KEJADIAN LUAR BIASA KLB PERTEMUAN 8 DEASY ROSMALA
KEJADIAN LUAR BIASA/ KLB PERTEMUAN 8 DEASY ROSMALA DEWI, SKM, MKES PRODI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Memahami Kejadian Luar Biasa/ KLB
PENGERTIAN Wabah : Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata yang melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimpulkan malapetaka. Kejadian Luar Biasa / KLB : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah
BATASAN KLB/ WABAH - Semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut, khronis ataupun penyakit non infeksi - Luasnya penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau KLB - Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat dipakai menentukan suatu KLB/ Wabah - Waktu yang digunakan untuk menentukan suatu Wabah/ KLB juga sangat bervariasi
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYELIDIKAN WABAH/ KLB 1. Persiapan penelitian lapangan a. Pemantapan/ konfirmasi informasi meliputi : – Asal informasi adanya KLB laporan W 1, W 2, hasil laboratorium, lap RS (RL 2 a, RL 2 b) atau masyarakat. – Gambaran tentang penyakit yang sedang berjangkit, meliputi gejala klinis, pemeriksaan yang telah dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan hasil pemeriksaannya, komplikasi yang terjadi ( kematian, kecacatan , kelumpuhan) – Keadaan geografi dan transportasi yang dapat dilakukan di daerah KLB
b. Pembuatan rencana kerja, meliputi : – Definisi kasus awal – Hipotesis awal mengenai agent penyebab (penyakit), cara dan sumber penularan. – macam dan sumber data yang diperlukan – strategi penemuan kasus – Sarana dan tenaga yang dibutuhkan
TINGKATAN KASUS Kepastian kasus – Kasus pasti : Ada kepastian pemeriksaan laboratorium, serologi, bakteriologi, virulogi, para sitologi) dengan atau tanpa gejala klinis. – Kasus mungkin : tanda/ gejala sesuai penyakitnya, tanpa dukungan laboratorium – Kasus tersangka : Tanda/ gejala sesuai dengan penyakitnya, pemeriksaan laborotorium negatif. Hubungan epidemiologi – Kasus primer : kasus sakit karena paparan pertama – Kasus sekunder : kasus yang sakit oleh karena adanya kontak dengan kasus primer – Kasus tak ada hubungan : terjadinya sakit bukan karena paparan pertama ataupun kontak dengan kasus.
STRATEGI PENCARIAN KASUS Strategi Keuntungan 1. Penggunaan data Cepat fasilitas kesehatan Kerugian Terjadi bias kasus 2. Kunjungan ke RS atau fasilitas kesehatan 3. Penyebaran kuesioner pada daerah yang terkena Hanya kasus-kasus yang berat Lebih mudah untuk mengetahui kasus dan kontak Cepat, tak ada bias menaksir populasi seleksi Kesalahan interpretasi pertanyaan 4. Kunjungan ke tempat Mudah untuk mengetahui Terjadi bias seleksi dan yang diduga sebagai hubungan kasus dan keadaan sudah spesifik sumber penularan kontrol 5. Survei masyarakat Dapat dilihat keadaan Memerlukan waktu lama yang sebenarnya dan organisasi tim
STRATEGI PENCARIAN KASUS Strategi 6. Survei penderita Keuntungan Kerugian pada Jika diketahui kasus Memerlukan wk lama hasil dengan pasti hanya terbatas pada kasus yang diketahui 7. Survei agent Kepastian tinggi, Mahal, hanya dilakukan dengan isolasi atau digunakan pada jika pemeriksaan lab dapat serologi penyakit dengan carier dikerjakan
KEPERLUAN TENAGA DALAM PENYELIDIKAN KLB Katagori Spesialisasi/ ahli Pembantu Profesi - Ahli epidemiologi - Ahli Klinik - Ahli Kehewanan - Ahli mikrobiologi - Ahli Entomologi - Ahli Sanitasi - Ahli Toxikologi - Perawat - Asisten khusus - Penterjemah - Sopir
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB/ Wabah Dapat dilihat dengan cara membandingkan insidensi penyakit yang tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa/ endemik, pada populasi yang danggap resiko, pada tempat dan waktu tertentu 3. Memastikan diagnosis etiologis – Pemastian diagnosis penyakit pada KLB diagnosis secara spesifik penentuan kasus atau paparan. – Langkah-langkah pengegakkan diagnosa Penyakit KLB Anamnesa, pemeriksaan fisik, Group kasus distribusi gejala/ pemeriksaan penunjang tanda pada kelompok kasus tersebut
4. Mengidentifikasi dan menghitung kasus atau paparan – Identifikasi kasus penting dilakukan untuk membuat perhitungan kasus dengan teliti. Hasil dari perhitungan digunakan selanjutnya untuk mendeskripsikan KLB berdasarkan orang, waktu dan tempat dengan lebih teliti. – Dasar yang dpakai pada identifikasi kasus adalah hasil pemastian diagnosis penyakit. Jika diagnosis pasti belum dapat ditentukan maka dapat digunakan frekwensi gejala klinis untuk identifikasi kasus lebih lanjut.
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang waktu dan tempat a. Deskripsi kasus berdasarkan waktu penggambaran kasus pada periode wabah ( lamanya KLB berlangsung) yang digambarkan dalam suatu kurva epidemik. Kurva epidemik adalah suatu grafik yang menggambarkan frekwensi kasus berdasarkan sat mulai sakit/ onset of illnes selama periode wabah. Kurva ini digambarkan dengan axis horizontal adalah saat mulainya sakit san sebagai axis vertikal adalah jumlah kasus. Periode KLB sangat dipengaruhi oleh : – Jumlah orang-orang rentan yang terpapar terhadap sumber infeksi – Lamanya paparan – Masa inkubasi maximum dan minimum
Sumber/ cara penularan penyakit dapat dilihat melalui tipe kurva epidemik : 1. Common Source Epidemic Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu sama dan singkat. Biasanya ditemui pada penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan (misalnya kolera, typoid) menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam, tidak ada angka serangan ke dua.
Sumber/ cara penularan penyakit dapat dilihat melalui tipe kurva epidemik : 2. Propagated Epidemic Bentuk epidemi dengan cara penularan melalui kontak dari orang ke orang. Terlihat adanya beberapa puncak. Jarak antara puncak sistematis, kurang lebih sebesar masa inkubasi rata-rata penyakit tersebut. 3. Campuran antara common source dan Propagated Kurve ini terjadi pada KLB yag pada awalnya kasus-kasus memperoleh paparan suatu sumber secara bersama, kemudian terjadi karena penyebaran dari orang ke orang (kasus sekunder)
b. Deskripsi kasus berdasarkan tempat Tujuan menyusun deskripsi kasus berdasarkan tempat adalah untuk mendapatkan petunjuk populasi yang rentan kaitannya dengan tempat ( tempat tinggal, tempat pekerjaan) identifikasi sumber penularan c. Deskripsi kasus berdasarkan orang Digunakan untuk membantu merumuskan hipotesis sumber penularan atau etiologi penyakit umur, jenis kelamin, ras, status kekebalan, status perkawinan, tingkah laku atau kebudayaan setempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan) Cara penanggulangan sementara kadang sudah dapat dilakukan sebelum semua tahap penyelidikan dilampaui. Kecepatan keputusan cara penanggulangan sangat tergantung dari diketahuinya etiologi penyakit dan cara penularannya ( Goodman et al, 1990) Sumber dan cara penularan Tahu Tidak Tahu Penyelidikan +++ Penanggulangan + +++ Tidak Penyelidikan +++ Penanggulangan + Keterangan +++ Penyelidikan : Luasnya penyelidikan yang dilakukan Penanggulangan : Dasar dari penerapan secara cepat cara-cara penanggulangan Tanda + : tingkat indikasi response + : rendah Etiologi
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran 4 metoda yang digunakan untuk merumuskan suatu hipotesis pada penelitian epidemiologi adalah 1) Metoda Perbedaan Perumusan hipotesis dilakukan dengan memanfaatkan adanya perbedaan frekwensi suatu penyakit. Apabila frekwensi suatu penyakit jelas berbeda dalam dua situasi dan diketahui pada situasi satu terdapat beberapa faktor yang tidak ada pada situasi yang lain, maka faktor tersebut mungkin sebagai penyebab (ada hubungan) penyakit. 2) Metoda Persamaan Memanfaatkan munculnya suatu faktor pada setiap kejadian penyakit, jika penyakit selalu mencul bersamaan dengan faktor x, maka faktor x mungkin sebagai penyebab penyakit 3) Metoda kesamaan variasi 4) Metoda analogi
8. Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB Keadaan penyebab KLB adanya perubahan keseimbangan dari agent, penjamu dan lingkungan terjadi karena : – Kenaikan jumlah virulensi dari agent – Keadaan yang mempermudah penularan penyakit – Perubahan imunitas penduduk terhadap agent yang pathogen – Lingkungan dan kebiasaan penduduk yang berpeluang untuk terjadinya pemaparan 9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan Tindakan 1. Menghilangkan sumber penularan Contoh - Menjauhkan sumber penularan dari orang - Membunuh bakteri pada sumber penularan - Melakukan isolasi atau pengobatan pada orang yang diduga sebagai sumber penularan 2. Memutus rantai - Sterilisasi sumber pencemaran penularan - Mengendalikan vektor - Peningkatan hygiene perorangan 3. Merubah respon orang - Melakukan imunisasi terhadap penyakit - Mengadakan pengobatan
11. Menetapkan sistem penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi Sistem Surveilansa populasi Pengendalian KLB meliputi pencegahan terjadinya KLB pada populasi tampat dan waktu yang berisiko. Pengendalian selain diketahui etiologi, sumber dan cara penularan penyakit, masih diperlukan informasi lain meliputi : – Keadaan penyabab KLB – Kecendrungan jangka panjang penyakit – Daerah yang beresiko untuk terjadi KLB/ tempat dan – Populasi yang beresiko (orang, keadaan imunitas) 12. Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
TUGAS 1. Mencari laporan KLB yang terjadi dimasyarakat , uraikan langkah dalam melakukan penyelidikan kasus KLB tersebut ( 3 mhs masing-masing uraian)
- Slides: 22