KERANGKA PEMBAHASAN MENGAPA ETIKA PERLU PENDAHULUAN KETIDAKADILAN GLOBAL
KERANGKA PEMBAHASAN MENGAPA ETIKA PERLU? PENDAHULUAN KETIDAKADILAN GLOBAL FILM KEADILAN TERORISME & KEDAMAIAN GLOBAL MASALAH LOKAL EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN KLONING FILM ABORSI KORUPSI FILM ALAM KETIDAKADILAN SOSIAL NASIOAL INILAH KRISIS MORAL: WHY? ? APA ITU ETIKA PERUBAHAN PANDANGN DAN PERGESERAN NILAI PERGESERAN PARADIGMA KEBUDAYAAN KASUS 1
Sekilas kita telah melihat permasalahan etis global, tugasnya adalah Carilah masalah etis 1. Alat komunikasi (HP, Komputer). 2. Relasi (Persahabatan, Pacaran). 3. Keluarga (Ayah-ibu, Ayah-anak, ibu-anak) 4. Pendidikan (TK, SD, SMP, SMU, Madrasyah, Univ, dll) 5. Pemerintahan & Politik 6. Dagang dan Perniagaan 7. Iklan 8. Relasi antar Etnis. 9. Medis 10. Kepolisian 11. Saat Anda mencari kerja 2
ABORSI FULL ATAU NEGATIF KEMBALI KE AWAL 1 3
ABORSI NEGATIF KEMBALI KE AWAL 1 4
KORUPSI KLAS KEMBALI KE AWAL 1 5
KERUSAKAN ALAM KEMBALI KE AWAL 1 6
KETIDAK ADILAN GLOBAL 7
KERANGKA PEMBAHASAN PENDAHULUAN APA ITU ETIKA PENGERTIAN DEFINISI PERBEDAAN ETIKA DAN KONSEP LAIN METODOLOGI PEMBAGIAN TUJUAN KEMBALI KE AWAL 1 EXIT 8
Mengapa masalah ketidakadilan sosial menimbulkan persoalan etis? 1. Globalisasi ekonomi dengan ideologi pasar bebas mengundang persoalan etis kontemporer yang serius. Globalisasi tidak membawa kemakmuran bagi kemiskinan tetapi sebaliknya kemiskinan bagi kemiskinan. Globalisasi membuat jurang kesenjangan ekonomi lebih lebar dan dalam lagi. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kemakmuran hanya dinikmati oleh segelintir pemilik modal dan pekerja/buruh hanya tidak mendapat bagian dari kemakmuran itu. Ketidak-adilan terjadi pada saat eksploitasi manusia sebagai sarana tindakan. 2. Konstelasi kekuasaan dari globalisasi mengalami pergeseran. Hal ini terjadi karena ketergantungan finansial suatu negara kepada sistem perekonomian global sehingga terpaksa negara dikendalikan oleh lembaga keuangan. OKI, lembaga-keuangan internasional beserta para penguasa besar dunia mampu menggerakkan kebijakkan sebuah negara demi keuntungan bisnisnya masing-masing. 3. Ketidak-adilan Sosial global terlihat pada terpuruknya negara III dan makmurnya negara I (Utara dan Selatan; Barat dan Timur ). Adalah otopia belaka, bahwa globalisasi membawa kemakmuran bagi seluruh bangsa dan negara dunia. Fakta memperlihatkan bahwa sistem ekonomi dunia tidak bebas nilai dan memihak kelompok tertentu (elit pelaku bisnis). 4. Sistem ekonomi global (Pasar Bebas, Globalisasi Ekonomi) membuat pergeseran kehidupan lingkup kecil: tanah pertanian yang subur semakin tergantung pada pupuk buatan pabrik, (bahkan) petani menjadi buruh tani di tanahnya sendiri, subsidi hilang dan beban hidup rakyat semakin berat, orang sakit dan tidak ada obat karena langka atau mahal. Sementara itu, di sisi lain, ada yang punya tanah berhektar-hektar, hidup enak dan makan kenyang dengan fasilitas VIP di Rumah Sakit terkenal. Kesenjangan Sosial inilah bentuk ketidak-adilan sosial berskala kecil. KEMBALI KE AWAL 1 9
Bagaimana kita bisa mengerti bahwa terorisme merupakan persoalan etis yang serius? 1. Terorisme global dewasa ini sangat mencemaskan masyarakat dunia karena peluang terjadinya perang dunia (antar bangsa); hal ini menjadi persoalan etis terbesar setelah ekonomi global. Sebut saja tragedi WTC 11 September 2002, Bom London Juli 2005, dan Bom Bali Oktober 2003, telah membunuh ratusan ribu nyawa. Ledakan ini mungkin menjadi peringatan bagi bangsa atau pihak lain yang dianggap telah menindas dan merampas hak-haknya, tetapi justru inilah persoalan etis itu muncul: Apakah hanya dengan cara demikian peringatan atau pelajaran itu diberikan? Kalau YA, berarti kita telah terjebak dalam prinsip: menghalalkan semua cara untuk mencapai suatu tujuan. Prinsip ini secara etis tidak bisa dibenarkan. 2. Mengapa terorisme muncul? Terorisme muncul tidak bisa dilepaskan dari persoalan ketidak-adilan internasional. Namun, upaya melawan kejahatan dengan membalas melakukan kejahatan, atau tindakan kekerasan dengan kekerasan balasan, hanya akan memunculkan kejahatan dan kekerasan yang lebih besar lagi. Dalam sikap dan situasi ini, kita membuat sebuah lingkaran balas dendam yang tidak akan berujung. 3. Epilog: gerakan anti kekerasan dan penggalakan kedamaian semakin meluas dan menguat. Gerakan ini akan menimbulkan efek positif, berupa upaya penyelesaian cara damai dan beradab dengan melindungi nilai hidup dan kemanusiaan dari ancaman kelompok yang menghalalkan segala cara. Sementara itu, terorisme secara etis bermasalah bila dijadikan dalih untuk membenarkan kekerasan yang sesungguhnya melanggar hak azasi manusia itu sendiri. KEMBALI KE AWAL 1 10
Bagaimana persoalan ekologi dan pembangunan menjadi persoalan etis? 1. Globalisasi ekonomi kapitalisme dengan industrialisasi dan ideologi pasar bebasnya serta pendekatan teknokratis terhadap alam menyebabkan terjadinya pengurasan sumberdaya alam secara besar-besaran yang menimbulkan pengotoran, kerusakan serta ketisakseimbangan alam yang semakin parah. Industri perkayuan banyak membabat hutan, industri pertambangan menguras berbagai bahan tambang dan mineral. Penggunaan pupuk buatan dan obat kimiawi pembasmi hama ternyata telah merusak kesuburan taah dan kesimbangan ekologis. Dengan cara mengolah tanah dan menguras sumber daya alam ternyata kekayaan bumi akan cepat habis dan tak sanggup lagi menopang kehidupan manusia. 2. Tanggung jawab terhadap generasi mendatang tidak masuk dalam pertimbangan tindakan. Hal ini bisa digambarkan dengan kenyataan berikut. Gaya hidup konsumtif yang dipicu oleh pasar bebas dengan iklannya, telah membuat manusia selalu merasa kurang. Sikap serakah yang mengejar keuntungan besar juga mendorong pengusaha untuk menggenjot produksi agar semakin bertambah banyak. Sumber daya alam semakin dikuras dan sumber daya manusianya dituntut semakin kerja keras. Maka daya tahan bumi tak tahan lama. LANJUTKAN. . 11
Bagaimana krisis ekologi dan pembangunan ini ditangani? 1. Pembangunan berkelanjutan sustainable development dalam dunai hanya munkin terjadi bila para pemimpin negara berkomitmen bersama untuk mendahulukan kepentingan dunia secara keseluruhan dan bukan hanya kepentingan negaranya sendiri. Mereka perlu mengambil pendekatan holistik, organismik dan ekologis dan tidak memakai pendekatan yang melulu pragmatis, mekanistik, dan sektoral. 2. Era globalisasi ekonomi membuat pemegang kekuasaan telah mengalami pergeseran dari negara ke pemilik modal raksasa yang bergerak kemana demi mengejar keuntungan yg semakin besar. Maka, penangangan terhadap berbagai permasalahan ekologis dalam perspektif pembangunan akan membutuhkan mekanisme kontrol publik terhadap kiprak para pemilik modal dan pelaku bisnis raksasa tersebut. KEMBALI KE AWAL 1 12
Apa alasan pokok yang memberatkan kloning manusia? 1. Tindakan yang membahayakan keluhuran martabat manusia itu sendiri. Tindakan tersebut merusak hak azasi manusia yang melekat pada diri manusia sebagai manusia. Modifikasi genentik ini bisa mengarah kepada pembuatan spesies baru manusia yang dapat membawa ke arah pembunuhan dan perbudakan. Karena ada sekelompok manusia yang mempunyai kendali penuh atas manusia lain. Dengan keberhasilan pemetaan genom manusia, para perekayasa genetika nantinya akan dapat merekayasa dan memodifikasi manusia sebagaimana diinginkannya. 2. Kalau apa yang secara teknologis mungkin dilakukan itu dengan sendirinya, boleh dilakukan, maka nasib banyak manusia akan terancam oleh mereka yang memegang kendali atas kekuasaan teknologis tersebut. Dalam menghadapi persoalan ini, maka di samping peetapan pagar hukum yang jelas, rambu etis HARUS diletakkan agar pekembagan ilmu dan teknologi pada umumnya dan bioteknologis khususnya tidak menajdi malapetakan bagi manusia sendiri tetap dapat sungguh menjadi berkat bagi manusia. 3. OKI, Komite Ad Hoc PBB menyatakan bahwa kloning manusia untuk tujuan reproduktif merupakan suatu perkembangan baru di bidang bioteknologi yang menggusarkan dan tidak etis. Tindakan ini membawa persoalan etis, moral religi, dan ilmiah yang mampunyai implikiasi aman besar bagi keluhuran martabat manusia. KEMBALI KE AWAL 1 13
Bagaimana tindakan korupsi sebagai indikasi persoalan moral? 1. 2. Tindakan korupsi di Indonesia menunjuk pada tingginya tingkat kejahatan korupsi. Sebagai tindaka kejahatan, korupsi tidak hanya merupakan persoalan etis tetapi juga hukum. Sementara itu, hampir semua lembaga pemerintah terlibat dalam lingkaran korupsi baik skala kecil atau besar. Bahkan situasi tahun 2010 diwarnai dengan wacana “Mafia Pajak, Peradilan, & Penjara” sebagai istilah yang mengambarkan bahwa persoalan korupsi sudah melibatkan hampir seluruh elemen masyarakat dan negara: petugas pajak, pengusaha, polisi, jaksa, dan kehakiman, dll. “Boleh dibilang bahwa negara ini sudah diperintah dan dijalankan oleh sebuah mafia”. Apa yang harus diperbuat? 1] melakukan kontrol dan tekanan terus menerus terhadap para pejabat dan terutama para penegak hukum baik secara langsung atau media massa, lembaga swadaya masyarakat dan berbagai gerakan rakyat yang dimotori oleh para mahasiswa dan kaum intelektual. 2] mengembangkan wacana anti korupsi dan mengharapkan tindakan korupsi. Hal ini mempunyai daya bangun bagi generasi baru untuk mempunyai mentalitas dan paradigma yang lebih baik tentang tindakan korupsi. KEMBALI KE AWAL 1 14
Bagaimana ketidakadilan sosial Nasional menjadi persoalan etis? 1. Wajah ketidakadalian sosial tampak dalam beberapa situasi dibawah ini: 2. Koruspsi: uang negara yang seharusnya untuk kepentingan rakyat tetap ‘dimakan’ oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. 3. Kemiskinan struktural: sistem ekonomi neoliberal yang menekankan pasar bebas menciptakan iklim dimana pengambilan keputusan diambil demi kepentingan elit penguasa. 4. Kesenjangan sosial yang semakin melebar: kekayaan menumpuk dalam beberapa pihak sementara kemiskinan bertambah dalam sebagian besar rakyat kecil. Mobil mewah bersandingan dengan tumpukan sampah. 5. Pelanggaran hak azasi manusia yang byank diderita rakyat jelata dan kelompok minoritas di Indonesia. Kaum miskin kota semakin tidak punya tempat untuk hidup. Petani mulai kehilangan lahan dan kebebasan mereka untuk menentukan diri. Kaum buruh semakin lemah posisinya dalam tawar-menawar dengn pemodal yang berkolusi dengan pejabat. 6. Gerekan penegakan otonomi daerah, yang berimplikasi ‘menciptakan ladang baru bagi korupsi’. 7. Diskriminasi sosial berbau SARA yang mampu menyingkirkan golongan tertentu secara sistemik. 8. Keamanan masyarakat yang terganggu: perampokan, pembunuhan, sadistis, dll. KEMBALI KE AWAL 1 15
Bagaiana krisis moral dipandang dan dimengerti dalam “perubahan pandangan hidup dan pergeseran nilai? Atau, bagaimana perubahan pandangan hidup dan pereseran nilai berkaitan dengan krisis moral? 1. banyak perubahan sosial yang terus terjadi dan berjalan dengan cepat. Kata kuncinya adalah perubahan sosial yang cepat. Beberapa contoh: pergeseran tatanan nilai (ketabuan topik sex, seks bebas, pergaulan remaja, desakralisasi perkawinan), perubahan tatanan prioritas (pembabatan hutan, politik menghalalkan segala cara), perubahan pengetahuan (euthanasia, kloning, KB). 2. Ada perubahan ‘revolutif’, yaitu alat komunikasi. Alat komunikasi (komputer, Handphone, TV, dll) dibangun dan dirancang sedemikian rupa sehingga terkoneksi satu sama lain dan mampu masuk dalam seluruh dimensi dan lapisan masyarakt. Sementara itu, variasi dan inovasi teknologi cyber ini sedemikian cepat dalam variasi maupun kemampuannya. LANJUT. . . 16
q q glungan’ Dalam Persoalan etis muncul di sini: apakah kita sudah mempunyai dasar kebudayaan yang kuat yang bisa menjadi pegangan hidup pribadi dan sosial? (jawabnya: BELUM). Kemudian, apakah kita sadar berada dalam posisi kebudayaan apa dewasa ini? (Mengingat bahwa arus budaya yang sedang menerpa masyarakat kita bukanlah kebudayaan yang berasal, tumbuh, dan berkembang dalam akar budaya lokal)? Terkahir, sadarkah dan tahukah kita (sebagai komunitas kebudayaan atau orang Indonesia keseluruhan): akan kemanakah perjalanan kita ke depan? Jawaban persoalan etis tersebut adalah sebagai berikut. 1] Kitamempunyaiakarbudayalokaltetapiinginkitatinggalkansehinggabisa jadi kita sudah tidak kenal atau akrab lagi dengan budaya lokal sendiri. Dengan demikian, pegangan kita adalah budaya ‘impor’ Barat, yang jelas asing tetapi coba kita hidupi namun belum bisa dipegang secara total. Parahnya, kita hanya melihat ‘budaya pop’ (konsumsi, trend 2, mode 2), bukan jiwa/pribadi barat yang (strik, rasional, disiplin, tertib, budaya baca, eksploitatif-eksperimental, dll) 2] Situasiiniditambaholeharusglobalisasidaninformasiyangdatangbertubi -tubi dan kita tidak tahu harus bagaimana menghadapi arus itu. Kita diam, berhenti, dan mengikuti arus globalisasi dan informasi tanpa mampu membuat penilaian distansi. 3] Apa dan seperti apakah kehidupan: visi, misi, strategi, dan dream, yang LANJUT. . . 17 ingin kita wujudkan? Inilah situasi krisis moral.
Krisis moral tidak hanya berkutat dalam skala nasional/lokal, tetapi juga global/mondial. Bagaimana gambaran krisis moral ini dengan gambaran pergeseran paradigma kebudayaan? 1. 2. Krisis moral merupakan bagian dari persoalan yang lebih luas yaitu, perubaan paradigma kebudayaan (dalam arti seluas-luasnya). Maksud ‘kebudayaan’ di sini adalah seluruh proses dan hasil budidaya manusia. sementara itu, paradigma adalah pola utama yang mendasari pandangan hisup dan tingkah laku sekelompok manusia. Sementara pergeseran adalah perubahan dari satu hasil budidaya ke hasil budidaya lainnya. Bidang-bidang kebudayaan yang mengalami perubahan paradigma adalah politik, ekonomi, sosal, pendidikan, agama dan sebagainya. Dalam konteks pergeseran paradigma kebudayaan. Dalam perjalanan kebudayaan barat, budaya dibagi menjadi 3 tahap perkembangan kebudayaan. 1] paradigma kebudyaan pramodern, 2] paradigma kebudayaan modern, 3] paradigma kebudayaan postmodern KEMBALI KE AWAL 1 18
PERIODE PRA-MODERN NO BIDANG 1. DUNIA 2. Masyarakat Perwujudan diri 4. Waktu 3. KETERANGAN Dunia merupakan sebuah kosmos. Arti kosmos adalah: Semesta alam, susuan yang teratur, dan indah. Dunia adalah kesatuan hidup yang teratur. Kosmos itu bersifat sakral. Harmoni kolektif lebih penting dari hak pribadi. merupakan satu kesatuan hidup yang dilukiskan sebagai satu organisme dimana setiap anggota mempunyai peranannya tersendiri. Perwujudan diri yang ideal berarti menemukan tempat dalam orede sakral itu. Siklus sesuai dengan musim dan ritual hidup. LANJUT. . . 19
PERIODE MODERN NO 1. 2. 3. 4. BIDANG KETERANGAN Objek penelitian rasional. Bukan kosmos sakral, tetapi alam sekular, universum yang dikuasai DUNIA hukum mekanistik sehingga bisa diselidiki, direkayasa, dan dieksploitasi. Individu ditekankan. Masyarakat dilihat sebagai sekunder. Masyarakat perlu demi kepentingan individu. Sebuah masyarakat Masyarak timbul karena sejumlah individu berkumpul untk memperjuangkan at kepentingan tertentu. Hubungan aku dan engkau bersifa fungsional. Masyarakat terbentuk karena ‘kontrak sosial (JJ. Rouseau) Berarti menemukan dan merealisasikan aku yang unik. Perwujud Idea individu muncul dan dibimbing oleh rasionalitas universal untuk an diri kemajuan dan kebahagiaan pribadi. Tidak lagi siklis tetapi linier yang dipecah dan diukur secara Waktu matematik. LANJUT. . . 20
NO BIDANG 1. DUNIA 2. Masyarakat 3. Perwujudan diri 4. Waktu 5. Budaya 6. Simbol KETERANGAN Dunia bukanlah objek tetapi lingkup hidup (home) dimana manusia mewujudkan diri. Dunia adalah kompleks nila dan arti dimana manusia mengada bersama yang lain Duna sellu merupakan dunia manusia. Hubungan aku-sesama dan dunia diantarai oleh bahasa. Bahasa bukanlah alat tetapi mediasi eksistensial. Mediasi aku dan dunia disebut referensi. Aku dan sesama disebut komunikasi. Aku dan diriku disebut pengenalan diri. Hubungan ntara manusia dan hub manusia dengan alam merupakan sebuah dialog. Dialog mengandaikan keterbukaan untukmendengar dan menjawab. Melihat dirinya sebagai makhluk yang mengada bersama orang lain dalam dunia. Relasi dengan dunia ditandai dengan dialektika antara keterlibatan distansi. Perwujudan diri adalah anugrah (Gabe) dan tugas (Aufgabe) sekaligus. Karena pandangan dunia seperti di atas, waktu eksistensial bukanlah waktu matematis yang linier, bukan pula waktu siklis yang senantiasa berulang. Waktu dilihat sebagai bentuk spiral. Keragaman budaya dihargai dan setiap budaya adalah khas dan unik. Untuk itu, diusahakan hubungan dialektis dengan pluralitas budaya. Manusia post-modern menemukan kembali simbol dan mitos purba (pramodern) dan menafsirkannya kembali secara kritis (modern), untuk menemukan lagi arti baru bagi manusia masa kini. Mengapa? Karena manusia tidak hidup tanpa simbol dan mitor (post Modern). KEMBALI KE AWAL 1 21
Apa yang dimaksud dengan Etika secara etimologis? Secara etimologis, Etika berasal dari ethos, la etha (Yunani: biasa, kebiasaan, kandang, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir, adat kebiasaan. ). Dalam arti inilah, Aristoteles memperkenalkan kata ethos atau etika (yang lazim digunakan dalam filsafat Yunani. Jadi, dari etimologis, etika berarti ‘ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. ’ KEMBALI KE AWAL 2 22
Apa yang dimaksud lebih lanjut dengan Etika? Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988), pengertian etika dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu: 1] Etika berarti ‘nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Contohnya: ‘etika kristen’ (The Protestant Ethic and the Spirit of Caitalism, Max Webber), etika Jawa, Etika Budha, Etika. . 2] Etika berarti ‘kumpulan asas atau aturan yang mengatur tindakan baik dan buruk’. Etika dalam arti kedua ini terdapat dalam perkataan: ‘Ikuti kode etik yang berlaku dalam kedokteran’. 3] Etika adalah ‘ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika menjadi sebuah ilmu jika apa yang dimaksudkan point 1 dan 2 di atas direfleksikan dikelola secara sistematik dan metodis (Akan dibahas bagaimana metodologi etika dalam merefleksikan norma atau nilai). Etika sebagai ilmu sama dengan Filsafat Moral. 23
Etika sebagai ilmu Apa beda monyet dan manusia dari sisi etis/moral? Dalam hidupnya, tindakan manusia ada yang berhubungan dengan baik dan buruk tetapi ada pula yang tidak. Kaki mana yang pertama kali masuk ke lobang celana, tidak bermuatan etis; merampok buruh secara etis (lih. Pengertian amoral dan immoral). Sisi baik dan buruk tersebut tidak ada dalam binatang. Monyet tidak mempunyai penilaian baik atau buruk. Jadi, moralitas atau etika hanya dimiliki oleh manusia. [1] moralitas merupakan salah satu dimensi nyata dalam hidup setiap manusia. Perbedaan monyet dan manusia juga terlihat dengan memperhatikan kata harus. Contoh 1: batu dilempar ke atas harus turun ke bawah. ‘Harus’ di sini berarti keharusan alami. Artinya, tanpa usaha apapun juga, batu itu pasti turun ke bawah karena hukum alam. Contoh 2: buku yang dipinjam harus dikembalikan. Mengapa harus? Karena, bisa jadi (dan sering) buku yang dipinjam tidak dikembalikan. Inilah keharusan moral. 24
Keharusan alami berdasarkan hukum alam dan tanpa usaha; terjadi begitu saja. Keharusan moral berdasarkan nilai moral dan perlu usaha; terjadi karena hukum moral mewajibkannya. Mari berfokus pada keharusan moral dan hukum moral. [2] Hukum moral mengarahkan diri kepada kemauan manusia. Orang harus menyetujuinya (terpaksa atau sukarela) sebelum melakukannya. OKI, hukum moral mewajibkan. Kata wajib digunakan di sini karena hanya digunakan dalam konteks moral dan dalam konteks tindakan manusia (bukan monyet). Di sana, ada unsur kebebasan dan pilihan bebas (buku itu bisa dikembalikan atau tidak; tergantung pilihan manusia). Ciri-ciri khas inilah yang membedakan tindakan manusia dan tindakan monyet. 25
Sebagai ilmu, bagaimana etika harus dipahami? Sebagai ilmu, etika dapat dipahami dalam tiga pendekatan. 1] Etika Deskriptif menggambarkan tingkah laku moral dalam arti luas: adat kebiasaan, anggapan tentang baik dan buruk, tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang ada pada individu tertentu, dalam budaya, dalam periode sejarah tertentu. Etika Deskriptif tidak menilai secara moral. Apakah aborsi itu boleh atau tidak boleh, tidak dibicarakan oleh Etika Deskriptif; ia hanya menggambarkan aborsi dari aneka budaya (misalnya) dan dari perjalanan sejarahnya. Ia tidak memeriksa apakah norma itu sendiri benar atau tidak benar. Sekarang, tugas Etika Deskriptif ini dijalankan oleh antropologi, psikologi, sosiologi, atau sejarah. Contoh tokoh yang menjalankan fungsi ini adalah psikolog Swiss Jean Piaget dan Psikolog Amereka Lawrence Kohlberg tentang perkembangan kesadaran moral. 26
2] Etika Normatif melibatkan diri dalam penilaian moral tentang suatu norma moral. Ia tidak hanya memandang dan bersikap netral sebagai penonton. Prostitusi diberi penilaian etis dalam konteks boleh atau tidak boleh. So, Etika Normatif meninggalkan sikap netral dengan mendasarkan pendiriannya atas norma. DKL, Etika Normatif tidak bersifat deskriptif melainkan perspektif, menetukan benar tidaknya tindakan atau anggapan norma moral. Untuk itu, ia juga mengadakan argumentasi dan alasan mengapa tindakan atau norma moral itu baik atau buruk. Pada titik akhirnya, argumentasi itu akan bertumpu pada prinsip etis yang dianggap tidak bisa ditawar lagi. Dengan kata lain, etika normatif bertujuan merumuskan prinsip etis, yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktik. Etika Normatif, selanjutnya, dapat dibedakan menjadi dua: etika khusus dan etika umum (akan dibahas di lain kesempatan). 27
3] Meta-Etika Sebagai ilmu, etika juga berfungsi atau menempati posisi sebagai Meta-etika. (Meta, Yunani, berarti melebihi ata melampaui). Maksudnya, etika (sebagai meta-etika) tidak lagi berbicara tentang moralitas secara langsung, melainkan memeriksa ucapan dan kata dalam konteks etis. Meta-etika bergerak pada tataran bahasa-etis. Sekilas, bahasa dalam etika tidak berbeda jauh dari bahasa keseharian. Tetapi, kalau ditelaah, terdapat ciri khusus dari bahasa etis. Contoh tokoh adalah George Moore, filsuf Inggris. Ia menelaah satu kata ‘baik’ dengan menghubungkan (misalnya) ‘donor organ tubuh itu baik secara moral’ dan ‘mobil itu masih dalam keadaan baik’. 28
Contoh masalah meta-etika yang ramai dibicarakan adalah the is/ought question. Singkat illustrasinya dirumuskan dalam konteks logika. Apakah jika dua premis deskriptif (sifatnya: penggambaran) dapat ditarik kesimpulan prespektif (sifatnya: penilaian moral). Cotohnya kalimatnya: 1. Setiap manusia harus menghormati orang tuanya (premis deskriptif 1), 2. Lelaki itu adalah orang tua saya (premis deskriptif 2), 3. Lelaki itu harus saya hormati (Kesimpulan prespektif). Masalah ini disimpulkan bahwa kesimpulan prespektif hanya dapat ditarik dari premis-premis prespektif. Catatan: etika normatif dan meta etika dibahas bersama-sama. Pada saat meneliti masalah etis mau tidak mau atau sering kali pembicaraan mudah bergeser ke telaah rumusan atau meta-etika. 29
Apa yang dimaksud etika sebagai ilmu filsafat? Kita sudah mempelajari etika sebagai ilmu dalam tiga perpektif/pandangan. Sekarang, kita telaah etika dalam konteks nonfilsafat dan filsafat. Etika deskriptif merupakan etika non-filsafat, sedangkan etika normatif dan meta-etika masuk dalam kategori etika filsafat. Kalau kita membicarakan etika sebagai ilmu filsafat, berarti kita berbicara dalam konteks etika normatif dan atau meta-etika. Sebagai ilmu filsafat, etika bisa dipahami sebagai ‘refleksi rasiokritis, metodis dan sisematis tentang tingkah laku manusia sejauh berhubungan dengan norma. Bagaimana dengan penyair, misalnya, yang berefleksi tentang baik-buruknya tindakan? Penyair merefleksikannya dengan tidak kritis, atau kalaupun kritis, tidak sistematis dan metodis ketat dengan dasar rasio. 30
Sebagai ilmu filsafat, etika merupakan cabang etika yang paling tua. Awal lahirnya filsafat dimulai dari baikburuknya tindakan dan tema ini terus berkembang sejalan dengan sejarah filsafat. Sebagai ilmu filsafat, etika bukanlah ilmu empiris. Ilmu empiris mendasarkan diri pada observasi fakta-fakta dan merumuskan hukum ilmia. Sementara, filsafat mendasarkan diri pada kekuatan pikiran atau rasio dan jangkauan refleksinya tidak terbatas pada fakta-fakta yang terindrawi. 31
Apa yang dimaksud dengan Moral? Apa perbedaan atau persamaannya dengan Etika? Secara etimologis Moral berasal dari kata Latin: Mos, Mores (Adat Istiadat). Arti etimologis Moral sama dengan arti Etika karena keduanya berarti adat istiadat atau adat kebiasaan. Demikain pula, keduanya sama-sama mempunyai arti: nilai dan norma yang menjadi pegangan sekelompok manusia dalam mengatur tingkah lakunya. Dengan demikian, kalau dihubungkan dengan tiga arti atau maksud dari etika, moral mengacu pada arti kepertama, yaitu norma atau nilai. Perbedaannya adalah etika berakar kata Yunani dan moral berakar kata Latin. 32
Bagaimana kita membedakan amoral dan immoral? Concise Oxford Dictionary mengartikan amoral sebagai ‘uconcerned with, out of the sphere of moral, non-moral’. Sementara itu, immoral dijelaskan: ‘opposed to morality; morally evil. ’ Jadi, amoral berarti tidak berhubungan dengan konteks moral atau di luar konteks etis (non-moral). Atau, amoral berarti ‘netral terhadap pertimbangan moral’. Sementara, immoral berarti bertentangan dengan moralitas, secara moral buruk, atau tidak etis; ‘tidak berakhlak. Contoh: “mencuri itu tindakan immoral”, “naik sepeda itu tindakan ammoral (tidak bisa dinilai secara moral). Sementara itu, amoral dan immoral dalam bahasa Indonesia tidak dibedakan secara jelas. Oleh karenanya, penggunaan keduanya sering disamakan. “Tindakanmu tidak bermoral. ” “Mencuri itu immoral sifatnya. ” Kesalah-kaprahan penggunaan dua istilah ini sering terjadi di Indonesia. KEMBALI KE AWAL 2 33
Apa perbedaan Etika, Etiket, Moral, dan Agama? Perhatikan etika, agama, etiket saja! NO 1 2. 3. ETIKA PEMBANDING Etika berhubungan dengan pengertian dan pemahaman. Ia Moral mengajarkan bagaimana memberi sikap kritis bahkan seharusnya manusia hidup menggugat segala norma yang sudah mapan. Agama adl hasil interpretasi perintah Etika merupakan usaha manusia dan hukum dalam wahyu Tuhan. untuk memakai akal budi (Masalah Etis modern tidak dibahas dalam wahyu? ) Etika menyangkut perilaku manusia Etiket menyangkut perilaku manusia. 1. Etika tidak terbatas pd tata cara 1. Etiket menunjuk cara perilaku tertentu. 2. Etika tidak tergantung pada 2. Etika terbatas dalam pergaulan hadir tidaknya orang. 3. Etiket bersifat relatif dalam aneka 3. Etika bersifat absolud sifatnya. budaya. KEMBALI KE AWAL 2 34
Sebutkan dan jelaskan metode umum yang digunakan dalam etika? Metode Umum dibagi menjadi dua: INDUKSI & DEDUKSI. Dari dua metode ini, etika mempunyai dilema. Di satu sisi, sebagai disiplin filsafat yang meneliti praktis atau tindakan manusia, mau tidak mau etika harus menggunakan metode induktif. Sebab, jika tidak, ia akan terlepas dari situasi manusia yang konkret. Tetapi, sebagai disiplin normatif, etika harus menggunakan metode deduktif, yaitu bertolak dari prinsip moral dan mengaplikasikannya dalam situasi konkret. JADI, Etika menggunakan dua pendekatan atau metode, baik induktif maupun deduktif. KEMBALI KE AWAL 2 35
Sebut dan jelaskan tiga metode khusus yang digunakan dalam etika? Ingat: etika deskriptif, etika normatif, dan meta-etika. 1. Metode Fenomenologis Fenomenologi berusaha mendeskripsikan arti sesuatu sebagaimana ia muncul dalam kesadaran. Jika etika menggunakan metode fenomenologis, artinya bahwa etika menggambarkan bagaimana sebuah norma muncul dan terjadi dalam masyarakat. 2. Metode Kritis menyelidiki paham filsafat moral. Meneliti sistem dan teori yang sudah ada. Yang diteliti ialah asumsi dasarnya entah bisa diterima atau tidak. Diteliti juga asas dan prinsip yang dianut; koherensi normanya, yaitu persesuaian atau keselarasan satu bagian denga bagian yang lain sehingga membentuk satu kesatuan norma yang utuh. Kalau ternyata satu teori tidak konsisten maka perlu dicari dimana letak kesalahannya. Kalau etika menggunakan metode kritis, artinya Etika meng-kriti-i norma moral yang ada dalam masyarakat. 3. Metode Metaetis meneliti pengertian moral supaya diungkapkan dalam bahasa dan ungkapan yang tepat dan jelas. Jika etika menggunakan metode ini, artinya bahwa Etika meneliti dan menyelidiki pengungkapan atau pembahasaan norma moral supaya bersih dari bahasa yang rancu dan kabur artinya KEMBALI KE AWAL 2 36
Tujuan mempelajari etika adalah: 1. Kuliah ini membantu kita untuk membuat pendirian dalam pergolakan pandangan-pandangan moral. Mengapa? Karena adanya pluralias masyarakat dimana semuanya mengjukan klaim kebenaran. Kita berada dalam situasi persimpangan yang menuntut pendirian tegas. 2. Kuliah ini membantu kita membuat orientasi hidup. Dengan adanya gelombang modernitas dan postmodernitas, kita seolah hidup dalam masaya yang menuntut kita untuk melakukan transformasi dihampir semua bidang kehidupan, terutama dalam budaya dan sikap terhadap hidup. 3. Kuliah ini memberikan sikap kritis dan obyektif terhadap arus globalisasi. Globalisasi seakan membuat kita kehilangan arah. Kemana kita akan melangkah? Itulah pertanyaannya. KEMBALI KE AWAL 2 37
UMUM MEMBAHAS POKOK FILSAFAT MORAL: KESADARAN DAN PRINSIP MORAL, . ETIKA INDIVIDU ETIKA SOSIAL, ETIKA LINGKUNGAN ETIKA KHUSUS MEMBAHAS BAGAIMANA POKOK FILSAFAT MORAL DITERAPKAN ATAU DIAPLIKASIKAN DALAM KEHIDUPAN KONKRET. KEMBALI KE AWAL 2 38
TERIMA KASIH 39
- Slides: 39