 – (0, 432 + 0, 048) = 0, 138 m 5{F, D, B} = 0, 032 / 1 – (0, 432 + 0, 048) = 0, 062 m 5{ } = 0, 008 / 1 – (0, 432 + 0, 048) = 0, 015 (0, 432 + 0, 048) didapat apabila ada irisan kosong yang mempunyai nilai

H’WORK • Bila diketahui Ali menyukai 3 jurusan yaitu TI (I), Psikologi(P), atau Hukum

H’WORK • Bila diketahui Ali menyukai 3 jurusan yaitu TI (I), Psikologi(P), atau Hukum (H). Untuk itu ia mencoba mengikuti tes 1 yaitu ujicoba logika dengan nilai densitas: m 1{I, P} = 0, 75 dan tes kedua adalah matematika { I }, hasil tes menunjukkan bahwa probabilitas densitas : m 2{I} = 0, 8 – Untuk tes yang kedua Carilah probabilitas densitas yang baru untuk {I, P} dan { I }? • Dihari berikutnya , Si Ali mengikuti tes yang ketiga yaitu PMP. Hasil tes menunjukkan bahwa probabilitas densitas: m 4[H] = 0, 3. – Tentukan probabilitas yang baru untuk {I, P}, {I}, dan {H}?