KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN Dr Sry Rosita SE MM

  • Slides: 19
Download presentation
KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN Dr. Sry Rosita, SE. , MM

KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN Dr. Sry Rosita, SE. , MM

KEPEMIMPINAN adalah. . . Suatu ilmu dan seni mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk

KEPEMIMPINAN adalah. . . Suatu ilmu dan seni mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

PEMIMPIN adalah orang yang memimpin atau orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi, dan tindakan kepada

PEMIMPIN adalah orang yang memimpin atau orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi, dan tindakan kepada orang lain. Orang yang diangkat menjadi pemimpin adalah orang yang mempunyai kelebihan dari anggota lainnya baik yang berasal dari dalam diri ( memiliki bakat sebagai pemimpin, dan memiliki sifat-sifat pemimpin) dan yang berasal dari luar diri (memiliki hubungan baik dengan orang yang sedang berkuasa, banyak teman baik, memiliki kekayaan). PIMPINAN adalah Jabatan atau posisi seseorang didalam sebuah organisasi.

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN 1. Teori Sifat 2. Teori Perilaku 3. Teori Kontingensi 4. Teori Situasional

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN 1. Teori Sifat 2. Teori Perilaku 3. Teori Kontingensi 4. Teori Situasional 5. Teori Jalur Tujuan

TEORI SIFAT q Teori-teori yang mempertimbangkan kualitas dan karakteristik personal yang mendiferensiasikan para pemimpin

TEORI SIFAT q Teori-teori yang mempertimbangkan kualitas dan karakteristik personal yang mendiferensiasikan para pemimpin dari yang bukan para pemimpin. q Teori sifat berfokus pada kualitas dan karakteristik personal.

TEORI PERILAKU q Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku pemimpin. Bila perilaku pemimpin ada

TEORI PERILAKU q Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku pemimpin. Bila perilaku pemimpin ada perbedaan yang berarti jika dibandingkan dengan perilaku yang dipimpin, maka kepemimpinan akan dapat diajarkan. Bila kepemimpinan bisa diajarkan, maka pasokan pemimpin bisa diperbesar. q Perbedaan yang paling mendasar antara teori sifat dan teori perilaku adalah terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika teori sifat yang benar, maka pada dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir. Sedangkan jika teori perilaku yang benar, maka kepemimpinan bisa diajarkan atau ditanamkan.

TEORI KONTINGENSI (Model Fiedler) q Fred Fiedler mengembangkan model kontingensi pertama kali bagi kepemimpinan.

TEORI KONTINGENSI (Model Fiedler) q Fred Fiedler mengembangkan model kontingensi pertama kali bagi kepemimpinan. q Model ini menyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif akan bergantung pada kecocokan yang tepat antara gaya kepemimpinan dan seberapa besar situasi memberikan kendali dan pengaruh terhadap pimpinan. q Hasil yang dikemukakan pada model Fiedler adalah jika ada situasi dimana suatu kelompok menuntut seorang pemimpin yang berorientasi tugas tetapi justru pemimpinnya berorientasi hubungan, maka situasi tersebut harus dimodifikasi misalkan dengan mengganti pemimpin yang ada sehingga keefektifan optimum dapat tercapai.

TEORI SITUASIONAL q Model yang berkaitan dengan teori situasional dikembangkan oleh Paul Hersey dan

TEORI SITUASIONAL q Model yang berkaitan dengan teori situasional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. q Teori ini lebih menekankan pada pengikut dibandingkan dengan pemimpin untuk tercapainya kepemimpinan yang efektif. q kepemimpinan yang efektif bergantung dari tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya.

TEORI JALUR TUJUAN q Teori jalur-tujuan pada mulanya dikembangkan oleh Robert House. Pada prinsipnya

TEORI JALUR TUJUAN q Teori jalur-tujuan pada mulanya dikembangkan oleh Robert House. Pada prinsipnya teori ini berpendapat bahwa merupakan tugas si pemimpin untuk membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberikan pengarahan dukungan agar dapat dipastikan tujuan mereka sesuai dengan sasaran secara keseluruhan dari suatu kelompok atau organisasi.

Robert House mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan : 1. Pemimpin yang membiarkan pengikutnya tahu apa

Robert House mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan : 1. Pemimpin yang membiarkan pengikutnya tahu apa yang diharapkan 2. Pemimpin yang mendukung dan menunjukkan perhatian akan kebutuhan para pengikutnya 3. Pemimpin yang partisipatif berkonsultasi dengan bawahannya dan menggunakan saran mereka untuk mengambil suatu keputusan 4. Pemimpin berorientasi prestasi yang menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahannya untuk berprestasi pada tingkat yang tertinggi

GAYA KEPEMIMPINAN q adalah prilaku (tingkah laku) pemimpin pada saat ia berusaha mempengaruhi prilaku

GAYA KEPEMIMPINAN q adalah prilaku (tingkah laku) pemimpin pada saat ia berusaha mempengaruhi prilaku orang -orang yang dikelolanya. q 4 gaya kepemimpinan menurut Robbins & Judge (2017): 1. 2. 3. 4. Gaya Kepemimpinan Kharismatik Gaya Kepemimpinan Transaksional Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Visioner

1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik ü ü a. b. c. d. e. Para pengikut terpacu

1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik ü ü a. b. c. d. e. Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku tertentu pemimpin mereka. Lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik: Visi dan artikulasi. memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik dari pada status quo, dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain. Risiko personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistiskendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.

2. Gaya Kepemimpinan Transaksional ü Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi para

2. Gaya Kepemimpinan Transaksional ü Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. ü Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya.

Empat Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transaksional: 1. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang

Empat Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transaksional: 1. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian. 2. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan. 3. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi. 4. Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan.

3. Gaya Kepemimpinan Transformasional ü Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan

3. Gaya Kepemimpinan Transformasional ü Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan masing-masing pengikut. ü Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok

Empat Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional: 1. 2. 3. 4. Kharisma: memberikan visi dan rasa

Empat Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional: 1. 2. 3. 4. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-hati. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.

4. Gaya Kepemimpinan Visioner ü Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan

4. Gaya Kepemimpinan Visioner ü Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi yang tengah tumbuh dan membaik. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar yang bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya.

KEKUASAAN (POWER) q Kekuasaan: kemampuan untuk mempergunakan kekuatan q BEDA KEKUASAAN DENGAN WEWENANG adalah.

KEKUASAAN (POWER) q Kekuasaan: kemampuan untuk mempergunakan kekuatan q BEDA KEKUASAAN DENGAN WEWENANG adalah. . . • Kekuasaan: kemampuan • Wewenang: Hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik atau kekuasaan yang secara asli melekat pada jabatan yang diduduki oleh pemimpin. Atau dengan kata lain Wewenang adalah kekuasaan yang disahkan oleh suatu peranan formal seseorang dalam suatu organisasi.

SUMBER-SUMBER KEKUASAAN 1. 2. 3. 4. 5. Reward Power : Kekuasaan yang berdasarkan imbalan

SUMBER-SUMBER KEKUASAAN 1. 2. 3. 4. 5. Reward Power : Kekuasaan yang berdasarkan imbalan yang dimiliki pemimpin. Coercive Power: Kekuasaan yang berdasarkan Kekerasan / hukuman yang dimiliki pemimpin. Legitimate Power: Kekuasaan yang berdasarkan Undang-Undang / Hukum yang dimiliki pemimpin. Expert Power: Kekuasaan yang berdasarkan keahlian atau keterampilan dan pengetahuan pemimpin. Referent Power: Kekuasaan yang berdasarkan hubungan atau mengidentifikasikan pimpinan dan mengaguminya serta ingin memperoleh penerimaan dari pimpinan. Semakin dekat seseorang dengan pusat kekuasaan maka semakin berpeluang orang tersebut turut menikmati kekuasaan.