KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DALAM DOKTRIN DEMOKRASI PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DALAM DOKTRIN DEMOKRASI PENDIDIKAN Oleh: IDRUS : 1502521472 M. MISRAN DARMY : 1502521460
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Lembaga pendidikan (Sekolah) yang dikelola dengan baik dari segi pembelajaran dan manajemennya akan menghasilkan output yang berkualitas, sedangkan sekolah yang manajemennya kurang baik tidak akan memberikan kualitas dan lulusan yang baik pula. Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala sekolah merupakan figur sentral dalam pencapaian tujuan pendidikan baik dalam skala mikro (sekolah) maupun makro (nasional).
KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta tidak merasa terpaksa. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang artinya seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan disatu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Sebagai pemimpin pendidikan yang professional, kepala sekolah dituntut untuk selalu mengadakan perubahan, mereka harus memiliki semangat yang berkesinambungan untuk mencari terobosan baru demi menghasilkan suatu perubahan yang bersifat pengembangan dan penyempurnaan, dari kondisi yang memprihatinkan menjadi kondisi yang lebih dinamis, baik segi fisik maupun akademik, seperti perubahan semangat keilmuan, atmosfer belajar dan peningkatan strategi pembelajaran, dll.
Tugas seorang pemimpin lembaga pendidikan islam harus mampu menyelesaikan permasalahan atau konflik yang sedang dihadapinya, seperti: 1. 2. 3. 4. Konflik diri sendiri Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan Konflik antar pemimpin madrasah dengan guru Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua komite (masalah dana pembiayaan operasional madrasah).
DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN Pendidikan yang demokrasi adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya. Demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu: 1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia. 2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat. 3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.
KEPEMIMPINAN DALAM DEMOKRASI PENDIDIKAN Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan berdasarkan demokrasi yang pelaksanaannya disebut pemimpin partisipasi (Partisipative Leadership). Kepemimpinan partisipasi adalah suatu cara pemimpin yang kekuatannya terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Menurut G. R. Terry yang dikutip oleh Maman Ukas, pemimpin yang demokratis mengaggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian, setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan.
Tipe demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang paling ideal, dan dianggap paling baik terutama untuk kepemimpinan dalam pendidikan. karena lingkungan sekolah adalah lingkungan akademis yang heterogen dengan dihadapkan pada karakter kinerja guru yang bervariatif. Pemimpin yang demokratis memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Dalam menggerakan bawahan bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu makhluk yang termulia di dunia. 2. Selalu berusaha untuk menyingkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dari tujuan pribadi bawahan. 3. Senang menerima saran, pendpat, dan kritik dari bawahan. 4. Mengutamakan kerja sama dalam mencapai tujuan. 5. Memberikan kebebasan kepada bawahan, dan membimbingnya. 6. Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses dari pada dirinya. 7. Selalu mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
kepemimpinan pendidikan tidaklah dapat dikatakan berciri demokratis jika kegiatan pimpinan dan situasi kerja yang dihasilkannya tidak menunjukkan secara nyata penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prinsip partisipasi Prinsip Koperasi Prinsip Hubungan kemanusiaan yang Akrab Prinsip Pendelegasian dan Pemencaran Kekuasan serta Tanggung jawab Prinsip Kefleksibelan Organisasi dan Tata kerja Prinsip Kreatifitas
Selesai…!!! Terima kasih…!!!
- Slides: 10