KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INDUSTRI
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENDUKUNG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DISAMPAIKAN DALAM Seminar Nasional Outlook Industri 2018 “Pembangunan Industri Yang Inklusif Dalam Rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas” Jakarta, 11 Desember 2017
Pertumbuhan Ekonomi Dunia Diproyeksikan Semakin Membaik Berdasarkan publikasi IMF dan World Bank, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2018 diproyeksikan semakin membaik. Di sisi lain pertumbuhan negara maju melambat namun negara berkembang meningkat. Sementara inflasi diperkirakan naik pada tahun 2018 IMF Negara Proyeksi PDB Juli 2017 World Bank Proyeksi PDB Oktober 2017 Proyeksi PDB Januari 2017 2018 2017 2018 Dunia 3. 5 3. 6 3. 7 2. 9 2. 7 2. 9 Negara Maju 2. 0 1. 9 2. 2 2. 0 1. 8 1. 9 1. 8 Amerika Serikat 2. 1 2. 2 2. 3 2. 1 1. 9 2. 1 2. 2 Uni Eropa 1. 9 1. 7 2. 1 1. 9 1. 4 1. 7 1. 5 Jepang 1. 3 0. 6 1. 5 0. 7 0. 8 0. 4 1. 5 1. 0 4. 6 4. 8 4. 6 4. 9 4. 2 4. 6 4. 1 4. 5 6. 2 6. 1 India 7. 2 7. 7 6. 7 7. 4 7. 6 7. 8 7. 2 7. 5 China 6. 7 6. 4 6. 8 6. 5 6. 3 - - 5. 2 5. 3 5. 5 5. 2 5. 3 4. 0 3. 9 4. 2 4. 0 3. 6 4. 0 3. 8 23. 8 5. 7 Negara Berkembang Asia Indonesia Volume Perdagangan Dunia (% yoy) Harga Minyak 21. 2 0. 1 17. 4 -0. 2 28. 2 8. 4 (USD per barel) Sumber: World Economic Outlook, IMF Juli dan October 2017; Global Economic Prospects, World Bank January and June 2017 Inflasi (%) Proyeksi PDB Juni 2017 4. 21 3. 15 4. 44 4. 14 4. 07 3. 94 3. 31 3. 29 3. 27 3. 20 3. 23 1. 68 1. 71 2. 05 2. 06 2. 00 2. 08 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Dunia Negara Maju Negara Berkembang 2
Ekonomi Indonesia Tumbuh Stabil dengan Tingkat Inflasi yang Terjaga Perekonomian Indonesia tumbuh 5, 06% yoy, stabil dan masih berada di atas tren global. Perekonomian domestik juga didukung oleh tingkat inflasi yang rendah dan terjaga di kisaran target pemerintah dan Bank Indonesia. Inflasi (%yoy) PDB (%yoy) 18. 00 6. 03 5. 94 IHK Inti Administrated Price Volatile Food 13. 00 6. 38 6. 18 8. 00 3. 00 2016 Nov Sept Juli Mei Mar Jan Jul Jan 2017 Nov 2016 2015 Sep 2015 Jul Jan Jul 2014 May 2013 Mar 2012 Nov 2011 Sep 2010 May 2009 Mar 2008 Nov 2007 Sep 2006 May 2005 -2. 00 Mar Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Jan 4. 71 2017 Sumber: BPS 3
Indikator Ekonomi Indonesia Masih Baik diantara Peers Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah negara-negara BRICS masih cukup baik, hanya berada di bawah Tiongkok dan India. Transaksi berjalan Indonesia masih berada di level yang aman. Defisit Current Account Negara BRICS + Indonesia (% thd PDB) Pertumbuhan Ekonomi Negara BRICS + Indonesia (%) 10 6 8 6. 7 5. 2 6 4 2. 8 1. 4 2 0 1. 8 0. 7 0 -2 -1. 4 -1. 7 -2. 9 -4 -2 -6 -4 Brazil China India 2014 2015 Russia 2016 South Africa Indonesia 2017 Brazil China India 2014 2015 Sumber: WEO IMF October 2017, Angka 2017: Proyeksi Russia 2016 South Africa Indonesia 2017 4
Manufaktur Masih Menjadi Kontributor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi 7. 0 6. 17 6. 03 5. 56 5. 01 5. 0 4. 88 5. 02 5. 01 5. 06 4. 0 3. 0 2. 0 1. 0 0. 0 1. 38 1. 24 2011 2012 Manufaktur Konstruksi Transportasi dan Pergudangan Informasi dan Komunikasi PDB Sumber: BPS 0. 96 1. 01 0. 94 0. 92 0. 75 2013 2014 2015 2016 Q 1 -2017 Q 2 -2017 1. 02 Q 3 -2017 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Jasa Keuangan dan Asuransi 5
Sektor Industri Pengolahan Masih Menjadi Pendorong Terbesar Bagi Ekspor Non Migas (Share: 74, 5 Persen) Menurut sektor, semua nilai ekspor non migas selama 2017 (Jan-Okt) meningkat baik pertanian (14, 6 %yoy), industri pengolahan (14, 3 %yoy), maupun pertambangan (36, 4 %yoy). Sektor industri pengolahan masih menjadi pendorong terbesar bagi ekspor non migas (share: 74, 5 persen) Ekspor Pertanian-YTD (Miliar USD) Ekspor Pertambangan-YTD (Miliar USD) 3. 5 Ekspor Industri Pengolahan-YTD (Miliar USD) 25. 0 120. 0 100. 0 3. 0 2. 5 80. 0 15. 0 2. 0 60. 0 1. 5 10. 0 40. 0 1. 0 5. 0 0. 5 0. 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt 2015 2016 20. 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt 2017 2015 Sumber: BPS Share (%) 2016 2. 2313. 99 2017 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt 2015 2016 2017 74. 48 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan 6
Nilai Investasi PMA dan PMDN Menurut Sektor Triwulan III 2017 PMDN PMA Industri Pengolahan Jasa Hingga Triwulan III 2017, Nilai investasi pada sektor industri pengolahan masih mendominasi baik pada PMA (43, 9%) ataupun PMDN (45, 8%). Sumber: 7
Agustus 2017, Orang yang Bekerja Tumbuh 2, 2% Yo. Y dengan peningkatan tertinggi pada sektor industri (9, 46%) Industri 9. 46 Listrik, Gas, dan Air Minum 9. 18 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 6. 19 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 5. 55 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 5. 24 2. 70 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Total 2. 20 Konstruksi 2. 02 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Sumber: BPS, diolah (4. 87) (5. 86) 8
Perkembangan Share Tenaga Kerja 5 Sektor Utama (%) Share (%) 45. 0 Avg 20072010 Avg 20112015 2016 Industri Pengolahan 12. 4 13. 5 13. 1 25. 0 Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 39. 9 34. 6 31. 9 20. 0 Perdagangan besar 20. 7 21. 4 22. 5 Konstruksi 5. 2 6. 7 Pertambangan dan penggalian 1. 1 1. 3 1. 2 40. 0 Sektor 35. 0 30. 0 15. 0 10. 0 5. 0 0. 0 Industri Pengolahan Sumber: BPS 2007 Ket: Share dihitung dari total penduduk berumur 15 tahun keatas bekerja di sektor tsb dibagi dengan total penduduk 15 tahun keatas yang bekerja Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2008 2009 2010 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 2011 2012 2013 Konstruksi 2014 2015 Pertambangan dan Penggalian 2016 Share tenaga kerja sektor industri pengolahan selama 10 tahun terakhir mengalami peningkatan 0. 6% per tahun sementara sektor pertanian menurun -2. 5% per tahun* *perhitungan CAGR 9
REVOLUSI INDUSTRI 4. 0 Ekonomi digital menjadi kunci peradaban revolusi industri 4. 0 yang akan mendisrupsi banyak aktivitas ekonomi dalam proses bisnis industri 1. 0 2. 0 3. 0 4. 0 • Mechanization • Steam Power • Mass Production • Electricity • Computer & Automation Internet of Things (Io. T) Robotisasi Drone Fintech Ekonomi Digital Genome Technology Industrial Revolution 4. 0 e-Commerce Digitalisasi • Cyber Physical System Additive Manufacturing (AM)/3 D Printing Artificial Intelligence (AI) 10 10
11 KEBIJAKAN MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS
Strategi Kebijakan Pertumbuhan yang Berkualitas Keberhasilan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari kebijakan pemerintah. Paket-paket kebijakan pemerintah berupa pembangunan infrastruktur, memperkuat daya saing, memperkuat kawasan ekonomi, membangun kawasan pariwisata di seluruh wilayah Indonesia dengan didukung kebijakan pemerataan ekonomi. MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KE SELURUH DAERAH Infrastruktur Industri 245 Proyek Strategis Nasional dan 2 Program* Industri Dasar : Besi/Baja, Petrokimia, dan Farmasi Kawasan Ekonomi Industri Hilirisasi SDA, Agro, dan Mineral 11 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan Industri Pariwisata 10 Destinasi Pariwisata Kebijakan Bebas Visa (169 Negara) Kebijakan Pemerataan Ekonomi Lahan Kesempatan Kapasitas SDM TARGET : Petani dan Nelayan Miskin *) Program Kelistrikan dan Program Pesawat Jarak Menengah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan UMKM Ritel Perkotaan Pencari Kerja dan Pengusaha UMKM 12
15 Paket Kebijakan Ekonomi telah diluncurkan untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian domestik Untuk meningkatkan daya saing industri, daya beli masyarakat, investasi, logistik, ekspor, dan wisata. Tahap I, 9 Sept ‘ 15 Meningkatkan daya saing industri nasional Tahap II, 29 Sept ‘ 15 Mempermudah persyaratan perizinan dan menyederhanakan prosedur eskpor Tahap III, 7 Okt ’ 15 Fasilitasi jasa keuangan, pendanaan ekspor dan mengeliminasi hambatan bisnis Tahap IV, 15 Okt ‘ 15 Tahap V, 22 Okt ‘ 15 Jaminan sosial dan perbaikan kesejahteraan masyarakat Meningkatkan iklim industri dan investasi melalui tax incentives dan deregulasi perbankan syariah Tahap VI, 6 Nov ‘ 15 Tahap VII, 7 Des ‘ 15 Tahap VIII, 21 Des ‘ 15 Tahap IX, 27 Jan ‘ 16 Menstimulasi aktivitas bisnis untuk industri labor-intensive yang berskala nasional melalui insentif dalam bentuk proses sertifikasi lahan untuk individu Menyelesaikan perselisihan akuisisi tanah, mengintensifkan produksi minyak lokal, menstimulasi industri pesawat domestik Tahap X, 11 Feb ‘ 16 Tahap XI, 29 Mar ‘ 16 Merevisi Daftar Negatif Investasi dan meningkatkan proteksi untuk UMKM Tahap XIII, 24 Agust ‘ 16 Low Cost Housing untuk masyarakat berpenghasilan rendah Menstimulasi perekonomian nasional melalui fasilitasi UMKM dan industri Tahap XIV, 10 Nov ‘ 16 Roadmap untuk E-commerce Menstimulasi aktivitas ekonomi di daerah terluar dan memfasilitasi avalibilitas komoditas strategis Mempercepat kelistrikan, stabilisasi harga daging dan meningkatkan sektor logistic untuk rural-urban 233 DELETED/ REVOKED Tahap XV, 15 Jun ‘ 17 Perbaikan Logistik 11 5 I–XV 222 TOTAL REGULATIONS COMPLETED UNDER DISCUSSION Tahap XII, 28 Apr ‘ 16 Meningkatkan ranking Indonesia dalam Ease of Doing Business (Eo. DB) INITIAL TOTAL REGULATIONS 97% 3% MINISTRY INSTITUTIONS 167 170 TOTAL COMPLETED 97% PRESIDENTIALPRESIDENSIAL 4752 4250 TOTAL COMPLETED SELESAI 96 % UPDATE: 22 September, 2017 13
Mendorong Daya Saing Melalui Pembangunan Infrastruktur Proyek Strategis Nasional terdiri dari 245 Proyek dan 2 Program – Estimasi Total Investasi USD 327. 2 Miliar Program Project PSN mencakup 15 sektor di tingkat proyek dan 2 sektor di tingkat program ROAD RAILWAY SEAPORT AIRPORT INDUSTRIAL ZONE HOUSING 74 23 10 8 30 3 Projects Electricity 1 PROGRAM Projects Small. Medium Airplane 1 Projects PROGRAM HOUSING 3 Projects WATER & SANITATION 9 Projects DAM 54 Projects IRRIGAIRIGASI TION 77 Projects TECHNOLOGY SMELTER OIL REFINERY FISHERY SEA DIKE 4 6 12 1 1 Projects Projects Note: Nilai investasi didasarkan pada update per bulan Oktober 2017. Data mengenai nilai investasi sedang dalam proses verifikasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) dan BPKP 14
TAHAP 1 Kebijakan Mendorong Percepatan Pelaksanaan Berusaha Pembentukan Satgas K/L & Daerah Untuk Pengawalan dan Penyelesaian Hambatan Perizinan Berusaha Penerapan Sistem Checklist di KEK, FTZ, Kawasan Industri, KSPN Yang Telah Beroperasi Penerapan Data Sharing untuk perizinan TAHAP 2 Reformasi Regulasi di Pusat dan Daerah Online Single Submission (Integrated Business Licensing System) Penyusunan Arsitektur dan Peta Jalan OSS Uji Coba Sistem NOV’ 17 DES’ 17 JAN’ 18 FEB’ 18 MAR’ 18 dst 15
Struktur Satgas Percepatan Berusaha (Nasional, K/L, Provinsi, Kabupaten/Kota) PRESIDEN laporan per bulan PTSP/DPMTSP Koordinasi informasi dan pelaksanaan perizinan berusaha SATGAS NASIONAL Ketua : Menko Perekonomian Anggota: Menko Polhukam, Menko Kemaritiman, Menko PMK, Mendagri, Menkeu, Men. Kumham, Menkominfo, Mensesneg, Men. PAN, Seskab, Kapolri, Ka BKPM koordinasi laporan per bulan Satgas K/L Pendukung PIC: Eselon 1 Satgas Leading Sector PIC: Eselon 1 Satgas Provinsi Pendukung PIC: Sekretariat Gubernur Wakil Pemerintah Pusat Satgas Kabupaten/Kota Pendukung PIC: Sekda supporting Satgas dibentuk untuk meningkatkan pelayanan, pengawalan, penyelesaian hambatan, penyederhanaan, dan pengembangan sistem online dalam rangka percepatan pelaksanaan perizinan berusaha termasuk bagi usaha mikro, kecil, dan menengah setelah mendapatkan persetujuan penanaman modal. 16
Kebijakan Mendorong Pemerataan Ekonomi Perbaikan kesejahteraan masyarakat A tersebut tidak akan berkelanjutan jika tidak didukung dengan kebijakan pemerataan ekonomi • Pembagian akses lahan yang adil kepada seluruh masyarakat • Penetapan prioritas penerima TORA berdasarkan rasio gini tanah, kemiskinan, kebutuhan lahan • Pengembangan usaha pertanian dengan metoda aglomerasi atau cluster Pertanian (Landles Farmer) • Penetapan LP 2 B untuk mencegah penguasaan lahan pertanian oleh non-pertanian • Land consolidation untuk sawah • Riset bibit, sarana pasca panen, sinergi logistik, dan pasar bibit, alsintan dan saprodi lain Perkebunan • • Pendataan dan penegakan aturan lahan kelapa sawit termasuk pendataan land bank Pendataan dan penetapan kebijakan replanting komoditi perkebunan lainnya Mengkorporasikan koperasi yang didukung swasta dan BUMN dengan tujuan meningkatkan nilai tambah Dukungan riset, sinergi pasar, off-taker hasil bumi, dan rantai nilai hilirisasi Urban Poor & Perumahan Terjangkau • • Social Housing financing Land bank dan harga tanah yang terjangkau Pemerintah menegakkan kebijakan tata ruang Nelayan & Budidaya Rumput Laut • Integrasi nelayan dan rumput laut • Aquaculture dan rantai nilai nelayan • Investasi swasta untuk pengolahan dan off-taker rumput laut Sistem Pajak Berkeadilan • Pajak progresif, capital gain tax dan unutilized asset tax • Belanja pemerintah yang berkadilan Lahan B KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI Reforma Agraria Kesempatan Manufaktur dan ICT Pembiayaan dan Anggaran Pemerintah • Penataan dan pendataan dari pasar tradisional / modern, toko tradisional dan toko modern • Pengaturan jarak, lokasi dan zonasi pasar maupun toko modern • Kewajiban menyerap produk setempat • Fair access ke dalam sistem distribusi • Penyempurnaan sistem KUR ke arah pembiayaan usaha yang non-bankable • Program pengadaan yang lebih aksesible untuk pengusaha menengah ke bawah Vokasi, Entrepreneurship dan Pasar Tenaga Kerja • • Ritel dan Pasar C Prioritas Kapasitas SDM • Mengembangkan industri dengan basis SDA dan rantai nilai • Memperkecil gap bunga pembiayaan perusahaan besar dan perusahaan kecil • Melindungi segmen pasar tertentu dari bisnis terintegrasi dan bermodal kuat Identifikasi dan prioritasi sektor, sub-sektor industri unggulan dan profesi Skema job matching antara industri dan vokasi Early childhood intervension Fokus pada skill, collaborative, flexibility dan impact (bukan semata-mata gelar) 17
Target Reforma Agraria Dan Perhutanan Sosial Reforma Agraria TORA LEGALISASI ASET (4, 5 Juta Ha) 1 1 A 2 1 B REDISTRIBUSI TANAH (4, 5 Juta Ha) 2 A SKEMA 1 SKEMA 2 PRONA Tanah Transmigrasi Belum Bersertipikat (0, 6 Juta Ha) (3, 9 Juta Ha) Perhutanan Sosial Lahan Transmigrasi Lama 342, 344 bidang (220. 000 ha) SKEMA 4 HGU Terlantar dan Tanah Terlantar (0, 4 Juta Ha) 32. 952 bidang (9% dari target sampai 2019) SKEMA 5 Pelepasan Kawasan Hutan (4. 1 Juta Ha) Lahan Transmigrasi Baru 567. 124 bidang (380. 000 ha) - LEGALITAS AKSES 2 B SKEMA 6 Pemberian Akses Pengusahaan Hutan dalam periode tertentu (12. 7 Juta Ha) 3 A Capaian Saat Ini 924. 954 bidang/ 323. 733 Ha (8, 3% dari target sampai 2019) 3 185. 958 Ha. (46, 49 % dari target sampai 2019) 750. 123 Ha. (18, 2% dari target sampai 2019) Lahan dari KLHK 3 B Lahan Perhutani dan Inhutani 1. 053. 477 Ha (13. 8% dari target sampai 2019) 18
Link And Match Pendidikan Vokasi & Dunia Bisnis / Industri Pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi isu prioritas nasional untuk menyelesaikan persoalan penyediaan tenaga kerja terampil TANTANGAN 51% Suplai tenaga kerja dalam pasar tenaga kerja tidak sesuai dibutuhkan dunia usaha 21% Penganguran berasal dari lulusan SMK Kebijakan Pemerataan Ekonomi Industri membutuhkan lulusan vokasi yang memiliki sertifikat kompetensi Bonus demografi penduduk Indonesia 2020, yang di dominasi usia muda Lulusan vokasi memiliki sertifikat kompetensi berdasarkan SKKNI Bonus demografi penduduk Kebutuhan bidang Indonesia yang di dominasi pekerjaan vokasional usia muda dimasa mendatang (Future of Jobs) Lahan Kesempatan SDM Vokasi Link & Match Uji kompetensi lulusan vokasi 1. Perubahan Kurikulum SMK Sekolah menerapkan kurikulum vokasi yang mengacu pada SKKNI sebagai acuan uji kompetensi lulusan vokasi 2. Peningkatan Kualitas Pendidik Vokasi 4. Terlalu Banyak Program Studi 3. Kebutuhan Peralatan Minimal 5. Insentif Bagi Sekolah 19
Peningkatan Daya Tarik Investasi Indonesia Opini Positif dari Lembaga Rating Jan Feb Mar Apr May Jun Jul S&P: menaikkan peringkat ke Investment Grade JCR: mengubah outlook dari Stable ke Positive Ease of Doing Business Global Competitiveness Index 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Fitch: mengubah outlook dari Stable ke Positive R&I: mengubah outlook dari Stable ke Positive Moody’s: mengubah outlook dari Stable ke Positive 2015 2016 2017 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 36 2017 72 41 91 106 High rank is better China Thailand India Philippines Indonesia Vietnam Peringkat GCI Indonesia naik dari 41 di 2016/2017 menjadi 36 di 2017/2018. Perbaikan tersebut dapat dilihat di semua pilar daya saing, meskipun kesiapan teknologi, individu, dan perusahaan masih rendah dimana mencerminkan penyebaran indovasi yang belum merata. Indonesia Thailand Vietnam Philippines Malaysia Brunei Ranking Eo. DB Indonesia meningkat secara signifikan dalam kurun 2 tahun terakhir, naik dari 106 di 2016 ke 72 di 2018 (meningkat 34 peringkat). 20
21 PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI
Performa Sektor Manufaktur Negara Berkembang di Dunia Dalam 2 dekade terakhir, sektor manufaktur negara-negara berkembang memperlihatkan kinerja yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya posisi negara-negara berkembang di dalam 20 negara dengan nilai tambah sektor manufaktur terbesar di dunia. Tabel Share Nilai Tambah Manufaktur Terhadap Dunia Sumber: United Nations Industrial Development Organization , 2017 Dapat dilihat dari tabel diatas, China menunjukan kemajuan yang sangat signifikan di sektor manufakturnya dengan menduduki peringkat puncak dunia sejak tahun 2010. Sedangkan Indonesia sebagai negara berkembang lainnya, perlahan merangkak naik dari peringkat 18 di tahun 1990 ke peringkat 11 di tahun 2015. 22
Segmen Sektor Manufaktur Berdasarkan Karakteristik (1/3) Sektor Karakteristik Industri Contoh Industri 35 Global Innovation for Local Market • Kompetisi pasar didasarkan pada inovasi dan kualitas dengan intensitas biaya R&D yang tinggi • Beberapa komponen diperdagangkan secara global dengan produksi dan perakitan secara regional • Industri kimia dan farmasi • Industri peralatan transportasi termasuk industri otomotif • Industri mesin berat, peralatan dan mesin elektrik 27 Energy/Resource Intensive Commodities • Produk merupakan komoditas input/bahan mentah untuk sektor usaha lain • Tidak dapat dengan mudah diperdagangkan • Bersifat padat sumber daya dan energi • Kompetisi harga; sedikit diferensiasi produk • • • Industri produk kayu Industri kertas dan pulp Industri logam/metal dasar Industri produk berbasis mineral Industri minyak bumi, kokas dan produk nuklir Regional Processing • Tidak dapat dengan mudah diperdagangkan • Sangat kompleks dengan biaya logistik yang tinggi • Produk harus segera dijual dan selera pasar lokal menentukan kebutuhan jarak fasilitas produksi dan pasar • Proses produksi secara automasi dengan sedikit biaya R&D • • Industri plastik dan karet Industri metal hasil fabrikasi Industri makanan dan minuman Industri percetakan dan penerbitan Global Technologies/Inn ovators • Persaingan pasar didasarkan kepada R&D dan teknologi canggih dengan intensitas R&D yang tinggi • Dapat diperdagangkan dengan mudah dalam bentuk komponen maupun produk jadi • Industri komputer dan mesin kantor • Industri semikonduktor dan elektronik • Industri presisi, alat medis dan optikal Labor-Intensive Tradables • Bersifat padat karya dengan intensitas tenaga kerja yang tinggi • Memiliki paparan yang tinggi terhadap persaingan harga • Produk diperdagangkan secara global; kebutuhan kedekatan jarak lokasi produksi dan konsumen yang rendah • Industri tekstil, pakaian dan kulit • Industri furnitur, perhiasan, mainan dan produk manufaktur lainnya 23 8 7 Keterangan Sumber: Mc. Kinsey Global Institute : % Nilai Tambah Sektor Manufaktur Global Dengan mengelompokan industri berdasarkan karakteristik sumber daya saing, faktor produksi dan kebutuhan geografis, pemerintah dapat lebih memahami perbedaan sifat produk, operasi dan dinamika yang dihadapi oleh berbagai jenis industri sehingga kebijakan yang dirumuskan menjadi lebih tepat sasaran agar dapat meningkatkan daya saing sektor manufaktur. 23
Segmen Sektor Manufaktur Berdasarkan Karakteristik (2/3) Sektor manufaktur sangatlah kompleks, terdapat 5 segmen di sektor manufaktur yang didalamnya terdapat industri-industri terkait. Dengan pengelompokkan ini kebutuhan dan karakteristik akan setiap industri akan mudah terlihat. Grup 35 27 23 8 7 Keterangan: Intensitas R&D Industri Intensitas Tenaga Kerja Intensitas Modal Intensitas Energi Intensitas Perdagangan Nilai Densitas Chemicals Motor vehicles Other transport equipment electrical machinery Machinery, equipment, appliances Wood products Refined petroleum, coke, nuclear Paper and pulp Mineral-based products Basic metals Rubber and plastics products Fabricated metal products Food, beverage and tobacco Printing and publishing Global Technologies/Inn ovators Computers and office machinery Semiconductors and electronics Medical, precision and optical Labor-Intensive Tradables Textiles, apparel, leather Furniture, jewelry, toys, other Global Innovation for Local Market Energy/Resource Intensive Commodities Regional Processing % Nilai Tambah Sektor Manufaktur Global High Upper-Middle Low Sumber: IHS Global Insight; OECD; Annual Survey of Manufacturers (ASM) 2013; Segmen inovasi global untuk pasar domestik memiliki nilai tambah sektor manufaktur terbesar di dunia yaitu sebesar 35% (2013). Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh industri di segmen ini memiliki tingkat intensitas R&D yang tinggi. Komoditas padat karya berada di urutan paling bawah (7%), hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, seperti automasi dalam sektor manufaktur. 24
Segmen Sektor Manufaktur Berdasarkan Karakteristik (3/3) Grup 35 27 23 8 7 Keterangan: Global Innovation for Local Market Energy/Resource Intensive Commodities Regional Processing Global Technologies/Inn ovators Labor-Intensive Tradables Nama Perusahaan Industri Chemicals Chandra Asri Petrochemical Tbk PT Motor vehicles Astra International Tbk PT Other transport equipment Astra Otopart PT electrical machinery Supreme Cable Manufacturing Corp Tbk PT Machinery, equipment, appliances Grand Kartech Tbk PT Wood products Integra Indocabinet Tbk PT Refined petroleum, coke, nuclear Adaro Energy Tbk PT Paper and pulp Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk PT Mineral-based products ANTAM Tbk PT Basic metals ANTAM Tbk PT Rubber and plastics products Asiaplast Industries Tbk PT Fabricated metal products Vale Indonesia Tbk PT Food, beverage and tobacco Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT Printing and publishing PT. Astra Graphia Tbk Computers and office machinery Erajaya Swasembada Tbk PT Semiconductors and electronics Erajaya Swasembada Tbk PT Medical, precision and optical Mitra Keluarga Karyasehat Textiles, apparel, leather Sri Rejeki Isman Tbk PT Furniture, jewelry, toys, other Integra Indocabinet Tbk PT % Nilai Tambah Sektor Manufaktur Global Sumber: IHS Global Insight; OECD; Annual Survey of Manufacturers (ASM) 2010; 25
Share Sektor Manufaktur Terhadap PDB Beberapa Negara di Dunia 29. 8 Share Manufaktur terhadap total PDB (%) 29. 3 22. 8 21. 0 22. 6 Korea, Rep. Germany 20. 5 Indonesia Sumber: World Development Indicator, WB 18. 8 19. 0 Japan Mexico 16. 6 15. 9 16. 5 India 16. 3 Italy 2015 14. 2 13. 8 14. 1 Spain 12. 3 13. 7 Russian Federation 11. 8 11. 2 11. 7 United States Brazil 9. 8 11. 1 France 9. 7 United Kingdom 2016 § Industri manufaktur masih merupakan mesin pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam aktivitas ekonomi global, dimana industri manufaktur mengkontribusi 2/3 dari perdagangan barang di dunia. § 15 negara dengan kinerja sektor manufaktur terbaik di dunia di tahun 2015 memiliki kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang berbeda-beda dengan rata-rata 17%. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kebijakan yang berlaku di negara tersebut dalam mendorong sektor manufaktur. § Sumbangan sektor manufaktur terhadap PDB di 15 negara dengan nilai tambah manufaktur terbesar di dunia bervariasi, mulai dari 10% di Inggris sampai 29% di Korea Selatan disusul oleh Tiongkok (27%) di urutan kedua, sedangkan Indonesia menempati peringkat ke-4 dengan kontribusi 22% untuk PDB. § Industri manufaktur sangat penting peranannya dalam perekonomian nasional karena dapat menyerap banyak tenaga kerja, memberi nilai tambah pada SDA, dan mendorong konsumsi dan ekspor. 26
Ekspor Barang Dagangan Dunia Berdasarkan Kelompok Produk Utama, 2016 4% 13% 10% 73% Manufactured Goods Agricultural Products Fuels and Mining Products Others/Non spcecified Sumber: World Trade Statistical Review 2017 27
28 TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Tantangan Dalam Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah Industri ketersedian (shortage) dan lemahnya penyebaran infrastruktur, listrik dan air. ► Belum berkembangnya konektivitas nasional dan tingginya biaya logistik ► Banyak dan rumitnya ketentuan berusaha termasuk investasi. ► Tingginya biaya berusaha termasuk illegal payment (ekonomi riba). ► Ketenagakerjaan dan pengupahan yang belum kondusif. ► Ketersediaan SDM/human capital. ► Rendahnya R&D, inovasi, dan teknologi. ► Belum berkembangnya standarisasi dan mutu barang. ► Kurangnya kepastian dan kenyamanan berusaha. ► Gangguan impor dan persaingan usaha. ► Pembiayaan. ► Kurangnya 29
30 STRATEGI KEBIJAKAN EKONOMI DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI
Gerakan Industrialisasi § Menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang dapat mengoptimalkan pengolahan SDA dan mengambil nilai tambah dari proses rantai nilai global termasuk menjadi basis produksi ASEAN. § Menciptakan industri-industri unggulan baru di pasar global (new stars). § Menjadikan Indonesia sebagai produsen produk industri hijau. § Meningkatkan peran industri dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan. § Mengembangkan industri yang dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan secara signifikan. § Mengembangkan SDM sebagai human capital yang diakui internasional. § Mengembangkan standar mutu produk manufaktur sebagai icon kualitas produk internasional § Meningkatkan peranan ekspor produk manufaktur untuk menjaga overall current account § Meningkatkan pasokan produk manufaktur kebutuhan dalam negeri yang berdaya saing tinggi. 31
Mendorong Pengembangan Industri Dasar Sebagai industri dasar, sumber penghasil bahan baku industri dalam negeri, peningkatan impor pada ketiga industri ini dapat menekan nilai tukar Rupiah dan berakibat pada penurunan daya saing Indonesia. Petrokimia Pembangunan Kompleks Industri Petrokimia oleh PT. Pupuk Indonesia di Teluk Bintuni, meliputi pabrik methanol, ethylene, propylene, polyethylene, dan polypropilene. Besi Baja Pengembangan Klaster Industri Baja 10 Juta Ton di Cilegon – Banten Farmasi q Pengembangan Penguasaan Riset q Pengembangan Pasar q Ekspansi BUMN dan swasta nasional ke mancanegara q Mengurangi impor bahan baku obat q Mengurangi beban JKN 32
Strategi Pembangunan Industri Nasional Dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (Ripin) 1 Mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam 2 Pengendalian Ekspor Bahan Mentah dan Sumber Energi 3 Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industri 4 Mengembangkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI), Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan Menengah. 5 Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas 6 Pembangunan industri hijau 7 Pembangunan industri strategis 8 Pembangunan sarana dan prasarana Industri 9 Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri 33
Bagan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) VISI & MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL Industri Andalan Industri Pangan Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Industri Alat Transportasi Industri Elektronika & Telematika / ICT Industri Pembangkit Energi Industri Pendukung Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri Hulu Agro Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara Modal Dasar Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia Teknologi, Inovasi & Kreativitas Prasyarat Infrastruktur Kebijakan & Regulasi Pembiayaan 34
Pembangunan 16 Zona Industri Kuala Tanjung Buton Landak Tanggamus Ketapang Wilmar Serang Tanah Kuning Kendal Jorong Gresik Morowali Batulicin Buli, Halmahera Timur Bantaeng Bintuni Konawe 35
Pembangunan 11 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhoksumawe Sei Mangkei Tanjung Api-api Maloy Batuta Trans Kalimantan Bitung Sorong Tanjung Lesung KEK Manufaktur KEK Pariwisata Hingga 31 Juni 2017, Pemerintah telah mendirikan 11 KEK: 7 KEK Manufaktur 4 KEK Pariwisata Tanjung Kelayang Mandalika Palu Morotai 36
3 7 TERIMA KASIH KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN COPYRIGHT 2017 37
Coordinating Ministry for Economic Affairs Republic of Indonesia Lampiran 38
PERKEMBANGAN JUMLAH TENAGA KERJA 5 SEKTOR UTAMA (Juta Orang) Avg 20072010 Avg 20112015 2016 Industri Pengolahan 5. 5 2. 1 1. 9 Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 8. 7 -1. 8 0. 1 Perdagangan besar 7. 1 2. 7 3. 9 Konstruksi 4. 6 8. 3 -2. 8 Pertambangan dan penggalian 7. 1 1. 5 11. 8 ∆ 2016/2007: 8. 3% Sektor 45. 0 40. 0 ∆ 2016/2007: 29. 8% 35. 0 30. 0 25. 0 Growth (%) ∆ 2016/2007: 25. 6% ∆ 2016/2007: 51. 9% 20. 0 15. 0 10. 0 ∆ 2016/2007: 48. 4% 5. 0 - Industri Pengolahan Sumber: BPS 2007 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2008 2009 2010 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 2011 2012 2013 Konstruksi Pertambangan dan Penggalian 2014 2016 2015 Ket: Jumlah tenaga kerja tahunan sektoral diambil per Agustus 39
Status Kemajuan Proyek PSN dan Program Kelistrikan 35 GW per Oktober 2017 2% Kemajuan 245 PSN + 2 Program per Oktober 2017 59% 245 + 2 PSN 35% 4 proyek sudah selesai 147 proyek dalam tahap konstruksi 1 9 proyek dalam tahap transaksi 4% 87 proyek dalam penyiapan 1 Including 35 GW electricity program under construction category (42% of electricity program has reached construction per October 2017) 948 MW sudah beroperasi 3% 6% 11% Kemajuan Program Listrik 35 GW per Oktober 2017 42% 15. 126 MW dalam tahap konstruksi 13. 673 MW sudah selesai PPA namun belum financial close 35 GW 3. 763 MW dalam tahap pengadaan 38% 2. 328 MW dalam tahap perencanaan Note: Nilai investasi didasarkan pada update per bulan Oktober 2017. Data mengenai nilai investasi sedang dalam proses verifikasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) dan BPKP 40
Target pencapaian PSN di Sektor Energi sampai tahun 2019. . . pada tahun 2019, ditargetkan 24. 450 MW beroperasi di sektor ketenagalistrikan sehingga akan terdapat peningkatan jumlah pelanggan menjadi 72. 488 ribu pelanggan. 1. 300 MW 1. 857 MW 4. 590 24. 450 MW … pada tahun 2019, ditargetkan 6 PSN di sektor energi beroperasi sehingga akan terdapat peningkatan 6. 000 MT kapasitas penyimpanan LPG, dan 23. 000 KL kapasitas penyimpanan BBM di wilayah Indonesia Timur, serta peningkatan produksi gas nasional sebesar 10, 28 MTPA*. 35. 827 MW Proyek dengan target tahap Operasi: • Pipa Gas Belawan-Sei Mengkei • Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga • Tangki Penyimpanan BBM • Tangki Penyimpanan LPG • Tangguh LNG Train-3 • Lapangan Jambaran Tiung Biru • Lapangan Jangkrik WK Muara Bakau 8. 219 MW Proyek dengan target tahap Konstruksi: • Upgrading Kilang Eksisting (RDMP) • Pengembangan Lapangan Indonesia Deepwater Development (IDD) Project • Energi asal sampah kota-kota besar Proyek dengan target tahap Transaksi: • Kilang Minyak Bontang • Kilang Minyak Tuban • Pengembangan Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela Operasi Konstruksi PPA Pengadaan Selesai Transaksi *MTPA: Million Tonne Per Annum Konstruksi 41
- Slides: 41