Kelempok 2 1 2 Pengertian Gondorukem Cara pemanenan

  • Slides: 15
Download presentation
Kelempok 2 1. 2. • Pengertian Gondorukem • Cara pemanenan

Kelempok 2 1. 2. • Pengertian Gondorukem • Cara pemanenan

lanjut Apa itu Gondorukem? ? ? Gondorukem adalah getah dari pohon Pinus (Pinus merkusii)

lanjut Apa itu Gondorukem? ? ? Gondorukem adalah getah dari pohon Pinus (Pinus merkusii) yang kemudian diolah menjadi gondorukem. Gondorukem diperdagangkan dalam bentuk keping-keping padat berwarna kuning keemasan. Kandungannya sebagian besar adalah asam-asam diterpena, terutama asam abietat, asam isopimarat, asam laevoabietat, dan asam pimarat. Produk gondorukem digunakan sebagai bahan baku yang penting bagi industri batik, kulit, sabun cuci, cat, isolator, kosmetik, kertas, vernis, ramuan semir sepatu, pelarut bahan organik, dan bahan pembuatan kamper sintesis. Salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pengolahan getah pinus adalah Perum Perhutani memiliki pabrik pengolah getah pinus baik di Jawa barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lanjut Produk gondorukem yang dihasilkan oleh Perum Perhutani ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri dan

Lanjut Produk gondorukem yang dihasilkan oleh Perum Perhutani ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Negara tujuan ekspor untuk produk gondorukem adalah ke Bangladesh, Korea, Jepang, Karaci, Litagong, Cina, Taiwan, Pakistan, Perancis, Rotherdam, Polandia, Hanburg dan Laspysia. Penghasilan Perum Perhutani Unit I dari hasil ekspor gondorukem pada tahun 2008 mencapai lebih dari Rp 200 Milyar bahkan untuk seluruh Perhutani penghasilan ekspor dari produk gondoruken mencapai lebih dari Rp 500 Milyar. Hal ini menunjukkan bahwa produk gondorukem sebagai hasil hutan bukan kayu produk yang dapat dijadikan tumpuan bagi Perum Perhutani.

Menurut Badan Standardisasi Nasional (Anonim, 2001), gondorukem (Colophony) adalah padatan hasil penyulingan getah pohon

Menurut Badan Standardisasi Nasional (Anonim, 2001), gondorukem (Colophony) adalah padatan hasil penyulingan getah pohon pinus (Pinus merkusii). Nama lain gondorukem, antara lain gum rosin, pine resin, siongka, kucing, dan sebagainya. Daerah penghasilnya tersebar luas di daerah pegunungan di Indonesia terutama di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali (Suryamiharja dan Buharman, 1986 dalam Prawira, 2001). Back

Cara Pemanenan Getah Pinus lanjut Kegiatan pemanenan getah pinus yang dilakukan yaitu dengan cara

Cara Pemanenan Getah Pinus lanjut Kegiatan pemanenan getah pinus yang dilakukan yaitu dengan cara penyadapan. Beberapa cara teknik penyadapan : o Bentuk koakan Teknik ini dilakukan denagn cara mengerok kulot batang lebih dulu, kemudian kayunya dilukai sedalam 1 -2 cm, sedang lebarnya 10 cm. Pelukaan dengan cara ini membentuk huruf U terbalik dengan jarak dari permukaan tanah sekitar 15 -20 cm. Pelukaan yang baru diatas luka lama dengan tebal jarak 5 mm.

lanjut o Goresan atau guratana Cara ini pada penyadapan pinus jarang dilakukan, umumnya dilakukan

lanjut o Goresan atau guratana Cara ini pada penyadapan pinus jarang dilakukan, umumnya dilakukan pada agathis ( kopal ). Hal ini mengingat kulit pinus yang tebal. Goresan dilakukan dengan kemiringan 45° atau melingkar. o Dengan bor Dengan syarat diameter 3 cm, 3 -12 cm ke atas atau ke dalam. Dari keempat teknik tersebut yang paling efektif atau paling banyak menghasilkan getah pinus adalah dengan menggunakan metode koakan, kemuidian teknik bentuk V dan teknik bor.

lanjut Ada dua macam sistem penyadapan getah pinus yang diterapkan di Perum Perhutani yakni

lanjut Ada dua macam sistem penyadapan getah pinus yang diterapkan di Perum Perhutani yakni sistem Rill dan sistem Kuare. Sistem ini lebih cocok bila diterapkan di areal hutan lindung sebab tidak banyak merusak pohon pinus sehingga kelestarian pohon pinus bisa terjaga. Sedangkan kelemahannya adalah getah yang dihasilkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem kuare. 1. Penyadapan Metode Riil Kegiatan penyadapan getah pinus dengan sistem rill adalah sebagai berikut : a. Alat – alat yang digunakan Alat – alat yang dipergunakan terdiri dari : Pembersih kulit (bark shaver), Mal sadap (blaze frame), Alat pemberi tanda sadapan (marking gauge), alat pembuat saluran tengah (groove cutter), pisau sadap (freshening knife), talang sadap (lips), Mangkuk penampung getah (pats), pengeruk getah, dan bor serta alat penunjang lainnya seperti palu, paku, alat semprot (sprayer) dan ember plastic.

lanjut b. Persiapan penyadapan - Pembersihan lapangan sadapan. Sebelum melakukan penyadapan, lapangan / areal

lanjut b. Persiapan penyadapan - Pembersihan lapangan sadapan. Sebelum melakukan penyadapan, lapangan / areal sadapan harus dibersihkan dari perdu dan semak, agar memudahkan para pekerja dan petugas untuk mengadakan pengawasan. Penomoran pohon ditentukan pada ketinggian 200 cm. -Pembersihan kulit. Pohon yang akan disadap harus dibersihkan kulitnya terlebih dahulu dengan alat pembersih kulit (bark shaver) tanpa melukai kayu. Permukaan kulit yang dibersihkan berukuran 30 x 70 cm pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah dan harus benar-benar rata dan halus tanpa adanya alur kulit. - Pembuatan pola sadap Pola sadap dibuat dengan menggunakan mal sadap (blaze frame) pada kulit yang sudah dibersihkan. Selajutnya memberikan tanda sadap dengan alat pemberi tanda sadap (marking gauge). Pola sadap dibuat untuk menetapkan letak saluran tengah dan letak dimana luka sadapan harus dibuat. Sudut antara garis vertical dan garis miring sebesar 40°. c.

c. Pelaksanaan Penyadapan lanjut -Pembuatan saluran tengah (central grove) Dalam tahun pertama sadapan, pembuatan

c. Pelaksanaan Penyadapan lanjut -Pembuatan saluran tengah (central grove) Dalam tahun pertama sadapan, pembuatan saluran tengah dimulai dari bawah menuju keatas. Sedangkan untuk tahun berikutnya pembuatan dimulai dari atas dan ditarik kebawah. Saluran tengah dibuat dengan menggunakan Groove cutter pada bagian tengah pola sadapan. Lebar saluran tengah 10 mm, kedalaman 3 mm dan tinggi 60 cm. -- Pembuatan saluran sadap Saluran sadap dibuat menggunakan pisau sadap (freshening knife) dimulai dari ujung terbawah saluran tengah mengikuti tanda saluran sadap yang telah dibuat. Kedalaman saluran sadap ± 2 mm dan jarak antar saluran 5 cm. -Pemasangan talang sadap Talang sadap dipasang pada pohon dengan paku, kemudian ditekuk keatas dan bagian tengahnya ditekan dengan menggunakan palu agar masuk kedalam saluran tengah, dengan demikian getah dapat tertampung melalui talang. - Pemasangan batok penampung Dibawah talang sadap dipakukan dua buah pasak dari bambu atau kayu untuk dudukan batok penampung getah. Secara berkala batok penampung getah ini harus dinaikkan letaknya supaya tidak terlalu jauh dengan luka sadap yang baru.

lanjut -Perlakuan saluran sadap dengan stimulansia Untuk meningkatkan produksi getah pinus maka setelah saluran

lanjut -Perlakuan saluran sadap dengan stimulansia Untuk meningkatkan produksi getah pinus maka setelah saluran sadap dibuat, stimulansia harus disemprotkan pada saluran sadap. Untuk mendapatkan semprotan yang baik, botol plastik harus dipegang dengan sudut 45° terhadap pohon dan jarak antara ujung penyemprot dengan pohon / saluran sadap ± 15 cm. Dan penyemprotan stimulansia pada setiap luka sadap baru sebanyak ± 1 cc. - Peludangan getah dan pembersihan dari saluran getah Mangkok/tempurung diambil dan getah dituangkan dalam ember plastik. Getah yang masih melekat pada mangkok atau tempurung harus dibersihkan dengan bantuan pengeruk getah (pat scraper). Pada setiap perludangan getah, saluran tengah harus dibersihkan dengan pembersihan saluran tengah (groove cleaner), untuk mencegah penumpukan getah pada saluran. - Frekuensi pembaharuan sadapan Pembaharuan sadapan dilaksanakan 6 hari sekali.

lanjut d. Pelaksanaan Penyadapan Tahun berikutnya Untuk penyadapan sadapan tahun berikutnya dimulai dari ujung

lanjut d. Pelaksanaan Penyadapan Tahun berikutnya Untuk penyadapan sadapan tahun berikutnya dimulai dari ujung atas saluran tengah tahun sebelumnya dan semua langkah yang dikerjakan pada tahun sebelumnya diulangi lagi, dengan mal sadap 20 x 65 cm. Apabila sadapan telah mencapai pada ketinggian 180 cm, maka sadapan selanjutnya harus dialihkan mulai dari bawah lagi dengan jarak 5 cm (dari bidang sadap) disamping sadapan pertama dan seterusnya.

lanjut 2. Penyadapan Pinus Metode Kuare Kegiatan penyadapan getah pinus dengan sistem rill adalah

lanjut 2. Penyadapan Pinus Metode Kuare Kegiatan penyadapan getah pinus dengan sistem rill adalah sebagai berikut a. Alat – alat yang digunakan adalah : petel sadap/kadukul, keruk setal, parang, talang seng, tempurung, kaleng/drum pengutan getah, batu pengasah, minyak tanah, penutup tempurung, paku. b. Persiapan Penyadapan - Pembersihan Lapangan sadapan Sebelum dilakukan penyadapan lapangan / areal sadapan harus dibersihkan dari perdu dan semak-semak, agar sinar matahari dapat langsung menyinari pohon pinus dan memudahkan para pekerja dan petugas untuk melaksanakan pengawasan.

lanjut b. Persiapan Penyadapan - Pembersihan Lapangan sadapan Sebelum dilakukan penyadapan lapangan / areal

lanjut b. Persiapan Penyadapan - Pembersihan Lapangan sadapan Sebelum dilakukan penyadapan lapangan / areal sadapan harus dibersihkan dari perdu dan semak-semak, agar sinar matahari dapat langsung menyinari pohon pinus dan memudahkan para pekerja dan petugas untuk melaksanakan pengawasan. c. Pembersihan Kulit Pohon Pinus - Pada bagian batang yang akan di sadap kulitnya harus dibersihkan / dikerok setebal 3 mm, lebar 15 cm dan tinggi 60 cm.

d. Pembuatan Rencana Kuare / Mal Sadap -Bagan kuare (mal sadap) dibuat tepat di

d. Pembuatan Rencana Kuare / Mal Sadap -Bagan kuare (mal sadap) dibuat tepat di tengah-tengah pohon dengan ukuran lebar 6 cm, tinggi 60 cm dan kedalaman 1, 5 cm dengan alat berbentuk garpu melengkung dengan dua sisi tajam dengan permukaan permulaan setinggi 20 cm dari tanah, kemudian baru disemprot CAS. e. Pemasangan talang dan tempurung. - Talang dipasang menempel pada bagian batas bawah kuare dengan menggunakan paku dan kayu sebagai talamgnya f. Sadapan lanjutan - Sadapan lanjutan harus dilakukan tepat waktu denganketentuan yaitu : 3 hari sekali bila tidak menggunakan CAS dan 5 hari sekali bila menggunakan CAS.

Memory DAPRIL ‘ 05’ TERIMAKASIH Muh. Iqbal ‘ 12’ KELOMPOK 02

Memory DAPRIL ‘ 05’ TERIMAKASIH Muh. Iqbal ‘ 12’ KELOMPOK 02